Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmiah Guru “COPE”, No.

01/Tahun XX/Mei 2016

MENGAJARKAN EJAAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Pitasari Rahmaningsih
SD Muhammadiyah Mulyodadi, Bantul

Abstrak
Ejaan merupakan dasar dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Ejaan
digunakan sebagai bentuk baku dalam penulisan ilmiah dan resmi. Akan tetapi,
pada kenyataannya saat ini penggunaan ejaan yang baku belum sepenuhya dapat
diterapkan. Apalagi bagi siswa SD. Masih banyak siswa SD yang belum mengerti
bagaimana ejaan yang baik dan benar. Di lain pihak, dalam pengajaran ejaan
umumnya masih menggunakan metode klasikal dan kurang mendapatkan perhatian
khusus. Oleh karena itu, permasalahan yang akan dibahas pada makalah adalah
berkait pengertian ejaan, macam-macam ejaan, dan bagaimana proses pembelajaran
ejaan di SD. Komponen pembelajaran ejaan berisi tentang kesempatan menulis
setiap hari, kesempatan membaca setiap hari, dinding kata, mengoreksi naskah,
prosedur dalam kamus, pilihan ejaan dan kesadaran mengeja. Pengajaran ejaan dapat
dilakukan dengan menggunakan tes mingguan, menyesuaikan diri untuk memenuhi
kebutuhan siswa dan menilai kemampuan mengeja siswa.

Kata kunci: pembelajaran bahasa Indonesia, ejaan, sekolah dasar

Pendahuluan pakan syarat utama dalam berbahasa tulis,


Ejaan merupakan hal yang penting Namun pada kenyataannya saat ini
dalam pelajaran bahasa Indonesia. Penggu- banyak siswa melakukan kesalahan dalam
naan ejaan yang tepat sangat dibutuhkan ke- penulisan ejaan. Siswa banyak yang kurang
tika melakukan penulisan karya ilmiah atau paham bagaimana penggunaan ejaan yang
laporan tugas. Ketepatan penggunaan ejaan baik dan benar. Kesalahan penggunaan
tentunya akan memberikan banyak manfaat huruf kapital, tanda baca banyak dilakukan
seperti ketepatan dalam menyampaikan oleh siswa. Penggunaan kalimat sering kali
makna. Selain itu, penggunaan ejaan yang juga masih kurang tepat.
tepat merupakan dasar dari penggunaan Berdasarkan hasil penelitian yang di-
bahasa Indonesia yang baik dan benar. lakukan oleh Siti Nur Tiana (2013) diper-
Ejaan dalam bahasa Indonesia memiliki oleh hasil kesalahan ejaan yang paling
pedoman pokok yang mendasarinya, yakni sering dilakukan adalah kesalahan peng-
yang disebut sebagai Ejaan yang Disempur- gunaan huruf kapital yaitu sebanyak 515
nakan atau yang lebih dikenal dengan EYD. kesalahan (46,69%), kesalahan morfologi
Pentingnya penggunaan EYD berdasarkan terbanyak adalah kesalahan kata yaitu
Keputusan Presiden Indonesia Nomor 57 sebanyak 126 kesalahan (11,42%), dan
Tahun 1972, dan telah direvisi berdasarkan kesalahan paling sering dilakukan pada
Peraturan Nomor 46 tahun 2009 tentang sintaksis adalah kalimat rancu sebanyak
penggunaan Ejaan yang Disempurnakan. 41 kesalahan (3,72%). Hal ini tentunya
Hal ini menandakan bahwa pemerintah cukup memprihatinkan dimana kedudukan
memandang serius persoalan penggunaan ejaan merupakan hal yang mendasar dalam
EYD. Kemampuan menerapkan EYD meru- bahasa Indonesia.

60
Jurnal Ilmiah Guru “COPE”, No. 01/Tahun XX/Mei 2016

Tentunya kesalahan yang terjadi harus 2. Pemakaian Huruf Kapital


segera diatasi. Selama ini upaya yang di- Huruf kapital digunakan dalam berbagai
lakukan oleh guru dirasakan belum mak- hal, yaitu:
simal. Pengajaran ejaan di sekolah dasar a. sebagai huruf pertama kata pada awal
pada umumnya masih menggunakan pem- kalimat,
belajaran klasikal. Oleh karena itu, perlu b. sebagai huruf pertama petikan lang-
dikembangkan proses pembelajaran yang sung,
lebih kreatif. c. sebagai huruf pertama dalam kata dan
Berdasarkan latar belakang dan keadaan ungkapan yang berhubungan dengan
ideal yang harusnya dicapai maka dapat agama, kitab suci, dan Tuhan, serta
dirumuskan permasalahan sebagai berikut. termasuk kata ganti untuk,
(1) Apakah pengertian ejaan? (2) Apa sa- d. dipakai sebagai huruf pertama nama
jakah macam-macam ejaan? (3) Bagaimana gelar kehormatan, keturunan, dan kea-
proses pembelajaran ejaan di Sekolah gamaan yang diikuti nama orang,
Dasar? Oleh karena itu, pada tulisan ini akan e. dipakai sebagai huruf pertama unsur
dibahas beberapa hal terkait pembelajaran nama jabatan dan pangkat yang diikuti
ejaan di sekolah dasar. nama orang atau yang dipakai sebagai
pengganti nama orang tertentu, nama
Ejaan instansi atau nama tempat,
Ejaan adalah keseluruhan peraturan f. dipakai sebagai huruf pertama unsur-
melambangkan bunyi ujaran, pemisahan unsur nama orang,
dan penggabungan kata, penulisan kata, g. dipakai sebagai huruf pertama nama
huruf, dan tanda baca (Alek &Achmad, bangsa, suku bangsa, dan bahasa,
2011:259). Ejaan dalam Bahasa Indonesia h. dipakai sebagai huruf pertama nama ta-
memiliki berbagai kaidah. Sebelumnya hun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa
telah terjadi beberapa tahap perkembangan sejarah,
hingga sekarang telah terjadi penyempur- i. huruf kapital dipakai sebagai huruf
naan. EYD atau ejaan yang disempurnakan pertama nama khas dalam geografi,
terdiri dari berbagai aspek, yaitu sebagai j. dipakai sebagai huruf pertama setiap
berikut ini. unsur bentuk ulang sempurna yang
1. Pemakaian Huruf terdapat pada nama badan, lembaga
Huruf dalam abjad kita terdiri dari 26 pemerintah dan ketatanegaraan, serta
huruf. Setiap huruf terdiri atas huruf kapital dokumen resmi,
dan huruf kecil. Aa, Bb, Cc, Dd, Ee, Ff, Gg, k. dipakai sebagai huruf bertama semua
Hh, Ii, Jj, Kk, Ll, Mm, Nn, Oo, Pp, Qq, Rr, kata (termasuk semua unsur kata ulang
Ss, Tt, Uu, Vv, Ww, Xx, Yy, dan Zz. Dari sempurna) di dalam nama buku, ma-
26 huruf tersebut terdapat 5 huruf vokal (a, jalah, surat kabar, dan judul karangan,
i, u, e, o) dan 21 huruf konsonan. dalam kecuali kata seperti di, ke, dari, dan,
pemakaian huruf terdapat jenis huruf dif- yang,dan untuk yang tidak terletak pada
tong yaitu ai, au, dan oi. Selain itu, terdapat posisi awal,
gabungan kata konsonan dalam EYD. Ada l. dipakai sebagai huruf pertama unsur
empat gabungan konsonan yaitu kh, ng, singkatan nama gelar, pangkat, dan
ny, dan sy. sapaan,

61
Jurnal Ilmiah Guru “COPE”, No. 01/Tahun XX/Mei 2016

m. dipakai sebagai huruf pertama penunjuk 1) Gabungan kata yang lazim sebut
hubungan kekerabatan seperti bapak, kata majemuk, termasuk istilah
ibu, saudara, kakak, adik, dan paman khusus, unsur-unsurnya ditulis ter-
yang dipakai dalam penyapaan dan pisah.
pengacuan, 2) Gabungan kata, termasuk istilah
n. dipakai sebagai huruf pertama kata ganti khusus yang mungkin menimbulkan
Anda. kesalahan pengertian, dapat ditulis
dengan tanda hubung untuk mene-
3. Huruf Miring gaskan pertalian di antara unsur
Penggunaan huruf miring adalah seba- yang bersangkutan.
gai berikut. 3) Gabungan kata ditulis serangkai.
a. Huruf miring digunakan untuk menu- e. Kata ganti –ku, dan kau- ditulis serang-
liskan nama buku, majalah, dan surat kai dengan kata yang mengkutinya; -ku,
kabar yang dikutip dalam tulisan. -mu, dan –nya ditulis serangkai dengan
b. Huruf miring dalam cetakan dipakai kata yang mendahuluinya.
untuk menegaskan atau mengkhusukan f. Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpi-
huruf, bagian kata, kata, atau kelompok sah dari kata yang mengikutinya kecuali
kata. di dalam gabungan kata yang sudah
c. Huruf miring dalam cetakan dipakai lazim dianggap sebagai satu kata.
untuk penulisan kata nama ilmiah atau g. Kata si dan sang ditulis terpisah dari
ungkapan asing kecuali yang telah dise- kata yang mengikutinya.
suaikan ejaannya. h. Partikel
1) Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis
4. Penulisan Kata serangkai dengan kata yang menda-
a. Kata dasar ditulis sebagai satu ke- huluinya.
satuan. 2) Partikel pun ditulis terpisah dari kata
b. Kata turunan yang mendahuluinya.
1) Imbuhan (awalan, sisipan, akhir- 3) Partikel per ditulis terpisah dari
an) ditulis serangkai dengan kata bagian kalimat yang mendahuluinya
dasarnya. atau mengikutinya.
2) Jika merupakan gabungan kata, i. Singkatan dan Akronim
awalan atau akhirn ditulis serangkai Singkatan adalah bentuk yang dipendek-
dengan kata yang langsung mengi- kan yang terdiri atas satu huruf atau
kuti atau mendahuluinya. lebih.
3) Jika bentuk dasar yang berupa ga- 1) Singkatan nama orang, nama gelar,
bungan kata mendapat awalan dan sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti
akhiran sekaligus, unsur gabungan dengan tanda titik.
kata itu ditulis serangkai. 2) Singkatan nama resmi lembaga
4) Jika salah satu unsur gabungan ha- pemerintah dan ketatanegaraan, ba-
nya dipakai dala kombinasi, gabu- dan atau organisasi, serta dokumen
ngan kata itu ditulis serangkai. resmi yang terdiri atas huruf awal
c. Bentuk ulang ditulis secara lengkat kata ditulis dengan huruf kapital dan
dengan menggunakan tanda hubung. tidak diikuti dengan tanda titik.
d. Gabungan kata

62
Jurnal Ilmiah Guru “COPE”, No. 01/Tahun XX/Mei 2016

3) Singkatan umum yang terdiri atas a. Tanda titik (.)


tiga huruf atau lebih diikuti satu 1) Digunakan pada akhir kalimat yang
tanda titik. bukan pertanyaan atau seruan.
4) Lambang kimia, singkatan satuan 2) Digunakan di belakang angka atau
ukuran, takaran, timbangan, dan huruf dalam suatu bagan, ikhtisar,
mata uang yang diikuti tanda titik. atau daftar.
Akronim adalah singkatan yang berupa 3) Dipakai untuk memisahkan angka
gabungan huruf awal, gabungan suku jam, menit, dan detik yang menun-
kata, ataupun gabungan huruf dan suku jukkan waktu.
kata dari deret kata yang diperlakukan 4) Dipakai untuk memisahkan angka
sebagai kata. angka jam, menit, dan detik yang
1) Akronim nama diri yang berupa menunjukkan jangka waktu.
gabungan huruf awal dari deret kata 5) Dipakai di antara nama penulis,
ditulis seluruhnya dengan huruf judul tulisan yang tidak berakhir
kapital. dengan tanda tanya atau tanda seru,
2) Akronim nama diri yang berupa dan tempat terbit dalam daftar pus-
gabunagn suku kata atau gabungan taka.
huruf dan suku kata dari deret kata 6) Dipakai untuk memisahkan bilan-
ditulis dengan huruf awal huruf gan ribuan atau kelipatannya.
kapital. 7) Dipakai pada akhir udul yang meru-
3) Akronim yang bukan nama diri pakan kepala karangan atau kepala
yang berupa gabungan huruf, suku ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
kata, ataupun gabungan huruf dan 8) Dipakai di belakang alamat pe-
suku kata dari deret kata seluruhnya ngirim dan tanggal surat atau nama
ditulis dengan huruf kecil. dan alamat pengirim surat.
j. Angka dan Lambang Bilangan
1) Angka dipakai untuk menyatakan b. Tanda koma (,)
lambang bilangan atau nomor. Di 1) Dipakai di antara unsur-unsur dalam
dalam tulisan lazim digunakan suatu perincian atau pembilangan.
angka Arab atau Romawi. 2) Dipakai untuk memisahkan kalimat
2) Angka digunakan untuk menyatakan setara yang satu dari kalimat setara
ukuran panjang; ukuran panjang, berikutnya yang didahului oleh kata
bobot, luas dan isi; satuan waktu; seperti tetapi dan melainkan.
nilai uang; dan kuantitas. 3) Dipakai untuk memisahkan memi-
3) Angka lazim dipakai untuk melam- sahkan anak kalimat dari induk
bangkan nomor jalan, rumah, apar- kalimat.
temen atau kamar pada alamat. 4) Dipakai di belakang kata atau ung-
4) Angka digunakan juga untuk me- kapan penghubung antar kalimat
nomori bagian karangan dan ayat yang terdapat pada awal kalimat.
kitab suci. 5) Dipakai untuk memisahkan kata
seperti o, ya, wah, aduh, kasihan
5. Pemakaian Tanda Baca dari kata yang lain yang terdapat
Penulisan tanda baca dapat dibedakan dalam kalimat.
sebagai berikut.

63
Jurnal Ilmiah Guru “COPE”, No. 01/Tahun XX/Mei 2016

6) Dipakai untuk memisahkan petikan Pendidikan Seumur Hidup : Sebuah


langsung dari bagian lain dalam Studi, sudah terbit).
kalimat.
7) Dipakai di antara nama dan ala- d. Tanda hubung (-)
mat; bagian-bagian alamat; tempat Tanda hubung dipakai untuk:
dan tanggal; dan nama tempat dan 1) menyambung suku-suku kata dasar
wilayah atau negeri yang ditulis yang terpisah karena pergantian
berurutan. baris;
8) Dipakai untuk menceraikan bagian 2) menyambung awalan dengan bagian
nama yang dibalik susunannya da- kata di belakangnya;
lam daftar pustaka. 3) menyambung unsur-unsur kata
9) Dipakai di antara bagian-bagian ulang;
dalam catatan kali. 4) menyambung huruf kata yang di-
10) Dipakai di antara nama orang dan eja;
gelar akademik yang mengikutinya 5) memperjelas hubungan bagian-
untk membedakan dari singkatan bagian ungkapan;
nama diri, keluarga, atau marga. 6) merangkaikan se- dengan angka,
11) Dipakai di muka angka persepulu- angka dengan –an, singkatan huruf
han atau di antara rupiah dan sen. besar dengan imbuhan atau kata;
12) Dipakai untuk mengapit keterangan 7) untuk merangkaikan unsur bahasa
tambahan yang sifatnya tidak mem- Indonesia dengan unsur bahasa as-
batasi. ing.
13) Dipakai untuk menghindari salah
baca di belakang keterangan yang e. Tanda pisah (-)
terdapat pada awal kalimat. 1) Dipakai untuk membatasi penyisi-
pan kata atau kalimat yang memberi
c. Tanda titik dua (:) pelajaran.
1) Dipakai pada akhir suatu pernyataan 2) Dipakai untuk menegaskan adanya
lengkap bila diikuti rangkaian atau aposisi atau keterangan yang lain
pemerian. sehingga kalimat menjadi lebih
2) Dipakai sesudah kata atau ungkapan jelas.
yang memerlukan pemerian. 3) Dipakai di antara dua bilangan atau
3) Dipakai dalam teks drama sesudah tanggal yang berarti ‘sampai de-
kata yang menunjukan pelaku dalam ngan’ atau di antara nama dua kota
percakapan yang berarti ‘ke’ atau sampai.
4) Dipakai kalau rangkaian atau pem-
berian itu merupakan pelengkap f. Tanda garis miring (/)
yang mengakhiri pernyataan; 1) Dipakai dalam penomoran kode
5) Dipakai di antara jilid atau nomor surat, misalnya: No. 7/ PK/ 1983.
dan halaman, di antara bab dan 2) Dipakai sebagai pengganti kata dan,
ayat dalam kitab-kitab suci, atau di atau, per atau nomor alamat, misal-
antara judul dan anak judul suatu nya: mahasiswa / mahasiswi, hanya
karangan (karangn Ali Hakim, Rp 30,00 / lembar, Jalan Banteng V
/ 6.

64
Jurnal Ilmiah Guru “COPE”, No. 01/Tahun XX/Mei 2016

Perkembangan Ejaan Anak c. Ejaan fonetik


Anak mengalami berbagai tahap per- Dalam tahap ini pemahaman anak ter-
kembangan dalam ejaan. Dirangkum dari hadap prinsip abjad lebih halus. Mereka
Tompkins dan Hoskisson (1995:461-467) terus menggunakan nama huruf untuk
serta Allyn dan Bacon (1999: 427-429) da- merepresentasikan suara, mereka juga
pat dirangkum bahwa perkembangan ejaan menggunakan konsonan dan vokal
pada anak adalah sebagai berikut. pada tahap ini. Contohnya: KMU
1. Ejaan yang diciptakan (invented spell- (kamu), PRGI (pergi), dan lain-lain.
ing) Anak memilih huruf berdasarkan suara
Anak-anak yang mulai menulis, men- tanpa memperhatikan urutan hurufnya.
ciptakan ejaan yang unik, yang disebut Pengeja fonetik biasanya sekitar usia
invented spelling. Nama lain untuk invented 6 tahun.
spelling adalah ejaan sementara dan ejaan d. Ejaan transisi
anak. Anak-anak prasekolah menggunakan Anak dapat mengeja banyak kata de-
beberapa ejaan yang tidak biasa tapi se- ngan benar tetapi masih salah mengeja
cara fonetik berdasarkan pola ejaan untuk kata-kata dengan ejaan yang tidak
mewakili bunyi afrikatif (sejenis fonem teratur. Pengeja ditahap ini umumnya
tertentu, dalam bahasa Indonesia berarti berusia 7, 8, dan 9 tahun.
bunyi desah, afrikatif juga dapat dikatakan e. Ejaan konvensional
merupakan semacam gugusan konsonan, Seperti namanya, anak-anak mengeja
contohnya: /sy/, /kh/, /gh/). kata-kata yang paling (90% atau lebih)
a. Ejaan precommunicative konvensional (seperti yang dieja dalam
Pada tahap ini anak-anak membuat kamus) pada tahap ini. Mereka telah
serangkaian coretan, huruf, dan bentuk menguasai prinsip-prinsip dasar ejaan
yang letterlike. Ejaan precommunicative bahasa. Anak-anak biasanya mencapai
merupakan ekspresi awal alami dari tahap ini pada usia 8 atau 9 tahun. Se-
alfabet dan konsep-konsep lain tentang lama 4 atau 5 tahun ke depan, anak-anak
menulis. Anak-anak dapat menulis dari belajar untuk mengendalikan homonim
kiri ke kanan, kanan ke kiri, atas ke (misalnya: bisa, dan bisa), afiks/imbuh-
bawah, atau secara acak di seluruh hala- an, dan pergantian vokal dan konsonan.
man, menggunakan kedua huruf besar Mereka juga belajar mengeja kata-kata
dan huruf kecil. Tahap ini merupakan umum yang tidak beraturan.
ciri khas anak-anak prasekolah, usia 3 f. Tahap morphenemic dan syntactic
sampai 5 tahun. Biasanya dialami oleh anak berusia 10-
b. Ejaan semiphonetic 16 tahun. Sejak berusia 9 tahun anak
Anak mulai paham dasar prinsip ab- mengalami peningkatan pengertian
jad bahwa ada hubungan antara huruf tentang makna dan stuktur tatabahasa.
dan bunyi. Ejaan yang disingkat, dan Mereka lebih mengerti pada dua kata
anak-anak hanya menggunakan satu, konsonan dan alternatif bentuk ejaan
dua, atau tiga huruf merepresentasikan yang sama dan pada saat digunakan
seluruh kata, contohnya: RNG (renang), pada akhir kata. Anak pada tahap ini
JLN (jalan), dan lain-lain. Pengeja pada memiliki kenaikan kemampuan untuk
tahap ini mencakup anak-anak usia 5-6 menggunakan arti huruf dan struktur
tahun. kalimat.

65
Jurnal Ilmiah Guru “COPE”, No. 01/Tahun XX/Mei 2016

Anak-anak bergerak dari mengeja ejaan konvensional. Ketika anak menu-


precommunicative ke tahap mengeja lis, mereka menebak ejaan mengguna-
konvensional dalam waktu 4 atau 5 kan perkembangan pengetahuan tentang
tahun melalui membaca dan menulis korespondensi suara-simbol dan pola
pengalaman bukan melalui tes ejaan ejaan. Sebagian besar tulisan informal
mingguan; ketika perhatian terlalu yang siswa tulis setiap hari tidak perlu
ditekankan pada ejaan konvensional dinilai, dan kesalahan ejaan sebaiknya
sebelum anak-anak telah mencapai tidak ditandai. Melalui pendekatan
tahap kelima, perkembangan alamiah proses, anak-anak belajar mengenali
mereka akan terganggu. ejaan apa adanya.
b. Kesempatan membaca setiap hari (daily
2. Perkembangan ejaan siswa yang lebih reading opportunities)
tua Kemampuan membaca memainkan
Lebih dari setengah dari kesalahan me- peran yang sangat besar dalam belajar
reka diklasifikasikan sebagai ejaan fonetik, mengeja. Selama membaca, siswa me-
di mana siswa mengeja kata-kata sesuai nyimpan bentuk visual tentang kata-
dengan apa yang mereka dengar atau yang kata. Kemampuan untuk mengingat
mereka ucapkan. Kesalahan lainnya dikate- bagaimana kata-kata terlihat, membantu
gorikan sebagai ejaan tahap transisi. Siswa siswa menentukan kapan ejaan yang
salah menerapkan aturan tentang vokal, mereka tulis itu benar.
bentuk jamak, tenses kata kerja, kata ma- c. Dinding kata (word walls)
jemuk, dan afiks. Kata-kata dengan huruf Salah satu cara untuk meningkatkan
terbalik dan huruf tambahan juga termasuk perhatian siswa terhadap kata-kata ada-
dalam kategori ini. lah melalui penggunaan dinding kata.
Siswa dan guru memilih kata-kata untuk
3. Menganalisis perkembangan ejaan ditulis di dinding kata, lembaran ker-
anak-anak tas besar yang menggantung di dalam
Guru dapat menganalisis kesalahan kelas. Kemudian siswa merujuk pada
ejaan anak-anak dengan mengelompokkan dinding kata tersebut untuk kegiatan
kesalahan sesuai dengan tahapan perkem- meneliti kata dan menulis kata. Melihat
bangan ejaan. Analisis ini akan memberikan kata-kata yang dipasang pada dinding
informasi tentang tingkat perkembangan kata, cluster, dan grafik lainnya di kelas
ejaan anak dan jenis kesalahan yang dibuat dan menggunakannya dalam menulis
oleh anak. Mengetahui tahap perkembangan membantu siswa untuk belajar mengeja
ejaan siswa akan menunjukkan jenis penga- kata-kata.
jaran yang sesuai. d. Mengoreksi naskah (proofreading)
Pada tahap ini, siswa menerima petun-
Mengajarkan Ejaan di Sekolah Dasar juk lebih mendalam tentang cara mene-
1. Komponen Pengajaran Ejaan mukan kesalahan ejaan dan kemudian
a. Kesempatan menulis setiap hari (daily memperbaikinya. Melalui serangkaian
writing opportunities) minilessons, siswa dapat mengoreksi
Siswa yang menulis setiap hari dan dan menandai kata-kata yang salah eja.
menciptakan ejaan untuk kata-kata Kemudian, bekerja secara berpasangan,
asing bergerak secara alami ke arah memperbaiki kata tersebut. Proofread-

66
Jurnal Ilmiah Guru “COPE”, No. 01/Tahun XX/Mei 2016

ing harus diperkenalkan di kelas dasar. positif terhadap ejaan dan kepedulian
Anak-anak dan guru berkolaborasi un- untuk menggunakan ejaan standar.
tuk mengoreksi. Dengan cara ini siswa
menerima proofreadin gsebagai bagian 2. Tes Mengeja Mingguan
alami dari mengejadan menulis. Kegi- Pada pendekatan individual untuk
atan proofreading lebih efektif untuk pengajaran ejaan, siswa memilih kata-kata
mengajarkan mengeja daripada kegiatan yang akan mereka gunakan dalam proyek
dikte. tulisan mereka. Siswa mempelajari 5-8
e. Prosedur dalam kamus (dictionary pro- kata-kata tertentu selama seminggu meng-
cedure) gunakan strategi belajar tertentu.
Siswa perlu belajar bagaimana mencari a. Daftar kata induk
ejaan kata-kata yang tidak diketahui Guru menyusun daftar kata mingguan
dalam kamus. sebanyak 25 sampai50 kata dari berba-
f. Pilihan ejaan (spelling option) gai tingkat kesulitan dan siswa memilih
Guru menunjukkan pilihan ejaan saat kata-kata tersebut untuk belajar. Daftar
mereka menulis kata-kata di dinding kata induk dapat digunakan untuk mini-
kata dan ketika siswa bertanya tentang lessons selama seminggu. Siswa dapat
ejaan suatu kata. mencari korespondensi fonem-grafem,
g. Strategi untuk mengeja kata-kata asing menambahkan kata kegrafik pilihan
(strategies for spelling unfamiliar ejaan, dan mengamati kata-kata dasar
words) Siswa perlu mengembangkan dan imbuhan.
strategi untuk mengejakata-kata asing. b. Pretest Senin
Beberapa strategi tersebut adalah: Pretest adalah komponen penting dalam
1) menemukan ejaan kata-kata ber- belajar mengeja. Pretest meniadakan
dasarkan fonologi, semantik, kata-kata yang sudah dikuasai siswa
2) mengoreksi untuk menemukan dan sehingga dapat mengarahkan belajar
membetulkan kesalahan ejaan, mereka terhadap kata-kata yang belum
3) cari kata-kata di dinding kata dan mereka ketahui.
grafik lainnya, c. Meneliti kata selama seminggu
4) memprediksi ejaan kata dengan dan Siswa menghabiskan sekitar 5 sampai
memilih alternatif terbaik, 10 menit untuk mempelajari kata-kata
5) menerapkan imbuhan untuk kata dalam daftar studi mereka setiap hari se-
dasar, lama seminggu. Strategi untuk berlatih
6) mengeja kata-kata yang tidak dike- ejaan antara lain sebagai berikut ini.
tahui dengan analogi kata-kata yang 1) Lihatlah kata dan katakan kepada
dikenal, diri sendiri.
7) cari ejaan kata-kata asing dalam 2) Ucapkan setiap huruf dalam kata
kamus atau buku sumber lainnya. kepada diri sendiri.
h. Kesadaran mengeja (a spelling con- 3) Tutup mata dan ejalah kata untuk
science) diri sendiri.
Tujuan dari pengajaran ejaan adalah un- 4) Tulis kata, dan periksa bahwa anda
tuk membantu siswa mengembangkan mengejanya dengan benar.
kesadaran mengeja, yaitu suatu sikap 5) Tulis kata sekali lagi, dan pastikan
bahwa anda mengejanya dengan
benar.
67
Jurnal Ilmiah Guru “COPE”, No. 01/Tahun XX/Mei 2016

d. Tes Jumat e. Menyadari bahwa kesalahan adalah


Tes akhir di berikan pada hari Jumat. bagian dari pembelajaran
Siswa menulis kata-kata yang telah mereka Guru dan siswa harus bekerja sama un-
pelajari selama seminggu. Agar lebih mu- tuk mengidentifikasi dan memperbaiki
dah untuk mengelola tes, siswa lebih dulu kesalahan penulisan. Terlalu banyak
membuat daftar jumlah kata-kata yang telah penekanan pada kesalahan ejaan tidak
mereka pelajari. membantu siswa dalam belajar menge-
ja, hal itu justru mengajarkan bahwa
3. Menyesuaikan diri untuk memenuhi mereka tidak bisa mengeja.
kebutuhan setiap siswa
Ejaan dan alat bantu bahasa lainnya 4. Menilai kemajuan siswa dalam mengua-
dapat disesuaikan untuk memenuhi kebu- sai ejaan
tuhan semua siswa. Memiliki kompetensi Kelas pada tes ejaan mingguan adalah
komunikasi adalah tujuan dari pengajaran ukuran tradisional kemajuan dalam menge-
seni bahasa, dan perangkat bahasa mendu- ja, dan pendekatan individual untuk penga-
kung komunikasi. jaran ejaan menyediakan cara yang mudah
a. Mendorong ejaan yang diciptakan untuk menilai siswa. Tujuan pengajaran
Ejaan yang diciptakan memberikan ejaan tidak hanya untuk mengeja kata-kata
wawasan berharga bagi pengetahuan dengan benar dites mingguan tapi untuk
siswa tentang ortografi bahasa dan jenis menggunakan kata-kata dan mengejanya
pengajaran yang mereka butuhkan. secara konvensional, dalam menulis.
b. Mengajarkan kata yang berfrekuensi
tinggi Simpulan
Pengeja miskin harus belajar mengeja Berdasarkan uraian di atas dapat diambil
100 kata yang paling sering digunakan. simpulan bahwa ejaan adalah aturan dalam
Mengetahui 100 kata yang paling sering penulisan yang berlaku di Indonesia. Kom-
digunakan memungkinkan siswa untuk ponen pembelajaran ejaan berisi tentang
mengeja sekitar setengah dari semua kesempatan menulis setiap hari, kesem-
kata yang mereka tulis dengan benar! patan membaca setiap hari, dinding kata,
c. Mengajarkan strategi think-it-out mengoreksi naskah, prosedur dalam ka-
Pengeja awal biasanya bergantung pada mus, pilihan ejaan dan kesadaran mengeja.
strategi sound-it-out (suara yang keluar) Pengajaran ejaan dapat dilakukan dengan
untuk mengeja kata-kata sementara menggunakan tes mingguan, menyesuaikan
pengeja yang lebih bagus memahami diri untuk memenuhi kebutuhan siswa dan
bahwa suara hanya panduan kasar untuk menilai kemampuan mengeja siswa.
mengeja. Guru menggunakan miniles-
sons untuk mengajarkan pada siswa Daftar Pustaka
cara berpikir dan memprediksi ejaan Alek &Achmad. (2011). Bahasa Indonesia
kata-kata asing. untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Ken-
d. Membaca dan menulis setiap hari cana Predana Media Grup.
Siswa yang tergolong pengeja miskin
sering kali tidak banyak membaca dan Allyn dan Bacon. (1999). Theaching Langu-
menulis, tetapi mereka perlu membaca age Arts: A Student and Response-
dan menulis setiap hari untuk menjadi Centered Classroom. California State
pengeja yang lebih baik. University, Long Beach.
68
Jurnal Ilmiah Guru “COPE”, No. 01/Tahun XX/Mei 2016

Tim Penyusun. (2010). Ejaan Bahasa In- Tompkins, G. Hoskisson, K. (1995). Langu-
donesia yang Disempurnakan. Yogya- age Arts: Content and Teaching Stra-
karta: Pustaka Timur. tegies. Merrill, an imprint of Prentice
Hall. New Jersey. USA.
Tim Penyusun. (2012). Pedoman Umum
EYD dan Dasar Umum Pembentukan
Istilah. Yogyakarta: DIVA Press.

69

Anda mungkin juga menyukai