Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA POSTER WASPADA

VIRUS CORONA TAHUN 2020

Artikel

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Analisis Kesalahan Berbahasa
yang dibina oleh Bapak Khoirul Muttaqin, S.S.,

Disusun oleh:
Dwi Choiru Nisyah 21801071048

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA


INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
JANUARI 2021
Abstrak

Pada dasarnya bahas indonesia itu sudah ada sejak dulu bahkan sebelum
indonesia merdeka, Hanya saja sat itu bahasa indonesia belum diresmikan. Sampai ketika
diberlakukannya Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Saya melakukan penelitian pada
suatu poster yang akan saya analisis mengenai ejaan maupun tanda baca dan penulisan
kata. Dalam penelitian ini saya menerapkan metode kualitatif yang bersifat deskriptif.
Pada penelitian ini data yang digunakan berbagai sumber yang saya dapatkan di internet
seperti web web online, dan beberapa buku. Data yang saya cari dan saya dapatkan ini
harus sesuai dengan apa yang saya teliti. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan pengumpulan informasi dari berbagai sumber. Secara
interpretatif informasi atau materi yang saya dapatkan tersebut ditulis oleh beberapa
penulis. Hasil yang didapatkan yaitu beberapa pengetahuan yang belum saya ketahui
secara pribadi misal penggunaan ttanda baca yang benar itu seperti apa, dan masih
banyak. Kemudian kesimpulan yang dapat saya jabarkan yaitu Dalam penulisan ataupun
pembuatan poster dan sebuah karya ilmiah, skripsi ataupun makalah, salah satu hal yang
perlu diperhatikan adalah ejaan, tanda baca, dan penulisan kata maupun kalimat yang
tepat. Dengan begitu yang tepat maka pembaca tidak akan mengalami salah tafsir
terhadap kata dasar yang telah diberi imbuhan dan isi dari tulisan tersebut dapat
tersalurkan kepada pembaca, sehingga tujuan penulis dapat tersampaikan ke pembaca.
Kata kunci: Ejaan, Tanda Baca, dan Penulisan Kata

Pendahuluan

Bahasa Indonesia sudah ada sejak dulu dan telah digunakan masyrakat
Indonesia sebelum kemerdekaan. Tetapi Bahasa Indonesia resmi digunakan pada
tahun 1928. Tepat nya pada 28 Oktober 1928, Saat sumpah pemuda diikrarkan,
Bahasa Indonesia menjadi resmi sebagai Bahasa Nasional Indonesia. Dalam
sejarah perkembangan bahasa Indonesia, terjadi beberapa kali perubahan ejaan.
Namun, ada beberapa ejaan ada yang tak sempat diresmikan oleh pemerintah
karena keadaan politik di Indonesia yang sedang tidak memungkinkan.
Kemudian, pada 16 Agustus 1972, berlakulah Ejaan yang Disempurnakan (EYD)
berdasarkan Keputusan Presiden No. 57.Tahun 1972. Ejaan merupakan
penggambaran bunyi bahasa dengan kaidah tulis-menulis yang distandardisasikan.
Ejaan mempunyai tiga aspek, yakni aspek fonologis yang menyangkut
penggambaran fonem dengan huruf dan penyusunan abjad. Aspek morfologi yang
menyangkut penggambaran satuan-satuan morfemis dan aspek sintaksis yang
menyangkut penanda ujaran tanda baca. Ejaan ada dua macam, yakni ejaan fenetis
dan ejaan fomenis.
Mungkin kita sering kali melihat gambar-gambar yang dilengkapi dengan
kata-kata pada kertas berukuran besar yang ditempelkan atau dipajang ditempat-
tempat ramai seperti di alun-alun, pasar, mal dan lain-lain. Poster sifatnya untuk
mencari perhatian banyak orang, poster juga bisa menjadi sarana untuk
mempromosikan. Tanda baca seperti tanda titik (.), koma (,), tanda seru (!), dan
tanda tanya (?). Tanda baca tersebut sering kita jumpai di dalam sebuah kalimat.

Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional dan seharusnya kita


menggunakannya dalam kegiatan sehari–hari. Menggunakan bahasa Indonesia
harus dengan baik dan benar, bukan mencampur adukkan dengan bahasa daerah,
bahasa asing dan bahasa gaul. Hal ini media berpengaruh kuat kepada masyarakat
dalam berbahasa. Tapi kenyataanya, media malah menampilkan atau menulis
berita yang kebanyakan menggunakan bahasa Indonesia dicampur dengan bahasa
gaul, bahkan bahasa asing sekalipun. Penulisan kata dan pemakaian bahasa
Indonesia semakin hari semakin kacau dan tak beraturan, Belum ada lembaga
pemerintahan dan masyarakat yang memberikan perhatian terhadap masalah ini.
Apabila penulisan kata dan penggunaan bahasa Indonesia kian hari terus tergeser
oleh bahasa asing atau bahasa daerah, maka posisi bahasa Indonesia sebagai
bahasa nasional akan terlupaka oleh masyarakat Indonesia. Hal seperti itu terjadi
karena masyarakat tidak tahu bagaimana penulisan kata yang tepat.

Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini ada beberapa rumusan masalah yang dapat


dijabarkan, sebagai berikut:

1. Apa itu pengertian dari Ejaan


2. Bagaimanakah tanda baca dalam poster waspada corona tahun 2020
3. Bagaimanakah penulisan kata dalam poster waspada corona tahun
2020

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan metode


kualitatif yang bersifat deskriptif. Menurut Moleong (2005:6), penelitian kualitatif
adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll
secara holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,
pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai

2
metode alamiah. Prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata yang tertulis.

Pada penelitian ini data yang digunakan berbagai sumber yang saya
dapatkan di internet seperti web web online, dan beberapa buku. Data yang saya
cari dan saya dapatkan ini harus sesuai dengan apa yang saya teliti. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
pengumpulan informasi dari berbagai sumber. Secara interpretatif informasi atau
materi yang saya dapatkan tersebut ditulis oleh beberapa penulis.

Pembahasan

A. Ejaan
Ejaan merupakan aturan tentang bagaimana cara menulis bahasa
menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarana nya. Hal tersebut
menunjukan pengertian dari kata ejaan berbeda dengan kata mengeja. Mengeja
merupakan kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata.
Sedangkan ejaan merupakan sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekedar
masalah pelafalan. Jadi, Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa.
Ejaan ialah kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi
keteraturan dan keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan
bentuk dapat berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna. Ibarat saat
mengemudi kendaraan, ejaan bisa di andaikan rambu lalu lintas yang harus
dipatuhi oleh seluruh pengemudi. Kalau para pengemudi mematuhi rambu-rambu
yang ada, jadilah lalu lintas yang tertib dan teratur. Ejaan yang berlaku sekarang
dinamai Ejaan yang disempurnakan (EYD). EYD mulai dipergunakan pada
tanggal 16 Agustus 1972.
Untuk sekedar memperoleh gambaran tentang ejaan yang pernah
berlaku pada masa lalu itu dan sekaligus untuk membandingkannya dengan ejaan
sekarang, perhtaikan pemakaian huruf dan kata-kata yang ditulis dengan ketiga
macam ejaan itu seperti berikut ini.

B. Tanda Baca

3
Banyak sekali tanda baca pada suatu kalimat yang sering kita temu dari
berbagai kalimat seperti, tanda titik (.),  koma (,),  tanda seru (!), dan tanda tanya
(?) Tetapi, selain empat tanda baca itu, Masih ada beberapa tanda baca yang
penting kamu ketahui penulisan dan penggunaannya dalam sebuah kalimat.
Penggunaan dan penulisan tanda baca memang terlihat sepele dan remeh, namun
jika tidak tepat dan benar, makna dari sebuah kalimat dapat berubah, Karena
itulah, Sangat penting bagi kita semua mengetahui berbagai penulisan dan
pemakaian tanda baca-tanda baca.
Pada poster yang saya gunakan sebagai objek penelitian ada beberapa
tanda baca yang perlu diperhatikan lagi dalam penggunaanya, Berikut
penjabarannya.

1.) Tanda Titik (.)

Tanda baca yang ini hampir selalu dapat kita temui dan dijumpai dalam
sebuah kalimat. Tanda titik ini menjadi penanda akhir dari rangkaian kata, tanda
titik lazim diletakkan di akhir sebuah kalimat.

 Dalam poster tersebut menurut saya kurang sekali dalam penggunaan


tanda titik (.). Dari penjelasan diatas sudah tertulis bahwa tanda titik ini
menjadi penanda akhir rangkaian kata, tetapi yang saya perhatikan dari
poster tersebut sangat luring sekali tanda titik, Jadi saya sebagai pembaca
menjadi kurang paham mengenai akhir dari suatu kalimat yang ada dalam
postr tersebut.

2.) Tanda Tanya (?)


Tidak terlalu sulit dalam menggunakan dan meletakkan tanda baca ini dalam
suatu kalimat. Tanda baca ini berfungsi sebagai penunjuk kalimat tanya, tanda
tanya kerap menggantikan posisi tanda titik (.) di akhir kalimat. Hanya saja, jika
(.) lebih mengarah pada kalimat pernyataan, tanda tanya (?) cenderung mengarah
pada  kalimat yang bersifat pertanyaan.

 Dalam pster yang saya teliti ini tidak ada satupun menggunakan tanda
Tanya ini, memamng tidak ada sebuah kalimat pertanyyan dalam poster
ini.

3.) Tanda Seru (!)


Tanda baca berikut ini sering menggantikan posisi tanda titik (.) di akhir
kalimat yaitu tanda seru (!). Tanda baca yang satu ini membentuk kalimat
menjadi sebuah kalimat yang bersifat perintah atau seruan. Tetapi, penggunaan

4
tanda seru (1) juga biasa berfungsi untuk menegaskan, mengajak, atau
memengaruhi seseorang.

 Poster ini juga termasuk suatu poster ajakan atau poster yang memberi
suatu informasi kepada kita para pembaca agar selalu waspada akan virus
corona, Akan tetapi dari yang saya lihat penggunaan tanda baca ini kurang
diperlihatkan pada poster. Seharusnya tanda baca ini dapat diperbanyak
agar pembaca benar-benar memahami maksud dari poster tersebut.

4.) Tanda Koma (,)


Ada beberapa fungsi dari tanda koma (,) yang cenderung ditemukan dalam
percakapan ataupun kalimat sehari-hari. 

 Tanda koma tersebut banyak digunakan dalam poster tersebut, Tanda


koma tersebut menandakan sebagai jeda dalam sebuah kalimat.

5.) Tanda Titik Dua (:)


Walaupun jarang ditemui pada kalimat sehari-hari, kenyataannya tanda
baca yang satu ini masih sangat penting digunakan dalam beberapa tipe tulisan.
Dipakai untuk membatasi antara sebuah keterangan dengan rinciannya.

 Dalam poster tersebut tidak ada sama sekali menggunakan tanda baca titik
dua ini, Seharusnya tanda baca tersebut ada karena berfiungsi sebagai
pembatas antara suatu kalimat dengan isi.

6.) Tanda Titik Koma (;)


Pada dasarnya, tanda baca yang ini bersifat hampir sama dengan tanda
koma (,) di dalam suatau kalimat. Namun, titik koma (;) digunakan jika ada dua
penempatan tanda koma (,) yang salah satunya bersifat lebih tinggi daripada yang
lain.

 Dalam poster tidak ada sama sekali menggunakan tanda baca tersebut.
Karena kurang diperlukan juga dalam poster tersebut

7.) Tanda Hubung (-)


Tanda baca satu ini termasuk yang sering dijumpai dalam pemakaiannya
di dalam kalimat sehari-hari.

5
 Dalam poster tersebut tidak ada tanda baca hubung karena memang juga
tak diperlukan dalam kalimat yang ada dalam poster.

8.) Tanda Pisah (—)


Sebenarnya tanda baca ini mirip dengan tanda hubung (-), hanya saja
bentuknya lebih panjang.

  Tanda baca ini juga tak adadalam poster tersebut

9.) Tanda Petik (‘…’)

Ada dua macam pemakaian tanda petik yang penting dalam kalimat di
bahasa Indonesia, seperti berikut ini.

 Dipakai mengapit istilah yang maknanya bersifat konotatif atau tidak


sebenarnya.

 Dipakai untuk mengapit makna kata yang memang dicantumkan dalam


kalimat.

 Tanda petik ini biasa digunakan dalam kalimat yang memang perlu seperti
tanda atau kata yang penting, dalam poster juga tak ada tanda petik ini.
Seharusnya ada untuk menandai suatu kata yang penting.

C. Penulisan Kata

Penulisan kata terdiri dua kata yaitu “penulisan” dan “kata”. Penulisan
ialah proses, cara, kegiatan menulis, sedangkan kata ialah unsur bahasa yang
diucapkan atau dituliskan merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran
yang dapat digunakan dalam berbahasa. (Kamus Besar Bahasa Indonesia:edisi 3).
Dari penjelasan perkata diatas, Bisa disimpulkan bahwa penulisan kata merupakan
proses atau cara menulis yang mempertimbangkan unsur bahasa yang yang
diucapkan atau dituliskan sebagai wujud kesatuan perasaan dan pikiran juga dapat
digunakan dalam berbahasa sesuai ejaan yang sudah disempurnakan.
Dalam penulisan kata terdapat metode penulisan kata yang dimaksud,
Sistem penulisan kata terbagi atas kata dasar, kata depan, imbuhan, pemenggalan
suku kata, kata ulang, kata majemuk dan kata non baku. Seperti penjelas dibawah
berikut ini.

6
1.) Kata Dasar
Kata dasar ialah kata yang belum diberi imbuhan. Dengan kata lain, kata
dasar ialah kata yang menjadi dasar awal  pembentukan kata yang lebih besar. 
Contohnya adalah makan, duduk, pulang, tinggal, datang, minum, langkah,
pindah, dan lain-lain.
Kata dasar bisa membentuk satu kesatuan kalimat, yaitu:
a. Ular yang mati itu sangat  panjang .
b. Aku pergi ke sekolah dengan ayah
c. Ayah sampai di rumah jam 9 malam, ketika aku sedang tidur

2.) Kata Depan

Kata depan adalah kata-kata yang secara sintaksis diletakan sebelum kata
benda, kata kerja atau kata keterangan dan secara semantis kata depan
menandakan berbagai hubungan makna antar kata depan dan kata yang ada
dibelakangnya.
a. Aturan Penulisan Kata Depan
Kata depan seperti “di”, “ke”, dan “dari” ditulis terpisah dengan kata-kata
di belakangnya kecuali untuk kata-kata yang sudah dianggap lazim sebagai satu
kata, seperti kepada, daripada dan sebagai imbuhan, seperti dipukul, dimakan dan
lain-lain.
Contoh:
Di sana (Benar) Ke sekolah (Benar)
Disana (Salah) Kesekolah (Salah)

3.) Imbuhan
Kata berimbuhan adalah kata-kata dasar yang mendapatkan imbuhan yang
berupa awalan, akhiran, sisipan, dan awalan-akhiran. Imbuhan sendiri berfungsi
untuk menambahkan arti atau maksud dari kata-kata dasar yang diberi imbuhan
tersebut. Macam-Macam Imbuhan, Dalam bahasa Indonesia ada 4 macam
imbuhan yaitu:
a. Awalan (prefiks)
Prefiks adalah imbuhan-imbuhan yang diletakan pada awal kata dasar.
Imbuhan-imbuhan yang termasuk ke dalam awalan (prefiks) adalah: me-, ber-,
ke-, di-, ter-, pe-, dan se-.

7
b. Sisipan (infiks)
Sisipan adalah imbuhan yang diletakan di tengah-tengah kata dasar.
Bentuk-bentuk sisipan antara lain –el-, -em-, dan –er-. Contoh: -em- + getar =
gemetar. Imbuhan infiks membentuk kata dasar yang memiliki makna sebagai
berikut:
Menyatakan intensitas dan jumlah: gemetar, gemerincing, temali
Menyatakan sifat: temurun, telunjuk, gelembung, gemetar

c. Akhiran (sufiks)
Akhiran sufiks adalah imbuhan yang diletakan pada akhir kata dasar. Ada
beberapa macam bentuk imbuhan sufiks, diantaranya adalah –kan, -I, -an, -kah,
-tah, dan –pun.

Penutup

Ejaan merupakan aturan tentang bagaimana cara menulis bahasa


menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarana nya. Ejaan ialah kaidah
yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman
bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan bentuk dapat berimplikasi pada
ketepatan dan kejelasan makna. Untuk sekedar memperoleh gambaran tentang
ejaan yang pernah berlaku pada masa lalu itu dan sekaligus untuk
membandingkannya dengan ejaan sekarang, perhtaikan pemakaian huruf dan kata-
kata yang ditulis dengan ketiga macam ejaan itu seperti berikut ini.
Banyak sekali tanda baca pada suatu kalimat yang sering kita temu dari
berbagai kalimat seperti, tanda titik (.),  koma (,),  tanda seru (!), dan tanda tanya
(?) Tetapi, selain empat tanda baca itu, Masih ada beberapa tanda baca yang
penting kamu ketahui penulisan dan penggunaannya dalam sebuah kalimat.
Penggunaan dan penulisan tanda baca memang terlihat sepele dan remeh, namun
jika tidak tepat dan benar, makna dari sebuah kalimat dapat berubah, Karena
itulah, Sangat penting bagi kita semua mengetahui berbagai penulisan dan
pemakaian tanda baca-tanda baca.
Dalam penulisan ataupun pembuatan poster dan sebuah karya ilmiah, skripsi
ataupun makalah, salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah ejaan, tanda baca, dan
penulisan kata maupun kalimat yang tepat. Dengan penulisan kata yang tepat maka
pembaca tidak akan mengalami salah tafsir terhadap kata dasar yang telah diberi
imbuhan dan isi dari tulisan tersebut dapat tersalurkan kepada pembaca, sehingga
tujuan penulis dapat tersampaikan ke pembaca.

8
Daftar Pustaka

Wijaya, Laksmini. 2012. Ejaan yang Disempurnakan. Jawa Barat: PM.

Ramli, Lili. 2011. “Bahasa Indonesia Resensi Buku


”http://liliramli.guruindonesia.net/artikel_detail-30652.html. Diakses 5
Maret 2016.

Widya, Yrama. 2004. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia


Yang disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta.

Wijayanti, Sri Hapsari dkk. 2015. Bahasa Indonesia: Penulisan dan Penyajian
Karya Ilmiah. Jakarta: Rajawali Pers.

Anda mungkin juga menyukai