Anda di halaman 1dari 6

Calon Guru Penggerak

SMA Negeri 1 Bukittinggi

AZMIARNI, S.Ag, M.Pd


SMA NEGERI 1 BUKITTINGGI
081374267146
azmiarnieni@gmail.com

Diagram Trapesium Usia

Tugas 1 Refleksi

Jika Bapak/Ibu sudah membuat diagram trapesium usia ini, jawablah pertanyaan berikut:

1. Apa peristiwa positif dan negatif yang saya tuliskan di sana?

Peristiwa positif yang saya alami,

Saya memasuki sekolah tingkat SLTA yang tidak sesuai dengan minat saya. Bersekolah di MAN
1 Bukittinggi merupakan tempat bersekolah yang disepelekan bagi siswa MTsN 1 Bukittinggi,
tempat saya menimba ilmu sebelumnya terutama bagi siswa yang memiliki kategori prestasi
yang baik dan gaul. Karena sekolah tersebut letaknya berdampingan.

Hal ini merupakan imbas dari pengalaman negatif yang saya alami sebelumnya. Untuk masuk
dan memulai bersekolah disana merupakan beban berat bagi saya, apalagi ketika berjumpa
dengan teman-teman MTsN sebelumnya. Ada yang heran kenapa saya mau bersekolah disana.
(Sebenarnya sekolah tersebut untuk standar madrasah adalah baik, namun waktu itu teman-teman
saya lebih mengagungkan sekolah umum (SMA).

Namun ketika memulai sekolah di MAN tersebut diawali dengan penataran P4, saya peringkat 4
( 10 besar terbaik ) dan saya mulai dapat perhatian dari guru dan wakil bidang kesiswaan.
Dilanjutkan dengan Ospek oleh pengurus Osis, saya dijadikan ketua regu, dan dalam hal ini juga
keberanian saya memimpin teman-teman menjadi perhatian oleh kakak-kakak pendamping.

Mulai dari sana, saya kemudian diusulkan untuk menjadi pengurus Osis dan Alhamdulillah
dipercaya sebagai pengurus inti (bendahara). Biasanya yang menjadi pengurus inti adalah siswa
kelas II, namun mungkin dikarenakan saya mulai dikenal oleh angkatan saya maupun di atas
saya, maka saya mendapatkan suara yang membawa saya menjabat pengurus inti.

Tahun berikutnya saya dipercaya sebagai sekretaris Osis, dan banyak kegiatan yang saya ikuti
membawa nama sekolah, diantaranya lomba pidato, Lomba Membaca UUD, Lomba puisi dan
terpilih menjadi petugas anaunser dan saritilawah pelaksanaan MTQ tingkat povinsi di kota
Bukittinggi. Dengan aktifitas tersebut, lambat laun rasa minder saya bersekolah disana hilang,
karena saya menyadari sekolah tersebut merupakan tempat yang cocok bagi saya menemukan
dan mengembangkan potensi yan saya miliki.
Peristiwa Negatif yang saya alami

Waktu saya bersekolah di MTsN 1 Bukittinggi, saya merupakan salah seorang anak yang
berprestasi, juara kelas (1 dan 2). Namun disaat ujian akhir (EBTANAS), hasil nilai saya
sunggung-sungguh diluar dugaan saya, orang tua, teman dan guru. Rata-rata nilai saya hanya
berkisar 5. Hal ini tentunya menjadi tanda tanya besar bagi guru dan teman-teman.

Dengan nilai demikian saya tidak berani menjemput ijazah, akhirnya kakak saya yang datang.
Kemudian kakak saya dipanggil oleh kepala sekolah ke ruangannya, menanyakan apakah saya
punya masalah baik di keluarga atau pergaulan. Kakak saya menjawab tidak, karena dalam
pantauan mereka saya aman-aman saja.

Namun beberapa tahun kemudian saya menyadari bahwa masa tersebut, saya mengalami
pubertas. Saat ujian tersebut yang saya lakukan adalah mengunci kamar, pura-pura belajar.
Padahal saya disibukkan dengan membaca majalah remaja (Aneka yess, anita cemerlang, gadis
dll ) Saya sangat menyukai tumpukan cerpen-cerpen percintaan remaja dalam majalah tersebut.
Saya abaikan menmpersiapkan diri untuk ujian akhir.

2. Selain saya, siapa lagi yang terlibat di dalam masing-masing peristiwa tersebut?

Yang terlibat dalam peristiwa positif adalah Bapak Asmal, selaku Wakil bidang kesiswaan, guru-guru
yang juga memberi perhatian pada saya, baik yang mengajar saya maupun bukan, kakak-kaka kelas saya
yang sepertinya menganggap saya sebagai teman, bukan adik kelas serta teman-teman yang senang
memilih saya untuk mengorganisir kegiatan berkelompok.
Yang terlibat dalam peristiwa negative adalah Wali kelas saya di kelas III MTsN (almarhumah Buk
animar), Kepala sekolah dan wakil.

3. Dampak emosi apa saja yang saya rasakan hingga sekarang? (silakan gunakan roda emosi Plutchik di
Gambar 2 untuk mengidentifikasi persisnya perasaan Bapak/Ibu di masa itu)

Dampak emosi yang saya rasakan pada peristiwa positif adalah Optimis, senang dan gembira.

Dampak emosi yang saya rasakan pada peristiwa negative adalah penyesalan, kecewa, dan
sedih

4. Mengapa momen yang terjadi di masa sekolah masih dapat saya rasakan dan masih dapat
memengaruhi diri saya di masa sekarang?

Dari momen positif yang saya rasakan, saya menyadari bahwa guru harus menggali dan
menemukan potensi siswa. Mereka berasal dari latar belakang yang berbeda, masalah yang
berbeda. Guru-guru hebatlah yang mampu menemukan potensi siswa yang terpendam dan
mengembangkannya. Sehingga mereka menjadi istimewa.

Saya merasakan bagaimana saya dibangkitkan dari keterpurukan mental saya sehingga saya
menjadi seseorang yang dianggap, disayang dan disegani dilingkungan saya. Saya merasa saya
menjadi seseorang yang berarti. Dengan rasa tersebutlah yang kemudian membekas pada diri
saya, sehingga saya menjadi sekarang, Guru PAI yang juga menjadi wakil kurikulum di SMA
Negeri 1 Bukittinggi. Kepercayaan yang ditumbuhkan kepada saya menjadikan saya orang yang
bekerja dengan sungguh hati, terutama sekali untuk orang, lembaga yang telah memberi
kepercayaan. Saya tidak mau apa yang saya kerjakan mengecewakan kepada orang yang telah
mempercayai saya.
Dari momen negative yang saya dapatkan, saya sempat tidak percaya diri dan minder. Malas
menjalin silaturrahmi dengan teman-teman lama saya. Namun sekarang saya sadar, bahwa dalam
hidup ini kita tidak berjuang sendiri, berkemauan sendiri. Ada takdir Allah, dan kegagalan yang
kita alami bukan berarti untuk kita terpuruk, namun itu awal dari kebehasilan kita. Banyak hal
yang diluar perkiraan saya, diluar keinginan saya. Namun sekarang saya yakin, mari kita jalani
hidup dengan enjoy, bekerja ikhlaslah. Insya Allah semua tidak sia-sia.

5. Pelajaran hidup apa yang saya peroleh dari kegiatan trapesium usia dan roda emosi, terkait peran saya
sebagai guru terhadap peserta didik saya!

Pelajaran hidup yang saya peroleh adalah menjadi seorang guru dan orang tua haruslah penuh kasih
sayang dan sepenuh hati.

6. Bagaimana saya menuliskan nilai-nilai yang saya yakini sebagai seorang Guru, dalam 1 atau 2 kalimat
menggunakan kata-kata: "guru", "murid", "belajar", "makna", "peran"?

Berperanlah sebagai guru yang ber-makna bagi murid mu, ada kalanya kamu akan
memperoleh pem-belajar-an dari muridmu.
Tugas 2 Nilai dan Peran Guru Penggerak

1. Apa nilai-nilai dalam diri saya yang membantu saya menggerakkan murid, rekan guru, dan komunitas
sekolah saya?

 Memiliki semangat kerja


 Bertanggung jawab
 Berpikiran terbuka
 Mau bekerja sama
 disiplin

2. Apa peran yang selama ini saya mainkan dalam menggerakkan murid, rekan guru, dan komunitas
sekolah saya?

 Terbuka terhadap inovasi dan berusaha membuat pembelajaran yang menyenangkan dan
berpusat kepada siswa
 Kemampuan menggerakkan rekan guru, terkait dengan tugas tambahan sebagai wakil kurikulum

Anda mungkin juga menyukai