Anda di halaman 1dari 4

Dian Sastrowardhoyo.

Aktris yang naik daun ketika membintangi film yang tayang pada
tahun 2002 berjudul “Ada apa dengan cinta?” ini, kerap dikenal dengan panggilan Dian
Sastro.

Seorang anak tunggal. Ia tak tak punya saudara serumah, hanya tinggal dengan sang
Ibunda. Single parent.

Ya, Ibunda Dian dan juga Ayahnya memustuskan untuk bercerai ketika Dian memasuki
kelas 3 sekolah dasar.

Karena tak punya saudara serumah, Dian kerap kali nongkrong di kamar pembantu, main
di dapur, nge-recokin pembantu saat masak.

Saat pulang sekolah adalah kesempatan bermainnya dengan tetangga-tetangganya

“Pulang sekolah tuh baru main bareng, kerumah temen, naik sepeda, nah kalo udah
magrib baru dicariin, gitu.”

Tetapi, disampingnya perceraian kedua orang tuanya, Dian berkata bahwa Bapaknya
masih tetap tinggal dengannya, serumah.

Hingga pada saat Dian menginjak kelas 1 SMP, akibat liver yang diderita Bapaknya,
tuhan memanggil Bapak Dian untuk menghadap Tuhan dan meninggalkan dunia untuk
selama lamanya.

Bertepatan dengan itu, pada minggu yang sama, Mamah telah berangkat ke luar negeri
untuk melanjutkan pendidikan S2-nya.

“Rabu mamah berangkat, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggunya Bapak meninggal. In same
week aku si anak tunggal ini kehilangan dua figur orang tua.”

Kejadian tersebut membuat Dian terpukul hingga sempat berfikir untuk mengakhiri
hidupnya beberapa kali karena stress berat yang ia alami. Tapi niat buruknya itu
diurungkan. Dian masih sayang Mamah. Dian memikirkan Mamah yang takut tinggal
sendirian ketika saat pulang nanti.

Akhirnya Dian memilih jalan lain untuk menghilangkan stress berat yang ia alami. Dian
mengikuti majalah gadis sampul pada waktu itu

Mengikuti gadis sampul untuk menghilangkan stress dan ingin terus berprestasi untuk
menjadi pelampiasan.

Ia mengakatan bahwa process of learning yang panjang membuat ia menjadi relax dan
flexibel terhadap emosi

“ternyata kalo nangis bukan berarti lemah yah, kaya gitu”


Even you admit yes you are scared, when you admit aku sedih banget gitu, itu gak akan
membuat kita jadi lemah, it tooks courgae untuk merasakan perasaan-perasaan itu

Ia menjadikan hal tersebut sebagai jalan yang sehat untuk tidak hard on er self

Mentor

Ibunya adalah Sosok yang membuatnya menjadi orang kuat seperti sekarang membentuk
pola pikirnya, cara kerja kerasnya, ia harus menjadi seperti mamah, paling tidak, atau
lebih baik darinya.

Aku hampir tiap hari ngeliat mama pulang malem kerja kantor, single handedly ngantor
di bank, nabung buat nyekolahin aku, pokoknya kaki jadi tangan tangan jadi kaki

Kerja keras yang di perlihatkan ibunya membuat ia merasa harus menjadi lebih baik dan
membalas hasil tersebut dengan prestasi.

Nasihat orang tua yang ia tak pernah lupa ketika ada saudara yang memiliki better di
perkeonomian

Hal tersebut membuat dian belajar seseorang tidak dianggap karena ia lebih gak punya.

Yang dahulunya ia tak dianggap

Growing up it was tough, dari sana ia belajar yang namanya rejecting,

Pengalama kelan dian ketika mendpatkan rejecting dari sang sepupu mengantarnya pada
nasehat sang ibu ynag hingga kini selalu ia ingat. Bahwa ia mengerti bahwa harus
berteman dengan siapa saja dan jangan melihat mereka dari status ekonomi

Dian kamu inget mereka bisa gituin kamu skrg tapi kamu kalo rajin belajar, kamu disiplin
sama diri kamu, liat 10 th ke dr skrg, kamu jadi apa dia jadi apa, kalo kamu mau kamu
bisa jadi orang

Orang yang suka ngacuhin orang kaya gitu tidak akan menjadi orang yang bermakna juga

“berteman tuh jangan dipilih deh, kalau orangnya emang asik dan kreatif apalagi buat
kerja bareng, be friends with them. Apalagi keluarga”

Setelsh itu, motivasi yang membangun tersebut membuat dian tersadar bahwa hidup dan
perjalnan hidup tidak hanya serta merta untuk membuktikan pada ibunya bahwa dian
akan menjadi orang. Dulu ia berpikir aagar suatu saat orang tak akan dapat
meremehkannya lagi, seperti pengalam kelam yang pernah ia alami sewaktu kecil

Kamu tuh kalo punya tujuan jangan hanya untuk membuktikan diri ke orang lain.
Karena ketika tujuan itu udah tercapai kamu tidak akan happy, karena harus butuh proff
dari orang tersebut. If ypu wanna proff your self good, juga jangan buat proff to that
person yang pernah ngeremehin lo, karena nanti kalo udh nyampe lo gak akan happy
karena yg lo cari tuh approval dari orang lain.

Find better reason yang karena kamu suka

When you wnna proff yore good, kamu sukes bukan buat diri lo doang, kalau bisa sukses
ada manfaatnya untuk orang lain

Dian sastro yang saat itu memiliki mimpi berkuliah di luar negeri hanya untuk
membuktikan dan menyaingi sepupunya tak percah terwujud. hingga saat ia menyadari
stelah13 tahun berkarir yang mana bertujuan unutk membiayai sekolah nya. 2008/2013
barulah ia dapat memaknai apa arti balaas dendam ynag baik. Hal tersebut yang menjadi
motivsi dian untuk membuka beasiswa dian yang mana untuk menyalurkan uang hasil
berkarir selama 13 tahun diperuntukan bagi anak-anak yang membutuhkan. Yang ia
angggap lebih memiliki tujuan dan nilai hidup yang bermakna dengan memajukan
pendidikan. Ia menyalurkan nya untuk membuka beasiswa Dian.

Perempuan itu need to be smart, menggiring passion dian membuka beasiswa

Motivasinya adalah ibunya. Tanpa belajar langsung, dian menganggap seorang anak
adalah peniru ulung dari sang orang tuanya. Maka dian melihat sosok ibunya yang
pekerja keras lah yang menjadi pangkal jiwa dian yang sekarang ia miliki. waris dari sang
ibu. Pangkal, hal ini juga yang menjadi latar belakang pendapatnya mengenai perempuan
need to be smart Harapan besar dian untuk kemajuan pendidikan. Dorongan

Namun disamping itu, dian juga melihat sisi lain dari program yang ia jalani, bahwa ia
ingin berkontribusi dengan mendedikasikan kemampuan finansialnya untuk pendidikan
di indonesia tercinta ini.

Semua perempuan itu guru bagi keluarganya kelak anak-anaknya nanti, madrasah
pertama, by nature. Pendidikan dimulai dari keluarga

Ia percaya bahwa tantangan ke depan kehidupan lebih besar kelak, ketimbang kehidupan
yang kita jalani saat ini.

Perempuan haruslah berpendidikan, dian mengatakan bahwa tak adil baginya ketika
manusia harus membebankan semua kepada setengah populasi manusia, kaum adam,
mengingat wnaita juga termasuk ke dalam human race.
“kita perempuan bukan ornamental, bukan accecoris, bukan penari latar, kita punya
peranan yang sama dengan saudara laki-laki kita yang lain, we need to help too, we also
human.”

Dian suka belajar. Dian memaparkan arti belajar adalah menemukan hal baru yang bagi
seseorang itu menarik, belajar tak harus dilakuka di lembaga penidikan, atau sekolah, kita
belajar dari mana saja dan kapan saja ketika memang kita mendapat hal baru yang
menarik.

“when you get a right questions your get the right answer”

Setiap dari kita punya bakat belajar, namun dian mengartikan lain dari belajar itu.

Harapannya besar ketika warga indonesia memang betul-betul memiliki ketertarikan


belajar pada hal yang brmanfaat, tak hanya sesuatu yang dapat dikatan “Cuma yang viral-
viral aja.”

Menggiring jawaban dari pertanyaan seperti apa kelak dian ingin dikenal dan di ingat.
Tak muluk-muluk, dian hanya ingin dikenal sebagai dian yang baik dan bermanfaat bagi
semua orang.

Kerap kali memotivasi bagi banyak perempuan di indonesia dengan karya dan
pencapaiannya. Dengan mata yang berlinang aktor kelahiran 1985 ini mengutarakan
pesan nasihatnya yang menyebutkan “kalau lagi ada yang berat yang lagi kita jalani,
gapapa, itu bukan akhir dunia, karena kamu lebih kuat, lebih berani, lebih cerdas dan
lebih baik dari apa yang kamu pikir, jadi jangan berpikir problem itu lebih gede daripada
kamu. Justru kamu yang lebih gede untuk menghadapi problem ynag seperti itu. Never
lose hope”

Tak berhenti samapi disitu

Mengekspresikan

Berkaca dari hal tersebut

Anda mungkin juga menyukai