Anda di halaman 1dari 6

RANGKUMAN PANCASILA

Disusun guna memenuhi tugas matakuliah Pancasila


Dosen pengampu : Muhellis,S.H.,M.H

Disusun oleh:

FITRIA RISMAWATI

334120011123

1-D KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


JURUSAN KESEHATAN POLITEKNIK NEGERI MADURA
TAHUN PELAJARAN 2020-2021
(1)
PERJALANAN SEJARAH PANCASILA SEJAK ERA PRA KEMERDEKAAN
DAN ERA KEMERDKAAN

A. Pancasila Di Era Pra Kemerdekaan


Pancasila adalah ideologi dasar negara dan rumusan kehidupan bagi negara Indonesia.
Pada tanggal 1 Maret 1945 di bentuk Badan Penyelidikan Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia yang diketuai oleh Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T) Radjiman
Wedyodiningrat. Dalam pembukaan pidato pada sidang pertama Radjiman Widyodiningrat
mengelontarkan pertanyaan "Apa dasar negara kita dan mau dibentuk apa ? "
Untuk merumuskan Pancasila sebagai dasar negara, terdapat usulan-usulan pribadi yang
dikemukakan dalam sidang BPUKI yaitu Muhammad Yamin,Soekarno,dan Soepomo. Sidang
pertama dilaksanakan pada tanggal 29 Mei 1945-1 Juni 1945 untuk merumuskan falsafah dasar
negara untuk negara Indonesia.
Pada di era Pra Kemerdekaan selepas perumusan dasar negara Indonesia yang dilaksanakan
tanggal 29 Mei - 1 Juni 1945. Sesudah itu dibentuk panitia kecil ( 9 Orang ) untuk merumuskan
gagasan-gagasan tentang dasar-dasar negara yang dilontarkan oleh 3 pembicara pada
persidangan pertama.
Pada tanggal 18 Agustus 1945 Piagam Jakarta mengesahkan pada sidang PPKI dalam
pembentukkan UUD 1945. Naskah Piagam Jakarta ditulis dengan menggunakan ejaan Republik
dan ditandatangani oleh Ir.Soekarno, Moh Hatta, A.A Maramis, Abdul Kahar, H.A Salim,
Achmad Subadjo, Abikoeno, K.H Wahid Hasjim, dan Muhammad Yamin.
Pada tanggal 22 Juni 1945 Piagam Jakarta meperbandingkan perumusan dasar negara menjadi :
1. Ketuhanan yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaa dalam permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia.

B. Sejarah Mempertahankan Pancasila Pada Era Orde Lama


Pada masa orde lama yaitu pada masa kepemimpinan presiden Soekarno, Pancasila
mengalamiideologisasi, dimana Pancasila berusaha untuk dibangun, dijadikan sebagai
keyakinan, dan kepribadian bangsa Indonesia. 
Pada masa pemerintahan Orde Lama, kehidupan politik dan pemerintah sering terjadi
penyimpangan yang dilakukan Presiden dan juga MPRS yang bertentangan dengan pancasila dan
UUD 1945. Artinya pelaksanaan UUD1945 pada masa itu belum dilaksanakan sebagaimana
mestinya.

Selain itu, muncul pertentangan politik dan konflik lainnya yang berkepanjangan sehingga situasi
politik, keamanaan dan kehidupan ekonomi makin memburuk puncak dari situasi tersebut adalah
munculnya pemberontakan G 30 S/PKI yang sangat membahayakan keselamatan bangsa dan
Negara.

C.Dinamika Pancasila Era Reformasi


Eksistensi Pancasila Di Era Reformasi belum berlangsung dengan baik karena Pancasila belum
difungsikan secara maksimal Banyak masyarakat yang hafal butir-butir Pancasila tetapi belum
memahami makna yang terkandung dalam Pancasila.

Pada masa reformasi, Pancasila sebagai re-interprestasi.Yaitu Pancasila harus selalu di


interprestasikan kembali sesuai dengan perkembangan zaman, berarti dalam
menginterprestasikannya harus relevan dan kontekstual dan harus sinkron atau sesuai dengan
kenyataan.

Berbagai perubahan dilakukan untuk memperbaiki sendi-sendi kehidupan berbangsa dan


bernegara di bawah payung ideologi Pancasila. Namun, faktanya masih banyak masalah sosial-
ekonomi yang belum terjawab.

(2)
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA
A. Pengertian
Ideologi secara etimologis, artinya ilmu tentang ide ide (the science of ideas), atau ajaran tentang
pengertian dasar (Kaelan, 2013: 60-61).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ideologi sebagai kumpulan konsep bersistem yang
dijadikan asas pendapat yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan hidup.
Ideologi juga diartikan sebagai cara berpikir seseorang atau suatu golongan. Ideologi dapat
diartikan paham, teori, dan tujuan yang merupakan satu program sosial politik (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 2008: 517).
Beberapa jenis ideologi dunia sebagai berikut.
a. Marxisme-Leninisme; suatu paham yang meletakkan ideologi dalam perspektif evolusi
sejarah.
b. Liberalisme; suatu paham yang meletakkan ideologi dalam perspektif kebebasan individual,
artinya lebih mengutamakan hak-hak individu.
c. Sosialisme; suatu paham yang meletakkan ideologi dalam perspektif kepentingan
masyarakat
d. Kapitalisme; suatu paham yang memberi kebebasan kepada setiap individu untuk
menguasai sistem pereknomian dengan kemampuan modal yang ia miliki (Sastrapratedja,
2001: 50 – 69).

B.Tantangan terhadap Pancasila sebagai Ideologi Negara


Adapun faktor eksternal meliputi hal-hal berikut:
a. Pertarungan ideologis antara negara-negara super power antara Amerika Serikat dan Uni
Soviet antara 1945 sampai 1990 yang berakhir dengan bubarnya negara Soviet sehingga
Amerika menjadi satu-satunya negara super power.
b. Menguatnya isu kebudayaan global yang ditandai dengan masuknya berbagai ideologi asing
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara karena keterbukaan informasi.
c. Meningkatnya kebutuhan dunia sebagai akibat pertambahan penduduk dan kemajuan
teknologi sehingga terjadi eksploitasi terhadap sumber daya alam secara masif. Dampak
konkritnya adalah kerusakan lingkungan, seperti banjir, kebakaran hutan.

Adapun faktor internal meliputi hal-hal sebagai berikut:


a.Pergantian rezim yang berkuasa melahirkan kebijakan politik yang berorientasi pada
kepentingan kelompok atau partai sehingga ideologi Pancasila sering terabaikan.
b.Penyalahgunaan kekuasaan (korupsi) mengakibatkan rendahnya kepercayaan masyarakat
terhadap rezim yang berkuasa sehingga kepercayaan terhadap ideologi menurun drastis.
Ketidakpercayaan terhadap partai politik (parpol) juga berdampak terhadap ideologi negara
sebagaimana terlihat dalam gambar berikut.
C. Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai Ideologi Negara
 1. Hakikat Pancasila sebagai Ideologi Negara :
a. Dimensi realitas
b. Dimensi idealitas
c. Dimensi fleksibilitas
2. Urgensi Pancasila sebagai Ideologi Negara
a. Ideologi negara sebagai penuntun warga negara, artinya setiap perilaku warga negara
harus didasarkan pada preskripsi moral. Contohnya, kasus narkoba yang merebak di
kalangan generasi muda menunjukkan bahwa preskripsi moral ideologis belum disadari
kehadirannya.
b. Ideologi negara sebagai penolakan terhadap nilai-nilai yang tidak sesuai dengan sila-sila
Pancasila. Contohnya, kasus terorisme yang terjadi dalam bentuk pemaksaan kehendak
melalui kekerasan. Hal ini bertentangan nilai toleransi berkeyakinan, hak-hak asasi
manusia, dan semangat persatuan.

(3)
ETIKA PANCASILA
1. Pengertian
Etika Pancasila adalah cabang filsafat yang dijabarkan dari sila-
sila Pancasila untuk mengatur perilaku kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara di Indonesia.
Kelima nilai tersebut membentuk perilaku manusia Indonesia dalam semua aspek
kehidupannya.
Sila ketuhanan mengandung dimensi moral berupa nilai spiritualitas yang mendekatkan
diri manusia kepada Sang Pencipta, ketaatan kepada nilai agama yang dianutnya.
Sila kemanusiaan mengandung dimensi humanus, artinya menjadikan manusia lebih
manusiawi, yaitu upaya meningkatkan kualitas kemanusiaan dalam pergaulan antar
sesama.
Sila persatuan mengandung dimensi nilai solidaritas, rasa kebersamaan (mitsein), cinta
tanah air.
Sila kerakyatan mengandung dimensi nilai berupa sikap menghargai orang lain, mau
mendengar pendapat orang lain, tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
Sila keadilan mengandung dimensi nilai mau peduli atas nasib orang lain, kesediaan
membantu kesulitan orang lain.
2.Konsep Pancasila sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Pertama, bahwa setiap ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang dikembangkan di Indonesia
haruslah tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Kedua, bahwa setiap iptek yang dikembangkan di Indonesia harus menyertakan nilai198 nilai
Pancasila sebagai faktor internal pengembangan iptek itu sendiri.
Ketiga, bahwa nilai-nilai Pancasila berperan sebagai rambu normatif bagi pengembangan iptek
di Indonesia, artinya mampu mengendalikan iptek agar tidak keluar dari cara berpikir dan cara
bertindak bangsa Indonesia.
Keempat, bahwa setiap pengembangan iptek harus berakar dari budaya dan ideologi bangsa
Indonesia sendiri atau yang lebih dikenal dengan istilah indegenisasi ilmu (mempribumian ilmu).

3.Tantangan Pancasila sebagai Dasar Pengembangan Ilmu


a. Kapitalisme yang sebagai menguasai perekonomian dunia, termasuk Indonesia. Akibatnya,
ruang bagi penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar pengembangan ilmu menjadi terbatas.
b. Globalisasi yang menyebabkan lemahnya daya saing bangsa Indonesia dalam pengembangan
iptek sehingga Indonesia lebih berkedudukan sebagai konsumen daripada produsen
dibandingkan dengan negaranegara lain.
c. Konsumerisme menyebabkan negara Indonesia menjadi pasar bagi produk teknologi
negara lain yang lebih maju ipteknya
d. Pragmatisme yang berorientasi pada tiga ciri, yaitu: workability (keberhasilan), satisfaction
(kepuasan), dan result (hasil).

Anda mungkin juga menyukai