Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH BAHASA INDONESIA

PENGGUNAAN TANDA BACA DALAM UNSUR KALIMAT

Oleh,

Nama Kelompok :
1. Annisa amelz
2. Devi Rahmawati 1717011070
3. Kadek Suprajaya
4. M. Rois Abdillah
5. Rana Aprilia Rinjani 1717011063

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Setiap karya tulis ilmiah(makalah,skripsi,laporan,penelitian) menerapkan aturan-aturan


Ejaan Bahasa Indonesia. Ejaan Bahasa indonesia memberikan salah satu dari beberapa
pedoman yang ada,yaitu penggunaan tanda baca. Pemakaian tanda baca menjadi bahasan yang
sangat penting,karena setiap karya tuli ilmiah membutuhkan tanda baca.

Kesalahan yang sangat fatal, apabila dalam suatu karya tulis ilmiah salah dalam
memakai tanda baca. Masalah tersebut muncul akibat kurangnya memahami tanda baca dengan
baik dan benar. Namun masalah tersebut dapat dihindari agar tidak terjadi kesalahan yang
berkelanjutan. Tanda baca dalam Ejaan Bahasa Indonesia ada beberapa macam, antara lain :
(1) tanda titik (.) , (2) tanda koma (,) , (3) tanda titik koma (;) , (4) tanda titik dua (:) , (5) tanda
hubung (-) , (6) tanda tanya (?) , (7) tanda seru (!) , (8) tanda kurung (( )) , (9) tanda garis miring
(/) , (10) tanda petik (“ ‘’)

Banyak sekali buku, makalah, media massa yang membahas penggunaan tanda baca
dalam karya tulis ilmiah, tetapi kurang intensif. Pembahasan mengenai tanda baca akan
diperjelas, dengan memperhatikan aturan yang ada dalam Ejaan Bahasa Indonesia.

Dalam mempertimbangkan kajian tersebut, makalah ini mengkaji penggunaan tanda-


tanda baca yang akan memberikan pedoman dalam penulisan karya tulis ilmiah.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, masalah dalam makalah ini dirumuskan sebagai berikut.

1) Apa pengertian tanda baca?


2) Bagaimana pemakaian tanda baca?
3) Apa akibat yang ditimbulkan jika salah dalam memakai tanda baca?
4) Apa solusi terbaik agar tidak ada kesalahan dalam memakai tanda baca?
5) Mengapa tanda baca sangat penting dipelajari?
1.3Tujuan Penulisan
Kelima masalah tersebut dibahas dalam makalah ini dengan tujuan :
1) Mendeskripsikan pengertian tanda baca
2) Menjelaskan pemakaian tanda baca
3) Mendeskripsikan akibat yang ditimbulkan jika salah dalam memakai tanda baca
4) Mendeskripsikan solusi terbaik agar tidak ada kesalahan dalam memakai tanda baca
5) Menjelaskan mengapa tanda baca sangat penting untuk dipelajari

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tanda Baca

Pengertian tanda baca secara umum adalah tanda yang digunakan dalam sistem ejaan. Adapun
pengertian tanda baca menurut pakar, yaitu :

1) Menurut Drs. Abdullah, tanda baca adalah tanda ynag digunakan untuk menjelaskan
maksud penulis agar informasi di sampaiakan tanda serah terima oleh pembaca.
2) Menurut Dr. Gorys Keraf dalam buku komposisi, sebuah pengantar kemahiran
berbahasa indonesia (halaman 13) bahwa tanda baca adalah tanda-tanda atau gambar-
gambar yang menggambarkan unsur-unsur suprasemental dalam tutur untuk
memudahkan pembaca mengikuti jejak bahsa lainnya.
3) Menurut Prof. Dr. Dp.Tampobolon dalam bukunya yang berjudul Kemampuan
Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien, halaman 33 mengemukakan bahwa
tanda baca ialah lambang-lambang tulisan yang di pergunakan oleh penulis untuk
melambangkan berbagai aspek bahas lisan yang bukan bunyi-bunyi bahasa (fonem-
fonem).
4) Menurut Fachruddin, A.G. dalam buku Bahasa Indonesia (Buku Pegangan Mata Kuliah
Dasar Umum) halaman 33, tanda baca adalah tanda yang digunakan untuk
melambangkan bahasa.
5) Menurut KBBI, tanda baca adalah tanda yang digunakan dalam sistem ejaan seperti
titik, koma, dan lain sebagainya.

Ada juga tanda baca menurut Ensiklopedi Wikipedia, dipahami sebagai berikut.

Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan suara atau kata dan frasa pada suatu
bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga
intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan.

Tanda baca menjadi sangat penting, karena dengan memperhatikan tanda baca dalam
suatu aturan yang disepakati yaitu Ejaan Bahasa Indonesia memberikan penilaian tersendiri
terhadap hasil karya tulis ilmiah itu sendiri. Kesalahan pemakaian tanda baca dalam penulisan
suatu kata akan berdampak terhadap arti kata itu sendiri.

2.2 Pemakaian Tanda Baca


Pemkaian tanda baca bersangkutan dengan (1) tanda baca apa yang tepat dipilih dalam
menuliskan kalimat atau karangan dalam bahasa Indonesia dan (2) bagaimana cara menuliskan
tanda baca tersebut (rapat ataukah renggang/spasi). Ejaan Bahasa Indonesia memberikan salah
satu pedoman dalam hal penggunaan tanda baca, tanda baca yang akan dibahas dalam makalah
ini adalah (1) tanda titik (.) ,(2) tanda koma (,) , (3) tanda titik koma (;) , (4) tanda titik dua (:)
, (5) tanda hubung (-) , (6) tanda tanya (?) , (7) tanda seru (!) , (8) tanda kurung (( )) , (9) tanda
garis miring (/) , (10) tanda petik ganda (“ ‘’) , (11) tanda apotrof (‘) , (12) tanda kurung siku
([ ]) , (13) tanda petik tunggal (‘ ’).

2.2.1 Tanda titik (.)


Tanda titik dalam pemakaiannya ada beberapa macam, diantaranya yaitu :
1) Pemakaian tanda titik pada akhir kalimat. Perhatikan contoh berikut!
a. Saya pergi ke Surabaya esok hari . (salah)
b. Saya pergi ke Surabaya esok hari. (benar)
Perbedaan dari dua kalimat diatas adalah kalimat yang kedua merupakan kalimat yang
benar,dikarenakan penulisan yang benar itu adalah langsung titik akhir kalimat tanpa
spasi.
2) Pemakaian titik pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan. Perhatikan
contoh berikut!
a. Prof Arif Suhartono (salah)
b. Prof. Arif Suhartono (benar)
Tidak digunakannya titik pada kalimat a, dapat menyebabkan orang tidak mengetahui
bahwa sebenarnya seseorang tersebut sudah memiliki gelar Profesor. Sehingga
penggunaan titik pada penulisan gelar Prof tersebut mempermudah orang mengetahui
bahwa seseorang tersebut memiliki gelar Profesor. Contoh lainnya misalnya : Ir. , dr. ,
Sdr. , Kol.
3) Pemakaian titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
Contoh :
a.) Muh. Syarief
b.) A.R Rinjani
4) Pemakaian tanda titik pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum.
Pada singkatan yang teriri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
Contoh :
a.) tgl. (tanggal)
b.) dkk. (dan kawan-kawan)
c.) dsb. (dan sebgainya)
d.) a.n. (atas nama)
5) Pemakaian tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik untuk
menunjukkan waktu.
Contoh :
a.) pukul 07.34.15 (pukul 7 lewat 34 menit 15 detik)
6) Pemakaian tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan jangka waktu.
Contoh :
a.) 6.20.55 jam ( 6 jam, 20 menit, 55 detik)
7) Pemakaian tanda titik tidak dipakai dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal
kata atau suku kata, atau akronim yang sudah diterima oleh masyarakat.
Contoh :
a.) Sekjen (Sekretaris Jendral)
b.) MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat)
8) Pemakaian tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan, ukuran,
takaran, timbangan, dan mata uang.
Contoh :
a.) Al ( Alumunium)
b.) 30 cm (panjangnya menunjukkan 30 cm)
9) Pemakaian tand titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan,
atau kepala ilustrasi , tabel, dan sebagainya.
Contoh :
a.) Acara Peresmia Monumen Bahari Salah Asuhan
10) Pemakaian tanda titik dipakai di belakang angka dsn huruf dalam suatu bagan , ikhtisar,
atau daftar.

2.2.2 Tanda koma (,)


Tanda koma dalam pemakaiannya ada beberapa macam, diantaranya yaitu :
1) Pemakaian tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau
pembilang.
Contoh : Ibu membeli durian, jeruk, dan pepaya.
2) Pemakaian tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat
setara berikutnya yang didahului oleh kata sepeti tetapi,melainkan.
Contoh :
a.) Rois bukan pergi ke Malang,melainkan ke Solo.
b.) Rana ingin membeli sepatu baru,tetapi uang nya masih kurang.
3) Pemakaian tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat,
apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
Contoh :
a.) Karena sibuk, Ibu tidak jadi pulang ke rumah dengan tepat waktu.
b.) Kalau hari ini hujan, aku tidak akan pergi ke perpustakaan.
4) Pemakaian tanda koma dipakai di belakang ungkapan atau kata penghubung antara
kalimat yang terdapat antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di
dalamnya, oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
Contoh :
a.) Oleh karena itu, kita harus pergi sekarang juga sebelum terlambat.
b.) Jadi, kita harus lebih giat belajar lagi sekarang agar mendapat nilai yang baik.
5) Pemakaian tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti ya, wah, aduh, kasihan,
yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh :
a.) Wah, kamu hebat sekali bisa memenangkan pertandingan itu !
b.) Aduh, susah sekali soal bahasa Indonesia tadi.
6) Pemkaian tanda koma dipakai untuk memisahkan petikn langsung dri bagian lain dalam
kalimat.
Contoh :
a.) Kata ibu, “Saya sangat lelah hari ini.”
b.) “Saya bangga sekali dengan kamu.” kata Ayah, “Karena kamu berhasil
mendapatkan predikat cumlaude.”
7) Pemakaian tanda komadipakai di antara nama dan alamat, bagian-bagian alamat ,
tempat dan tanggal, nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Contoh :
a.) Ibu Devi Rahmawati, Jalan Kopi 25, Bandar Lampung
b.) Bandar Lampung, 14 Maret 2018.
Surat-surat ini harap dikirim kepada Kepala Desa Gunungrejo, Kecamatan Padang
Cermin, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung.
8) Pemakian tanda koma dipakai di antara tempat penerbitan, nama penerbit, dan tahun
penerbitan.
Contoh :
a.) Yuwono, Salim Santosa, Drs, Perkembangan Sastra Indonesia, Surabaya, Bina
Sarana, 1979
9) Pemakaian tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik
susunannya dalam daftar pustaka.
Contoh : Siregar, Merari, Azab, dan Sengsara, Weltevreden, Balai Poestaka, 1920.
10) Pemakaian tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang
mengikutinya, untuk membedakan dari singkatan nama keluarga atau marga.
Contoh :
a.) R. Aprilia Rinjani, S,Si.
b.) Ny. Sri Sunarsih, M.A.
11) Pemakaian tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan dan di antara rupiah dan
sen dalam bilangan.
Contoh :
a.) 46,00 kg
b.) Rp 25,75
12) Pemakian tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan dan keterangan
aposisi.
Contoh :
a.) Ayah Kartini, Pak Suwono, termasuk orang yang penting di kampung ini.
b.) Di daerah kami, misalnya, masih banyak pemuda yang hanya lulusan Sekolah
Dasar.
13) Pemakaian tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian
lain dalam kalimat apabila petikan langsung tersebut berakhir dengan tanda tanya atau
tanda seru, dan mendahului bagian lain dalam kalimat itu.
Contoh :
a.) “Sudah datangkah adikmu ?” tanya ibu.
b.) “Bayar lunas sekarang juga !” perintahnya.

2.2.3 Tanda titik koma (;)


Tanda titik koma dalam pemakaiannya ada beberapa macam, diantaranya yaitu :
1) Pemakaian tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat
yang sejenis dan setara.
Contoh : Usia semakin tua; belum juga mendapatkan cucu.
2) Pemakaian tanda titik koma dapat dipakai untu memiahkan kalimat yang setara di
dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh : Ayah mengajar di SMA Negeri; ibu bekerja di Kantor Depdikbud; adik
memasak di dapur; saya sendiri mencuci pakaian.

2.2.4 Tanda titik dua (:)


Tanda titik dua dalam pemakaiannya ada beberapa macam, diantaranya yaitu :
1) Pemakaian tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti
rangkaian atau pemerian.
Contoh : Untuk kerja bakti ini kita membutuhkan alat-alat seperti : sabit, cangkul, dan
sapu lidi.
2) Pemakaian tanda titik dua dipakai sesudah ungkapan atau kata yang memerlukan
pemerian.
Contoh :
a.)
1. Ketua : M. Rois Abdillah
2. Sekretaris : Annisa Amelz Widiyani
3. Bendahara : Devi Rahmwati

b.) Hari : Jum’at


Tanggal : 16 Maret 2018
Jam : 09.00 WIB
Tempat : Jalan Kapten Abdul Haq 15 Bandar Lampung
Acara : Penyuluhan vaksin difteri
3) Pemakaian tanda titik dua dipakai di antara jilid atau nomor dan halaman, di antara bab
dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau di antara judul dan anak judul anak karangan.
Contoh :
a.) Sarinah, I (1974), 32 : 4
b.) Surat Al-Baqarah : 24
c.) Karangan Idrus, Kisah Sebuah Celana Pendek : Celana Kepar, made in Italia.

2.2.5 Tanda hubung (-)


Tanda hubung dalam pemakaiannya ada beberapa macam, diantaranya yaitu :
1) Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pegantian baris.
Contoh :
a.) ...................... mari kita menunjuk-kan prestasi yang lebih baik.
2) Pemakaian tanda hubung menyambung awalan depan dengan bagian kata di
belakangnya, atau akhiran dengan bagian kata-kat di depannya pada pergantian baris.
Contoh :
a.) ....... cara yang baik meng-
ambil udara.
b.) ....... cara baru untuk meng-
ukur panas.
c.) ....... merupakan alat pertahan-
an tubuh yang baik.
3) Pemakaian tanda hubung menyambung unusr-unsur kata ulang.
Contoh :
a.) Anak-anak
b.) Lauk-pauk
c.) Berulang-ulang
d.) Bersama-sama
4) Pemakaian tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-
bagian tanggal.
Contoh :
a.) T-a-n-a-m-a-n
b.) 15-11-1986
5) Pemakaian tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian
ungkapan.
Bandingkan :
a.) ber-evolusi dengan be-revolusi
b.) isteri-guru yang ramah dengan isteri guru-yang ramah.
6) Pemakaian tanda hubung dipakai untuk merangkaikan se- dengan kata berikutnya yang
dimulai dengan huruf kapital, ke- dengan angka -an, dan singkatan huruf kapital dengan
imbuhan atau kata.
Contoh :
a.) se-Jawa Timur
b.) se-Indonesia
c.) Hadiah ke-2
d.) Ktp-nya nomor
e.) Sinar-X
f.) Tahun 50-an
7) Pemakaian tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur Bahasa Indonesia dengan
unsur bahasa asing.
Contoh :
a.) Di ex-port
b.) Di-charter
2.2.6 Tanda tanya
Tanda tanya dalam pemakaiannya ada beberapa macam, diantaranya yaitu :
1) Pemakaian tanda tanya dipakai untuk menutup kalimat tanya.
Contoh :
a.) Siapa yang melempar batu?
b.) “Siapa yang melempar batu?” tanyanya.
2) Pemakaian tanda tanya dipakai untuk menunjukkan bahwa penulis tidak tahu atau tidak
yakin.
Contoh :
a.) Uangnya sebanyak 6 juta rupiah (?) hilang.
3) Pemskian tanda tanya dipakai untuk menutup kalimat tanya yang merupakan bagian
dari kalimat yang lebih panjang.
Contoh : Siapa yang salah? Merupakan pertanyaan yang sulit menjawabnya.

2.2.7 Tanda seru


Tanda seru dalam pemakaiannya ada beberapa macam, diantaranya yaitu :
1) Pemakaian tanda seru dipakai menutup kataan atau kalimat seruan.
Contoh :
a.) Pergilah kau!
b.) Alangkah kejamnya pembunuh itu!

2.2.8 Tanda kurung


Tanda kurung dalam pemakaiannya ada beberpa macam, diantaranya yaitu :
1) Pemkaian tanda kurung dipakai untuk menyisipkan keterangan tambahan ke dalam
kalimat.
Contoh : Ia (seperti kami juga) berharap agar anaknya segera sembuh.
2) Pemakaian tanda kurung dipakai untuk menyisipkan bilangan untuk menegaskan
bilangan yang dieja di dalam nas.
Contoh : lamanya tiga puluh (30) hari.
3) Pemakaian tanda kurung dipakai untuk mengurung nomor dalam daftar atau rangkaian,
baik nomor itu berupa angka maupun huruf.
Contoh : kita harus menentukan (1) tujuan, (2) sasaran umum, dan (3) sasaran khusus.

2.2.9 Tanda garis miring


Tanda garis miring dalam pemakaiannya ada beberapa macam, diantaranya yaitu :
1) Pemakaian tanda kurung dipakai untuk memisahkan alternatif
Contoh : Kepada yth. Bapak/Ibu/Saudara
2) Pemakaian tanda kurung dipakai untuk menyatakan kurun waktu.
Contoh : Tahun ajaran 1992/93
3) Pemakaian tanda kurung dipakai untuk memisahkan unsur nomor surat dan nomor
alamat.
Contoh :
No. 12/PITB/92
Jalan wartawan III/16
4) Pemakaian tanda kurung dipakai untuk memisahkan baris puisi yang disusun melanjut.
Contoh : Pagiku hilang sudah melayang, / Hari mudaku sudah pergi. / Sekarang petang
datang membayang, / Batang usiaku sudah tinggi.
5) Pemakaian tanda kurung dipakai untuk menyatakan per dalam singkatan.
Contoh : 10 km/J
6) Pemakaian tanda kurung dipakai untuk mengurung fonem dan transkripsi fonem.
Contoh : /b/ pada kata bapak.

2.2.10 tanda petik ganda


Tanda petik ganda dalam pemakaiannya ada beberapa macam,diantaranya yaitu :
1) Pemakaian tanda petik ganda dipakai untuk mengurung kutipan langsung.
Contoh : ia berkata, “Saya akan pergi.”
2) Pemakaian tanda petik ganda dipakai untuk mengurung kata atau kataan yang dipinjam
dari bahasa lain, kata yang digunakan dengan cara khusus, dan kata percakapan sehari-
hari.
Contoh :
a.) Pria itu selalu berpakaian “trendy”.
b.) Makanan itu “diserbu” oleh para pengungsi.
c.) Kesebelasan Sukaratu “dikerjain” oleh kesebelasan Madukasih.
3) Pemakaian tanda petik ganda dipakai untuk mengurung judul puisi yang pendek,
cerpen, artikel, ceramah, bab sebuah buku, nyanyian, komposisi musik yang pendek,
dan program radio dan tv.
Contoh : dalam ceramahnya yang berjudul “kebijaksanaan ekonomi” ia mengecam
pemerintah.
4) Pemakaian tanda petik ganda dipakai untuk bersama tanda baca yang lain dengan cara
sebagai berikut:
- Koma pada kutipan langsung tercakup di dalam tanda petik;
Contoh : “Saya akan pergi,” katanya.
- Tanda baca di tempatkan di luar tanda petik.
Contoh : kamera itu dikatakannya “kedap air” , tetapi lebih tepat dikatakan tahan
kelembapan.

2.2.11 Tanda apostrof


1) Pemakaian tanda apostrof dipakai untuk menyulih bagian kata atau bilangan yang
dilesapkan.
Contoh :
a.) Malam ‘lah tiba. (=telah)
b.) 1 January ’92 (=1992)

2.2.12 Tanda kurung siku


Tanda kurung siku dalam pemakaiannya ada beberapa macam, diantaranya yaitu :
1) Pemakaian tanda kurung siku dipakai untuk menyisipkan data tambahan, terutama
dalam sebuah kutipan.
Contoh : Selanjutnya ia menulis, “Penyelidikan itu di maksudkan untuk [six]
memperoleh bukti yang jelas.”
2) Pemakaian tanda kurung siku dipakai untuk bertugas sebagai tanda kurung di dalam
tanda kurung.
Contoh : Persamaan kedua proses ini (perbedaannya di bicarakan di dalam Bab II [lihat
halaman 35-38] tidak dibicarakan) perlu di bentangkan di sini.
3) Pemakaian tanda kurung siku dipakai untuk mengurung lambang fonetik.
Contoh : [p] pada kata tempe

2.2.13 Tanda petik tunggal


Tanda petik tunggal dalam pemakaiannya ada beberapa macam, di antaranya yaitu :
1. Pemakaian tanda petik tunggal di pakai untuk mengurung kutipan di dalam
sebuah kutipan.
Contoh : Saksi itu berkata, “saya mendengar dia berkata, ‘janagan terlambat,’
lalu saya mendengar pintu di tutup.”
2. Pemakaian tanda petik tunggal untuk mengapit makna, terjemahan, atau
penjelasan kata atau ungkapan asing,
Contoh : Feedback ‘balikan’.

2.3 Akibat Salah Pemakaian Tanda Baca


Jika ada kesalahan dalam pemakaian tanda baca akan mengakibatkan salah pengartian
jika dipandang dari sisi benar maupun baiknya suatu karya tulis ilmiah.
Contoh :
1) Semisal dalam nama jabatan, pemakaian tandanya dicontohkan sebagai berikut :
a.) Prof. Dr. H. Mas Ageng Prastyo, S.sos., M.si (salah)
b.) Prof. Dr. H. Mas Ageng Prastyo, S.sos. M.si (benar)

2.4 Solusi Agar Tidak Salah Menggunakan Tanda Baca


Ada banyak sekali tanda baca (tanda ulang, tanda penyingkat apostrof, tanda kurung
siku, tanda elipsis, dan lain-lain). Namun yang menjadi kajian dalam makalah ini hanya
beberapa tanda saja. Solusi terbaik agar tidak salah dalam menggunakan tanda baca adalah
berlatih dan belajar dengan sungguh-sungguh. Banyak referensi terlengkap yang menjadi
rujukan untuk mengetahui bermacam-macam tanda baca serta penggunaannya, salah satunya
adalah KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

2.5 Penjelasan Mengenai Pentingnya Tanda Baca Dipelajari


Tanda baca sangat penting dalam menuliskan suatu kalimat, karena dapat memberikan
kemudahan dalam memahami suatu kalimat, agar mudah dipahami maksud dari kalimat yang
kita baca. Tanda baca juga berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan
dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di muka, dapat ditarik 5 butir kesimpulan berikut :
1) Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan suara atau kata dan frasa
pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi
suatu tulisan, dan juga intonaasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan.
2) Tanda baca dalam penggunaannya dapat dilihat pada bahasan di atas, bukan soal tahu
saja tapi harus dipahami lebih dalam tentang permasalahan yang sering muncul (salah
penggunaan tanda baca) dalam karya tulis ilmiah.
3) Salah dalam menggunakan tanda baca akan menyebabkan kesalahan yang sangat fatal
yang tanpa disadari kalaupun sebelumnya belum mengetahui hal tersebut.
4) Sarana belajar dan giat berlatih merupakan jalan keluar dari masalah yang terkadang
timbul akibat salah dalam penulisan tanda baca.
5) Tanda baca sangat penting dalam mengekspresikan pembacaan kalimat.

3.2 Saran
Pertama, bagi pihak penulis karya tulis ilmiah yang belum memahami penggunaan
tanda baca secara baik dan benar hendaknya belajar dari fasilitas yang ada seperti media
internet atau buku, agar kealahan-kesalahan yang terjadi dalam penggunaan tanda baca dapat
dicegah sedini mungkin.
Kasus di lapangan yang muncul yaitu kurangnya perhatian para penulis karya ilmiah
yang kurang tahu mengenai seluk beluk membuat karya tulis ilmiah yang baik dan benar.
Contohnya, dalam membuat makalah, sebagian besar mungkin berpendapat bahwa makalah
harus menyertakan kata pengantar, yang sebenarnya tidak membutuhkan kata pengantar.
Karena makalah adalah kertas kerja bukan seperti buku.

DAFTAR PUSTAKA

Pamungkas. 1972. Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Surabaya: Apollo
Lestari
Pujiono,Setyawan. 2013. Terampil Menulis Cara mudah dan praktis dalam menulis.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sakti, Adjat. 1994. Ejaan Bahasa Indonesia. Edisi 2. Bandung: ITB Bandung
http://masagengprastyo.blogspot.co.id/2013/07/makalah-pemakaian-tanda-baca.html
http://rheaarchuleta.blogspot.co.id/2012/06/analisis-penggunaan-tanda-baca-dalam.html

Anda mungkin juga menyukai