Anda di halaman 1dari 4

URGENSI PENANAMAN NILAI-NILAI PANCASILA

PADA GENERASI MUDA SEBAGAI WARGA NEGARA INDONESIA


Catherine Tiffany Tanaputra
Kewarganegaraan - C6R/33
FIA – Perpajakan

A. Latar Belakang dan Rumusan Masalah


Di era globalisasi saat ini ada banyak sekali masalah yang dihadapi oleh bangsa
dalam mencintai negara Indonesia. Masalah tersebut tidaklah cukup apabila hanya
mengandalkan satu pendekatan dari pihak militer saja, tetapi juga perlu pendekatan
multidisiplin. Dimana pendekatan ini berarti melibatkan minimal dua komponen warga
negara untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu secara bersama-sama. Disinilah peran
generasi muda untuk turut serta menjaga negara Indonesia dengan menanamkan nilai-
nilai Pancasila untuk mewujudkan ide-ide baru yang inovatif dan kreatif.
Gerakan separatisme, ancaman kolonialisme, terorisme dan pemberontakan
yang sering mengatasnamakan agama dan suku merupakan contoh masalah yang
berkembang pesat di era modernisasi ini. Hal ini bisa menimbulkan perpecahan yang
makin kentara, terlebih sifat egosentris yang mementingkan diri sendiri bisa
melahirkan masyarakat yang tak punya toleransi, kasih sayang dan menghargai hak-
hak orang lain. Jika dibiarkan, maka akan membuat komponen bangsa ini makin
terpuruk dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itulah sebagai generasi
muda kita perlu mengangkat kembali nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila,
demi meneguhkan kembali jati diri bangsa Indonesia di tengah terpaan arus
globalisasi.
Berdasarkan pernyataan diatas, masalah yang dapat dirumuskan yaitu
“Bagaimana peran generasi muda sebagai warga negara dalam memahami urgensi negara
Indonesia dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila? “
B. Data, Informasi, Teori, dan Analisa
Menurut Aristoteles (Schmandt, 2002), negara adalah komunitas dan kumpulan
keluarga yang sejahtera demi kehidupan yang sempurna dan berkecukupan. Yang
menjadi fokus utama Aristoteles yaitu menekankan bahwa terciptanya negara adalah
karena manusia merupakan makhluk individu yang tidak bisa mencukupi kebutuhan
dirinya sendiri. Miriam Budiardjo (2007) mengatakan bahwa negara adalah suatu daerah
territorial yang rakyatnya diperintah oleh sejumlah pejabat dan berhasil menuntut dari
warga negaranya ketaatan kepada peraturan perundang-undangan.
Secara garis besar, pengertian negara diatas meliputi beberapa unsur seperti
wilayah, penduduk, pemerintah, dan kedaulatan. Menurut Jean Bodin, sifat kedaulatan
negara dibedakan menjadi empat, yaitu permanen, asli, bulat, dan tidak terbatas. Sebagai
suatu tempat tinggal dari warga, negara sendiri merupakan sarana dalam mencapai suatu
tujuan bersama. Kita dapat mengetahui susunan dan tatanan organisasi negara dengan
mengetahui tujuan negara tersebut.
Terdapat beberapa teori mengenai tujuan negara dari banyak ahli, salah satunya
adalah teori kekuasaan yang dimuat dalam buku Ilmu Negara: Bahan Pendidikan untuk
Perguruan Tinggi (2019) oleh Max Boli Sabon. Dalam teori itu, Shang Yang
menekankan perlunya negara yang kuat melebihi kekuatan rakyatnya, bila tidak maka
negara akan kacau. Selain teori kekuasaan, ada pakar lain yaitu Dante Allieghieri yang
menjelaskan bahwa tujuan negara ialah menciptakan perdamaian dunia, melalui
penciptaan undang-undang yang seragam bagi seluruh umat manusia (buku Ilmu Negara
karangan Agussalim Andi Gadjong, dkk, 2019). Dan masih banyak lagi pendapat-
pendapat para ahli seputar tujuan negara.
Berdasarkan berbagai penjelasan mengenai teori, unsur, sifat kedaulatan, serta
tujuan negara diatas, maka dapat dijelaskan bahwa Negara Indonesia menganut teori
kedaulatan rakyat dimana dalam pelaksanannya mengacu pada UUD 1945 sesudah
amandemen. Dan apabila dikaji secara parsial tujuan negara Indonesia nampaknya
dipengaruhi oleh teori tujuan negara untuk mewujudkan suatu ketertiban, sebagaimana
dirumuskan Dante. Tujuan negara Indonesia itu tercantum dalam pembukaan UUD 1945,
dimana lebih menekankan pada terwujudnya kesejahteraan bangsa Indonesia yang
mampu bertindak atas dasar nilai-nilai yang terkandung pada Pancasila, baik secara
individu maupun dalam kehidupan sosial sebagai warga negara Indonesia.

Warga negara sendiri dapat diartikan sebagai orang-orang yang menjadi bagian
dari penduduk yang merupakan unsur suatu negara yang memiliki hak dan kewajiban
untuk saling melindungi antar warga negara. Yang menjadi warga negara Indonesia ialah
orang-orang Indonesia asli dan orang-orang bangsa asing lain yang disahkan dengan
undang-undang sebagai warga negara (UUD 1945 pasal 26 ayat (1) sesudah
amandemen). Pentingnya warga negara sebagai salah satu unsur pokok negara sangat
disadari oleh bangsa Indonesia sehingga peraturan tentang warga negara adalah termasuk
salah satu undang-undang yang perlu segera diwujudkan. Hal ini dibuktikan dengan
dikeluarkannya Undang-Undang No. 3 Tahun 1946 tentang Warga Negara & Penduduk
Negara.

Dengan mengetahui dan memahami pengertian dari negara, tujuan negara, dan
juga warga negara itu sendiri, seharusnya dapat membuat diri kita menjadi lebih sadar
dan paham bahwa setiap komponen atau unsur dari suatu negara itu penting. Salah
satunya adalah dengan menyadari bahwa kita disini sebagai warga negara Indonesia yang
memiliki hak dan kewajiban untuk menjaga, melindungi serta mengembangkan seluruh
komponen yang terdapat dalam negara Indonesia. Dalam mengemban kewajiban tersebut,
kita bisa berlandaskan pada sumber dari segala sumber hukum yang ada di Indonesia,
yakni Pancasila.

Seperti yang kita ketahui, era globalisasi dan modernisasi yang terjadi sekarang
memiliki dampak positif dan juga dampak negatif dalam praktek kehidupannya.
Berdasarkan beberapa dampak negatif yang telah dipaparkan, seperti individualisme yang
tinggi, perilaku konsumtif, pudarnya warisan Indonesia, kesenjangan sosial, dan masih
banyak lagi, dapat dilihat bahwa nilai-nilai tersebut bertentangan dengan kepribadian
bangsa. Maka dari itu, disini Pancasila memiliki peranan yang sangat penting dalam
menanamkan jiwa nasionalisme pada generasi muda sebagai bentuk perwujudan
kecintaan kita terhadap bangsa Indonesia.

Setiap sila yang terdapat dalam Pancasila yang merupakan dasar Negara Republik
Indonesia ini memiliki nilai luhur dan makna tersendiri yang diambil dari nilai kehidupan
masyarakat bangsa Indonesia. Urgensi daripada nilai dan makna yang terkandung di
dalam Pancasila bisa bermacam-macam sesuai dengan pemaparannya masing-masing.
Sebagai contoh, sila pertama mengandung nilai Ketuhanan atau kereligiusan, nilai ini
bertujuan untuk menjadikan masyarakat yang berketuhanan dan menjamin kebebasan
setiap warga negaranya untuk memeluk agama serta kepercayaan masing-masing dan
menjalankan ibadatnya. Melalui sudut pandang sila pertama ini, maka seharusnya kita
tidak perlu takut akan berbagai hambatan, tantangan, serta ancaman, karena dengan
rahmat Tuhan semuanya akan terlindungi.

Sila kedua mengandung nilai kemanusiaan atau moralitas, yang mengandung


makna untuk besikap adil dan beradab sebagai bentuk kesadaran manusia dalam asas
kehidupa dan bentuk hormat terhadap sesama. Sila ketiga mengandung nilai persatuan
dan kebangsaan, maknanya bangsa Indonesia yang kaya akan keberagaman agama, suku,
bahasa, daerah, dan budaya dapat dipersatukan. Dengan adanya semangat nasionalisme
ini, maka sudah sewajarnya kita menempatkan kepentingan bangsa demi kesatuan dan
persatuan bangsa diatas kepentingan pribadi dan golongan.

Manusia merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain
untuk mencapai tujuan bersama merupakan penjabaran dari sila keempat yang
mengandung nilai kerakyatan. Ini artinya, nilai permusyawaratan dan perwakilan berlaku
dalam setiap pengambilan keputusan dengan adanya kebebasan dalam menyuarakan
pendapat namun tetap mengikuti etika yang ada. Melalui sila kelima mengenai nilai
keadilan, dimana seluruh masyarakat berhak mendapat perlakuan yang adil di semua
aspek kehidupan. Dengan adanya nilai ini, harapannya kita sebagai generasi muda bangs
indonesia bisa menempatkan segala sesuatus sesuai dengan takarannya dengan lebih
bijaksana lagi.

Dengan adanya penjabaran atau uraian terkait nilai dan makna dari kelima sila
Pancasila dapat dikatakan bahwa dalam memahami urgensi negara Indonesia, para
penerus generasi bangsa memerlukan adanya penanaman dari nilai-nilai Pancasila dalam
menunjukkan kecintaan masyarakat Indonesia terhadap negara tercintanya.

C. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan teori-teori yang sudah disebutkan di atas, maka simpulan
yang dapat diambil, yakni sebagai berikut:
Pertama, negara merupakan organisasi dalam suatu wilayah yang bersifat mengikat
dan memaksa terhadap semua golongan kekuasaan lainnya yang mempunyai satu tujuan
bersama untuk dicapai. Sedangkan warga negara merupakan orang-orang yang tergolong
dalam bagian dari penduduk negara yang memiliki hak dan kewajiban untuk saling
melindungi antar warga negara sebagaimana diatur dalam undang-undang dasar negara
Indonesia.
Kedua, dalam menanamkan jiwa nasionalisme generasi muda penerus bangsa,
penerapan nilai-nilai Pancasila memiliki urgensi yang sangat penting bagi bangsa
Indonesia. Kita bisa mengimplementasikannya melalui penanaman kelima sila Pancasila
diatas, karena sebagai bagian dari warga negara Indonesia, kita harus dapat mengambil
sikap dan bertindak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Khususnya pada era
globalisasi ini, dimana banyak terjadi pelunturan identitas akibat masuknya berbagai
macam pengaruh dari luar.

D. Daftar Pustaka

Elisa, Fatma, 2021, JURNAL GLOBAL CITIZEN, URGENSI PANCASILA DALAM


MENANAMKAN JIWA NASIONALISME PADA GENERASI MUDA DI ERA
GLOBALISASI
http://ejurnal.unisri.ac.id/index.php/glbctz/article/view/
Indarwanto, 2021, MENCINTAI INDONESIA, Channel HIKMATOLOGI Seri 2, WIN
20211205 07 04 34 Pro, diakses pada 29 Agustus 2022
https://www.youtube.com/watch?v=HuuWcV68apA
BUKU AJAR PENDIDIKAN PANCASILA UNTUK PERGURUAN TINGGI. (2016).
Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
BUKU AJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK PERGURUAN TINGGI.
(2013).
UPT MKU (MPK-MBB) Universitas Lambung Mangkurat

Anda mungkin juga menyukai