Artikel
Disusun oleh:
Dwi Choiru Nisyah 21801071048
Pada dasarnya bahas indonesia itu sudah ada sejak dulu bahkan sebelum
indonesia merdeka, Hanya saja sat itu bahasa indonesia belum diresmikan. Sampai ketika
diberlakukannya Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Saya melakukan penelitian pada
suatu poster yang akan saya analisis mengenai ejaan maupun tanda baca dan penulisan
kata. Dalam penelitian ini saya menerapkan metode kualitatif yang bersifat deskriptif.
Pada penelitian ini data yang digunakan berbagai sumber yang saya dapatkan di internet
seperti web web online, dan beberapa buku. Data yang saya cari dan saya dapatkan ini
harus sesuai dengan apa yang saya teliti. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan pengumpulan informasi dari berbagai sumber. Secara
interpretatif informasi atau materi yang saya dapatkan tersebut ditulis oleh beberapa
penulis. Hasil yang didapatkan yaitu beberapa pengetahuan yang belum saya ketahui
secara pribadi misal penggunaan ttanda baca yang benar itu seperti apa, dan masih
banyak. Kemudian kesimpulan yang dapat saya jabarkan yaitu Dalam penulisan ataupun
pembuatan poster dan sebuah karya ilmiah, skripsi ataupun makalah, salah satu hal yang
perlu diperhatikan adalah ejaan, tanda baca, dan penulisan kata maupun kalimat yang
tepat. Dengan begitu yang tepat maka pembaca tidak akan mengalami salah tafsir
terhadap kata dasar yang telah diberi imbuhan dan isi dari tulisan tersebut dapat
tersalurkan kepada pembaca, sehingga tujuan penulis dapat tersampaikan ke pembaca.
Kata kunci: Ejaan, Tanda Baca, dan Penulisan Kata
Pendahuluan
Bahasa Indonesia sudah ada sejak dulu dan telah digunakan masyrakat
Indonesia sebelum kemerdekaan. Tetapi Bahasa Indonesia resmi digunakan pada
tahun 1928. Tepat nya pada 28 Oktober 1928, Saat sumpah pemuda diikrarkan,
Bahasa Indonesia menjadi resmi sebagai Bahasa Nasional Indonesia. Dalam
sejarah perkembangan bahasa Indonesia, terjadi beberapa kali perubahan ejaan.
Namun, ada beberapa ejaan ada yang tak sempat diresmikan oleh pemerintah
karena keadaan politik di Indonesia yang sedang tidak memungkinkan.
Kemudian, pada 16 Agustus 1972, berlakulah Ejaan yang Disempurnakan (EYD)
berdasarkan Keputusan Presiden No. 57.Tahun 1972. Ejaan merupakan
penggambaran bunyi bahasa dengan kaidah tulis-menulis yang distandardisasikan.
Ejaan mempunyai tiga aspek, yakni aspek fonologis yang menyangkut
penggambaran fonem dengan huruf dan penyusunan abjad. Aspek morfologi yang
menyangkut penggambaran satuan-satuan morfemis dan aspek sintaksis yang
menyangkut penanda ujaran tanda baca. Ejaan ada dua macam, yakni ejaan fenetis
dan ejaan fomenis.
Mungkin kita sering kali melihat gambar-gambar yang dilengkapi dengan
kata-kata pada kertas berukuran besar yang ditempelkan atau dipajang ditempat-
tempat ramai seperti di alun-alun, pasar, mal dan lain-lain. Poster sifatnya untuk
mencari perhatian banyak orang, poster juga bisa menjadi sarana untuk
mempromosikan. Tanda baca seperti tanda titik (.), koma (,), tanda seru (!), dan
tanda tanya (?). Tanda baca tersebut sering kita jumpai di dalam sebuah kalimat.
Rumusan Masalah
Metode Penelitian
2
metode alamiah. Prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata yang tertulis.
Pada penelitian ini data yang digunakan berbagai sumber yang saya
dapatkan di internet seperti web web online, dan beberapa buku. Data yang saya
cari dan saya dapatkan ini harus sesuai dengan apa yang saya teliti. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
pengumpulan informasi dari berbagai sumber. Secara interpretatif informasi atau
materi yang saya dapatkan tersebut ditulis oleh beberapa penulis.
Pembahasan
A. Ejaan
Ejaan merupakan aturan tentang bagaimana cara menulis bahasa
menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarana nya. Hal tersebut
menunjukan pengertian dari kata ejaan berbeda dengan kata mengeja. Mengeja
merupakan kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata.
Sedangkan ejaan merupakan sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekedar
masalah pelafalan. Jadi, Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa.
Ejaan ialah kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi
keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan
bentuk dapat berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna. Ibarat saat
mengemudi kendaraan, ejaan bisa di andaikan rambu lalu lintas yang harus
dipatuhi oleh seluruh pengemudi. Kalau para pengemudi mematuhi rambu-rambu
yang ada, jadilah lalu lintas yang tertib dan teratur. Ejaan yang berlaku sekarang
dinamai Ejaan yang disempurnakan (EYD). EYD mulai dipergunakan pada
tanggal 16 Agustus 1972.
Untuk sekedar memperoleh gambaran tentang ejaan yang pernah
berlaku pada masa lalu itu dan sekaligus untuk membandingkannya dengan ejaan
sekarang, perhtaikan pemakaian huruf dan kata-kata yang ditulis dengan ketiga
macam ejaan itu seperti berikut ini.
B. Tanda Baca
3
Banyak sekali tanda baca pada suatu kalimat yang sering kita temu dari
berbagai kalimat seperti, tanda titik (.), koma (,), tanda seru (!), dan tanda tanya
(?) Tetapi, selain empat tanda baca itu, Masih ada beberapa tanda baca yang
penting kamu ketahui penulisan dan penggunaannya dalam sebuah kalimat.
Penggunaan dan penulisan tanda baca memang terlihat sepele dan remeh, namun
jika tidak tepat dan benar, makna dari sebuah kalimat dapat berubah, Karena
itulah, Sangat penting bagi kita semua mengetahui berbagai penulisan dan
pemakaian tanda baca-tanda baca.
Pada poster yang saya gunakan sebagai objek penelitian ada beberapa
tanda baca yang perlu diperhatikan lagi dalam penggunaanya, Berikut
penjabarannya.
Tanda baca yang ini hampir selalu dapat kita temui dan dijumpai dalam
sebuah kalimat. Tanda titik ini menjadi penanda akhir dari rangkaian kata, tanda
titik lazim diletakkan di akhir sebuah kalimat.
Dalam pster yang saya teliti ini tidak ada satupun menggunakan tanda
Tanya ini, memamng tidak ada sebuah kalimat pertanyyan dalam poster
ini.
4
tanda seru (1) juga biasa berfungsi untuk menegaskan, mengajak, atau
memengaruhi seseorang.
Poster ini juga termasuk suatu poster ajakan atau poster yang memberi
suatu informasi kepada kita para pembaca agar selalu waspada akan virus
corona, Akan tetapi dari yang saya lihat penggunaan tanda baca ini kurang
diperlihatkan pada poster. Seharusnya tanda baca ini dapat diperbanyak
agar pembaca benar-benar memahami maksud dari poster tersebut.
Dalam poster tersebut tidak ada sama sekali menggunakan tanda baca titik
dua ini, Seharusnya tanda baca tersebut ada karena berfiungsi sebagai
pembatas antara suatu kalimat dengan isi.
Dalam poster tidak ada sama sekali menggunakan tanda baca tersebut.
Karena kurang diperlukan juga dalam poster tersebut
5
Dalam poster tersebut tidak ada tanda baca hubung karena memang juga
tak diperlukan dalam kalimat yang ada dalam poster.
Ada dua macam pemakaian tanda petik yang penting dalam kalimat di
bahasa Indonesia, seperti berikut ini.
Tanda petik ini biasa digunakan dalam kalimat yang memang perlu seperti
tanda atau kata yang penting, dalam poster juga tak ada tanda petik ini.
Seharusnya ada untuk menandai suatu kata yang penting.
C. Penulisan Kata
Penulisan kata terdiri dua kata yaitu “penulisan” dan “kata”. Penulisan
ialah proses, cara, kegiatan menulis, sedangkan kata ialah unsur bahasa yang
diucapkan atau dituliskan merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran
yang dapat digunakan dalam berbahasa. (Kamus Besar Bahasa Indonesia:edisi 3).
Dari penjelasan perkata diatas, Bisa disimpulkan bahwa penulisan kata merupakan
proses atau cara menulis yang mempertimbangkan unsur bahasa yang yang
diucapkan atau dituliskan sebagai wujud kesatuan perasaan dan pikiran juga dapat
digunakan dalam berbahasa sesuai ejaan yang sudah disempurnakan.
Dalam penulisan kata terdapat metode penulisan kata yang dimaksud,
Sistem penulisan kata terbagi atas kata dasar, kata depan, imbuhan, pemenggalan
suku kata, kata ulang, kata majemuk dan kata non baku. Seperti penjelas dibawah
berikut ini.
6
1.) Kata Dasar
Kata dasar ialah kata yang belum diberi imbuhan. Dengan kata lain, kata
dasar ialah kata yang menjadi dasar awal pembentukan kata yang lebih besar.
Contohnya adalah makan, duduk, pulang, tinggal, datang, minum, langkah,
pindah, dan lain-lain.
Kata dasar bisa membentuk satu kesatuan kalimat, yaitu:
a. Ular yang mati itu sangat panjang .
b. Aku pergi ke sekolah dengan ayah
c. Ayah sampai di rumah jam 9 malam, ketika aku sedang tidur
2.) Kata Depan
Kata depan adalah kata-kata yang secara sintaksis diletakan sebelum kata
benda, kata kerja atau kata keterangan dan secara semantis kata depan
menandakan berbagai hubungan makna antar kata depan dan kata yang ada
dibelakangnya.
a. Aturan Penulisan Kata Depan
Kata depan seperti “di”, “ke”, dan “dari” ditulis terpisah dengan kata-kata
di belakangnya kecuali untuk kata-kata yang sudah dianggap lazim sebagai satu
kata, seperti kepada, daripada dan sebagai imbuhan, seperti dipukul, dimakan dan
lain-lain.
Contoh:
Di sana (Benar) Ke sekolah (Benar)
Disana (Salah) Kesekolah (Salah)
3.) Imbuhan
Kata berimbuhan adalah kata-kata dasar yang mendapatkan imbuhan yang
berupa awalan, akhiran, sisipan, dan awalan-akhiran. Imbuhan sendiri berfungsi
untuk menambahkan arti atau maksud dari kata-kata dasar yang diberi imbuhan
tersebut. Macam-Macam Imbuhan, Dalam bahasa Indonesia ada 4 macam
imbuhan yaitu:
a. Awalan (prefiks)
Prefiks adalah imbuhan-imbuhan yang diletakan pada awal kata dasar.
Imbuhan-imbuhan yang termasuk ke dalam awalan (prefiks) adalah: me-, ber-,
ke-, di-, ter-, pe-, dan se-.
7
b. Sisipan (infiks)
Sisipan adalah imbuhan yang diletakan di tengah-tengah kata dasar.
Bentuk-bentuk sisipan antara lain –el-, -em-, dan –er-. Contoh: -em- + getar =
gemetar. Imbuhan infiks membentuk kata dasar yang memiliki makna sebagai
berikut:
Menyatakan intensitas dan jumlah: gemetar, gemerincing, temali
Menyatakan sifat: temurun, telunjuk, gelembung, gemetar
c. Akhiran (sufiks)
Akhiran sufiks adalah imbuhan yang diletakan pada akhir kata dasar. Ada
beberapa macam bentuk imbuhan sufiks, diantaranya adalah –kan, -I, -an, -kah,
-tah, dan –pun.
Penutup
8
Daftar Pustaka
Wijayanti, Sri Hapsari dkk. 2015. Bahasa Indonesia: Penulisan dan Penyajian
Karya Ilmiah. Jakarta: Rajawali Pers.