PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Huruf kapital pada saat ini mulai jarang diperhatikan penggunaannya dalam
kehidupan sehari-hari, baik itu penggunaan secara tertulis maupun di instansi, dalam hal
ini kondisinya formal maupun yang lainnya. Kaidah penggunaannya pun seringkali
dilupakan oleh kebanyakan orang. Terkadang seorang guru pun lupa akan penggunaan
huruf kapital ini. Kebanyakan orang melupakan atau tidak menggunakan kaidah ini
dengan benar karena merasa terlalu banyak aturan dan tidak praktis. Padahal jika kaidah
penggunaan huruf kapital ini dilakukan dengan benar, maka akan banyak manfaatnya
bagi kita terutama dalam hal tulis-menulis. Jika kita mengamati, kaidah penggunaan
huruf kapital yang benar sering dijumpai pada surat kabar, majalah, buku pendidikan
yang semuanya masih bersifat formal. Oleh karena itu, kaidah penggunaan huruf kapital
yang benar sebaiknya ditanamkan sejak dini agar nantinya bermanfaat bagi kita semua.
1.2 Tujuan
1.4 Metodologi
Penelitian ini menggunakan metodologi studi literatur dengan pedoman utama
berupa Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) dan data yang dianalisis
berupa huruf kapital pada Laporan Magang dengan judul Pemasangan Jumper dan
Pengukuran Tahanan Isolasi Belitan pada Transformator Distribusi 1 Fasa PT PLN
(PERSERO) Unit Layanan Salatiga.
1
1.5 Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang, tujuan, rumusan masalah, metodologi, dan
sistematika penulisan.
BAB II : Landasan Teori
Berisi ejaan.
BAB III : Metodologi Riset
Berisi prosedur penelitian, objek penelitian dan sumber data, teknik
pengumpulan data, dan tahapan penelitian.
BAB IV : Pembahasan
Berisi penggunaan huruf kapital yang salah dalam Laporan Magang
“Pemasangan Jumper dan Pengukuran Tahanan Isolasi Belitan pada
Transformator Distribusi 1 Fasa PT PLN (PERSERO) Unit Layanan Salatiga”.
BAB V : Penutup
Berisi simpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN DATA
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Ejaan
Ejaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah kaidah cara
menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuk
tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca. Ejaan adalah keseluruhan
peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana antarhubungan
antara lambang-lambang itu (pemisahan dan peng-gambungannya dalam suatu
bahasa). Secara teknis, yang dimaksud dengan ejaan ialah penulisan huruf,
penulisan kata, dan pemakaian tanda baca (Arifin, 2008: 164).
Menurut Suyanto (2011: 90), ejaan adalah sebuah ilmu yang mempelajari
bagaimana ucapan atau apa yang di-lisankan oleh seseorang ditulis dengan
perantara lambang-lambang atau gambar-gambar bunyi. Sedangkan menurut
Suryaman dalam Rahayu (1997: 15), ejaan adalah keseluruhan peraturan dalam
melambangkan bunyi-bunyi ujaran, menempatkan tanda-tanda baca, memotong
suku kata, dan menghubungkan kata-kata. Singkatnya, ejaan merupakan sebuah
ilmu yang mempelajari bagaimana ucapan atau apa yang dilisankan oleh
seseorang ditulis dengan perantara lambang-lambang atau gambar-gambar bunyi.
A. Ejaan Yang Disempurnakan
Ejaan yang Disempurnakan adalah ejaan bahasa Indonesia yang
berlaku sejak tahun 1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya,
Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi. Ejaan bahasa Indonesia yang
berlaku sejak 1972 sampai saat ini ialah Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan atau dikenal dengan singkatan EYD. EYD diresmikan
pemakaiannya sejak Agustus tahun 1972 berdasarkan Keputusan
Presiden Republik Indonesia No. 57 Tahun 1972. Dilihat dari usianya,
implementasi EYD dalam penulisan sudah cukup lama karena lebih
dari tiga dasawarsa.
Ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan berpedoman pada
buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan
3
yang disalin dari Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia serta
berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 46 tahun 2009 (Tera, 2010). Adapun cakupan-
cakupan dalam ejaan yang disempurnakan sebagai berikut:
a. Pemakaian Huruf
1. Huruf abjad
2. Huruf vokal
3. Huruf konsonan
4. Huruf diftong
5. Gabungan huruf konsonan
6. Huruf kapital
7. Huruf miring
8. Huruf tebal
b. Penulisan Kata
1. Kata dasar
2. Kata turunan
3. Bentuk ulang
4. Gabungan kata
5. Suku kata
6. Kata depan di, ke, dan dari
7. Partikel
8. Singkatan dan akronim
9. Angka dan bilangan
10. Kata ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan –nya
11. Kata si dan sang
4
5. Tanda hubung (-)
6. Tanda pisah (–)
7. Tanda tanya (?)
8. Tanda seru (!)
9. Tanda elipsis (…)
10. Tanda petik (“ “)
11. Tanda petik tunggal (‘ ‘)
12. Tanda kurung (( ))
13. Tanda kurung siku ([ ])
14. Tanda garis miring (/)
15. Tanda penyingkat atau apostrof (‘)
5
koma (;), tanda titik dua (:), tanda hubung tanda pisah (—), tanda
tanya (?), tanda seru (!), tanda elipsis (...), tanda petik (“...”), tanda
petik tunggal (‘...’), tanda kurung ((...)), tanda kurung siku ([...]), tanda
garis miring (/), tanda penyingkat atau apostrof (‘).
Dalam cakupan yang luas dari Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia (PUEBI), terdapat beberapa ejaan yang sering digunakan
dalam penulisan karya ilmiah yakni pemakaian tanda titik (.), tanda
koma (,), tanda titik koma (;), dan tanda titik dua (:). Seiring dengan
penggunaannya pada karya ilmiah, masih terdapat kesalahan atau
ketidaktepatan dalam penulisan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini
dikaji lebih dalam pada pemakaian tanda titik (.), tanda koma (,),
tanda titik koma (;), dan tanda titik dua (:).
6
BAB III
METODOLOGI RISET
1. Prosedur Penelitian
Makalah ini disusun dengan berdasarkan studi literatur. Yang dimaksud dengan
studi literatur adalah suatu metode penelitian yang mempelajari berbagai buku referensi
serta hasil penelitian sebelumnya yang sejenis yang beguna untuk mendapatkan
landasan teori mengenai masalah yang akan diteliti (Sarwono: 2006). Data yang
dianalisis adalah kalimat yang mengandung penggunaan huruf kapital.
7
4. Tahapan Penelitian
Studi Literatur
Menyimpulkan hasil
penelitian berdasarkan
data
8
BAB IV
PEMBAHASAN
Menurut KBBI huruf kapital atau disebut juga dengan huruf besar adalah huruf
yang berukuran dan berbentuk khusus (lebih besar daripada huruf biasa). Huruf kapital
biasanya selalu diletakkan di setiap awal kata pertama dalam suatu kalimat.
Misalnya :
m,n : memang besar tetapi bukan huruf besar atau huruf kapital
M,N : memang kecil tetapi merupakan huruf besar atau huruf kapital.
Dari penjelasan diatas, dapat kita pahami mengapa beberapa ahli lebih menyetujui
penggunaan istilah huruf kapital dari pada huruf besar.
9
3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang
berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti
Tuhan.
Misalnya :
Allah, Yang Maha Kuasa, Yang Maha Pengasih, Alkitab, Qur’an, Weda,
Islam, Kristen.
Tuhan selalu menunjukkan jalan yang benar kepada setiap hamba-Nya
Misalnya :
Mahaputra, Yamin, Sultan Hasanuddin, Haji Agus Salim.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,
keturunan, dan keagamaan yang tidak diakui nama orang.
Misalnya :
Dia baru saja diangkat menjadi sultan.
Tahun ini ia pergi naik haji.
5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat
yang diakui nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang
tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya :
Wakil Presiden Adam Malik, Perdana Menteri Nehru, Laksamana Muda
Udara Husein Sastranegara, Gubernur Irian Jaya.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat
yang tidak diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya :
Siapakah gubernur yang baru dilantik itu?
Kemaren Brigadir Jenderal Ahmad dilantik menjadi mayor jenderal.
10
7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan
bahasa.
Misalnya :
bangsa Indonesia, suku Sunda, bahasa Inggris.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan
bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.
Misalnya :
mengindonesiakan kata asing,
Keingris-ingrisan
8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari
raya, dan peristiwa sejarah.
Misalnya :
tahun Hijriah, tarikh Masehi, bulan Agustus, hari Jum’at, hari Galungan,
hari Lebaran, perang Candu, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak
dipakai sebagai nama.
Misalnya :
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsanya.
Perlombaan senjata membawa resiko pecahnya perang dunia.
10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara,
lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali
kata seperti dan.
Misalnya :
Republik Indonesia; Majelis Permusyawaratan Rakyat; Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan; Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak;
Keputusan Presiden Republik Indonesia, Nomor 57, Tahun 1972.
11
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi
negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen
resmi.
Misalnya :
menjadi sebuah republik, beberapa badan hukum, kerja sama antara
pemerintah dan rakyat, menurut undang-undang yang berlaku.
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang
sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Misalnya :
Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial, Undang-
Undang Dasar Republik Indonesia, Rancangan Undang-Undang
Kepegawaian.
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk unsur
kata ulang sempurna)di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul
karangan kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, untuk yang tidak
terletak pada posisi awal.
Misalnya :
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
Dia adalah agen surat kabar Sinar Pembangunan.
Ia menyelesaikan makalah “Asas-Asas Hukum Perdata”.
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat, dan sapaan.
Misalnya :
Dr. doktor
M.A. master of arts
S.E sarjana ekonomi
S.H. sarjana hukum
14. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata petunjuk hubungan
kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang
dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.
Misalnya :
“Kapan Bapak berangkat?”tanya Harto.
Adik bertanya, “Itu apa, Bu?”
Besok Paman akan datang.
Para ibu mengunjungi Ibu Hasan.
12
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan.
Misalnya :
Kita harus menghormati bapak dan ibu.
Semua kakak dan adik saya sudah sukses.
15. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti anda.
Misalnya :
Sudahkah Anda tahu?
Surat Anda telah kami terima.
Seharusnya :
13
Seharusnya :
BAB V
PENUTUP
1. Simpulan
1. Huruf kapital atau disebut juga dengan huruf besar adalah huruf yang
berukuran dan berbentuk khusus (lebih besar daripada huruf biasa). Huruf
kapital biasanya selalu diletakkan di setiap awal kata pertama dalam suatu
kalimat.
2. Penggunaan huruf kapital yang benar dapat dilihat di PUEBI contohnya huruf
kapital diletakkan di setiap awal kata pertama dalam suatu kalimat
2. Saran
14
DAFTAR PUSTAKA
http://gubukpengemisilmu.blogspot.co.id/2015/11/makalah-penggunaan-huruf-kapital-
huruf.html
https://dosenbahasa.com/penggunaan-huruf-kapital
15
LAMPIRAN DATA
16
17
18
19
20
21