Kelompok Srili 1: Yogiswara A.P (71180278) Desmond (71180290) Yedija (71180292) Mardonius Riel (71180293) Sekilas Srikandi Lintas Iman
Srikandi Lintas Iman (SRILI) Yogyakarta lahir dari kepedulian perempuan-
perempuan lintas iman di DIY untuk duduk bersama, berbagi, dan bertukar gagasan serta program untuk mengelola keberagaman agama, sosial-budaya. Gerakan ini dilandasi oleh kesadaran akan pentingnya peran perempuan dalam menciptakan keharmonisan, keamanan, kenyamanan, keadilan, serta perdamaian di tengah-tengah masyakarat. Visi: “Terwujudnya komunitas perempuan lintas iman yang aktif melakukan dialog dan kerjasama untuk merespon isu perempuan dan anak” Misi: Srikandi Lintas Iman Mempererat ikatan persaudaraan antar anggota Srikandi Lintas Iman Membangun dan meningkatkan kapasitas anggota dan komunitas untuk dialog dan kerjasama lintas iman Mengembangkan dan memperkuat anggota dan jaringan lintas iman Merespon persoalan kemasyarakatan, khususnya persoalan perempuan dan anak, melalui kegiatan alternatif, pendidikan kritis dan pendidikan orang dewasa. Dapat mengunjungi langsung website Srili: https://www.srikandilintasiman.org/ Dan juga dapat melihat kegiatan – kegiatan Srili di akun youtube mereka: https://www.youtube.com/channel/UCl3OUe4Rchcp7E6iHwIftAQ Hasil Wawancara Bersama Ibu Pdt Dr. Murti Hehanussa 1. Apa yang memotivasi ibu untuk bekerja dalam isu lintas agama? Saya pertama diminta oleh co founder srili untuk ikut serta dalam srili, lalu saya berfikir bahwa ini saatnya saya untuk terbuka terhadap isu lintas agama. Motivasi saya adalah membuka kehidupan karena dulu pada jaman saya jalinan agama sangat baik, namun sekarang semakin susah dikarenakan isu - isu yang ada, dan juga kerinduan terhadap perdamaian yang dahulu sempat ada di Indonesia ini. 2. Apa hambatan yang ditemukan dalam melakukan advokasi isu-isu relasi antaragama di kalangan perempuan, serta apa opsi yang dilakukan dalam masa COVID-19? Untuk di masa – masa ini mungkin masalah agama sedang menurun dikarenakan Covid- 19, namun masalah yang menghambat adanya anggota radikal dan oknum2 polisi yang membantu anggota2 radikal tersebut. 3. Apa makna perdamaian bagi gerakan/aktivisme yang dilakukan oleh lembaga? Perdamaian bagi saya itu, dimana kita bisa berkumpul bersama diantar umat agama, tidak adanya prasangka buruk diantara umat beragama. 4. Apa pesan Ibu kepada kawan-kawan muda ? Pesan saya, terutama buat anak – anak IT, agar bisa membawakan konten – konten kebaikan. Untuk secara luas, kita harus peduli dengan masalah keagamaan di Indonesia, terutama di Jogjakarta. Karna jika kita tidak bisa lepas dari permasalahan yang bisa dibilang tidak perlu diributkan, kita bangsa Indonesia baru bisa maju dan menyadari bahwa Indonesia memiliki kekayaan yang sangat banyak. 5.Biasanya masalah lintas agama yang sering terjadi di Jogja itu seperti apa saja ya bu? Permasalahan perijinan tempat ibadah yang paling banyak dihadapi. 6. Apakah ada harapan untuk Jogjakarta bisa terbebas dari isu - isu agama? Ini perlu kajian - kajian lebih, kami yang bergerak di SRILI ini juga perlu dibantu oleh lembaga lain agar dapat melihat dalam lingkup yang luas. 7. Permasalahan social selain keagamaan yang pernah dihadapi? selama pandemi ini dari mahasiswa yang tidak mendapatkan uang bulanan, para pekerja yang diphk, dan pekerja freelancer mereka menjadi memiliki masalah dikarenakan covid 19 ini. Mungkin kegiatan yang dilakukan sebelum covid, sosialisasi pemilu bersama KPU, kami menyelenggarakan sarasehan. 8. Apakah penyebab meningkatnya permasalahan intoleransi di Jogjakarta? Dikarenakan Indonesia kecil, berbagai suku dan agama masuk, menyebabkan ajaran – ajaran radikalisme dapat masuk ke Jogja. Dugaan yang saya percaya, terdapat orang yang memfaatkan keadaan di Jogja ini berasal dari pemerintah dan oknum – oknum. 9. Ajaran – ajaran yang diberikan kepada murid – murid SD yang tidak sesuai, dengan mereka menjelek – jelekan agama lain, menurut ibu sapa kah yang harus disalahkan? Mungkin tidak disalahkan yang, Cuma diduga sebagai biang keladinya, yaitu guru agama. Karena dari kajian – kajian yang ada bahwa pengaruh terbesar memang terletak pada guru agama. Lalu orang tua, mereka harus aktif dalam mengetahui ajaran apa saja yang didapatkan oleh putra putri mereka. 10. Kenapa pertingkaan antara umat kristiani dan islam selalu terjadi? Ini dikarenakan ajaran yang diberikan kepada beberapa pesantren dan agama islam yang mengajarkan tentang terjadinya perang salib, mereka merasa bahwa kristiani itu agama yang kejam hingga pada saat ini. 11. Kenapa kalau orang kristiani ke islam tidak dipermasalahkan namun jika sebaliknya orang itu langsung dicap kafir dan lain lain? Karena bagi beberapa pemeluk mereka, sudah kehilangan pengikut. Ini juga sampai dibuat komunitas islam mualaf. 12. Apakah bisa kita memberantas orang - orang yang memulai isu – isu intoleransi ini? Tidak bisa karena itu sudah masuk komunitas politik, kita hanya bisa menutupnya dengan narasi – narasi kebaikan. Terima Kasih