0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
15 tayangan8 halaman
Esai ini membahas kontroversi mengenai konsep NKRI Bersyariah yang sering diperjuangkan oleh Habib Rizieq. Tulisan ini menganalisis pandangan Denny JA yang meminta Habib Rizieq menjelaskan proposal NKRI Bersyariah secara rinci melalui indeks yang terukur dan pengujian data. Tulisan ini juga menjelaskan arti syariah sebenarnya dan menyimpulkan bahwa pembahasan masalah ini seharusnya dilakukan secara internal antara
Deskripsi Asli:
Menanggapi opini Denny JA
NKRI BERSYARIAH ATAU RUANG PUBLIK YANG MANUSIAWI ?
Judul Asli
LOMBA MENULIS KEBANGSAAN. NKRI BERSYARIAH ATAU RUANG PUBLIK YANG MANUSIAWI-
Esai ini membahas kontroversi mengenai konsep NKRI Bersyariah yang sering diperjuangkan oleh Habib Rizieq. Tulisan ini menganalisis pandangan Denny JA yang meminta Habib Rizieq menjelaskan proposal NKRI Bersyariah secara rinci melalui indeks yang terukur dan pengujian data. Tulisan ini juga menjelaskan arti syariah sebenarnya dan menyimpulkan bahwa pembahasan masalah ini seharusnya dilakukan secara internal antara
Esai ini membahas kontroversi mengenai konsep NKRI Bersyariah yang sering diperjuangkan oleh Habib Rizieq. Tulisan ini menganalisis pandangan Denny JA yang meminta Habib Rizieq menjelaskan proposal NKRI Bersyariah secara rinci melalui indeks yang terukur dan pengujian data. Tulisan ini juga menjelaskan arti syariah sebenarnya dan menyimpulkan bahwa pembahasan masalah ini seharusnya dilakukan secara internal antara
PUBLIK YANG MANUSIAWI (Diajukan untuk mengikuti lomba Menulis Kebangsaan yang diadakan PWI, kategori : UMUM)
Disusun oleh : Zhatira Zahra Devi
Masyarakat Kota Kendari
Sulawesi Tenggara 2019 Mengupas esai Denny JA dengan judul :
NKRI BERSYARIAH ATAU RUANG PUBLIK
YANG MANUSIAWI?
Oleh : Zhatira Zahra Devi
(Sumber : twitter.com)
Indonesia sudah mempunyai Menteri Agama, MA, dan
Peradilan Agama yang bertugas menangani permasalahan keagamaan. Kenapa masih ada yang menyuarakan NKRI Bersyariah? Indonesia sudah mempunyai pondasi atau ideologi yang sangat baik yaitu PANCASILA. Kenapa masih dipermasalahkan? Menurut data statistik dari UNESCO, dari total 61 negara, Indonesia berada diperingkat 60 dengan tingkat literasi rendah. Maka tidak heran jika banyak yang menyebut pejuang NKRI Bersyariah sebagai Penista Pancasila. Indonesia mempunyai MPR, DPR, DPD, MA, MUI dan petinggi lainnya. Yang pastinya mereka berpotensi dalam bidangnya masing-masing, karenanya mereka dipercaya oleh rakyat untuk membangun Negeri ini. Tapi dari sekian banyak permasalahan, mulai dari ekonomi, pendidikan, politik, sampai moral pun sedang menjadi permasalahan yang serius. Kenapa masalah pondasi negara yang harus ramai di publik? Apakah para petinggi sudah tidak mempunyai rasa persatuan di antara mereka, sampai permasalahan pondasi negara tidak bisa diselesaikan hanya dalam ruang internal?
(Sumber : islami.co)
Isu NKRI Bersyariah sangat ramai dibahas oleh berbagai
media sosial dan sampai saat ini belum menemukan titik damainya. Apalagi setelah pernyataan pendiri organisasi FPI Habib Rizieq pada reuni 212 (2/12/2017). Habib Rizieq adalah salah satu petinggi agama, apakah tidak ada cara yang lebih bijak untuk beraspirasi? Salah seorang konsultan politik bernama Denny JA membahas masalah ini pada laman facebooknya. Tulisannya dimulai dengan pertanyaan, Bagaimana sikap kita atas NKRI Bersyariah yang berulang ulang diperjuangkan oleh Habib Rizieq? Ketika ia mendukung capres Prabowo, tahun 2018, sekali lagi Habib Rizieq menyatakan perlunya NKRI Bersyariah. 2018 adalah tahun politik, di mana para paslon sangat sensitif dengan elektabilitas, maka tidak heran jika aspirasi yang sangat baik diduga sebagai strategi politik untuk menaikkan elektabilitas. Entah siapa yang kurang bijak dalam situasi ini, Paslonkah atau yang beraspirasi? Denny menyatakan untuk bisa direspon secara rinci, Habib Rizieq perlu mendetailkan proposalnya pada dua tahap, yaitu : Pertama, menjabarkan NKRI Bersyariah dalam index yang terukur. Sehingga konsep tersebut tak hanya menjadi list harapan. Kedua, pengujian indeks dengan melihat dunia berdasarkan data. Dari semua negara yang ada di dunia, negara mana yang bisa dijadikan referensi. Definisi syariah adalah hukum yang berlandaskan Al Quran dan Hadist. Muslim sendiri masih banyak yang tidak memahami Ajaran Islam secara rinci, apalagi non Muslim. Terlebih lagi pada saat ini sudah banyak yang mengaku Islam tapi ajarannya menyimpang dari yang seharusnya. Contoh: ISIS, Syiah, Islam Nusantara, dll. Maka tidak heran jika Denny meminta Habib Rizieq untuk mendetailkan seruannya itu. Karena jika orang tersebut sudah paham ajaran Islam dengan baik, maka dia akan menyatakan Al Quran dan Hadist sudah menjadi indeks yang terukur. Jadi tidak perlu adanya lagi pengujian atas NKRI Bersyariah. Tahap kedua yaitu menguji indeks dengan melihat dunia berdasarkan data juga kurang efektif. Karena prinsip syariah ialah kembali pada hukum yang telah ditetapkan Allah SWT sang pencipta bumi ini. Maka jika kita bisa mendapatkan referensi langsung dari sang pencipta kenapa harus bersusah payah mengumpulkan referensi dari berbagai negara? Sebuah lembaga riset bernama yayasan Islamicity index telah melakukan penelitian mengenai seberapa Islami suatu negara. Dengan adanya lembaga ini bisa kita simpulkan bahwasanya Al Quran adalah pedoman terbaik. Lembaga ini merumuskan nilai Al Quran hanya pada sisi hubungan sosial. Sementara hubungan individu pada Tuhannya, seperti prinsip Tauhid dan akidah tidak diukur. Hal ini dilakukan agar nilai sosial Islami dapat pula diukur pada masyarakat yang tidak secara resmi memeluk Islam.
(Sumber : islamicity-index.org)
Sangat disayangkan dari 208 negara yang diuji
Islamicitynya, top10 ditempati oleh Negara Barat. Indonesia sendiri berada diperingkat 74. Banyak yang meragukan syariat Islam karena hasil survei yang menohok ini. Tapi jika ada yang mempermasalahkan suatu negara dengan mayoritas Islam tidak memperaktekan ajaran Islam, maka jangan salahkan ajaran Islamnya tapi personalnya. Karena peraktek adalah masalah personality dan Al Quran sudah pasti benar. Banyak yang salah mengartikan NKRI bersyariah, sebelumnya sudah dijelaskan arti Syariah, karena syariah berlandaskan Al Quran dan Hadist, maka cukup diperuntukkan bagi muslim.
(Sumber : instagram.com)
Adanya syariah bukan mengkhususkan islam melainkan
untuk mempermudah umat muslim menjalankan syariatnya. Karena banyak muslim di Indonesia hanya menjadikan islam sebagai status agama bukan pedoman hidup. Padahal saling mengingatkan untuk menjalankan syariat adalah sebuah kewajiban sesama muslim. Saat ini Indonesia sudah mempunyai hukum Islam mengenai pernikahan, wasiat, ekonomi, dsb. Tapi dilain semua itu, masih banyak peraturan yang harus ditegakkan, contoh dasarnya pemakaian hijab untuk wanita. Jika ada yang berpendapat hukum syariah hanya akan berpotensi menimbulkan diskriminasi, maka dia perlu memahami lagi isi Al Quran, Hadist, dan tujuan menganut agama Islam. Indonesia adalah BHINEKA TUNGGAL IKA. Walau kita berbeda agama kita tetap satu bangsa. Adanya syariah untuk membantu saudara muslim kita, jika ada agama lain yang keberatan maka suarakanlah, musyawarakanlah dengan baik. Agar tidak ada lagi kesalahpahaman. Mewujudkan ruang publik yang manusiawi dimulai dengan membangun etika dan moral individu. Syariah adalah hukum yang telah ditetapkan dan harus dijalankan. Maka keduanya bukanlah hal yang harus dipilih salah satunya, melainkan dua masalah berbeda yang sedang terjadi di Indonesia dan perlu perbaikan. Sila ke 4 ialah Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Maka tidak seharusnya permasalahan ini dibawa ke publik, Karena dibawanya ke publik hanya menjadikan propaganda di antara masyarakat. Cukup menjadi musyawarah antara para petinggi negara dan agama. Karena tersebarnya isu ini hanya menggambarkan bahwa para petinggi negara maupun agama belum bisa mengatasi permasalahan yang ada, tidak memiliki rasa persatuan dan belum menjalankan sila ke 4 dengan baik. Pancasila tetap menjadi pondasi NKRI, istilah NKRI Bersyariah bukanlah ingin mengganti Pancasila melainkan pernyataan agar pemerintah membantu muslim menjalankan syariatnya melalui UUD ataupun PERDA. Islam sudah mempunyai wadahnya yaitu : Menteri Agama, Partai Islam (DPR/DPRD), MA, dan MUI. Seharusnya para petinggi lebih bijak dalam bertindak, karena segala gerak geriknya akan disorot dan mereka adalah salah satu panutan untuk mewujudkan ruang publik yang manusiawi.