Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Perkembangan bahasa Indonesia yang makin pesat merupakan salah satu akibat dari terpajannya
pengguna bahasa pada konsep-konsep keilmuan dan kebudayaan dalam tatanan masyarakat yang
baru. Hal itu merupakan konsekuensi logis dari cairnya batas-batas wilayah akibat perkembangan
teknologi, khususnya teknologi informasi, yang memengaruhi komunikasi verbal yang terjadi
antarpengguna bahasa. Fenomena kebahasaan yang timbul akibat kontak bahasa yang makin intensif
tersebut memerlukan penanganan yang sistematis dalam bentuk kaidah kebahasaan yang lebih
akomodatif. Melalui kaidah yang akomodatif, pengguna bahasa dapat mengekspresikan pemikiran,
ide, dan perasaannya dengan lebih tertib, baik, dan terarah.

Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan—atau yang lebih dikenal dengan singkatan EYD—
edisi kelima ini merupakan pemutakhiran dari pedoman ejaan sebelumnya, yaitu Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) yang ditetapkan oleh Keputusan Kepala Badan No.
0321/I/BS.00.00/2021. Dalam EYD ini terdapat penambahan kaidah baru dan perubahan kaidah lama
yang disesuaikan dengan perkembangan bahasa Indonesia. Penambahan dan perubahan itu
menandakan keterbukaan bahasa Indonesia terhadap perkembangan. Untuk menjamin kemudahan
akses dan keluasan jangkauan, EYD Edisi V ini juga diterbitkan dalam bentuk aplikasi web yang
dapat diakses melalui laman ejaan.kemdikbud.go.id.

Kami berharap, semoga penerbitan EYD ini dapat menjawab kebutuhan pengguna bahasa akan
pedoman kebahasaan yang mutakhir dan akomodatif. Pedoman ini juga diharapkan menjadi
sumbangsih lembaga ini dalam mewujudkan tertib berbahasa Indonesia sehingga bahasa Indonesia
dapat menjadi bahasa modern yang berwibawa dan layak menjadi bahasa pergaulan antarbangsa.

Ambon, 31 Oktober 2023


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………….........................i
DAFTAR ISI ………………………………………....................…....ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………….......…....iii
1.1. Latar Belakang…………………………………...................…..iv
1.2. Rumusan Masalah …………………………....................……..v
1.3. Tujuan …………………………………………....................…….vi
BAB II PEMBAHASAN.........…………………....………...……vii
2.1. Ejaan Yang pernah berlaku di Indonesia.
2.2. Pemakaian Huruf dan contohnya.
2.3. Penulisan Huruf dan contohnya.
2.4. Penulisan Kata dan contohnya.
2.5. Penulisan unsur serapan dan contohnya.
2.6. Pemakaian tanda baca dan contohnya.
BAB III PENUTUP…………………………………………..........viii
3.1. Kesimpulan …………………………………………..........………ix
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Bahasa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Banyak orang
Indonesia yang kurang mengetahui bahasanya sendiri, serta pengetahuan tentang tanda baca.
Bukan berarti tidak tahu melainkan kurang sesuai dengan kaidah-kaidah yang ada di dalam
bahasa Indonesia. Tanda baca dan Ejaan menjadi penting karena penggunaan yang tidak
sesuai akan mengubah makna bahasa yang akan diungkapkan. Secara teknis ejaan merupakan
penulisan huruf, penulisan kata dan pemakaian tanda baca. Sedangkan tanda baca itu sendiri
dimaksudkan agar bahasa tulis menjadi mudah untuk dipahami, sehingga pesan yang
diungkapkan dapat dipahami sama.

1.2 Rumusan masalah


- Pengertian Ejaan dalam Bahasa Indonesia
- Fungsi dari Ejaan
- Ejaan Yang pernah berlaku di Indonesia.
- Pemakaian Huruf dan contohnya.
- Penulisan Huruf dan contohnya.
- Penulisan Kata dan contohnya.
- Penulisan unsur serapan dan contohnya.
- Pemakaian tanda baca dan contohnya.

1.3 Tujuan
- Untuk mengetahui pengertian Ejaan dalam Bahasa Indonesia
- Untuk mengetahui fungsi-fungsi dari Ejaan
Dan mengetahui tentang
- Ejaan Yang pernah berlaku di Indonesia.
- Pemakaian Huruf dan contohnya.
- Penulisan Huruf dan contohnya.
- Penulisan Kata dan contohnya.
- Penulisan unsur serapan dan contohnya.
- Pemakaian tanda baca dan contohnya.
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Pengertian Ejaan dalam Bahasa Indonesia
Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan
bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana antarhubungan antara lambang-
lambang itu (pemisahan dan penggabungannya dalam suatu bahasa). Secara teknis, yang
dimaksud ejaan adalah penulisan huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan, dan
pemakaian tanda baca.

2. Fungsi dari Ejaan


Dalam rangka menunjang pembakuan bahasa, baik yang menyangkut tata bahasa
maupun kosa kata dan peristilahan, ejaan memiliki fungsi yang cukup penting. Oleh
karena itu pembakuan ejaan perlu di beri prioritas terlebih dahulu.
Dalam hubungan itu, ejaan antara lain berfungsi sebagai :
1. Landasan pembakuan tata bahasa
2. Landasan pembakuan kosa kata dan peristilahan
3. Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain ke dalam bahasa Indonesia.
Apabila pembakuan telah dilaksanakan, maka pembakuan aspek bahasan yang lain
pun dapat ditunjang dengan keberhasilan itu, terutama jika segenap pemakai bahasa yang
bersangkutan telah menaati segala ketentuan yang terdapat di dalam buku pedoman.
Secara praktis ejaan memiliki fungsi untuk membantu pemahaman pembaca di dalam
mencerna informasi yang disampaikan secara tertulis. Dalam hal ini fungsi praktis itu dapat
di pahami jika segala ketentuan yang terdapat di dalam kaidah telah diterapkan dengan baik.

3. Ejaan yang pernah berlaku di Indonesia


termasuk Ejaan Republik Indonesia (EYD) tahun 1972 dan Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD) tahun 1972. Selain itu, ada juga beberapa ejaan sebelumnya seperti Ejaan Soewandi
(EYD tahun 1947) dan Ejaan Van Ophuijsen (EYD tahun 1901). Namun, pada tahun 1972,
pemerintah Indonesia mengesahkan EYD tahun 1972 yang menjadi ejaan resmi hingga saat
ini, meskipun ada beberapa perubahan kecil yang dilakukan dalam periode berikutnya.
Berlaku di Indonesia. Pemakaian huruf dalam ejaan Indonesia mengikuti aturan Ejaan yang
Disempurnakan (EYD) tahun 1972.

4. Pemakaian huruf dan contohnya


Pemakaian huruf dalam ejaan Indonesia mengikuti aturan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
tahun 1972.

Berikut adalah beberapa aturan pemakaian huruf dan contohnya:


- Huruf Kapital (Besar):
• Digunakan di awal kalimat. Contoh: “Indonesia adalah negara kepulauan.”
• Digunakan untuk nama diri (nama tempat, nama orang, nama lembaga, dll). Contoh:
“Jakarta, Soekarno, Universitas Gadjah Mada.”
• Digunakan pada judul buku, film, dan karya seni lainnya. Contoh: “Laskar Pelangi, Harry
Potter and the Philosopher’s Stone.”
- Huruf Kecil (Huruf Biasa) :
• Digunakan untuk kata-kata biasa dalam kalimat. Contoh: “Dia sedang belajar bahasa
Inggris.”
• Digunakan untuk kata sifat, kata kerja, dan kata keterangan. Contoh: “Cantik, makan,
dengan gembira.”
- Huruf Kapital di Tengah Kalimat:
• Hanya digunakan pada nama diri yang memiliki inisial lebih dari satu. Contoh: “Budi
Sudarsono dan Ani Wijayanti berkunjung.”
• Huruf Kapital dalam Singkatan dan Akronim: Contoh: “UNESCO (United Nations
Educational, Scientific and Cultural Organization).”
• Huruf Kapital pada Tanggal dan Peringatan: Digunakan pada hari dan bulan dalam tanggal.
Contoh: “Senin, 1 Januari 2023.”
• Digunakan untuk perayaan dan peringatan penting. Contoh: “Hari Kemerdekaan, Natal.”
• Huruf Kapital dalam Judul Gelar Akademik: Contoh: “Profesor Dr. H. M. Ridwan Kamil,
M.U.D.
Pemakaian Huruf
Nama huruf bahasa Indonesia seperti yang kita kenal dengan huruf abjad dan ada
juga penggabungan untuk melambangkan diftong seperti: Au(harimau), atau
penggabungan khusus, seperti: ng(lambang). Ejaan Indonesia menggunakan ejaan
fonemis dimana hanya ada satu bunyi utuk satu lambang, lain dengan bahasa
Inggris yang satu lambang memiliki beberapa bunyi. Karena bahasa Indonesia
menggunakan satu sistem ejaan, pada dasarnya lafal singkatan dan kata mengikuti
bunyi nama huruf secara konsisten, seperti: bus (dibaca:bus).
Yang harus diperhatikan dalam persukuan (pemenggalan kata),
(1)menggunakan tanda hubung,
(2)tidak memenggal kata dengan garis bawah, (3)hindari penggalan satu huruf.
Begitupun dengan nama orang, hanya dibenarkan dengan memisahkan nama pertama
dan nama kedua. Penulisan nama diri ditulis sesuai dengan ejaan yang berlaku.

5. Penulisan huruf dan contohnya


Huruf terdiri dari: huruf kecil, huruf kapital, dan huruf miring.
Huruf kapital digunakan sebagai:
- huruf pertama awal kalimat
– huruf pertama petikan langsung
– huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan
– huruf pertama gelar kehormatan atau keturunan yang diikuti nama orang
– huruf pertama nama jabatan atau pangkat yang diikuti nama orang.
– huruf pertama nama orang
– huruf pertama hubungan kekerabatan seperti: bapak, ibu, saudara yang dipakai
sebagai kata ganti. Huruf miring digunakan untuk:
- menulis nama buku, majalah yang dikutip dari karangan
– menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata
– menuliskan nama ilmiyah atau ungkapan kata asing.
1. Penulisan Huruf Kapital (Besar) :
• Digunakan di awal kalimat. Contoh: “Dia pergi ke sekolah setiap hari.”
• Digunakan pada nama diri (nama tempat, nama orang, nama lembaga, dll). Contoh:
“Sekolah Dasar Cendrawasih, Susi Susanti, Bank Mandiri.”
• Digunakan pada judul buku, film, dan karya seni lainnya. Contoh: “Harry Potter and
the Chamber of Secrets, Mona Lisa.”
2. Penulisan Huruf Kecil (Huruf Biasa)
• Digunakan untuk kata-kata biasa dalam kalimat. Contoh: “Dia sedang belajar
matematika.”
• Digunakan untuk kata sifat, kata kerja, dan kata keterangan. Contoh: “Indah,
bermain, dengan cepat.”
3. Penulisan Huruf Kapital di Tengah Kalimat:
• Hanya digunakan pada nama diri yang memiliki inisial lebih dari satu. Contoh:
“Andi Purnama dan Budi Santoso sedang berbicara.
4. Penulisan Huruf Kapital dalam Singkatan dan Akronim. Contoh: “UNESCO (United
Nations Educational, Scientific and Cultural Organization).”
5. Penulisan Huruf Kapital pada Tanggal dan Peringatan:
• Digunakan pada hari dan bulan dalam tanggal. Contoh: “Senin, 5 Februari 2023.”
• Digunakan untuk perayaan dan peringatan penting. Contoh: “Hari Kemerdekaan,
Tahun Baru.”
6. Penulisan Huruf Kapital dalam Judul Gelar Akademik. Contoh: “Profesor Dr. H. M.
Ridwan Kamil, M.U.D.”
7. Penulisan Huruf Kapital dalam Kepanjangan Nama Singkatan. Contoh: “Badan
Usaha Milik Negara (BUMN), Organisasi Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).

6. Penulisan Kata dan contohnya


1.Penggabungan Kata :
• Kata sifat + kata benda: “rumah besar.”
• Kata kerja + kata benda: “makan siang.
• Kata sifat + kata sifat: “cepat marah.
• Kata benda + kata benda: “buku pelajaran.”
2. Penggunaan Tanda Hubung (Hyphen):
• Digunakan dalam kata majemuk yang menggabungkan dua kata atau lebih: “anak-anak,
guru-guru, Nasi goreng.”
• Tidak digunakan dalam kata majemuk yang berfungsi sebagai satu kesatuan: “sekolah dasar,
Angkutan umum.”
3. Penulisan Kata Tepat dan Padanan Istilah:
• Menggunakan kata yang tepat sesuai konteks: “meminum air (benar)” bukan “meminum
angin (salah).
• Menggunakan padanan istilah yang benar: “komputer (benar)” bukan “kompi (salah).”
4.Penggunaan Ejaan Kata Serapan:
Mengikuti aturan ejaan bahasa Indonesia untuk kata serapan dari bahasa asing: “televisi
(bukan Television), komputer (bukan computer).”
5.Pemenggalan Kata:
Dalam tulisan, kata dapat dipenggal sesuai aturan EYD jika tidak muat di baris akhir. Contoh:
“Bapak membe-rikan sebuah buku.”
6. penulisan Huruf Kapital pada Awal Nama Tempat: contoh: “Jakarta, Surabaya, Bali.”
7.penulisan Huruf Kapital pada Hari Besar atau Peristiwa Bersejarah :
Contoh: “Hari Kemerdekaan, Hari Pahlawan.”
8. Penulisan Huruf Kapital pada Gelar Kehormatan: Contoh: “Bapak Presiden, Nyonya
Dokter.”
9.Penulisan Kata dalam Bahasa Gaul atau Populer: Disesuaikan dengan perkembangan zaman
dan masyarakat. Misalnya, “oke” daripada “okay.”

7. Penulisan unsur serapan dan contohnya


Bahasa arab sebenarnya sudah banyak yang diserap ke dalam bahasa Indonesia dan relatif
konsisten. Untuk menyerap bahasa arab, kita harus memperhatikan: - unsur mad (panjang)
ditiadakan. – konsonan yang tidak ada dalam bahasa indonesia sebaiknya diadaptasi
dengan fonem yang berdekatan dengan fonem bahasa indonesia baik lafal maupun
ejaannya, seperti: rizq(rezeki). Jika tidak, maka tulislah sesuai lafal sebenarnya dengan
huruf miring.

1. Unsur Serapan dari Bahasa Inggris:


- Komputer: Diadaptasi menjadi “komputer” dalam bahasa Indonesia.
- Internet: Diadaptasi menjadi “internet.”
- Mobil: Diadaptasi menjadi “mobil.”
- Restoran: Diadaptasi menjadi “restoran.”
- Komunikasi: Diadaptasi menjadi “komunikasi.”

2. Unsur Serapan dari Bahasa Belanda:


- Kantor: Diadaptasi menjadi “kantor.”
- Universitas: Diadaptasi menjadi “universitas.”
- Dokter: Diadaptasi menjadi “dokter.”
- Kantor pos: Diadaptasi menjadi “kantor pos.”
- Polisi: Diadaptasi menjadi “polisi.”

3. Unsur Serapan dari Bahasa Arab:


- Televisi: Diadaptasi menjadi “televisi.”
- Sekolah: Diadaptasi menjadi “sekolah.
- Kitab: Diadaptasi menjadi “kitab.”
- Islam: Diadaptasi menjadi “Islam.”
- Kaabah: Diadaptasi menjadi “Kaabah.”

4. Unsur Serapan dari Bahasa Tionghoa:


- Teknologi: Diadaptasi menjadi “teknologi.”
- Nasi goreng: Diadaptasi menjadi “nasi goreng.”
- Kebun binatang: Diadaptasi menjadi “kebun binatang.”
- Kung fu: Diadaptasi menjadi “kungfu.”
- Kopi: Diadaptasi menjadi “kopi.”

8. Pemakaian tanda baca dan contohnya

9. Pemakaian Tanda Baca


10. Orang sering
mengabaikan tanda baca
yang sebenarnya sangat
11. membantu orang dalam
memahami bacaan.
12. 1) Tanda titik (.)
13. 2) Tanda koma (,)
14. 3) Tanda titik koma (; )
15. 4) Tanda titik dua (: )
16. 5) Tanda hubung (-)
17. 6) Tanda tanya (?)
18. 7) Tanda seru (!)
19. 8) Tanda kurung ((…))
20. 9) Tanda garis miring
(/)
21. 10) Tanda petik ganda
("“…” ")
22. 11) Tanda pisah (--)
23. 12) Tanda elipsis (...…)
24. 13) Tanda kurung siku
([ ])
25. 14) Tanda petik tunggal ( '
'‘…)
26. 15) Tanda penyingkat ( ‘'
27. Pemakaian Tanda Baca
28. Orang sering
mengabaikan tanda baca
yang sebenarnya sangat
29. membantu orang dalam
memahami bacaan.
30. 1) Tanda titik (.)
31. 2) Tanda koma (,)
32. 3) Tanda titik koma (; )
33. 4) Tanda titik dua (: )
34. 5) Tanda hubung (-)
35. 6) Tanda tanya (?)
36. 7) Tanda seru (!)
37. 8) Tanda kurung ((…))
38. 9) Tanda garis miring
(/)
39. 10) Tanda petik ganda
("“…” ")
40. 11) Tanda pisah (--)
41. 12) Tanda elipsis (...…)
42. 13) Tanda kurung siku
([ ])
43. 14) Tanda petik tunggal ( '
'‘…)
44. 15) Tanda penyingkat ( ‘'
Orang sering mengabaikan tanda baca yang sebenarnya sangat membantu orang dalam
memahami bacaan.
1) Tanda titik (.)
Contohnya : Ibu kota Indonesia saat ini adalah DKI Jakarta.
Harga tiket kereta kelas eksekutif dari Jakarta ke Bandung adalah
Rp95.000.
2) Tanda koma (,)
Contohnya : Berkas yang dilampirkan yaitu KTP, akta kelahiran, dan ijazah
pendidikan terakhir.
3) Tanda titik koma (; )
Contohnya : Hari sudah malam; anak-anak masih membaca buku.
4) Tanda titik dua (: )
Contohnya : Mereka memerlukan peralatan menulis: pensil, buku,
penghapus, dan lainnya.
5) Tanda hubung (-)
Contohnya : Imbuhan pe- pada pekerja bermakna ‘orang yang’ atau
‘pelaku’ Berulang-ulang 09-02-2023
6) Tanda tanya (?)
Contohnya : Apa yang kamu makan tadi?
7) Tanda seru (!)
Contohnya : Patuhi aturan yang berlaku!
8) Tanda kurung ((…))
Contohnya : Merujuk buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
(PUEBI).
9) Tanda garis miring ( / )
Contohnya : Rapor siswa wajib diambil oleh orang tua/wali peserta didik
sesuai jadwal.
10) Tanda petik ganda (““…” “)
Contohnya : “Merdeka atau mati!” seru Bung Tomo dalam pidatonya
11) Tanda pisah (--)
Contohnya : Senin—Jumat
12) Tanda elipsis (...…)
Contohnya : “Silakan pergi dari sini jika kamu ...!”
“Menurut saya, ... seperti ... bagaimana, Bu?
13) Tanda kurung siku ([ ])
Contohnya : Ulang tahun [Proklamasi Kemerdekaan] Republik Indonesia
dirayakan secara khidmat.
14) Tanda petik tunggal ( ‘...’ )
Contohnya : Lockdown ‘Karantina wilayah’
15) Tanda penyingkat ( ‘’ )
Contohnya : Mereka sudah datang, ‘kan?
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setelah memahami apa yang telah dipaparkan di atas, kita dapat mengambil kesimpilan bahwa
bahasa itu tidak terlepas dari yang nama nya Ejaan dan Tanda Baca. Ejaan dan Tanda Baca itu
juga saling berkaitan. Oleh karena itu Ejaan dan penggunaan Tanda baca perlu kita pahami dan
pelajari agar tulisan kita mudah dipahami dan dimengerti orang lain yang membacanya. Ejaan sendiri
mengalami beberapa tahapan sebelum akhirnya menjadi sempurna, yang seperti kita gunakan
saat ini. Begitu pun juga dengan penggunaan tanda baca pun perlu diperhatikan dalam
penulisan karena tanda baca memiliki aturan dan tata letak penggunaannya.
TUGAS
BAHASA INDONESIA
(UTS)
Dibuat :
1. Debora Elisabeth DM Ubro (202325151)
2. Muhammad Arun Rachman (202325149)
3. Isnayati Rahayaan (202325152)
4. Riswar Afendi Putuhena (202325150)
5. Muhammad Ridwan renuat (202325153)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


Universitas Pattimura

Anda mungkin juga menyukai