Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH BAHASA INDONESIA

PENULISAN TANDA BACA, SINGKATAN DAN AKRONIM

DISUSUN OLEH :

Albertus Mediyato B. P323032


Moh Ibnu Irbath P323037
Muh. Zakri Shazwan P323042
Muliaramadhan P323047
Rizki Tanciga P323052
Syaban Ilham Prakarsa P323057

POLITEKNIK MUHAMMADIYAH MAKASSAR


2023/2024
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Ejaan adalah seperangkat aturan atau kaidah pelambang bunyi bahasa,
pemisahan, penggabungan, dan penulisanya dalam suatu bahas. Batasan
tersebut menunjukan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja.
Mengeja adalah kegiatan melafalakan huruf, suku kata, atau kata, sedangakan
ejaan adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekedar masalah
pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa dengan
menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya.
Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi
keteraturan dan keseragaman hidup, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan
dalam bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna. Ibarat
sedang menyetir kendaraan, ejaan adalah rambu lalu lintas yang harus dipatuhi
oleh setiap pengemudi. Jika para pengemudi mematuhi rambu itu, terciptalah
lalu lintas yang tertib, teratur, dan tidak semrawut. Seperti itulah kira – kira
bentuk hubungan antara pemakai dengan ejaan.

1.2 Masalah
Pada masalah ini, kami akan menjelaskan bagaimana cara penggunaan
tanda baca, singkatan dan akronim yang baik dan benar. Di sini kami
menuliskan macam macam tanda baca beserta aturan letak penggunaan dan
fungsi dari macam-macam tanda baca tersebut, sehingga kita bisa memahami
bagaimana cara penggunaan tanda baca yang baik dan benar, karena dalam
aturan penggunaan tanda baca, banyak sekali masalah masalah penulisan
tanda baca yang kurang tepat sehingga terkadang sulit untuk memahami isi
tentang tulisan yang ditulis dalam sebuah karya tulis.

1.3 Ruang Lingkup


Ruang Lingkup EYD mencakup lima aspek yaitu:
1. Pemakaian Huruf
2. Penulisan Huruf
3. Penulisan Kata
4. Penulisan Unsur Serapan
5. Pemakaian Tanda Baca

2
Pemakaian tanda baca (pungtuasi) membicarakan teknik penerapan kelima
belas tanda baca dalam penulisan dengan kaidahnya masing-masing. Di dalam
hal ini, kita akan mempelajari ejaan yang nomor lima yaitu penggunaan tanda
baca.

1.4 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin kami capai dari penulisan karya tulis ini adalah:
1. Dapat memahami fungsi dari macam-macam tanda baca yang
ada
2. Dapat memahami tata cara dan letak dalam penggunaan tanda
baca
3. Dapat membuat sebuah karya tulis dengan tanda baca yang baik
dan benar
4. Dapat memahami dan mengembangkan tulisan dengan tanda
baca yang baik dan benar.
5. Dapat memahami pengertian singkatan dan penulisan singkatan
yang benar.
6. Dapat memahami dan membedakan antara singkatan dan
akronim serta cara penulisan yang baik dan benar.

1.5 Manfaat
Dengan diselesaikanya makalah ini, kami dapat memberikan manfaat
antara lain:
1. Dapat menulis karya ilmiah dengan penulisan tanda baca,
singkatan, dan akronim yang benar.
2. Dapat menggunakan tanda baca yang sesuai dengan konteks
kalimat yang ada.
3. Dapat memahami penggunaan tanda baca untuk menulis sebuah
karya ilmiah yang baik dan benar.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pemakaian Tanda Baca ( Pungtuasi )


Dalam hal pembuatan karangan ilmiah, kesalahan huruf dan tanda baca
sering muncul. Dalam penulisan tanda baca sering sekali kita lalai dan
melakukan kesalahan dalam penulisanya, sehingga menjadikan karangan atau
karya ilmiah kita menjadi sebuah karya yang kurang baik karena ada kesalahan
dalam penulisanya.
Dari berbagai kesalahan itu, sebenarnya para penulis karya ilmiah mampu
untuk membuat tulisannya, akan tetapi mereka sering lalai dan ceroboh dalam
penggunaan tanda baca. Karena apa, tanda baca selalu di anggap sepele dalam
penggunaanya sehingga kadang menjadikan kalimat itu menjadi rancu dan
berbeda arti.
Suatu contoh kita ambil kalimat “kucing makan tikus mati”. Dalam konteks
kalimat ini jika tidak kita beri pemisah tanda baca maka akan menjadikanya
sulit untuk dipahamai. Dari kalimat “kucing makan tikus mati” siapakah yang
mati dalam konteks kalimat ini?, akan tetapi apabila kita ganti konteks kalimat
ini dengan pemberian tanda baca seperti ini ”kucing makan, tikus mati”,
siapakah yang mati dalam konteks kalimat ini?, kemudian apabila kita gunakan
konteks kalimat ini ”kucing makan tikus, mati”, siapakah yang mati dalam
konteks kalimat ini? Kucing makan tikus mati adalah salah satu contoh kalimat
yang banyak persepsi apabila kita salah menggunakan tanda bacanya. Oleh
karena itu, pemakaian tanda baca dalam penyusunan kalimat sangat perlu
untuk diperhatikan.

2.2 Macam-macam tanda baca


Tanda tanda baca yang dipakai dalam penulisan yaitu:
a. Tanda titik ( . )
b. Tanda koma ( , )
c. Tanda titik koma ( ; )
d. Tanda titik dua ( : )
e. Tanda hubung ( - )
f. Tanda pisah ( )
g. Tanda elipsis (...)
h. Tanda tanya ( ? )
i. Tanda seru (!)
j. Tanda kurung ((...))
k. Tanda kurung siku ( [...] )

4
l. Tanda petik ganda ( “...” )
m. Tanda petik tunggal ( „...‟ )
n. Tanda garis miring ( / )
o. Tanda penyingkat ( „ )

2.3 Fungsi tanda baca


Dari macam-macam tanda baca yang telah disebutkan di atas, masing
masing tanda baca memiliki fungsi dan kegunaanya. Fungsi dari macam-
macam tanda tersebut adalah:

a. Tanda Titik (.)


● Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau
seruan.
Misalanya:
Ayahku tinggal di Solo. Saya bekerja disini.
● Tanda titik tidak dipakai dibelakang angka atau huruf dalam suatu
bagan.
Misalnya:
1. Patokan Umum
III. Departemen Pendidikan Nasional.
b. Tanda Koma (,)
● Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian
atau pembilangan.
Misalnya:
Saya membeli kertas, pena, dan tinta. Satu, dua,...tiga.
c. Tanda Titik Koma (;)
● Tanda titik koma dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk
memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk setara.
Misalnya:
Hari sudah malam; anak-anak masih membaca buku-buku yang baru
dibeli ayahnya.
d. Tanda Titik Dua (:)
● Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang
diikuti rangkaian atau pemerian.
Misalnya:
Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan
lemari.

e. Tanda Hubung (-)


5
● Tanda hubung menyambung suku-suku kata yang terpisah oleh
penggantian baris.
Misalnya:
Di samping cara lama diterapkan juga ca-
ra baru
f. Tanda Pisah ( __ )
● Tanda pisah dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat
yang member penjelasan di luar bangun utana kalimat.
Misalnya:
Kemerdekaan bangsa itu – saya yakin akan tercapai – diperjuangkan
oleh bangsa itu sendiri.
Seminar dan lokakarya penyuntingan buku diselenggarakan oleh Dikti
tanggal 12 Februari – 16 Maret 1990.
g. Tanda Elipsis (...)
● Tanda baca ellipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus atau
dihilangkan.
Misalnya:
Kalau begitu... ya, apa boleh buat.
Sebab kemerosotan... akan diteliti.
Tanda baca... harus digunakan dengan hati-hati....
Catatan:
Jika bagian yang dihilangkan itu mengakhiri kalimat, perlu dipakai
titik empat: tiga menandai penghilangan dan satu untuk menandai
akhir kalimat.
h. Tanda Tanya ( ? )
● Tanda tanya dipakai di akhir tanda tanya. Tanda tanya dalam kurung
untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan kebenarannya.
Misalnya:
Uangnya sebanyak sepuluh juta rupiah (?) hilang.
Katanya ia berumur seratus tahun (?)
Di setiap ibukota provinsi (?) mereka punya perusahaan.
i. Tanda Seru ( ! )
● Tanda seru dipakai menggambarkan perintah, kesungguhan, emosi
kuat.
Misalnya:
Bersihkan kamar itu sekarang juga!
Masakan, pahlawan menipu negara!
Alangkah piciknya pejabat itu!

6
j. Tanda Kurung ( ( ) )
● Tanda kurung dipakai sebagai mengapit tambahan keterangan atau
penjelasan.
Misalnya:
DIP ( Daftar Isian Proyek ) kantor itu sudah selesai.
● Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan
bagian integral pokok pembicaraan.
Misalnya:
Sajak Tranggono yang berjudul “Ubud” ( nama tempat yang terkenal
di Bali ) di tulis pada tahun 1962.
k. Tanda Kurung Siku ( [ ] )
● Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau
kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian
kalimat yang di tulis orang lain. Tanda itu jadi isyarat bahwa kesalahn itu
memang terdapat didalam naskah asal.
Misalnya:
Sang Sapurba men [d] engar bunyi gemerisik
● Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang
sudah bertanda kurung.
Misalnya:
( Perbedaan antara dua macam proses ini [lihat Bab I] tidak
dibicarakan ).
l. Tanda Petik Ganda ( “...” )
● Tanda petik dipakai mengapit petikan langsung, judul syair, karangan,
istilah yang mempunyai arti khusus atau kurang dikenal.
Misalnya:
Kata Hasan, “ Saya ikut”.
Sajak “Aku” karangan Chairil Anwar.
Ia memakai celana “cubrai”.
m. Tanda Petik Tunggal ( „...‟ )
● Tanda petik tunggal mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau
ungkapan asing.
Misalnya:
Lailatul Qadar „ Malam bernilai‟
n. Tanda Garis Miring ( / )
● Tanda garis miring dipakai dalam penomoran kode surat. Misalnya:
No. 7/PK/1973
● Tanda Garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, per,
atau nomor alamat.

7
Misalnya:
Mahasiswa/mahasiswi
Harganya Rp. 1.500/lembar
Jalan Daksinapati IV/3
o. Tanda Penyingkat atau Apostrof ( „ )
● Tanda apostrof digunkan untuk menyingkat kata. Tanda ini banyak
digunakan dalam ragam sastra.
Misalnya:
„kan kucari dari akan kucari.
„lah tiba dari telah tiba.

3.1 Pengertian Singkatan


Arti singkatan berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
merupakan gabungan beberapa huruf yang disingkat dari suatu kata atau
beberapa kata menjadi satu. Dalam khazanah Bahasa Indonesia terdapat
beberapa kata yang biasa disingkat dan termasuk ke dalam singkatan baku.
Singkatan juga terkadang disebut sebagai ringkasan meski singkatan
seringkali terdiri dari gabungan huruf mati saja. Sementara menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) akronim adalah gabungan beberapa suku kata
atau huruf yang dipendekkan dan dibaca sebagai satu kata yang umum atau
wajar.

3.2 Penulisan Singkatan


A. Singkatan untuk Kebutuhan Surat dan Dokumen
Beberapa singkatan sudah sangat lumrah digunakan untuk kegiatan
surat-menyurat serta pembuatan dokumen. Aturan penulisan singkatan
yang terdiri dari lebih dua huruf untuk pembuatan dokumen dan surat
harus diberikan tanda titik di belakang. Berikut contoh singkatan yang
biasa digunakan:
1) ttd. = tertanda
2) dll. = dan lain-lain
3) hlm. = halaman
4) dkk. = dan kawan-kawan
5) sda. = sama dengan di atas
6) dsb. = dan sebagainya
7) yth. = yang terhormat
8) dst. = dan seterusnya
9) ybs. = yang bersangkutan

8
B. Singkatan Dua Huruf untuk Surat dan Dokumen
Singkatan untuk kegiatan surat-menyurat dan penulisan dokumen
juga terkadang hanya terdiri dari dua huruf saja. Untuk singkatan yang
hanya terdiri dari dua huruf maka setiap akhir huruf harus disertai tanda
titik. Berikut contoh singkatan yang terdiri dari dua huruf:
1) s.d. = sampai dengan
2) u.p. = untuk perhatian
3) a.n. = atas nama
4) d.a. = dengan alamat

C. Singkatan dari Beberapa Kata Ditulis Kapital Semua


Beberapa kata yang disingkat menjadi satu kata ditulis menggunakan
huruf besar semua atau huruf kapital di setiap huruf awal susunan kata
tersebut. Penulisan huruf kapital tidak perlu disertai dengan tanda titik
setelah huruf-hurufnya. Berikut ini beberapa singkatan yang ditulis
menggunakan huruf kapital:
1) SD = Sekolah Dasar
2) SMA = Sekolah Menengah Atas
3) SMP = Sekolah Menengah Pertama
4) TK = Taman Kanak-Kanak
5) NKRI = Negara Kesatuan Republik Indonesia
6) PT = Perseroan Terbatas
7) NPWP = Nomor Pokok Wajib Pajak
8) KTP = Kartu Tanda Penduduk

D. Singkatan Pangkat, Nama Orang, Gelar


Nama orang, gelar dan juga pangkat bisa disingkat agar lebih ringkas
dan diakhiri menggunakan tanda titik sebagai tanda singkatan. Berikut
beberapa contoh penggunaan singkatan untuk nama orang, gelar dan juga
pangkat:
1) dr. = dokter
2) Dr. = Doktor
3) Ahmad Yamin = Haji Ahmad Yamin
4) S.Si. = Magister of Sains
5) Sdr. Badri = Saudara Badri

9
4.1 Pengertian Akronim
Beberapa akronim sudah sangat lazim di telinga masyarakat sehingga
seringkali tidak disadari sebagai bentuk akronim dari beberapa kata. Akronim
bisa dituliskan memakai huruf kecil biasa maupun huruf kapital.
Singkatan dan akronim sebenarnya hampir mirip jika dilihat dari segi
kegunaannya untuk memperpendek kata atau beberapa kata sehingga lebih
ringkas. Namun akronim memiliki cara penggunaan yang sedikit berbeda dari
singkatan.

4.2 Penulisan Akronim


A. Akronim dari Beberapa Kata yang Digabung Menjadi Beberapa Suku Kata
Akronim umumnya dibuat dari gabungan beberapa kata yang kemudian
disatukan menjadi beberapa suku kata. Selain itu, akronim ini umumnya
dipakai untuk menyebut nama organisasi, nama instansi, nama provinsi atau
nama daerah.
1) Kalbar = Kalimantan Barat
2) Bappenas = Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
3) Bulog = Badan Urusan Logistik
4) Kemenkeu = Kementerian Keuangan

B. Susunan Kata Nama Organisasi dengan Kapital di Semua Hurufnya


Nama organisasi atau instansi umumnya terdiri dari lebih satu kata.
Menuliskan nama instansi dan organisasi yang lengkap tentu merepotkan. Oleh
karena itu dibuat akronim dari nama instansi dan organisasi tersebut.
Akronim dari nama instansi dan organisasi ditulis menggunakan huruf
kapital di setiap hurufnya. Akronim juga dibuat susunan huruf awal setiap kata.
Berikut contohnya:
1) PBB = Persatuan Bangsa-Bangsa
2) BIN = Badan Intelijen Negara
3) KPK = Komisi Pemberantasan Korupsi
4) DPR = Dewan Perwakilan Rakyat
5) BIG = Badan Informasi Geospasial
6) LAN = Lembaga Administrasi Negara

C. Akronim dari Beberapa Kata Bukan Nama


Akronim juga dibuat dari susunan beberapa kata yang biasanya digunakan
untuk menunjuk sebuah benda atau objek yang nama objek tersebut cukup
panjang sehingga disingkat dengan akronim.

10
Jenis akronim satu ini sangat umum digunakan di kehidupan sehari-hari
sehingga banyak orang justru tidak tahu kepanjangan akronim tersebut.
1) Pilkada = pemilihan kepala daerah
2) Pemilu = pemilihan umum
3) rudal = peluru kendali
4) Pemkab = Pemerintah Kabupaten
5) Jabodetabek = Jakarta, Bogor, Depok, Tanggerang, Bekasi
6) Walkot = Wali kota
7) Wagub = Wakil gubernur
8) Kades = Kepala Desa

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penggunaan tanda baca perlu diperhatikan dalam penulisan karya tulis
atau karya ilmiah. Masing masing tanda baca memiliki aturan dan tata letak
penggunaanya, sehingga kita harus cermat dalam menggunakan tanda baca
dan menempatkan tanda baca pada aturan yang telah di tetapkan. Penggunaan
ejaan yang disempurnakan (EYD) sangat dibutuhkan dalam penulisan karya
tulis ilmiah agar sebuah karya tulis ilmiah tersebut dapat tersusun dengan baik
dan mudah dipahami.
Dari berbagai macam sumber yang telah kami baca, maka penggunaan
tanda baca perlu untuk dipahami dan dipelajari lebih detail agar penggunaan
tanda baca pada karya ilmiah yang kita buat menjadi benar dan mudah
dipahami oleh orang-orang yang akan membaca karya tulis kita.

3.2 Saran
Dari tugas makalah tersebut, banyak hal yang dapat kita pelajari. Seperti
halnya yang sudah kami harapkan dan sampaikan pada kata pengantar tugas
makalah ini, yaitu semoga dengan terselesaikannya makalah ini dapat
menambah wawasan kita dan pemahaman kita mengenai pengguanaan tanda
baca yang baik dan benar yang tentu saja sesuai dengan EYD.
Dan demikian makalah yang dapat kami buat. Apabila ada kata-kata yang
kurang berkenan di hati atau belum sesuai dengan apa yang Anda harapkan,
kami mohon maaf. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun kami agar dalam tugas-tugas selanjutnya, kami dapat
menyelesaikannya dengan lebih baik lagi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Anynomous. 2011. Buku Pintar Ejaan Yang Disempurnakan. Jakarta : Cabe Rawet
Arifin, Zaenal E. S & Amran Tasai. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia untuk
Perguruan Tinggi
Hs. Wijono. 2005. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia
Lumbanbatu, Leonardus. 2008. Menulis Tertib & Sitematik membuat Manusia Tepat
dan Cermat . Bogor
Situmorang, Drs. B.P. 1982. Bahasa Indonesia sebagai Bahan kuliah dasar untuk
Perguruan Tinggi. Flores: Nusa Indah

13

Anda mungkin juga menyukai