Anda di halaman 1dari 18

EYD

(EJAAN YANG DISEMPURNAKAN)


DISUSUN OLEH :
1. FITRIA RISMAWATI (33412001123)
2. DEWI SYAFITRI (33412001129)
3. FAUZAN (33412001139)
• PENGERTIAN
EYD merupakan aturan tata Bahasa Indonesia yang baku. Peran
EYD yakni sebagai pedoman umum bagi para pengguna Bahasa
Indonesia.
UNSUR-UNSUR DALAM EYD
   Penggunaan EYD pada penulisan huruf dan kata
1.Penggunaan Huruf Kapital
a.       Jabatan tidak diikuti nama orang
Contoh: Gubernur Jawa Barat,
b.      Huruf pertama nama bangsa
Contoh: bangsa Indonesia
c.      Setiap unsur bentuk ulang sempurna
Contoh: Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial, Yayasan Ahli-Ahli Bedah
d.       Penulisan kata depan dan kata sambung
Contoh, Harimau Tua dan Ayam
2.      PENULISAN HURUF MIRING

a.       Penulisan nama buku


Contoh:Buku Jurnalistik Indonesia, Majalah Sunda Mangle.
b.      Penulisan penegasan kata dan penulisan bahasa asing
Contoh:boat modeling, aeromodeling, motorsport.
c.       Penulisan kata ilmiah
 Contoh:royal-purple amethyst, rhizopoda, lactobacillus, dsb.
     PENGGUNAAN EYD YANG BENAR PADA PARTIKEL, SINGKATAN, AKRONIM, DAN ANGKA

•       PENULISAN PARTIKEL
 Pedoman EYD menetapkan ketentuan pertama menyatakan partikel -lah, -kah, dan –tah ditulis
serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh: bacalah, tidurlah, apakah,  siapakah, adakah.
•    PENULISAN SINGKATAN
singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih. Singkatan nama resmi
lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis
dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik
Contoh : NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia),KTP( kartu tanda penduduk)
    PENULISAN AKRONIM
Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata,
ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.
• Pertama, akronim nama diri berupa gabunga suku kata.
• Kedua, akronim yang bukan nama diri berupa gabungan huruf.
4.      PENULISAN ANGKA
Pertama,angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Dalam tulisan lazim digunakan
angka Arab atau angka Romawi.
Kedua, angka digunakan untuk menyatakan :
(1) ukuran panjang, berat, luas, dan isi,
(2) satuan waktu,
(3) nilai uang, dan
(4) kuanitas.
Ketiga, angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, aparteman, atau kamar pada alamat.
Keempat, angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci.
C.     Penggunaan Tanda Baca
1.      Tanda Titik (. )
a.      Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Misalnya: Ayahku tinggal di Solo.
                Biarlah mereka duduk di sana.
                Dia menanyakan siapa yang akan datang.
b.      Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
  Misalnya: Muh. Yamin
c.       Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan
Misalnya: Bc. Hk.              (Bakalaureat Hukum)
              Dr.                   (Doktor)
2.      Tanda Koma ( , )
a.       Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
  Misalnya: Saya membeli buku, pena, dan tinta.
b.      Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh
kata tetapi dan melainkan. 
Misalnya:  Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
                  Didi bukan anak saya, melainkan anak Pak Kasim. 
3.      Tanda Titik Koma (; ) 
a.    Dipakai untuk memisahkan bagian-­bagian kalimat yang sejenis dan setara. 
Misalnya: Malam makin larut; kami belum selesai juga. 
b.     Dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata
penghubung. 
Misalnya: Ayah mengurus tanaman di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur;adik bermain di ruang tamu
4.      Tanda Titik Dua ( : ) 
a.       Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau
pemerian. 
Misalnva: -Yang kita perlukan sekarang ialah barang yang berikut: kursi, meja, dan lemari.
-Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonorni Umum dan Ekonomi Perusahaan. 
b.      Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
   Misalnya:    a.  Ketua      : Ahmad Wijaya
                     Sekretaris : Handayani
                     Bendahara : B. Hartawan
Tanda Tanya ( ? )
a.       Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya
 Misalnya: Kapan ia berangkat?
                  Saudara tahu bukan?
b.      Tanda tanya dipakai di antara tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang
disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Misalnya: la dilahirkan pada tahun 1683 (?).
Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang. 
Tanda Seru (!) 
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau
perintah, atau yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau rasa emosi yang
kuat. 
Misalnya: Alangkah seramnya peristiwa itu!
              Bersihkan kamar ini sekarang juga!
              Masakan! Sampai hati juga ia meninggalkan anak- istrinya!
              Merdeka! 
Tanda Kurung (   ) 
a.       Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan. 
Misalnya: DIP (Daftar Isian Proyek) kantor itu sudah selesai. 
b.      Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan. 
Misalnya:  Sajak Tranggono yang berjudul "Ubud" (nama tempat yang terkenal di Bali) ditulis pada tahun
1962
c.       Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu seri keterangan. Angka atau huruf itu dapat
juga diikuti oleh kurung tutup saja.
Misalnya:  Faktor-faktor produksi menyangkut masalah berikut:
                (a) alam,
                (b) tenaga kerja, dan
                (c) modal.
Faktor-faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal.  
Tanda Petik ("... ") 
a.       Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau
bahan tertulis lain. Kedua pasang tanda petik itu ditulis sama tinggi di sebelah atas baris.  
Misalnya:  "Sudah siap?" tanya Awal.
              "Saya belum siap," seru Mira, "tunggu sebentar!" 
b.      Tanda petik mengapit judul syair, karangan, dan bab buku, apabila dipakai dalam
kalimat. 
Misalnya:  Bacalah "Bola Lampu" dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat. 
Tanda Petik Tunggal ( ' ... ' ) 
a.       Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.       
Misalnya:  Tanya Basri, "Kaudengar bunyi 'kring-kring' tadi?"
               "Waktu kubuka pintu kamar depan, kudengar teriak anakku, 'Ibu, Bapak pulang',
               dan rasa letihku lenyap seketika," ujar Pak Hamdan.
b.      Tanda petik tunggal mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing (Lihat pemakaian
tanada kurung) 
Misalnya:  rate of inflation          ’laju inflasi’
 
Tanda Ulang ( ...2 ) (angka 2 biasa) 
Tanda ulang dapat dipakai dalam tulisan cepat dan notula untuk menyatakan pengulangan kata dasar.           
Misalnya:  kata2
               lebih2
               sekali2 
  Tanda Garis Miring ( / ) 
a.       Tanda garis miring dipakai dalam penomoran kode surat. 
Misalnya: No. 7/PK/1973 
b.      Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, per, atau nomor alamat. 
Misalnya:  mahasiswa/mahasiswi
               harganya Rp 15,00/lembar
               Jalan Daksinapati IV/3 
Kesimpulan
            Ejaan merupakan keseluruhan peraturan bagaimana menggambarkan lambang-
lambang bunyi ujaran dan bagaimana interrelasi antara lambang-lambang itu
(pemisahannya, penggabungannya) dalam suatu bahasa. Ejaan yang disempurnakan
bertujuan untuk dapat berkomunikasi dengan bahasa indonesia yang baik dan benar. Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam EYD, seperti :
1. Pemakaian huruf   
3. Penulisan kata
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai