Anda di halaman 1dari 3

Nama : ARGA FRENADA

NIM : 21.11.124053
MK : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DOSEN : Drs. MUHAMMAD HASRUN, MM., M.AP

SOAL :

1) Apakah yang dimaksud dengan kewarganegaraan ?


2) Siapakah yang harus mempelajari kewarganegaraan ?
3) Mengapa harus belajar kewarganegaraan ?
4) Apakah manfaat bagi bangsa Indonesia dan diri kita sebagai warga negara?
5) Apakah fenomena social bagi kewarganegaraan ?

JAWABAN :

1) Kewarganegaraan dikenal dengan kata citizenship, artinya keanggotaan yang menunjukan hubungan
atau ikatan negara dengan warga negara. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, warga negara
adalah penduduk dalam sebuah negara berdasarkan keturunan, tempat kelahiran.

2) tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk membentuk warga negara yang baik karena
mempelajari dan mengkaji segala sesuatu mengenai pemerintahan, lembaga-lembaga demokrasi,
konstitusi, rule of law, hak dan kewajiban warga negara, serta demokrasi. Pentingnya Pendidikan
Kewarganegaraan ini bahkan dituangkan dalam Pasal 35 Ayat 3 UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi. Dalam ayat tersebut, Kewarganegaraan menjadi mata kuliah yang wajib dimuat
dalam kurikulum pendidikan tinggi, bersama agama, Pancasila dan bahasa Indonesia. Jadi
pendidikan kewarganegaraan wajib untuk seluruh warga negara Indonesia.

3) Agar Membentuk generasi bangsa sebagai penerus untuk mengetahui dan memahami cita-cita dan
tujuan bangsa. Membuat keputusan untuk memecahkan masalah pribadi dan masyarakat, serta
masalah nasional, dan menyadarkan generasi berikutnya dalam mengambil keputusan.

4) Pendidikan Kewarganegaraan yang bersifat fundamental dan memiliki visi dan misi
pendidikan kewarganegaraan secara umum yaitu misi untuk membentuk pendidikan moral
bangsa, menjadi warga negara yang memiliki tingkat cerdas yang tinggi, sebagai negara
demokratis, dan pastinya berakhlak mulia, secara tetap serta melestarikan dan
mengembangkan impian negara demokrasi dan sebagai membangun suatu karakter anak
bangsa. Sehingga visi dari pendidikan Kewarganegaraan yaitu mewujudkan langkah
pendidikan yang terencana pada pengembangan kemampuan sendiri dan menjadi warga
Negara indonesia yang cerdas akan ilmu, partisipatif sebagai warga negara indonesia, dan
bertanggung jawab atas negaranya.

5) Isu kewarganegaraan dalam konteks nasional pada bidang ideologi merupakan salah satu isu yang
paling sering banyak dibicarakan. Indonesia telah lama dihujani isu-isu yang berdampak pada rasa
kekhawatiran keberadaan dan kausalitas ideologi kita yaitu Pancasila yang akan memicu disintegrasi
bangsa. Contohnya isu gerakan pembentukan negara khilafah di bumi Indonesia. Isu ini memicu
disintegrasi, bahkan sampai menjadi bahan propaganda esensi kebenaran Jihad dalam Islam.
Sehingga tidak sedikit umat beragama Islam di Indonesia yang terjebak di dalamnya. Sebut saja
kelompok Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang menginginkan terbentuknya negara Indonesia sebagai
negara khilafah. Dilain pihak selaku pemegang otoritas, pemerintah sejak 19 Juli lalu HTI resmi
dibubarkan. Pemerintah mengkategorikannya sebagai organisasi anti Pancasila. Gagasan khilafah
yang diusung dianggap bertentangan dengan dasar ideologi negara dan mengancam kesatuan
Indonesia. Realitas ini tentu dapat mengganggu ketentraman bangsa Indonesia oleh karena orasi dan
propaganda pihak HTI yang dianggap dapat melunturkan jiwa pancasilais bangsa Indonesia.
Pemerintah pun telah resmi melarang organisasi FPI yaitu Front Pembela Islam berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang sesuai dengan putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 82 PUU
112013 tertanggal 23 Desember tahun 2014. Larangan terhadap aktivitas FPI, dikarenakan FPI tidak
mempunyai legal standing, baik sebagai organisasi kemasyarakatan maupun sebagai organisasi biasa.
Tindak lanjutnya adalah Surat Keputusan Bersama tentang Larangan kegiatan, penggunaan simbol
dan atribut serta penghentian FPI yang diterbitkan pada 30 Desember 2020. SE Bersama tersebut
bertujuan agar setiap warga negara tidak terlibat dalam paham dan praktik radikalisme.

Anda mungkin juga menyukai