Anda di halaman 1dari 11

EJAAN DAN PUNGTUASI DALAM PENULISAN ILMIAH

TUGAS KELOMPOK 2

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

DI BUAT OLEH :

1. AHMAD JEHAN NUGRAHA (201751170)


2. ISYE EKA PRATIWI (201751167)
3. LAOREU ENDAH BAE (201751183)
4. MUHAMMAD ANANDA FAUZI (201751219)
5. SITI NUR MUFIDAH (201751309)

PROGRAM STUDI STARATA 1

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL

JAKARTA 2017
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kata ejaan berasal dari kata dasar eja, yang berarti melafalkan huruf-huruf atau lambang
lambang bunyi bahasa.
Pengertian ejaan secara khusus :
Perlambangan bunyi-bunyi bahasa dengan huruf, baik berupa huruf demi huruf, maupun
huruf yang sudah disusun menjadi kata, frasa, atau kalimat.
Pengertian ejaan secara umum :
Keseluruhan dan penggabungannya, yang dilengkapi pula dengan penggunaan tanda
baca.

Ejaan adalah seperangkat aturan atau kaidah pelambang bunyi bahasa, pemisahan,
penggabungan, dan penulisanya dalam suatu bahas. Batasan tersebut menunjukan pengertian
kata
Ejaan berbeda dengan kata mengeja mengeja adalah kegiatan melafalakan huruf, suku kata,
atau kata, sedangakan ejaan adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekedar
masalah pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa dengan menggunakan
huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya .Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi
oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan keseragaman hidup, terutama dalam bahasa tulis.
Keteraturan dalam bentuk akan berimplikasi pada ketepatan dan kejelasan makna. Ibarat sedang
menyetir kendaraan, ejaan adalah rambu lalu lintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi.
Jika para pengemudi mematuhi rambu itu, terciptalah lalu lintas yang tertib, teratur, dan tidak
semrawut. Seperti itulah kira - kira bentuk hubungan antara pemakai dengan ejaan.

1.2 PERUMUSAN MASALAH


Pada masalah ini, kami akan menjelaskan bagaimana cara penggunaan tanda baca yang baik dan
benar. Di sini kami menuliskan macam macam tanda baca beserta aturan letak penggunaan dan fungsi
dari macam-macam tanda baca tersebut, sehingga kita bisa memahami bagaimana cara
penggunaan tanda bacayang baik dan benar, karena dalam aturan penggunaan tanda baca, banyak sekali
masalah masalah penulisan tanda baca yang kurang tepat sehingga terkadang sulit untuk
memahami isi tentang tulisan yang ditulis dalam sebuah karya tulis.

1.3 TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah di antaranya adalah sebagai berikut :
1. Dapat memahami tata cara dan letak dalam penggunaan tanda baca
2. Dapat memahami fungsi dari macam-macam tanda baca yang ada
3. Dapat membuat sebuah karya tulis dengan tanda baca yang baik dan benar
4. Dapat memahami dan mengembangkan tulisan dengan tanda baca yang baik dan benar
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAAN EJAAN

Ejaan adalah penggambaran bunyi bahasa (kata, kalimat, dsb) dengan kaidah tulisan (huruf )
yang distandardisasikan dan mempunyai makna. Ejaan biasanya memiliki tiga aspek yaitu:

1. Aspek fonologis yang menyangkut penggambaran fonem dengan huruf dan


penyusunan abjad
2. Aspek morfologis yang menyangkut penggambaran satuan-satuan morfemis
3. Aspek sintaksis yang menyangkut penanda berupa tanda baca.

Secara Umum pengertian Ejaan merupakan penggambaran bunyi bahasa dalam kaidah tulis
menulis yang telah distandardisasi. Standardisasi ini meliputi pemakaian huruf, penulisan huruf,
penulisan kata, penulisan unsur serapan,dan pemakaian tanda baca.

2.2 KAIDAH EJAAN

Dalam pemakaian baha ssa indonesia masih sering dijumpai kata-kata yang dieja atau
diucapkan dengan tidak tepat. Kesalahan pengucapan yang sudah menjadi kebiasaan dan akan
sulit dibetulkan seperti yang dialami kalangan generasi tua. Untuk itu hendaknya kesalahan
yang dihindari tidak menular pada generasi muda.

Ejaan adalah suatu sistem penulisan bahasa tertentu. Huruf dan tanda baca dipakai
bersama-sama untuk menggambarkan suatu bahasa. Untuk lebih jelasnya maka di bawah ini
dikemukakan pengertian tentang fonem dan huruf.

1. Fonem dan Huruf


Huruf dipakai untuk melambangkan fonem. Dengan demikian, huruf berbeda dengan
fonem. Kalau huruf berupa gambar atau tanda visual, maka fonem berupa bunyi
bahasa. Huruf dapat dilihat sedangkan fonem dapat didengar.
2. Vocal dan konsonan
Fonem dapat dibedakan atas dua bagian yaitu fonem vocal dan fonem konsonan. Vocal
ialah bunyi ujaran yang sungguh-sungguh bunyi yang murni. Sedangkan konsonan ialah
bunyi ujaran yang diucapkan dengan menutup sebentar atau menjepitkan jalan udara keluar.

Pembinaan ejaan bahasa Indonesia


Usaha pengaturan pertumbuhan bahasa Indonesia, dapat dilihat antara lain pada aspek
ejaan. Sistem ejaan yang dimaksudkan :
a) Ejaan van Ophyusen, ejaan ini merupakan warisan dari ejaan bahasa Melayu yang menjadi
dasar bahasa Indonesia.
b) Ejaan Suwandi, berlaku dari tahun 1947 sampai tahun 1972.
c) Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, pada tahun 1972 sampai sekarang.
Motif lahirnya ejaan yang disempurnakan ialah :
a. Menyesuaikan ejaan bahasa Indonesia dengan perkembangan bahasa.
b. Membina ketertiban dalam penulisan huruf dan tanda baca.
c. Mulai usaha pembakuan bahasa Indonesia secara menyeluruh.
d. Mendorong perkembangan bahasa Indonesia
Adapun hal – hal yang diatur penggunaanya dalam EYD :
1. Penulisan huruf
a. Penulisan huruf besar
Berikut ini dipaparkan kaidah penulisan huruf capital
1) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat
2) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung
3) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan
dengan nama Tuhan dan kitab suci
4) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan
keagamaan yang diikuti nama orang
5) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang
diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.
6) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur - unsur nama orang.
7) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku , dan bahasa
8) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, nama bulan, hari, hari
raya dan peristiwa sejarah
9) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi
10) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama Negara,
lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali
kata seperti dan.
11) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna
yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta
dokumen resmi.
12) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata di dalam nama buku,
majalah, surat kabar.
13) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsure singkatan nama gelar
pangkat, dan sapaan.
14) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata petunjuk hubungan kekerabatan
seperti bapak, ibu, kakak, yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.
15) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
b. Huruf miring
Kaidah penulisan dan penggunaan huruf miring
1) Huruf Miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah,
2) surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
3) Huruf Miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan huruf, bagian kata,
4) kata, atau kelompok kata.
5) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau
ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
2.Penulisan kata
Penulisan kata adalah Salah satu aspek bahasa yang sering diabaikan kaidah baku dalam
pemakaiannya. Berikut ini paparan mengenai penulisan kata sesuai kaidah yang baku.
a. Kata dasar
Kata yang berupa kata dasar tulis sebagai satu kesatuan .
b. Kata turunan
1) Imbuhan ditulis serangkai dengan kata dasarnya. (Misalkan: dikelola)
2) Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai
dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. (Misalkan: bertepuk
tangan)
3) Jika bentuk dasar berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus
unsure gabungan kata itu ditulis serangkai. (Misal: Meneyebarluaskan)
4) Jika bentuk dasar berupa gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi,
gabungan kata itu ditulis serangkai. ( Misal : mahasiswa)
c. Bentuk ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung. ( Misal
: anak-anak)
d. Gabungan kata
1) Gabungan kata yang disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsure-
unsurnya ditulis terpisah. (Misalkan: duta besar)
2) Gabungan kata , istilah khusus yang menimbulakn kesalahan pengertian dapat
ditulis dengan tanda hubung untuk menugaskan pertalian di antara unsure yang
bersangkutan . ( Misalkan : alat pandang-dengar)
3) Gabungan kata berikut ditulis serangkai (Misalkan: manakala, manasuka)
e. Kata ganti –ku, kau-, -mu, dan –nya
Kata ganti ku, kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya: -ku, -mu,
-nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya
f. Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di
dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada
dan daripada.
g. Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. ( Misalkan : harimau
itu marah sekali kepada sang kancil).
h. Partikel
1) Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalkan : bacalah buku itu baik-baik.
2) Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Misalkan : jika ayah pergi, adik pun ingin pergi.
i. Singkatan dan akronim
1) Singkatan adalah bentuk dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
a) Singkatan nama orang , gelar , sapaan atau pangkat diikuti dengan tanda titik.
b) Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau
organisasi serta nama dokumen.
c) Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik.
d) Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan tidak diikuti
tanda titik.
2) Akronim ialah singkatan berupa gabungan huruf awal, suku kata. Ataupun
gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlukan sebagai kata.
a) Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis
seluruhnya dengan huruf capital.
b) Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf
dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf capital.
c) Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan
suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kecil.
j. Angka dan lambang bilangan
1) Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor
2) Penulisan lambang bilangan dengan huruf .
Misalkan tiga perempat (3/4)
3) Penulisan kata bilangan tingkat .
Misalkan : paku Buwono X
4) Penulisan kata bilangan yang mendapat akhiran –an
Misalkan : tahun 50-an
5) Lambang bilangan yang dapat menyatakan satu atau dua kata, ditulis dengan
huruf , kecuali jika beberapa lambang dipakai secara berurutan
Misalnya : Amir menonton drama itu sampai tiga kali
6) Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf
Misalnya : 15 orang tewas dalam kecelakaan itu
7) Angka yang menunjukkan bilangan utuh yang besar dapat dieja sebagian
supaya lebih mudah dibaca
Misalnya : penduduk Indonesia berjumlah lebih dari 120 juta orang
8) Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks
Misalnya : kantor kami mempunyai dua puluh orang pegawai
9) Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf.
Misalnya : saya lampirkan tanda terima uang sebesar 999,75 ( Sembilan ratus
Sembilan puluh Sembilan dan tujuh puluh lima perseratus ) rupiah.

2.3 PUNGTUASI DALAM PENULISAN / KALIMAT

Macam-macam pungtuasi atau tanda baca berupa Tanda Baca Titik ( . ) Tanda Baca Koma ( ,
) Tanda Baca Titik Koma ( ; ) Tanda Baca Titik Dua ( : ) Tanda Baca Hubungan ( - ) Tanda Baca
Tanya ( ? ) Tanda Baca Seru ( ! ) Tanda Baca Kurung ((…)) Tanda Baca Petik (“…”) Tanda Baca
Garis Miring (…/…) kesamuanya memimiliki fungsi yang berbeda-beda.

CONTOH PUNGTUASI (TANDA BACA) DALAM SURAT DINAS

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA KABUPATEN KUDUS

Kudus, 21 April 2011


Nomor : 007/DIKPORA/KT/IV/2011
Lampiran : :
Perihal : Undangan
Yth. Sdr. Indra Permana
Jl. Cendrawasih No. 12
Perum Gading Mas
Jekulo

Dengan hormat,
Kami mengundang Saudara untuk menghadiri rapat yang akan diadakan pada:
Hari : Selasa, 25 April 2011
Tempat : Gedung pertemuan DIKPORA Kab. Kudus
Waktu : 10.00 - 12.00 WIB
Acara : Dengar pendapat dengan Dewan DPRD Kab. Kudus
Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih
Hormat kami,

Kepala Dinas Dikpora Kab. Kudus Drs. Adullah hasnawai

2.4PENULISAN EJAAN
Dalam hal pembuatan karangan ilmiah, kesalahan huruf dan tanda baca sering muncul. Dalam
penulisan tanda baca sering sekali kita lalai dan melakukan kesalahan dalam penulisanya, sehingga
menjadikan karangan atau karya ilmiah kita menjadi sebuah karya yang kurang baik karena ada kesalahan
dalam penulisanya. Dari berbagai kesalahan itu, sebenarnya para penulis karya ilmiah mampuuntuk
membuat tulisannya, akan tetapi mereka sering lalai dan ceroboh dalam penggunaan tanda baca.
Karena apa, tanda baca selalu di anggap sepele dalampenggunaanya sehingga kadang menjadikan
kalimat itu menjadi rancu dan berbeda arti.
Suatu contoh kita ambil kalimat “kucing makan tikus mati”. Dalamkonteks kalimat ini jika
tidak kita beri pemisah tanda baca maka akan menjadikanya sulit untuk dipahamai. Dari kalimat
“kucing makan tikus mati” siapakah yang mati dalam konteks kalimat ini?, akan tetapi apabila kita
gantikonteks kalimat ini dengan pemberian tanda baca seperti ini ”kucing makan, tikusmati”,
siapakah yang mati dalam konteks kalimat ini?, kemudian apabila kitagunakan konteks kalimat ini
”kucing makan tikus, mati”, siapakah yang
matidalam konteks kalimat ini? Kucing makan tikus mati adalah salah satu contoh kalimat yang
banyak persepsi apabila kita salah menggunakan tanda bacanya.Oleh karena itu, pemakaian tanda
baca dalam penyusunan kalimat sangat perlu untuk diperhatikan.

DAFTAR PUSTAKA
http://seputarpengertian.blogspot.co.id/2017/01/pengertian-ejaan-dan-eyd.html

Anda mungkin juga menyukai