Anda di halaman 1dari 9

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah ejaan Bahasa Indonesia yang berlaku sejak tahun

1972. Ejaan ini menggantikan ejaan sebelumnya, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi.Pada
tanggal 16 Agustus 1972, berdasarkan Keputusan Presiden No. 57, Tahun 1972, berlakulah
sistem ejaan Latin (Rumi dalam istilah bahasa Melayu Malaysia) bagi bahasa Melayu dan
bahasa Indonesia. Di Malaysia ejaan baru bersama ini dirujuk sebagai Ejaan Rumi Bersama
(ERB).
Selanjutnya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebarluaskan buku panduan
pemakaian berjudul “Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan”. Pada tanggal
12 Oktober 1972, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, menerbitkan buku “Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan” dengan penjelasan kaidah penggunaan yang lebih luas.  Setelah itu, Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya No. 0196/1975 memberlakukan
“Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum
Pembentukan Istilah”.

1. PEMAKAIAN HURUF
2. Abjad

Dalam bahasa Indonesia, abjad yang digunakan terdiri dari huruf sebagaimana disebutkan
nama masing-masing abjad yang ada di bawah ini :

Huruf Nama Huruf Nama Huruf Nama Huruf Nama


Aa a Ii i Qq Ki Yy Ye
Bb Be Jj je Rr Er Zz Zet
Cc Ce Kk ka Ss Es
Dd De Ll el Tt Te
Ee E Mm em Uu U
Ff Ef Nn en Vv Ve
Gg Ge Oo o Ww We
Hh Ha Pp pe Xx Eks

2. Huruf Vokal

Contoh Pemakaian
Huruf Di Depan Di Tengah Di Belakang
a angsa batas luka
e* elok peta sate
i indah pilu prasasti
u umpan turis waktu
o orang potong kado

Catatan :
* dalam pengajaran lafal kata, dapat digunakan tanda aksen jika ejaan kata menimbulkan
keraguan. Contoh :

~ ibu duduk di teras rumah.

~ dia putra pejabat teras di kota ini.

3. Diftong

Contoh Pemakaian
Huruf Di Depan Di Tengah Di Belakang
ai __ __ Pantai
au aula saudara Beliau
oi __ __ Amboi

4. Huruf Konsonan

Huruf konsonan yang terdapat di dalam bahasa Indonesia adalah b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p,


q, r, s, t, v, w, x, y, z.

5. Persukuan

Dalam bahasa Indonesia setiap suku kata ditandai oleh sebuah vokal. Vokal itu dapat diikuti
maupun didahului oleh konsonan.

1. Bahasa Indonesia mengenal 4 macam pola umum suku kata yaitu :

 V            : a-ku , a-kan , ma-u


 VK          : an-dai , la-in , om-bak
 KV          : ma-ju , bi-ru , ra-jut
 KVK       : ban-tah , lam-bat , rim-bun

1. Selain itu bahasa Indonesia masih memiliki beberapa pola suku kata :

 KKV                   : pra-ja , su-pra , in-fra


 KKVK                : prak-tek , trak-tor , trak-tir
 VKK                   : ons , ohm , eks-por
 KVKK                : teks , per
 KKVKK            : kom-pleks , tri-pleks
 KKKV                : stra-ta , stra-te-gi
 KKKVK            : struk-tur , in-struk-si

Keterangan :

V: Vokal

K: Konsonan
1. Pemisahan suku kata pada kata dasar

 Jika kata yang ditengahnya ada 2 vokal yang berurutan, pemisahan dilakukan diantara
kedua vokal itu. Contoh : bu-at, ta-at, bu-ah
 Jika kata yang ditengahnya ada konsonan diantara dua vokal, pemisahan dilakukan
sebelum konsonan itu. Contoh : su-kar, sya-rat, ang-ka, te-pat, sa-ngat, akh-lak
 Jika kata yang ditengahnya ada 3 konsonan atau lebih, pemisahan dilakukan diantara
konsonan pertama dengan yang kedua. Contoh : ul-tra, bang-krut, ben-trok, am-bruk
 Jika kata yang ditengahnya ada 2 konsonan yang berurutan, pemisahan dilakukan
diantara kedua konsonan itu. Contoh : ban-dar, man-tan, ran-ting

1. Untuk kata yang mendapatkan, termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk
sehingga biasanya ditulis serangkai dengan kata dasarnya, maka pemisahan suku kata
tersebut dilakukan untuk dipisahkan sebagai satu kesatuan. Contoh : mi-num-an
2. Nama Diri

Untuk penulisan nama gunung, laut, jalan, sungai, tempat, dan lain-lain disesuaikan dengan
Ejaan Yang Disempurnakan. Begitu juga untuk penulisan nama orang, badan hukum, kecuali
apabila ada pertimbangan yang bersifat khusus.

1. PENULISAN HURUF
2. Huruf Besar (Huruf Kapital)
3. Huruf besar (huruf kapital) dipakai sebagai huruf pertama pada awal kalimat.
Contoh : Kamu harus belajar sungguh-sungguh
4. Huruf besar (huruf kapital) dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung. Contoh :
Ibu bertanya, “Kapan Anton pergi?”
5. Huruf besar (huruf kapital) dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan-ungkapan
yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan. Contoh : Allah, Yang Maha Kuasa,
Quran, Alkitab, Islam, Tuhan
6. Huruf besar (huruf kapital) dipakai sebagai huruf pertama gelar kehormatan,
keturunan, keagamaan yang diikuti nama orang. Contoh : Haji Abu Bakar, Sultan
Agung Tirtayasa, Nabi Ibrahim, Imam Maliki
7. Huruf besar (huruf kapital) dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat
yang diikuti nama orang. Contoh : Presiden Soeharto, Profesor Soepomo, Gubernur
Wahono
8. Huruf besar (huruf kapital) dipakai sebagai huruf pertama nama orang. Contoh :
Wage Rudolf Supartman, Agus Subekti, Siti Mariam
9. Huruf besar (huruf kapital) dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan
bahasa. Contoh : Bangsa Indonesia, Bahasa Melayu, Suku Jawa
10. Huruf besar (huruf kapital) dipakai sebagai huruf pertama nama khas dalam geografi.
Contoh : Surabaya, Laut Jawa, Jalan Mojopahit, Danau Toba, Gunung Semeru
11. Huruf besar (huruf kapital) dipakai sebagai huruf pertama nama hari, bulan, tahun,
hari raya, dan peristiwa sejarah. Contoh : Hari Sabtu, Bulan September, Tahun Saka,
Hari Lebaran, Perang Badar, Tahun Gajah
12. Huruf besar (huruf kapital) dipakai sebagai huruf pertama nama resmi badan, lembaga
pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi. Contoh : Kerajaan
Sriwijaya, Piagam Jakarta, Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, Dewan Perwakilan
Rakyat, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
13. Huruf besar (huruf kapital) dipakai sebagai huruf pertama semua kata untuk nama
buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata partikel seperti : di, ke,
dari, untuk dan yang, yang mana tidak terletak pada posisi awal. Contoh : Azab dan
Sengsara, Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma
14. Huruf besar (huruf kapital) dipakai dalam singkatan nama, gelar, dan sapaan. Contoh :
Ir. Insinyur, Prof. Profesor, dr. Dokter, S.E Sarjana Ekonomi
15. Huruf besar (huruf kapital) dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubunga
kekerabatan yang dipakai sebagai kata ganti (sapaan). Contoh : Itu siapa, Bu?, Kapan
Ayah datang?, Besok Adik dan Paman akan datang.
16. Huruf Miring

Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk :

1. Menulis nama buku, majalah, surat kabar, yang dikutip dalam karangan. Contoh :
surat kabar Buana Minggu
2. Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata. Contoh :
Pasal itu tidak memuat ketentuan hukum
3. Menuliskan kata nma-nama ilmiah, atau ungkapan asing kecuali yang telah
disesuaikan dengan ejaannya. Contoh : Zea mays nama lain dari tanaman jagung
4. PENULISAN KATA
5. Kata Dasar

Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu satuan. Contoh : Ayah pergi ke Bandung.

2. Kata Turunan
3. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulia serangkai dengan kata dasarnya.

Contoh : dipukul, melewati, bergemuruh

1. Kalau bentuk dasarnya berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat awalan dan
akhiran, maka kata-kata itu ditulis serangkai.

Contoh : mempertanggungjawabkan, memberitahukan

1. Kalau salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata
itu ditulis serangkai.

Contoh : Pancasila, mahasiswa, swadaya, prasangka

1. Awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau
mendahuluinya kalau bentuk dasarnya berupa gabungan kat.

Contoh : mata pelajaran, bertanggung jawab

3. Kata Ulang

Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.

Contoh : anak-anak, mata-mata, lauk-pauk, sayur-mayur

4. Gabungan Kata
5. Gabungan kata yang lazim disebut dengan kata majemuk, termasuk istilah khusus,
bagian-bagiannya yang lazim di tulis terpisah.

Contoh : meja tulis

1. Gabungan kata, termasuk istilah khusus yang mungkin menimbulkan salah baca,
dapat diberi tanda hubung untuk menegaskan pertalian diantara unsur yang
bersangkutan.

Contoh : anak-istri

1. Gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata ditulis serangkai.

Contoh : apabila, bilamana, padahal, bagaimana

5. Kata Depan

Kata depan (di, ke, dari) ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali dalam
gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.

6. Kata Si dan Sang (Kata Sandang)

Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

Contoh : si Pengirim, sang Kancil

7. Kata ganti ku, kau, mu, dan nya

Ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.

8. Partikel
9. Partikel lah, kah, tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
10. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
11. Partikel per yang berarti `mulai`, `demi`, dan `tiap` ditulis terpisah dan bagian-bagian
kalimat yang mendampinginya.
12. Angka dan Lambang Bilangan
13. Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Didalam tulisan
lazim digunakan angka arab dan angka romawi. Pemakaiannya diatur lebih lanjut
dalam pasal-pasal.
14. Angka digunakan untuk menyatakan ukuran panjang, berta, isi, satuan waktu, dan
nilai uang.
15. Angka lazim dipakai untuk menandai nomor jalan, rumah, apartemen atau kamar pada
alamat.
16. Angka digunakan untuk menomori karangan atau bagiannya.
17. Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan dengan bilangan utuh dan
pecahan.
18. Penulisan kata bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara, contoh : tingkat V, ke-5,
kelima.
19. Penulisan kata yang mendapat akhiran-an mengikuti cara, contoh : tahun 50-an.
20. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan
huruf kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan, seperti dalam
perincian.
21. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan
kalimat diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua
kata, tidak terdapat lagi pada awal kalimat.
22. Angka yang menunjukkan bilangan bulat yang besar dapat dieja sebagian supaya
mudah dibaca.
23. Kecuali dalam dokumen resmi, seperti akta dan kuitansi, bilangan tidak perlu ditulis
dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks.
24. Kalau bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat.

1. TANDA BACA
2. Tanda titik ( . )
3. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pernyataan atau seruan.
4. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
5. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum.
6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik untuk
menunjukkan waktu.
7. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu.
8. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya yang
tidak menunjukkan jumlah.
9. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata atau
suku kata, atau gabungan keduanya, atau yang terdapat didalam akronim yang
diterima masyarakat.
10. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran
timbangan, dan mata uang.
11. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau
kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
12. Tanda titik tidak dipakai dibelakang alamat pengirim dan tanggal surat atau nama dan
alamat penerima surat.
13. Tanda titik tidak dipakai dibelakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar,
atau daftar.
14. Tanda Koma ( , )
15. Tanda koma dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilang.
16. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara
berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi, melainkan.
17. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak
kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
18. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila
anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
19. Tanda koma dipakai dibelakang ungkapan atau kata penghubung anatara kalimat yang
terdapat pada awal kalimat. Termasuk didalamnya, oleh karena itu, jadi, lagi pula,
meskipun begitu, akan tetapi.
20. Tanda koma dipakai dibelakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang
terdapat pada awal kalimat.
21. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam
kalimat.
22. Tanda koma dipakai diantara nama dan alamat, bagian-bagian alamat, tempat, dan
tanggal, nama dan tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
23. Tanda koma dipakai diantara tempat penerbitan, nama penerbit, dan tahun penerbitan.
24. Tanda koma dipakai menceraikanbagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar
pustaka.
25. Tanda koma dipakai diantara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya,
untuk membedakan dari singkatan nama keluarga atau marga.
26. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan dan diantara rupiah dan sen dalam
bilangan.
27. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan dan keterangan aposisi.
28. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam
kalimat apabila petikan langsung tersebut berakhir dengan tanda tanya atau tanda
seru, dan mendahului bagian lain dalam kalimat itu.
29. Tanda Titik Koma ( ; )
30. Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan
setara.
31. Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara didalam suatu
kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
32. Tanda Titik Dua ( : )
33. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap apabila diikuti rangkaian.
34. Tanda titik dua dipakai sesudah ungkapan atau kata yang memerlukan pemerian.
35. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku
dalam percakapan.
36. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap
yang mengakhiri pernyataan.
37. Tanda titik dua dipakai diantara jilid atau nomor dan halaman, diantara bab dan ayat
dalam kitab-kitab suci, atau diantara judul dan anak judul suatu karangan.
38. Tanda Tanya ( ? )
39. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
40. Tanda tanya dipakai diantara tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang
disangsikan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
41. Tanda Seru ( ! )

Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah, atau
yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau rasa emosi yang kuat.

7. Tanda Kurung ( )
8. Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
9. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang merinci satu seri keterangan. Angka
atau huruf itu dapat juga diikuti oleh kurung tutup saja.
10. Tanda kurung mengapit atau penjelasan yang bukan merupakan bagian integral dari
pokok pembicaraan.
11. Tanda Hubung ( – )
12. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.
13. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata dibelakangnya, atau akhiran
dengan bagian kata didepannya pada pergantian baris.
14. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
15. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian
ungkapan.
16. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan se- dengan kata berikutnya yang dimulai
dengan huruf kapital, ke- dengan angka, angka dengan –an, dan singkatan huruf
kapital dengan imbuhan atau kata.
17. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan bahasa
asing.
18. Tanda Petik Ganda ( “…..” )
19. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau
bahan tertulis lain. Kedua pasang tanda petik itu ditulis sama tinggi disebelah atas
garis.
20. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, dan bab buku, apabila dipakai dalam
kalimat.
21. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
22. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang masih kurang dikenal atau kata yang punya
arti khusus.
23. Tanda petik penutup kalimat atas bagian kalimat yang ditempatkan dibelakang tanda
petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus.
24. Tanda Pisah ( – )
25. Tanda pisah dipakai untuk menyatakan suatu pikiran sampingan atau tambahan.
26. Tanda pisah dipakai untuk menghimpun atau memperluas suatu rangkaian subyek
sehingga menjadi lebih jelas.
27. Tanda pisah dipakai diantara 2 bilangan berarti `sampai dengan`, jika dipakai antara 2
tempat (kota) berarti ke atau sampai.
28. Tanda pisah dipakai untuk menyatakan suatu ringkasan atau suatu gelar.
29. Tanda Petik Tunggal ( ` )
30. Tanda petik tunggal untuk mengapit yang tersusun didalam petikan lain.
31. Tanda petik tunggal untuk mengapit terjemahan (penjelasan) sebuah kata (ungkapan)
asing.
32. Tanda Ulang ( ….2 ) (angka 2 biasa)

Tanda ulang dapat dipakai dalam tulisan cepat dan notula untuk menyatakan pengulangan
kata dasar.

3. Tanda Penyingkat (apostrof) ( ` )

Tanda penyingkat berarti menunjukkan, menghilangkan bagian kata.

4. Tanda Garis Miring ( / )


5. Tanda garis miring dipakai dalam penomoran kode surat.
6. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, per atau nomor alamat.
7. Tanda Elipsis ( … )
8. Tanda elipsis dipakai untuk menyatakan ujaran yang terputus-putus atau ujaran yang
terputus tiba-tiba.
9. Tanda elipsis dipakai untuk menyatakan bahwa dalam suatu kutipan ada bagian
tertentu sesudah kalimat itu berakhir.
10. Tanda elipsis dipakai untuk meminta kepada pembaca mengisi sendiri kelanjutan dari
sebuah kalimat.
11. Tanda Kurung Siku ( [ … ] )
12. Tanda kurung siku dipakai untuk sesuatu diluar jalannya teks (yang tidak ada
hubungan dengan teks).
13. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan (penjelasan) bagi suatu kalimat
yang sudah ditempatkan dalam tanda kurung.

Anda mungkin juga menyukai