Anda di halaman 1dari 22

PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK PADA LEMBAGA PERS

MAHASISWA ORANGE DI UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Andini Aprysheila Rachmi. NIM. 6662190007. Artikel ilmiah. Penerapan Kode Etik
Jurnalistik Pada Lembaga Pers Mahasiswa Orange di Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa. SAHRUDIN, M.Pd.

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Penerapan Kode Etik Jurnalistik Pada Lembaga Pers
Mahasiswa Orange Di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa”. Di dalam penelitian ini
terdapat deskripsi mengenai Lembaga Pers Mahasiswa Orage dan melihat bagaimana
penerapan kode etik jurnalistik pada unit kegiatan mahasiswa yang berada di tingkat
fakultas (UKMF) yaitu Lembaga Pers Mahasiswa Orange yang ada di UNTIRTA.
Apakah sudah sesuai dengan kode etik yang ada.
Tujuan peneliti melakukan penelitian adalah untuk mengetahui apa itu LPM Orange
dan bagaimana dengan kode etik yang digunakan dalam lembaga itu.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang mana metode kualitatif tidak
mengandalkan bukti berdasarkan perhitungan secara matematis atau berdasarkan
angka-angka maupun berdasarkan metode statistik, namun penelitian kualitatif
berdasarkan pengamatan secara langsung dan wawancara mendalam.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah LPM Orange merupakan
lembaga kemahasiswaan di UNTIRTA di tingkat fakultas. Yang mana Orange
menghasilkan produk berupa tulisan, infografis dan video narasi. Serta LPM Orange
merupakan lembaga pers kemahasiswaan yang tidak dilindungi oleh peraturan resmi
seperti halnya UU No.40 1999 tentang kebebasan pers. Tetapi Orange UNTIRTA
tentunya tetap saja salam produk yang dihasilkan selalu berpegang teguh tentang
kode etik yang ada.

Kata kunci: media massa, kode etik jurnalistik, LPM Orange UNTIRTA.
THE APPLICATION OF THE JOURNALISTIC CODE OF ETHICS AT THE
ORANGE STUDENT PRESS INSTITUTE AT SULTAN AGENG TIRTAYASA
UNIVERSITY

ABSTRACT

This study is entitled "The Application of the Journalistic Code of Ethics at the
Orange Student Press Institute at Sultan Ageng Tirtayasa University". In this study
there is a description of the Orage Student Press Institute and looks at how the
application of journalistic code of ethics to the student activity unit at the faculty level
(UKMF), the Orange Student Press Institute at UNTIRTA. Is it in accordance with
the existing code of ethics.
The purpose of the researchers conducting research is to find out what LPM Orange
is and what about the code of ethics used in the institution.
This study uses qualitative methods where qualitative methods do not rely on
evidence based on mathematical calculations or based on numbers and based on
statistical methods, but qualitative research is based on direct observation and in-
depth interviews.
Based on the results obtained from this study is the LPM Orange is an agency of the
student at the untire at the faculty level. Which Orange produces the product in the
form of writing, infographic and video narrative. As well as LPM Orange is an
agency of the student's press program unprotected by official regulation as well as the
Law No.40 1999 on the press freedom. But Orange Untirta certainly remains the
greeting of the resulting product always sticks to the existing code of ethics.

Keywords : mass media, journalistic code of ethics, LPM Orange UNTIRTA.


PEDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam dunia Universitas bayak organisasi yang dibuat untuk mengembangkan


dan menyalurkan minat serta bakat mahasiswa. Baik itu organisai internal maupun
eksternal. Disamping mahasiswa harus duduk mendapatkan materi yang disampaikan
oleh dosen, mahasiswa perlu yang namanya berorganisasi agar dapat mengasah
kemampuan yang diminatinya. Banyak juga organisasi atau UKM yang berkaita
dengan jurusan di perkuliahan. Salah satunya yaitu lembaga pers.
Di UNTIRTA sendiri khususnya Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik
menyediakan organisasi atau unit kegiatan mahasiswa, yang dapat mendukung
kegiatan mahasiswa untuk belajar di kampus dalam bidang pers, yaitu LPM Orange.
Sajian informasi adalah berupa berita atau news yang dihasilkan oleh para
jurnalis. Dari banyaknya sumber informasi di media online, masyarakat tentunya
semakin mudah mendapatkan informasi. Tetapi terkadang banyak jurnalis yang tidak
bertanggungjawab tidak mengolah informasi dengan baik sebelum di share ke seluruh
lapisan masyarakat, maka zaman sekarang sering kita jumpai hoaks, informasi keliru
yang simpang siur akibat ketidakbijaksanaan dari seorang jurnalis.
Maka dari itu sebagai sarana informasi atau berita khususnya di kawasan
kampus yang dihasilkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa Orange, perlunya diterapkan
yang namanya etika membuat berita atau yang biasa disebut kode etik jurnalistik.
Lembaga Pers Mahasiswa Orange merupakan organisasi atau unit kegiatan
mahasiswa yang dinaungi oleh Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa. Tujuan adanya lembaga pers ini adalah sebenarnya untuk mewadahi
mahasiswa khususnya mahasiswa FISIP yang mempunyai minat dan bakat di bidang
pers. Pada dasarnya kegiatan yang dilakukan oleh LPM Orange adalah kegiatn
jurnalistik pada umumnya, yaitu mencari, mengumpulkan mengolah, dan
menyampaikan informasi, atau berita. Tetapi tentunya dalam melakukan kegiatan
tersebut perlu yang namanya norma atau aturan ataupun yang bisa kita sebut sebagai
kode etik jurnalistik. Maka pada penelitian ini saya akan menganalisis bagaimana
penerapan kode etik tersebut yang ada di LPM Orange tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu UKMF Lembaga Pers Mahasiswa Orange?


2. Bagaimana penerapan kode etik jurnalistik di LPM Orange UNTIRTA?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan kode etik jurnalistik yang ada di


LPM Orange UNTIRTA`
2. Untuk mengetahui apa itu Lembaga Pers Mahasiswa Orange yang ada di
UNTIRTA
KERANGKA TEORI
A. Komunikasi Massa
Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan
manusia, karena pada dasarnya manusia sudah melakukan komunikasi sejak
lahir. Manusia tidak dapat hidup sendirian, secara kodrat manusia harus hidup
bersama manusia lainnya, baik demi kelangsungan hidupnya, keamanan
hidupnya, maupun demi keturunanya. Jelas karena manusia adalah makhluk
sosial.
Tujuan komunikasi pada hakekatnya adalah, mengubah sikap (to
change the attitude), mengubah opini/pandangan (to change the opinion),
mengubah perilaku (to change the behaviour), dan mengubah masyarakat (to
change the society). Sedangkan fungsi dari komunikasi adalah
menginformasikan (to inform), mendidik (to educate), menghibur (to
entertain), dan memengaruhi (to influence). Komunikasi memiliki bebrapa
jenis, yaitu: komunikasi antarpribadi (interpersonal communication),
komunikasi kelompok (group communication), dan komunikasi massa (mass
communication). Maka penelitian ini akan memfokuskan pada komunikasi
massa.
Komunikasi massa adalah komunikasi yang dilakukan melalui media
mass, seperti media massa cetak/pers (printed mass media communication) dan
media masa elektronik (electronic mass media communication). Cara
penyampaian pesan juga dapat dilakukan dengan berbagai maca media seperti
bertatap muka, melalui surat, telepon, surat kabar, televisi, radio, dan majalah.
Dalam konteks penelitian ini, LPM Orange UNTIRTA ini sebagian
dari media massa, juga sebagai organisasi atau unit kegiatan mahasiswa
fakultas (UKMF) Ilmu Sosial Ilmu Politik, sebagai wadah mahasiswa untuk
berkarya dan mengembangkan minat dan bakat, dengan cara mengikuti dan
sama-sama berkarya untuk menghasilkan informasi yang nantinya akan bisa di
konsumsi oleh masyarakat kampus.
B. Jurnalistik
Akar dari definisi jurnalistik yang perlu kita catat dintaranya adalah
yang dikemukakan oleh Adinegoro, seorang tokoh pers yang menjadi ikon di
kalangan para wartawan. Menurut Adinegoro, Jurnalistik adalah kepandaian
mengarang untuk memberi pekabaran pada masyarakat dengan selekas-
lekasnya agr tersiar seluas-luasnya. Sementara definisi jurnalistik menurut ilmu
komunikasi adalah suatu bentuk komunikasi yang menyiarkan berita atau
ulasan berita tentang peristiwa sehari-hari yang umum dan actual secepat-
cepatnya.
Program informasi dalam kategori hard news dapat dibedakan dengan soft
news berdasarkan sifatnya sebagaimana dijelaskan dalam tabel berikut ini:

Hard News Soft News


Peristiwa harus aktual (baru terjadi). Tidak mesti aktual.
Harus segera disiarkan Tidak bersifat segera.
Mengutamakan informasi terpenting
Menekan pada detail.
saja.
Sangat menekankan sigi human
Tidak menekan sigi human interest
interest.
Laporan tidak mendalam (singkat). Laporan bersifat mendalam.
Teknik penulisan piramida tegak. Terknik penulisan piramida terbalik.
Ditayangkan dalam program berita
Ditayangkan dalam program berita.
lainnya.
Tidak mesti ada peristiwa terlebih
Harus ada peristiwa terlebih dahulu.
dahulu.
METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang dipilih dalam penelitian berjudul “Penerapan Kode


Etik Jurnalistik dalam Lembaga Pers Mahasiswa Orange” adalah penelitian
kualitatif. Metode kualitatif tidak mengandalkan bukti berdasarkan perhitunga secara
matematis atau berdasarkan angka-angka maupun berdasarkan metode statistic,
namun penelitian kualitatif berdasarkan pengamatan secara langsung dan wawancara
mendalam.
Pendekatan ini memiliki ciri-ciri umum seperti analisis data lapangan,
perekaman yang sangat berhati-hati terhadap apa yang terjadi dengan catatan-catatan
dilapangan dan tipe-tipe lain dari bukti-bukti documenter, melaporkan hasil termasuk
deskripsi detail, quotes(kutipan-kutipan), dan komentar-komentar, subjektif (hanya
dalam referesni penulis, penulisa sebagai penggalian interpretasi data), lebih pada
kedalaman daripada keluasan dan hubungan antara teori, konsep dan data dapat
memunculkan atau membentuk teori baru.
Penelitian dilakukan dilakukan pada informan berdasarkan jabatan yang
mereka garap di LPM Orange itu sendiri. Mekanisme penelitiannya adalah peneliti
akan mendatangi informan lalu mewawancarainya, dan juga mewawancarai sebagian
informan lewat sosial media yaitu WhatsApp karena ada kendala dari informan
sendiri yang mengakibatkan peneliti tidak dapat menemui informan secara langsung.
Lalu langkah setelah mewawancarai informan adalah mengumpulkan semua data
yang diperoleh, kemudian mengolah data tersebut.

1. Objek Penelitian
Objek penelitian menunjukkan apa yang akan diteliti atau dicari tahu
dari subjek tertentu oleh peneliti. Dalam penelitian ini, objek penelitiannya
adalah Lembaga Pers Mahasiswa Orange yang ada di Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
2. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan informasi sebagai data penelitian, peneliti
menggunakan teknik penelitian wawancara. Teknik wawancara merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya jawab langsung
kepada narasumber unutk mendapatkan informasi atau data yang diperlukan.
Ciri utama dari wawancara adalah kontak langsung dengan tatap muka (face
to face) antara si pencari informasi dengan informan. Sebelum melaksanakan
wawancara, peneliti sudah mempersiapkan interview guide sebagai pedoman
pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber untuk mendapatkan
informasi mencangkup segala hal tentang objek penelitian yang tidak dapat
diperoleh melalui pengamatan.
Wawancara dalam penelitian ini dilakukan pada:
1. Ari Maulana selaku Pimpinan Umum LPM Orange
2. Risky Dwi Maulana selaku Tim Riset LPM Orange
3. Didi Suhaedi selaku Tim Redaksi LPM Orange
4. Dea Ulfiani selaku Redaktur Pelaksana LPM Orange

3. Teknik Analisis Data


Setelah data dari wawancara dan dokumentasi telah terkumpul, akan
dilakukan pengolahan dan analisis data yang terdiri atas pengujian,
pengkategorian, dan pengkombinasian kembali data-data. Data yang
dihasilkan akan diuji kebenarannya dengan melakukan pengecekan ulang.
Analisa data kualitatif adalah bersifat kualitatif , yaitu suatu analisis
berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangan menjadi hipotesis.
Penelitian ini juga mengupas kode etik yang berkaitan dengan tugas-tugas
jurnalis khususnya dalam pencarian dan penulisan sebuah berita.
Kelemahan dan keterbatasan penelitian.
Dalam penelitian ini memeiliki beberapa kelemahan dan keterbatasan
penelitian diantaranya adalah:
1. Tidak semua para pelaku jurnalis memiliki pengetahuan teknik
jurnalistik yang baik, sehingga belum tentu memahami dengan pasti kode etik
jurnalistik yang ada dan kurangnya pemahaman narasumber pelaku kegiatan
pers/jurnalistik sehingga kesulitan peneliti untuk menggali informasi lebih
banyak
2. Kurangnya kemampuan peneliti, sehingga penilaian penulis dalam
hubungan pendekatan yang menyebabkan narasumber kurang mampu
menjawab lebih dan penulis kurang mengeksplore sehingga menyebabkan
jawaban narasumber multi interpretasi.


ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi LPM Orange


Orange adalah sebuah lembaga penerbitan mahasiswa di kampus Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Serang, Banten. Media baru yang berbentuk
bulletin ini digagas oleh Bapak Idi Dimyati selaku dosen sekaligus Pembantu
Dekan 3 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Untirta. Orange berdiri pada hari
Sabtu, 30 Oktober 2010, pukul 10.25 WIB di Ruang Serba Guna FISIP Untirta.
Nama Orange adalah hasil musyawarah bersama para anggota angkatan
pertama. Orange melambangkan identitas Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Untirta yang merupakan induk dari media ini. Dengan tag line yang bertema Fresh
and Critical, seperti buah jeruk yang memeiliki rasa yang manis dan asam,
Orange berusaha menampilkan informasi-informasi yang segar dan kritis. Dan
berusaha memberikan hal yang baru.
Setelah satu tahun berdiri, Orange disahkan menjadi salah satu Unit Kegiatan
Mahasiswa Fakultas (UKMF) Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada tahun 2010.
Lembaga Pers Mahasiswa Orange merupakan organisasi atau unit kegiatan
mahasiswa yang dinaungi oleh Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa. Tujuan adanya lembaga pers ini adalah sebenarnya untuk
mewadahi mahasiswa khususnya mahasiswa FISIP yang mempunyai minat dan
bakat di bidang pers. Hasil yang di produksi oleh LPM Orange ini bukan hanya
media berita berupa tulisan saja, tetapi Orange juga memproduksi infografis
(Informasi dan grafis), dan juga narasi berita yang sedang Orange kembangkan.
Selain itu untuk masyarakat kampus/mahasiswa yang ingin mengirim berita
untuk diposting belum bisa untuk sekarang. Tatapi Orange menyediakan wadah
untuk mahasiswa yang ingin mengirim tulisan berupa puisi/sastra, artikel (ulasan
buku/film/makanan/tempat wisata) serta tips & trik, untuk kemudian di
publikasikan.
Program tersebut adalah OSAMI atau Orange Sabtu Minggu. Untuk info lengkap
serta rules lihat gambar dibawah ini.

Gambar 1.1
B. Pemahaman Narasumber Tentang Kode Etik Jurnalistik
Tidak semua pelaku jurnalis paham akan kode etik jurnalistik. Dalam dunia
jurnalistik, etika jurnalistik diatur melalui kode etik jurnalistik. Dimana kode etik
jurnalistik sendiri adalah rambu-rambu, kaidah peuntun sekaligus pemberi arah
kepada para wartawan tentang apa yang seharusnya dilakukan dan tentang apa
yang seharunsya tidak dilakukan dalam menjalanka tugas-tugas jurnalistiknya.
Berikut adalah penjelasan tentang kode etik jurnalistik oleh narasumber menurut
versi mereka masing-masing:

Apa yang anda ketahui tentang kode etik jurnalistik?


Kode etik jurnalistik menurut Rizky:
“Yang saya tau yah. Kode etik jurnalistik mungkin lebih kaya ke ini sih, kita sebagai pers
harus tau apa yang kita liput, pertama. Kedua, dalam segi penulisan banyak pers-pers
yang nulis itu ngambil dari portal berita online yang lain dan itu yang harus dijaga sama
temen-temen Orange, bahkan untuk foto pun di Orange, ketika itu bukan foto anak-anak
yang ngambil, itu tidak boleh dipakai. Kecuali kita taro nama yang ngambil beritanya,
eh ngambil fotonya. Semisal foto dari siapa, misal kita ambil dari orang lain, kita taro di
foto itu terus atau ngambil di google kita taro linknya, gitu sih.”
Sedangkan menurut Dea:
“Jadi kode etik yang saya pahami itu kaya landasan yang dipakai seorang wartawan
dalam menjalannkan tugasnya. Ada batasan tertentu yang, yang dibolehin, yang
dilarang, yang diharuskan, gitu. Jadi , agar bisa menciptakan berita yang, informasi
yang benar yang tepat, tidak merugikan narasumber yang diwawancarainya, ataupun
pihak-pihak tertentu. Kode etik ini yang diatur ada di UU Pers Nomor 40 tahun 2009.
Menurut dewan pers, menurut asosiasi jurnalistik, asosiasi wartawan gitu intinya mah
sebagai landasan seorang wartawan dalam menjalankan tugasnya dalam menyampaikan
informasi dan berita.”

Satu lagi versi Didi:


“Pedoman bagi para jurnalis agar tidak menyalahgunakan wewenang pers.”

Jadi kode etik jurnalistik adalah suatu pedoman, suatu norma yang digunakan
oleh seorang jurnalis dalam menjalankan tugasnya agar tidak menyalahgunakan
wewenang pers. Dengan demikian kode etik jurnalistik juga mencangkup etika
seorang jurnalis tentang apa saja yang boleh dilakukan dan apa saja yang dilarang.
Sesuai dengan UU No.40 tahun 1999 pasal 1-5, yang intinya seorang wartawan
dalam menjalankan tugasnya harus berdasarkan pada UU tersebut, menghasilkan
berita yang akurat, berimbang dan tidak beritikat buruk. Serta mnyajikan berita
berupa fakta bukan kebohongan.

C. Penerapan Kode Etik Jurnalistik


Dalam LPM Orange tentu juga ada yang namanya pedoman yang harus
dipatuhi sebagai rambu-rambu dalam menjalankan tugas sebagai seorang jurnalis.
Berikut adalah beberapa jawaban yang diberikan oleh narasumber mengenai kode
etik yang diberlakukan di dalam Lembaga Pers Mahasiswa Orange.

Bagaimana penerapan kode etik jurnalistik di LPM Orange?


“Dengan cara disiplin. Berpegang teguh pada visi misi organisasi serta
berpedoman pada adat.”

“Kode etik... Gini sebenernya yang pertama LPM dengan pers media konvensinal
itu berbeda , iyakan? dan LPM ini sebenernya tidak dipayungi dengan hukum
seperti ada namanya undang-undang kebebasan pers. LPM, Lembaga Pers
Mahasiswa itu tidak dilindungi, itu tidak ada di dalam Undang-Undang Nomor 40
tahun 1999, gitu. Isinya tentang kebebasan pers dan itu banyak point per ayatnya,
gitu. Dan terus tentang kode etik kita kalo kode etik dari Orange sendiri kita tetep
mengikuti kode etik jurnalistik. Dan kaidah jurnalistik yang ada itu.. Tim redaksi
memliki SOP dan itu juga harus kita mirroring dari kode etik jurnalistik yang ada.
SOP untuk penulisan berita tersebut, kalo misalkan tidak sesuai dengan apa, tidak
sesuai dengan SOP maupun kode etik jurnalistik, itu gak bisa kita naikkan. Itu
semua kewenangan di tim redaksi.”

Menangkap dari informasi yang diberikan narasumber Ari, bahwasannya


LPM merupakan berbeda dengan pers media konvensional. Ketika pers media
konvensional dipayungi dengan UU No 40 tahun 1999, Lembaga Pers Mahasiswa
tidak ada perlindungan UU seperti itu. Penerapakan kode etik orange juga berkaca
pada kode etik jurnalistik yang telah ada.

Beralih kepada pendapat narasumber lain


“Alhamdulillah sih yah, untuk anggota Orange, penerapannya bagus karena
emang kita jaga ketat untuk kode etik itu sendiri, karena ketika ada anak orange
yang melanggar kode etik itu sneidiri itu bisa kena SP 1 , langsung.”
Ditegaskan dengan jelas oleh narasumber Rizky, bahwa ketika ada yang
melanggar etika berjunalistik di dalam lembaga pers maka dengan tegas akan
ditindak dengan memberikan surat peringatan.
Informasi lain yang diberikan narasumber Dea menjelaskan lebih rinci apa saja
yang diterapkan di LPM Orange sebagai etika berjurnalis.
“Tentu kami berusaha semaksimal mungkin untuk menerapkan kode etik jurnalistik
yang ada di Indonesia. Kan dewasa ini mahasiswa yang idealis dalam hal, di kode etik
kan ada indepeden, kami berusaha mengutamakan independen ga berpihak kemanapun,
berpihak kebenaran, tidak menyudutkan salah satu pihak dan ga lupa kami juga ga,
walaupun kami mengritik tapi kami tepat menganut.... Terus yang kami beritakan yan
memang kenyataan, bukan memfitnah atau bukan karena kami ga suka, itu engga, itu
sama sekali ga ada. Karena di kode etik kan sudah sangat tertuang dengan sangat jelas
ya, independen ga memihak, terus menyampaikan kebenaran , gitu. Itu yang kami
pegang, itu yang selalu kami pegang.”

Secara garis besar penjelasan dari semua narasumber memiliki pengertian


yang sama tentang kode etik yang diterapkan dalam LPM Orange yaitu mengikuti
kode etik yang ada dan berusaha tidak melanggar etika membuat berita. Tetapi
dari narasumber tidak menjelaskan mengenai hukum yang mengatur kode etik
jurnalistik itu sendiri, seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwasannya tidak
LPM tidak dipayungi dengan hukum seperti halnya UU kebebasan pers.

SIMPULAN
Dari analisis yang telah dipaparkan sebelumnya dapat kita simpulakan bahwa
sebagai lembaga pers yang meproduksi berita melalui media massa dalam bentuk
tulisan, infografis maupun juga video narasi kepada masyarakat kampus
khususnya lingkup mahasiswa FISIP sendiri. Memberitakan informasi berupa
softnews maupun hardnews, LPM Orange dalam menerapkan kode etik
jurnalistik tentunya menyesuaikan dengan kode etik jurnalistik yang ada. Berhati-
hati ketika mengunggah berita dengan berlandaskan kode etik yang ada, tentang
apa saja yang boleh dilakukan dan apa saja yang dilarang.
Lembaga Pers Mahasiswa juga tidak ada UU resmi yang mengatur. Tetapi
Orange tetap berpegang teguh pada kode etik yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA

Morissan.2008. Jurnalistik Televisi Mutakhir.Jakarta: Kencana


Effendy, Onong Uchjana.2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung :
Citra Aditya Bakti
Kriyantono, Rachmat.2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana
Prenada Media Group

SKRIPSI
Irsanty, Bella Radiana. 2016. Penerapan Kode Etik Jurnalistik Dalam Program
Berita Citizen Journalist di Televisi (Studi Program NET 10 di NET TV).
Skripsi. Jakarta: Universitas Al Azhar Indonesia.
Putri, Dianita Wahyu. 2018. Komunikasi Pemasaran Produk Airku (Studi Kasus
Praktik Komunikasi Pemasaran Produk Airku Periode 2014 – 2017).
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
PANDUAN WAWANCARA LPM ORANGE

I. Riwayat Informan
1. Nama, usia, pendidikan
2. Apa yang melatar belakangi anda ikut LPM Orange?
3. Sudah berapa lama ikut Orange?
4. Proses sampai jadi ketua? *untuk ketua

II. Tentang Orange dan Pemahaman Mengenai Orange


1. Apa itu LPM Orange ?
2. Bagaimana perkembangan Orange di UNTIRTA ini?
3. Adakah syarat-syarat ikut dalam PLM Orange?
4. Mengala nama LPM ini Orange? Apa filosofinya?
5. Siapa target pembaca dari berita yang Orange terbitkan?
6. Apa saja yang di produksi oleh LPM Orange?
7. Untuk ke depannya Orange akan membuat konsep seperti apa yang bisa
membuat LPM ini lebih eksis dikalangan masyarakat kampus?

III. Pemahaman Mengenai Kode Etik Jurnalistik


1. Apa yang anda ketahui tentang kode etik jurnalistik?
2. Bagaimana penerapan kode etik jurnalistik di LPM Orange?
3. Apakah seorang jurnalis harus mematuhi kode etik yang ada?
4. Apakah masyarakat selain anggota Orange boleh mengirim berita ke
Orange?
5. Apakah kegiatan pers dapat mengubah pola pikir?

IV. Evaluasi LPM Orange


1. Seperti apa evalusi program yang dilakukan oleh pihak internal LPM
Orange dan seberapa sering?
TRANSKIP WAWANCARA

Andini : Pertanyaan pertama, apa yang melatarbelakangi anda mengikuti LPM


Orange?
Dea : Awalnya karna masuk Ikom tuh gue gak tau apa-apa tentang jurusan ini,
yg tau modal di ikom tuh kalau gak ngomong ya nulis. Nah terus pas ospek
jurusan liat LPM Orange belajar tetang nulis, yaudah tuh masuk. Dengan
tujuan siapa tau dengan masuk di UKM LPM Orange, saya bisa mengenal
dan lpm orange bisa menunjang juga mengasah kemampuan saya di jurusan
Ikom
Andini : Ohh iya bener ka saya juga gitu,
Dea : Nahh iya kann
Andini : Terus kaka udah berapa lama ikut orange?
Dea : Dari maba, tahun 2016 kira-kira
Andini : Terus ka lpm orange tuh apa sih ka sebenernya? deskripsinya?
Dea : Jadi LPM Orange itu, kan itu UKM yang dinaungi sama FISIP. Kalo untuk
kegiatannya LPM Orange kan udah jelas nih ya, Lembaga Pers Mahasiswa.
Pers berarti kan yang berhubungan dengan kewartawanan, yang dimana
kegiatan itu ya berarti mencari berita, membahas suatu isu, terus
diberitakan, terus dikonfirmasi, terus disebarluaskan lewat media sosial
kaya OA Line, web sama Instagram sama Twitter juga gitu, iyah, kan yang
namanya ngeliput berita kan berarti kita nulis, fotografi, video juga, desain
juga. Terus setelah itu juga ada marketingnya juga, kira-kira gitu.
Andini : Terus perkembangan LPM orange di untirta gimana ka?
Dea : Perkembangannya dalam hal apa?
Andini : Progressnya ka
Dea : Awal mula kan salah satu hasil dari LPM Orange itu berita yang terbitkan
di media cetak seperti majalah atau buletin. Semakin ke sini bentuk berita
yang kami hasilkan sudah di terbitkan di online, bahkan buletin kami pun
ada dalam di onlinenya. Gak cuma itu, berita kami tidak hanya dalam
bentuk tulisan, tapi dalam bentuk infografik juga video narasi. Dalam hal
isu berita juga lingkup kami tidak hanya di fakultas atau Untirta saja, tapi
sudah ke nasional.
Andini : Oiyah kaka tau ga kenapa nama lpmnya orange?
Dea : Iyaaa tau sedikit
Andini : Iyah ka apa tu filosofinya?
Dea : Jadi dulu, kenapa namanya LPM Orange, karena dulu nama pendirinya ini
kata orange itu mengarah pada buah jeruk kan slogan di Orange itu fresh
and critical. Nah buah jeruk kan itu, rasanya itu agak-agak, buah jeruk itu
emang rasanya seger kan tapi agak-agak asem, nah segernya itu mengarah
ke slogan fresh dan asemnya itu ke critical. Kaya, walaupun jeruk itu asem
tapi bikin seger sama aja kaya Orange walaupun bikin kritik, tapi juga ada
fresh-fresh nya kaya berita-berita menarik, gitu. Kira-kira begitu lah.
Andini : Ohh iyaa tag line nya kan fresh and critical ya ka
Dea : Iyaaa
Andini : Terus itu yang di produksi sama orange ya ka? gak cuma media berita
dalam bentuk tulisan tapi infografis sama video narasi?
Dea : Iyaaa untuk video narasi dan infografis masih kami terus kembangkan dan
pelajari.
Andini : Ka, kalo misalkan ada masyarakat kampus pengen gitu ngirim berita ke
orange? itu bisa ga sih??
Dea : Bisaa banget. Jadi setiap sabtu sm minggu ada namanya Osami (Orange
Sabtu Minggu) nah ini diperuntukkan untuk siapa pun yg ingin tulisannya
dipublikasikan, bisa puisi, opini, atau artikel
Andini : Itu lewat mana ka program osami?
Dea : Lewat mana ngirim tulisannya?
Andini : Iyaaa
Andini : Terus ka, kaka sendiri tau ga tentang yang namanya kode etik jurnalistik?
Menurut kaka apa sih kode etik jurnalistik?
Dea : Jadi kode etik yang saya pahami itu kaya landasan yang dipakai seorang
wartawan dalam menjalannkan tugasnya. Ada batasan tertentu yang, yang
dibolehin, yang dilarang, yang diharuskan, gitu. Jadi , agar bisa menciptakan
berita yang, informasi yang benar yang tepat, tidak merugikan narasumber
yang diwawancarainya, ataupun pihak-pihak tertentu. Kode etik ini yang
diatur ada di UU Pers Nomor 40 tahun 1999. Menurut dewan pers, menurut
asosiasi jurnalistik, asosiasi wartawan gitu intinya mah sebagai landasan
seorang wartawan dalam menjalankan tugasnya dalam menyampaikan
informasi dan berita.
Andini : Wah mantap ka
Dea : Oiyah ada yang ketinggalan, jadi kan dibilangkan sebagai landasan yah
karena wartawan itu mempunyai tanggung jawab yang lebih atas informasi
yang diberikan, mangkannya beritanya itu harus indepeden, berimbang,
akurat, terus harus tidak berpihak kemanapun, tidak boleh ada unsur SARA,
unsur menjelekkan salah satu pihak, terus tidak boleh pornografi, dan harus
menyampaikan informasi yang sesuai dengan data dan fakta yang ada.
Andini : Wah mantap ka penjelasannya, terus kalo penerapan kode etik itu sendiri
di Orange gimana ka?
Dea : Tentu kami berusaha semaksimal mungkin untuk menerapkan kode etik
jurnalistik yang ada di Indonesia. Kan dewasa ini mahasiswa yang idealis
dalam hal, di kode etik kan ada indepeden, kami berusaha mengutamakan
independen ga berpihak kemanapun, berpihak kebenaran, tidak
menyudutkan salah satu pihak dan ga lupa kami juga ga, walaupun kami
mengritik tapi kami tepat menganut, walaupun kami mengritik tapi kami
tidak memberatkan salah satu pihak, bukan memberatkan sih tapi
maksudnya kaya ga menjelek-jelekkan satu pihak tanpa suatu alasan, nah
gitu. Terus yang kami beritakan yan memang kenyataan, bukan memfitnah
atau bukan karena kami ga suka, itu engga, itu sama sekali ga ada. Karena di
kode etik kan sudah sangat tertuang dengan sangat jelas ya, independen ga
memihak, terus menyampaikan kebenaran , gitu. Itu yang kami pegang, itu
yang selalu kami pegang. Memberitakan yang ada di kampus, yang ada di
fakultas, yang ada diluar maupun yang ada di Indonesia, gitu.
Andini : Ohh iya iya… terus bagaimana evaluasi yng dilakukan pihak orange ka,
mengenai segala instrument yang ada di orange, baik itu anggota, tulisan,
dan sebagainya terkait dengan kode etik itu?
Dea : Untuk evaluasi kami lakukan setiap minggunya, di evaluasi tersebut kamu
selalku membahas ulang selama seminggu kemarin mengenai isu, berita
yang sudah dipublikasinya, kesalahan-kesalahan atau kekurangannya,
ataupun membahas mengenai isu kedepannya yang aka di angkat atau
kegiatan-kegiatan kami.
LAMPIRAN

BIODATA PENELITI

Nama : Andini Aprysheila Rachmi


TTL : Tangerang, 28 April 2001
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jalan Ujung Pandang No.3 Cimone Mas Permai 2 Kecamata
Karawaci, Kota Tangerang
Hobi : Nonton film
No.Telp : 089616056933
Email : andiniapryshe@gmail.com

Riwayat Pendidikan
2008-2013 : SDN Cimone 3 Kota Tangerang
2013-2016 : SMPN Negeri 6 Kota Tangerang
2016-2019 : MAN 1 Kota Tangerang
Sekarang : Universitas Sutan Ageng Tirtayasa

Anda mungkin juga menyukai