Anda di halaman 1dari 2

NAMA : FICO YAYAN PURWADI

NIM : 202110370311409

Ejaan dan Tanda Baca

Pendahuluan
Dalam kehidupan sehari-hari, pasti kita tidak asing dengan yang namanya komunikasi.
Komunikasi itu sendiri adalah sebuah cara menyampaikan pendapat (ide atau gagasan) dan ekspresi
diri (apa yang dirasakan). Terlepas dari itu semua, ada yang namanya ejaan, yang berarti aturan atau
kaidah dalam berbahasa. Ejaan ini mencangkup pelafalan (kata dan kalimat) dan penggunaan tanda
baca. Kita tidak boleh semena-mena dalam menggunakan suatu bahasa, dikarenakan tidak semua orang
akan paham terhadap apa yang kita sampaikan kalau kita tidak memakai ejaan yang benar.

Pembahasan
Ada beberapa definisi ejaan menurut para ahli, diantaranya adalah Keraf. Menurutnya ejaan
adalah keseluruhan peraturan bagaimana menggambarkan lambang bunyi—ujaran dan bagaimana
hubungan antar lambang-lambang itu (pemisahan dan penggabungannya) dalam suatu bahasa. Adapun
definisi ejaan menurut Arifin, ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi,
uraian, dan bagaimana hubungan antara lambang-lambang yang dimaksud.

Tidak jauh-jauh dari ejaan, ada yang namanya tanda baca. Tanda baca adalah simbol yang
berkaitan erat dengan struktur, intonasi, dan jeda saat kita membaca. Dalam artian lain, tanda baca
memudahkan kita memahami suatu bacaan, teks, atau naskah. Contoh dari tanda baca itu sendiri ada:
titik (.), koma (,), tanda tanya (?), tanda seru (!), tanda hubung (-), dsb.

Seperti yang tertulis pada paragraf-paragraf sebelumnya, ejaan adalah kaidah atau aturan
berbahasa. Berikut beberapa aturan dalam pemakaian ejaan:

• Menggunakan huruf kapital di awal paragraf, setelah tanda titik (.), nama orang, nama daerah
(termasuk negara), gelar, penanggalan, dll.

• Menggunakan huruf miring ketika menegaskan suatu kata, saat terdapat kata/kalimat berbahasa
asing, kalimat ilmiah, dan penulisan nama buku, majalah, surat kabar, dll.

Untuk tambahan, ada beberapa macam ejaan yang telah diberlakukan di Indonesia. Saya sebutkan dua
ejaan saja, yang mungkin sudah tidak asing ditelinga kita, yaitu:
• EYD (Ejaan yang Disempurnakan), diberlakukan pada tahun 1972 - 2015.

• PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia), diberlakukan pada 2015 – sekarang.

Adapun fungsi dari ejaan itu sendiri, diantaranya adalah:

• Sebagai landasan pembakuan tata bahasa.

• Sebagai pembakuan kosakata dan istilah.

• Sebagai penyaring masuknya unsur bahasa lain.

• Membantu pemahaman pembaca untuk menerima informasi.

Simpulan
Dalam berbahasa, kita perlu memperhatikan ejaan kita, entah itu secara lisan (intonasi) ataupun
dalam bentuk tulisan (tanda baca). Meskipun terlihat sepele, masih banyak orang yang lalai, hal
tersebut mengakibatkan kesalah pahaman. Contoh kalimat “Kucing makan tikus mati”. Disini ada 3
kemungkinan yang bisa terjadi, antara “Kucing makan, tikus mati”, “Kucing makan tikus, mati”
(setelah kucing makan tikus, dia mati), atau “Kucing makan tikus mati”. Jadi, ejaan sangat diperlukan
untuk mencerna informasi.

Selain sudah menjadi aturan, menggunakan ejaan yang baik juga dapat membuat orang lain
menerima informasi dengan cepat dan cermat. Sehingga, meminimalisir adanya kesalahan informasi
yang disampaikan.

Anda mungkin juga menyukai