Anda di halaman 1dari 22

TUGAS PANCASILA

“RINGKASAN PANCASILA”

DOSEN : Dr. Drs. Muh Rustan, SH., MH

DISUSUN OLEH :

NAMA : NUR ANNISA

NIM : 202201088

KELAS : 1.B 22 DIII KEPERAWATAN

INSTITUT ILMU KESEHATAN PELAMONIA MAKASSAR

TAHUN 2022
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Dasar Hukum Mempelajari Pendidikan Pancasila

Mempelajari mata kuliah Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi deperlukan

dasar hukumyang melanda sinyal yaitu:

1. UU No.2 Tahun 1989 tentang system Pendidikan nasional.

2. UU No.60 Tahun 1999 tentang Pendidikan tinggi

3. UU No.20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional

4. Surat keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 232/U/2000

Tentang pedoman penyusunan kurikulum perguruan tinggi

5. Surat keputusan dirjen Pendidikan Tinggi No.38 DIKTI/Kep/2002

tentang rambu rambu pelaksanaan mata kuliah pengembangan

kepribadian

B. Dasar Historis Mempelajari Pendidikan Pancasila

nilai-nilai yang ada di Indonesia sejak ada manusia diwilayah nusantara

sekitar 6.000 tahun sebelum masehi,sudah memiliki nilai-nilai tersendiri. Hal ini

dapat kita pahami bahwa Ir.soekarno pernah mengucapkan saya ini adalah

hanya penggali lahirnya istilah Pancasila yang sudah lam terpendam sekitar

350 tahun lamanya akibat penjajahan.Oleh karna itu Ir.Soekarno menolak

bahwa mereka adalah pencipta Pancasila,waktu di depan pramotor dalam


mencapai gelardoktor honorarius causa di depan tim penguji Uiversitas Gajah

mada. Jadi Pancasila itu lahirsetelah adanya bangsa Indonesia di wilayah

nusantara

C. Dasar Kultural Mempelajari Pendidikan Pancasila

Indonesia yang memiliki kultur tidak sama dengan kultur yang dimiliki

oleh negara liberal, negara sosialis atau komunis dan negara agama, tetapi

Indonesia adalah memiliki ciri tersendiri dalam melaksanakan ideologi

negaranya.

D. Dasar Filosofis Mempelajari Pendidikan Pancasila

Secara filosofis bangsa Indonesia sebelum mendirikan negara adalah

sebagai bangsa yang berketuhanan dan berkemanusiaan, hal ini didasarkan

pada kenyataan obyektif bahwa manusia Indonesia adalah mahluk tuhan Yang

Maha Esa. Oleh karena itu dalam filosofis kenegaraan yang dipakai adalah

bersumber dari nilai nilai yang di anut masyarakat seperti musyawarah

mufakat, kegotong royongan, toleransi, saling menghargai.

E. Maksud dan Tujuan di Ajarkan Pancasila di Perguruan Tinggi

1. Memberikan peresapan, penghayatan dan pemahaman secara lebih

luas.

2. Berguna untuk meningkatkan pemahaman dan keyakinan yang lebih

besar.
3. Untuk memperkokoh dan memantapkan ketahanan nasional di

Indonesia.

4. Untuk memupuk kesadaran pentingnya penghayatan dan pemahaman

nilai nilai, adat istiadat, budaya, tradisi.

5. Mengarahkan perhatian pada moral yang diharapkan terwujud dalam

kehidupan sehari hari.

F. Kajian Pancasila

1. Pengkajian secara filosofis

2. Pengkajian secara historis (aspek kesejarahan)

3. Pengkajian secara yuridis konstitusional (aspek ketatanegaraan)

4. Pengkajian secara aplikasi pragmatis (etis/aktual)

G. Fungsi Pancasila

1. Pancasila adalah kepribadian bangsa Indonesia

2. Pancasila adalah system filsafat bangsa Indonesia

3. Pancasila adalah filsafat hidup bangsa Indonesia

4. Pancasila adalah jiwa bangsa Indonesia

5. Pancasila adalah pandangan hidup bangsa Indonesia

6. Pancasila adalah moralitas bangsa Indonesia

7. Pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum

8. Pancasila adalah ideologi nasional

H. Pembahasan Pancasila Secara Ilmiah

Syarat syarat dikatakan ilmiah apabila :


1. Ber-objek

2. Bermetode

3. Bersistem

4. Bersifat universal

BAB II

PANCASILA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA Indonesia

A. Sejarah Kerajaan di Indonesia

a) Kerajaan kutai dan Taruma Negara

b) Kerajaan Sriwijaya

c) Kerajaan sebelum Majapahit lahir

d) Kerajaan Majapahit

e) Kesultanan islam

Secara damai berdasarkan syiar-syiar islam Adapun kesultanan yang

lahir adalah :

1. Kesultanan islam di Semenanjung Melayu

2. Kesultanan islam di Nusantara

3. Kesultanan islam di Jawa dan Madura

4. Kesultanan islam di Sulawesi

5. Kesultanan islam di Maluku

6. Kesultanan islam di Nusa Tenggara Barat


7. Kesultanan islam di Kalimantan

B. Masa Penjajahan

1. Spanyol

2. Portugis

3. Voc- Belanda

4. Inggris

5. Pemerintahan Hindia Belanda

6. Jepang

C.KEBANGKITAN NASIONA

Kebangkitan nasional ditandai dengan berdirinya Boedi Utomo (20 Mei 1908),

serekat islam (tahun 1912) oleh HOS Cokroaminoto, Indisce partij di Bandung

(1912) oleh Dr Setiabudi (Douwer Dokker), Ciptoman gunkusumo, dan Ki Hajar

Dewantara, Muhammadiyah (1912) oleh K.H Akhmad Dahlan, Nahdatul Ulama

(1912) Oleh K.H Hasyim Ashari. Pera tokoh tokoh pendiri tersebut berjuang

untuk bagaimana Indonesia bisa merdeka,dan untuk mempererat persatuan

dan kesatuannya.

BAB III

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA


A. Hubungan Pancasila dengan Pembukaan UUD 45

1) Hubungan secara Formal

2) Hubungan secara material

B. PENJABARAN PANCASILA DALAM BATANG TUBUH UUD 1945

Pembukaan UUD NRI tahun1945 mengandung pokok-pokok pikiran yang

meliputi suasana kebatinan,cita-cita dan hukum dan cita-cita moral bangsa

Indonesia.Sesuai dengan penjelasan UUD NRI Tahun 1945,pembukaan

mengandung 4 pokok pikiran yang diciptakan dan dijelaskan dalam batang

tubuh.keempat pokok pikiran tersebut adalah sebagai berikut:

1) Pokok pikiran pertama berintikan”persatuan”,yaitu “negara melindungi

segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia

2) Pokok pokiran kedua.Merupakan causa finalis dalam pembukaan UUD

NRI tahun 1945 yang menegaskan suatu tujuan atau suatu cita-cita

yang hendak dicapai.hal ini menunjukkan

Bahwa pokok pikiran keadilan sosial merupakan tujuan negara yang

didasarkan pada kesadaran bahwa manusia Indonesia mempunyai hak

dan kewajiban

3) Pokok pikiran ketiga.Mengandung konsekuensi lagis yang

menunjukkan bahwa sistem negara yang terbentuk ke dalam UUD


harus berdasar atas kedaulatan rakyat dan permusyawaratan

perwakilan.Pokok pikiran keempat menuntut konsekuensi logis,yaitu

C. Implementasi Pancasila Dalam Pembuatan Kebijakan Negara POLEK

SOSBUDHANKAM

Penjabaran ke-empat pokok pikiran pembukaan kedalam pasal-pasal

UUD NRI tahun 1945 mencakup empat aspek kehidupan bernegara, yaitu :

politik, ekonomi, social budaya, dan pertahanan keamanan yang disingkat

menjadi POLEK SOSBUDHANKAM.

BAB IV

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA

A. Pancasila Sebagai Ideologi

• Istilah ideologi

Ideologi berasal dari bahasa Yunani Idein artinya melihat dan Logia yang

berarti kata ajaran,ideologi secara praktis diartikan sebagai sistem dasar

seseorang tentang nilai-nilai dan tujuan serta sarana pokok untuk

mencapainya.Marx dan Frederik Engels menyatakan bahwa ideologi adalah

ide-ide yang berkuasa ,yakni kelas.Adapun fungsi ideologi adalah :

1) Struktur kognitif

2) Orientasi dasar

3) Norma
4) Bekal jalan bagi seseorang untuk menemukan identitasnya

5) Kekuatan yang mampu menyemangati dan mendorong seseorang

untuk menjalankan kegiatan dan mencapai tujuan

6) Pendidikan bagi seseorang atau masyarakat

Menurut Alfian “kekuatan suatu ideologi memiliki kualitas dimensi sebagai

berikut”

1) Dimensi tealistis

2) Dimensi idealisme

3) Dimensi fleksibilitasi

• pengertian bangsa dan Negara

a) Istilah bangsa digunakan oleh pimpinan politik dan masyarakat sebagai

sinonim terminologi negara.Natin adalah merupakan identitas yang

melekat pada kesatuan orang yang diikat oleh kesamaan

bahasa,kebudayaan,agama atau keinginan cita-cita dan tujuan

•Konsep bangsa dapat dibedakan atas :

1) Konsep konvensional tentang bangsa adalah kesatuan orang

berdasarkan hubungan dan kesamaan etnik,kultur,agama dan

kedekatan geografis.

2) Konsep modern tentang bangsa adalah kesatuan orang karena adanya

cita-cita untuk bersatu atau kesatuan solidaritas.


b) Negara apa bila dilihat dari aspek etimologinya berasal dari kata staat

(Belanda dan Jerman),state (Inggris),etat(Prancis) status atau statuun

(latin).Kata tersebut berarti meletakkan dalam keadaan berdiri atau

menempatkan atau membuat berdiri.

George jellinek menyatakan bahwa negara adalah organisasi

kekuasaan dari kelompok manusia yang telah berkediaman di wilayah

tertentu.lalu J H A Logeman menyatakan bahwa negara adalah suatu

organisasi kemasyarakatan yang mempunyai tujuan melalui

kekuasaannya untuk mengatur serta menyelenggarakan sesuatu dalam

masyarakat.

Dari defenisi tersebut dapat di tarik suatu pengertian bahwa negara

adalah suatu organisasi yang memiliji suatu kekuatan hukum karena

adanya rakyat yang bersatu di kuasainya dalam menyelenggarakan

tatanan dalam masyarakat.

• Sifat-sifat Negara

1) Sifat memaksa

2) Sifat monapoli

3) Sifat mencakup semua

A.Sebagai Ideologi Dunia

Nilai-nilai luhur adalah merupakan tolok ukur kebaikan yang berkenan

dengan hal-hal yang bersifat mendasar dan abadi dalam hidup manusia seperti
cita-cita yang hendak dicapainya. Pandangan hidup yang terdiri dari kesatuan

rangkaian-rangkaian nilai-nilai luhur tersebut adalah suatu wawasan yang

menyeluruh terhadap kehidupan itu sendiri.

pancasila merupakan hasil penggalian dari nilai-nilai yang terpendam akibat

penjajahan yang beratus-ratus tahun lamanya.untuk transformasi pandangan

hidup masyarakat menjadi pandnagan hidup bangsa akhirnya menjadi dasar

negara juga terjadi pada pandangan pancasila.

C.Pancasila Dengan Agama

Pancasil dan agama tidaklah bertentangan sebab pancasila merupakan

dasar negara dan mengakui eksistensi keberagaman di Indonesia sebagai

mana diketahui bahwa agama yang di akui oleh negara yaitu agama

islam,agama kristen katolik,agama kristen protestan,agama Hindu,agama

Budha dan agama Konfucu,masing-masing agama tersebut akan dibina oleh

kementerian agama republik Indonesia.

D.Implikasi Agama dalam Kehidupan Berdasarkan Pancasila

Pancasila dan agama dapat di aplikasikan seiring,sejalan dan saling

mendukung.Agama dapat mendorong aplikasi nilai-nilai pancasila begitu

pancasila memberikan ruang gerak orang-orang beragama seluas-luasnya

untuk menjalankan ibadah dan kepercayaannya secara rukun dan damai.


Pancasila tidak satupun lagi yang dianggap berlawanan dengan agama.sila

pertama berupa “ketuhanan yang maha Esa” dikunci oleh sila

kelima.Diharapka sebagai bangsa Indonesia yang rakyatnya memiliki

beraneka agama yang hidup berdampingan hendaklah diciptakan kehidupan

toleransi yaitu kehidupan :

1) Hubungan antar umat beragama dengan agama lain

2) Hubungan antar umat beragama dalam suatu agama

3) Hubungan antar umat beragama dengab pemerintah

Kalau hal ini sudah dapat terjaga dan berjalan dnegan baik maka kehidupan

dalam beragana akan dapat hidup toleran antar penganut agama yang ada di

Indonesia.

BAB V

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

A. Pengertian system filsafat

Secara etimologis istilah filsafat berasal dari Bahasa Yunani philein yang

artinya cinta dan Sophos artinya hikmah atau kebijaksanaan atau wisdom. Jadi

secara harfiah istilah filsafat mengandung makna cinta kebijaksanaan.

Keseluruhan arti filsafat yang meliputi berbagai masalah tersebut dapat

dikelompokkan menjadi dua macam sebagai berikut :

Pertama : Filsafat sebagai produk yang mencakup pengertian.


1. Filsafat sebagai jenis pengetahuan, ilmu, konsep, pemikiran dari para

filusuf pada zaman dahulu yang lazimnya merupakan suatu aliran atau

system filsafat tertentu.

2. Filsafat sebagai jenis problema yang dihadapi oleh manusia sebagai

hasil dari aktivitas berfilsafat.

Kedua : Filsafat sebagai suatu proses yang dalam hal ini diartikan dalam

bentuk suatu aktivitas berfilsafat, dalam proses pemecahan suatu

prmasalahan dengan menggunakan suatu cara dan metode tertentu sesuai

dengan objeknya.

• Adapun cabang filsafat yang pokok meliputi :

1) Metafisika

2) Epistimologi

3) Metodologi

4) Logika

5) Etika

6) Estetika

B. Pancasila Sebagai Suatu Sistem Yang Sifatnya Organis

Dasar filsafat negara Pancasila merupakan suatu kesatuan yang

sifatnya majemuk tunggal di dalamnya, konsekuensinya setiap sila tidak dapat


berdiri sendiri terpisah dengan sila lainnya, apabila dipisahkan maka hilanglah

makna Pancasila sebagai falsafah bangsa Indonesia.

Sila-sila Pancasila merupakan system filsafat pada hakikatnya suatu

kesatuan organis. Pada sila-sila Pancasila saling berkaitan antara satu dengan

lainnya, saling berhubungan dan jiwa menjiwai amtara satu sila dengan sila

lainnya.

C. Pancasila yang Bersifat Hierarkhis dan Berbentuk Piramidal

Susunan Pancasila adalah hirarkhis dan mempunyai bentuk piramida.

Dalam matematika piramida digunakan untuk menggambarkan hirarkhi sila-

sila Pancasila dalam urutan yang luas (kuantitas).

D. Pancasila Memiliki Hubungan Saling Mengisi dan Saling

Menkualifikasi

Menurut Notonagoro bahwa sila Pancasila yang saling mengisi dan

saling mengkualifikasikan adalah :

1) Sila pertama : ketuhanan Yang Maha Esa adalah ketuhanan yang

berkemanusiaan yang adil dan beradab

2) Sila kedua : kemanusiaan yang adil dan beradap adalah kemanusiaan

yang berketuhanan Yang Maha Esa

3) Sila ketiga : persatuan Indonesia adalah persatuaan yang

berketuhanan Yang Maha Esa


4) Sila keempat : kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan

dalam prmusyawaratan/perwakilan, adalah kerakyatan yang

berketuhanan Yang Maha Esa

5) Sila kelima : keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia adalah

keadilan yang berketuhanan Yang Maha Esa.

E. Kesatuan sila-sila Pancasila sebagai Suatu Sistem Filsafat

Secara filosofis Pancasila sebagai suatu kesatuan system filsafat

memiliki dasar ontologis, dasar epistemologis, serta dasar aksiologis sendiri

yang berbeda dengan system filsafat yang lainnya misalnya materialisme,

lebaralisme, pragmatisme, komunisme, idealisme dan lain paham filsafat di

dunia.

a) Dasar Ontologis Sila-sila Pancasila

b) Dasar Epistemologis Sila-sila Pancasila

c) Dasar Aksiologis Sila-sila Pancasila

Dalam filsafat Pancasila dapat kita jelaskan masing masing silanya di

bawah ini :

1) Ketuhanan Yang Maha Esa

Keyakinan bangsa Indonesia kepada causa prima atau Tuhan Yang

Mahs Esa

2) Kemanuiaan Yang Adil dan Beradab


Nilai-nilai yang terpelihara pada masyarakat Indonesia dari dahulu

kala.

3) Persatuan Indonesia

Nilai persatuan bersumber dari ikatan keluarga dan warga desa.

4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan

Demokrasi merupakan istilah baku yang menunjukan kekuasaan

berada di tangan rakyat yaitu dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat.

5) Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Semua negara di dunia selalu bertujuan utnuk mencari keadilan.

BAB VI

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

A. Pengertian dan Penerapan Etika

Etika berasal dari Bahasa Yunani Kuno ethos. Dalam bentuk jama ta

etha artinya adat kebiasaan. Istilah etika berarti ilmu tentang apa yang bisa

dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.

1. Etika Politik
Menurut Suseno bahwa secara substansif pengertian etika politik tidak

dapat dipisahkan dengan subjek sebagai pelaku etika yaitu manusia.

Oleh karena itu etika politik terkait erat dengan bidang pembahasan

moral.

1) Nilai-nilai Pancasila sebagai sumber etika politik

Sebagai dasar filsafat negara Pancasila tidak hanya merupakan

sumber darivasi peraturan perundangan, melainkan juga merupakan

sumber moralitas terutama dalam hubungannya dengan legitimasi

kekuasaan, hukum serta berbagai kebijakan dalam pelaksanaan dan

penyelenggaraan negara.

B. Pancasila Sebagai Etika Politik

1. Nilai-Nilai Pancasila sebagai Sumber etika politik

Suseno menyatakan bahwa dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan

negara etika politik menuntut agar kekuasaan dalam negara dijalankan

sesuai dengan :

1) Asas legalitas (legitimasi hukum) yaitu dijalankan sesuai hukum

yang berlaku.

2) Disahkan dan dijalankan secara demokratis (legitimasi

demokratis)

3) Dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip moral atau tidak

bertentangan dengannya (lagitimasi moral)


2. Pancasila Sebagai Aspek Ketatanegaraan (Yuridis

Konstitusional).

1) Kedudukan Pancasila sebagai sumber tertib hukum di Indonesia

Pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum artinya

Pancasila merupakan sumber dari segala sumber tertib hukum di

Indonesia, hal ini sesuai dengan Tap MPRS No. XX/MPRS/1966

tentang sumber tertib hukum dan tata urutan peraturan perundang-

undangan di Indonesia. Adapun hirarkhi perundangan adalah :

1. Undang-Undang Dasar 1945

2. Ketetapan MPR

3. Undang-undang atau peraturan pemerintah pengganti

undang-undang

4. Peraturan pemerintah

5. Keputusan presiden

6. Peraturan-peraturan pelaksanaannya seperti peraturan

Menteri, instruksi Menteri dll.

2) Kedudukan Pembukaan UUD 1945

3) Rumusan Pancasila dari Berbagai Pandangan

a. Beberapa Pendapat Konsep Dasar Negara RI

b. Rumusan Pancasila Menurut Piagam Jakarta (Jakarta Carter)

c. Rumusan Pancasila Menurut UUD 1945

d. Rumusan Pancasila Menurut Konstitusi RIS


e. Rumusan Pancasila Menurut UUD Sementara

f. Rumusan Pancasila Setelah Dektrit Presiden 5 Juli 1959

Ketata negaraan Indonesia sebelum dan setelah amandemen UUD

1945

a. Sebelum Amandemen UUD 1945

Sebelum UUD 1945 diamandemen di dalam penjelasan UUD 1945

dijelaskan bahwa system pemerintahan yang ditegaskan dalam UUD

1945 meliputi :

1. Indonesia adalah negara berdasarkan atas hukum (recstaat)

2. Sebelum amandemen UUD 1945 kekuasaan negara yang

tertinggi adalah Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).

3. Presiden ialah penyelenggara pemerintah negara tertinggi

dibawah majelis permusyawaratan Rakyat

4. Presiden tidak bertanggung jawab kepada Dewan Perwakilan

Rakyat (DPR).

5. Menteri negara adalah membantu presiden

6. Dewan Pertimbangan Agung (DPA) memberikan nasehat kepada

presiden.

b. Setelah Amandemen UUD 1945


Pada saat amandemen UUD 1945, dilakukan empat kali amandemen.

Amandemen pertama pada tahun1999, amandemen kedua pada tahun

2000, amandemen ketiga pada tahun 2001 dan amandemen ke empat

pada tahun 2002.

Setelah amandemen UUD 1945, maka struktur Lembaga-lembaga

negara berubah. Lembaga tertinggi negara dihilangkan, yang ada hanya

Lembaga tinggi negara.

C. Fungsi Lembaga Tinggi Negara

1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)

2. Kekuasaan pemerintahan negara (Presiden)

D. Tugas dan Wewenang Presiden RI Adalah :

a. Sebagai kepala Negara

b. Sebagai kepala pemerintahan

c. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

d. Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK)

e. Mahkama Agung (MA)

f. Komisi Yudisial (KY)

g. Mahkama Konstitusi (MK)


BAB VII

PANCASILA SEBAGAI DASAR NILAI PENGEMBANGAN ILMU

A. Nilai Ketuhanan Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu

Pengertian Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu adalah

setiap ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikembangkan di Indonesia

haruslah tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam

Pancasila (lima sila)

B. Nilai Kemanusiaan Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu

• Nilai dasar kemanusiaan sebagai pengembangan ilmu yaitu :

1. Memberi arah dan mengendalikan ilmu pengetahuan

2. Memberikan dasar-dasar moralitas

3. Ilmu pengetahuan dan teknologi harus diabadikan untuk

peningkatan karkat dan martabat manusia

C. Nilai Persatuan Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu

Nilai persatuan Indonesia memberikan kesadaran kepada bangsa

Indonesia akan rasa nasionalisme bangsa indonesia. Oleh karena itu ilmu

pengetahuan dan teknologi harus dapat dikembangkan untuk memperkuat

rasa persatuan dan kesatuan bangsa.

D. Nilai Kerakyatan Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu


Nilai kerakyatan mendasari pengembanga ilmu pengetahuan dan

secara demokratis, yang artinya setiap ilmuan haruslah memiliki kebebasan

untuk mengembangkan ilmu pengetahuan tetapi juga harus saling

menghormati dan menghargai kebebasan orang lain.

E. Nilai Keadilan Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu

Pengembangan ilmu pengetahuan yang berkedilan harus dapat

teraktualisasi dalam pengelolahan kekayaan alam sebagai milik Bersama

bangsa Indonesia untuk Kemakmuran Rakyat.

Anda mungkin juga menyukai