Oleh:
Nama : Dame Glory Talenta Batubara
NIM : S1.I-2860722
Prodi : Teologi Kependetaan
Judul Buku : Pendidikan Kewarganegaraan
Penulis : Asep Sahid Gatara Fh, M, Si
Penerbit : Fokus Media Bandung
A. DEFENISI BANGSA
Bangsa merupakan salah satu bagian saja dari kategori-kategori
pengelompokan umat manusia, khususnya pengelompokan dari sudut pandang
politik. Menurut Ernest Renan (1823-1892), bangsa adalah “satu jiwa yang
melekat pada sekelompok manusia yang merasa dirinya bersatu, karena
mempunyai nasib dan penderitaan yang sama pada masa lampau dan
mempunyai cita-cita yang sama tentang masa depan”. Sedangkan Kranenburg
berpandangan bahwa pembentukan sesuatu bangsa selain faktor perasaan juga
dipengaruhi kuat oleh faktor kesadaran. “bangsa ialah setiap individu anggota
masyarakat pada umumnya sadar berkeinginan untuk mengorganisir secara
merdeka, sadar akan perasaan seia-sekata, dan sadar akan keberartiannya untuk
hidup bersama dengan golongan lain dalam satu organisasi atau Negara”.
Pandangan ini menegaskan bahwa sesuatu bangsa, pertama-tama dipersatukan
oleh hal-hal yang bersifat ideal, yaitu, persamaan nasib dan cita-cita; kemudian
oleh hal-hal yang bersifat psikis, yakni, perasaan, kesadaran dan kehendak;
bahkan oleh hal-hal yang bersifat fsikal, seperti ras, agama, suku, bahasa, dan
adat istiadat.
B. BANGSA DAN NASIONALISME
Bangsa dalam pengertian mutakhir, sebenarnya baru dikenal pada akhir
abad ke-18. Nasionalisme adalah perasaan atas dasar kesamaan asal-usul, rasa
kekeluargaan, rasa memiliki hubungan-hubungan yang lebih erat dengan
sekelompok orang daripada dengan orang-orang lain, dan mempunyai perasaan
berada di bawah satu kekuasaan. Kemudian, berdasarkan proses
pembentukannya, nasionalisme (Nurcholis Madjid) mengandung beberapa
prinsip umum, antara lain :
1. Kesatuan (Unity).
2. Kebebasan (Liberty).
3. Kesamaan (Equality).
4. Kepribadian (Identity).
5. Prestasi.
PANCASILA
Dilanjutkan dengan Bab IV halaman 41 sampai Bab VI halaman 81, pada tanggal
31 September 2012, dengan ringkasan sebagai berikut :
BAB III
KEWARGANEGARAAN
A. DEFENISI KEWARGANEGARAAN
B. ASAS-ASAS KEWARGANEGARAAN
1. Asas “keturunan atau pertalian darah” atau ius sanguins (law of the blood).
2. Asas “kedaerahan” atau “territorial” atau “ius soli” (law of the soil).
1. Karena kelahiran;
2. Karena pengangkatan;
5. Karena perkawinan;
7. Karena pernyataan.
E. DINAMIKA UU KEWARGANEGARAAN RI
BAGIAN V
NEGARA
A. KONSEPSI NEGARA
C. UNSUR-UNSUR NEGARA
1. Rakyat.
2. Wilayah.
3. Pemerintah.
Tujuan Negara dapat diartikan juga sebagai visi Negara. Secara umum
tujuan akhir setiap Negara adalah menciptakan kebahagiaan bagi rakyatnya,
tujuan kebahagiaan tersebut, seperti : keamanan dan keselamatan, serta
kesejahteraan dan kemakmuran. Menurut Roger H. Soltau tujuan Negara,
sebagaiman dikutip Miram Budiardjo, adalah memungkinkan rakyatnya
“berkembang serta menyelenggarakan daya ciptanya sebebas mungkin”.
Terlepas dari ragam tujuan Negara, fungsi Negara ialah :
1. Melaksanakan penertiban.
BAB IV
KONSTITUSI
A. DEFENISI KONSTITUSI
C. PERUBAHAN KONSTITUSI
4. Musyawarah khusus.
Terakhir saya membaca Bab VII halaman 83 sampai Bab XII halaman
154, pada tanggal 06 October 2012, dengan ringkasan sebagai berikut :
BAB V
GOOD GOVERNANCE
1. Partisipasi Masyrakat;
3. Transparansi;
6. Kesetaraan;
8. Akuntabilitas;
9. Visi Strategis.
D. KUALITAS DEMOKRASI