Anda di halaman 1dari 25

PENERAPAN KAIDAH EJAAN

*
PENGERTIAN EJAAN

EJAAN ADALAH KESELURUHAN PERATURAN


BAGAIMANA MELAMBANGKAN BUNYI UJARAN
DAN BAGAIMANA ANTARA LAMBANG-LAMBANG
ITU (PEMISAHAN DAN PENGGABUNGANNYA
DALAM SUATU BAHASA). ATAU YANG DIMAKSUD
EJAAN ADALAH PENULISAN HURUF, PENULISAN
KATA, DAN PEMAKAIAN TANDA BACA
Sistem Ejaan yang di Pakai di Indonesia:
a. Ejaan Ch. A. Van Ophuysen
Ejaan ini mulai berlaku sejak tahun 1901 sampai tahun 1974
Ejaan ini merupakan warisan dari ejaan bahasa Melayu
yang menjadi dasar dan asal bahasa Indonesia

b. Ejaan Suwandi atau Ejaan Republik


Ejaan ini mulai berlaku sejak tahun 1947 sampai dengan
tahun 1972.

c. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.


Ejaan ini mulai berlaku tahun 1972 sampai sekarang.
Ejaan ini sering disebut dengan Ejaan yang
Disempurnakan atau EYD
Perbedaan ketiga jenis ejaan yang pernah dan sedang berlaku
dalam aspek penghurufan dapat dilihat dalam tabel berikut

Van Ophuysen Suwandi EYD


J j y
dj dj j
nj nj ny
Sj sj sy
tj Tj c
ch Ch kh
Z Z z
f - f
- - v
oe U u
ee e e
Pemakaian huruf
•Abjad (a,b, c,… z -- A, B, C, … Z)
•Vokal (a, i, u, e, o -- A, I, U,E, O)
Diftong (gabungan dua vokal)  ai, au, oi
Contoh:
bantai, kacau, amboi  diftong
mulai, namai, bau  bukan diftong
(diucapkan ai bukan ay)
•Konsonan (b, c, d, … -- B, C,D,…)
Digraf (gabungan konsonan)  kh, ng,
ny, sy
Contoh:
khusus, ngilu, anyam, syair
Contoh pelafalan singkatan
SINGKATAN LAFAL YANG BENAR LAFAL YANG SALAH
AC a-ce a-se
BBC be-be-ce bi-bi-si
CIA ce-i-a si-ai-e
FBI ef-be-i ef-bi-ai
IGGI i-ge-ge-i ai-ji-ji-ai
IMF i-em-ef ai-em-ef
MTQ em-te-ki em-te-kyu
Pemakaian huruf
Pemenggalan
1. Pemenggalan kata dasar
a. Jika di tengah kata ada dua huruf vokal berurutan
contoh: di-a, do-a, ta-at
b. Jika di tengah kata ada huruf konsonan
contoh: ta-bu, ka-wan, ca-tur
c. Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan berurutan
contoh: ap-ril, swas-ta, han-dal
d. Jika di tengah kata ada tiga atau lebih huruf konsonan
contoh: ab-sorb-si, kon-klu-si, in-struk-si
Pemenggalan
2. Pemenggalan imbuhan
awalan dan akhiran, yang ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dapat dipenggal:
contoh: ba-ca-lah
me-la-ri-kan
pra-sa-ra-na
Pemakaian huruf
Pemenggalan
3. Pemenggalan kata gabungan
kata yang terdiri lebih dari satu unsur, dapat dipenggal:
contoh: bio-data atau bio-da-ta
intro-speksi atau in-tro-spek-si
Pemenggalan
4. Pemenggalan khusus
kata yang mengandung sisipan (-el, -er, -em, -in), dapat dipenggal:
Kata dasar Kata turunan Pemenggalan I Pemenggalan I
tunjuk telunjuk telun-juk te-lun-juk
getar gemetar geme-tar ge-me-tar
gigi gerigi geri-gi ge-ri-gi
sambung sinambung sinam-bung si-nam-bung
Pemakaian huruf
Nama diri
Penulisan nama diri harus mengikuti EYD, kecuali ada pertimbangan khusus.
contoh:
1. Pemakaian biasa
Rumahnya di jalan Pajajaran No. 5.
Ia berkantor di Jalan Budi Utomo.
2. Pemakaian dengan pertimbangan khusus
Ayahku dosen Universitas Padjadjaran Bandung
Perkumpulan Boedi Oetomo didirikan pada tahun 1908
Nama diri
Untuk penulisan kata biasa bukan nama diri, untuk unsur kimia x ditulis seperti apa
adanya, selain itu x diganti ks.
contoh:
1. Unsur kimia, ditulis apa adanya
Xenon (unsur kimia), Sinar X (istilah ilmu pengetahuan)
x1, x2, x- (istilah dalam matematika)
2. Kata-kata biasa bukan nama diri
export ditulis ekspor, extra ditulis ekstra,
complex ditulis kompleks, taxi ditulis taksi
Pemakaian huruf

Nama diri
Penulisan nama orang berlaku ketentuan
khusus, yaitu mengikuti kebiasaan orang yang
punya nama meskipun menyalahi EYD
contoh:
Judi Yudi Yudhi
Judie Yoedie Yudhie
Judy Yudy Yoedhy
Judhy Yoedy Yoedhie
Penulisan huruf
Huruf Kapital
1. Dipakai untuk huruf pertama awal kalimat
2. Dipakai untuk huruf pertama petikan langsung
3. Dipakai untuk huruf pertama ungkapan yang berhubungan dengan
Tuhan (Yang Mahakuasa, Quran, Weda, hamba-Mu,..)
4. Dipakai untuk huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan,
keagamaan yang diikuti nama (Raden …, Haji …, Nabi…, dll.)
5. Dipakai untuk huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang
diikuti nama orang/pengganti nama orang/instansi/nama tempat
(Presiden Yudoyono, Menteri Pertanian, Gubernur Bali)
6. Dipakai untuk huruf pertama unsur nama orang (Budi Luhur)
7. Dipakai untuk huruf pertama nama bangsa (Melayu, Tionghoa,..)
8. Dipakai untuk huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya dan
peristiwa sejarah
9. Dipakai untuk huruf pertama nama khas dalam geografi (Teluk Bayur,
Gunung Semeru, Danau Toba, dll)
10. Dipakai untuk huruf pertama semua unsur nama negara,
badan/lembaga pemerintahan, ketatanegaraan,serta nama
dokumen resmi (Undang-Undang Dasar 1945, Departemen Agama
RI, dll)
Penulisan huruf
Huruf Kapital
11. Dipakai untuk huruf pertama unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada
nama badan/lembaga (Perserikatan Bangsa-Bangsa)
12. Dipakai untuk huruf pertama semua kata nama buku, majalah, surat kabar dan
judul karangan.
13. Dipakai untuk huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan (Bapak, Ibu,
Paman, Kakak, dll.)
14.. Dipakai untuk huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, sapaan (Jend.,
Sdr., M.M., dll.)
15. Dipakai untuk huruf pertama kata ganti anda,

Huruf Miring
1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku,
majalah, surat kabar yang dikutip dalam karangan.
2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau
mengkhususkan.
3. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk kata nama ilmiah atau
ungkapan asing.
Penulisan kata
• Kata Dasar
• Kata Turunan
• Bentuk Ulang
• Gabungan Kata
• Kata Depan di, ke, dari
• Kata Sambung si, sang
• Singkatan dan akronim
• Angka & Lambang Bilangan
Kata Dasar
Ditulis sebagai satu kesatuan
Misal:
Buku itu sudah saya baca
Kalimat di atas dibentuk dari 5 kata dasar
Penulisan kata
Kata Turunan
1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan
kata dasarnya
Misal:
ketetapan
sentuhan
mempertanyakan
Kata Turunan
2. Kata dasar berupa gabungan kata, awalan/akhiran ditulis
serangkai dengan kata dasar
Misal:
diberi tahu
bertanda tangan
beri tahukan
Penulisan kata
Kata Turunan
3. Kata dasar berupa gabungan kata, awalan dan akhiran
sekaligus, ditulis serangkai dengan kata dasar
Misal:
memberitahukan
ditandatangani
melipatgandakan

Bentuk Ulang
ditulis secara lengkap dengan mengunakan tanda
hubung
Misal:
anak-anak
berjalan-jalan
porak-poranda
Penulisan kata
Gabungan Kata
1. Gabungan kata (kata majemuk), unsur-unsurnya ditulis terpisah.
Misal:
duta besar kereta api cepat
kerja sama mata kuliah
meja tulis rumah sakit
luar biasa terima kasih

2. Gabungan kata yang mungkin menimbulkan salah pengertian,


ditulis dengan tanda hubung.
Misal:
alat pandang-dengar (audio-visual aid)
anak-istri saya (keluarga)
orang-tua muda (ayah ibu muda)
kaki-tangan penguasa (alat penguasa)
Penulisan kata
Gabungan Kata
3. Gabungan kata yang hubungannya sangat padu, ditulis serangkai (tidak
dirasakan sbg dua kata)
Misal:
acapkali belasungkawa
apabila daripada
bagaimana darmabakti
barangkali kilometer

4. Salah satu unsur gabungan kata dipakai dalam kombinasi, ditulis


serangkai (tidak dirasakan sbg dua kata)
Misal:
biokimia mancanegara
antarkota neokolonialisme
caturtungal nonkolesterol
mahasiswa transmigrasi
Penulisan kata
• Kata Ganti ku, kau, mu, nya
Kata ganti ku dan kau (dari aku dan engkau) ditulis serangkai dengan
kata yang mengikutinya
Misal:
aku bawa kubawa
aku ambil kuambil
engkau bawa kaubawa
engkau ambil kauambil

• Kata Depan di, ke, dari


Kata depan di, ke, dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya,
kecuali dalam gabungan kata yang dianggap sbg satu kata
Misal:
di sini di mana di rumah
ke luar ke dalam ke depan
kepada daripada kemari
Dia berasal dari keluarga terpelajar
Catatan: di sbg awalan ≠ di sbg kata depan
Penulisan kata
• Kata Sambung si, sang
kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misal:
BENAR SALAH
si kecil sikecil
si hitam sihitam
sang diktator sangdiktator
sang raja sangraja

• Partikel
a. Partikel lah dan kah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya
Misal: pergilah …….
siapakah ……
b. Partikel per yang berarti demi atau tiap ditulis terpisah dengan kata
yang mendahului atau mengikutinya
Misal: ….. masuk ruang satu per satu….
….. Rp 10.000 per meter ….
Penulisan kata
• Partikel
c. Partikel pun ditulis terpisah dengan kata yang mendahuluinya
Misal: Hendak tidur pun aku …….
Satu kali pun Dia belum pernah ….
Catatan:
Kelompok yang dianggap padu ditulis serangkai
Misal: Adapun sebab-sebab dari ….
Bagaimanapun juga akan lebih …

• Singkatan dan akronim


a. Menyingkat satu kata pakai satu titik
Misal: nomor disingkat no.
halaman disingkat hal.
b. Menyingkat dua kata pakai dua titik
Misal: atas nama disingkat a.n.
opere citato disingkat op.cit.
Catatan:
Singkatan nama dari huruf awal tanpa titik
Misal: Perseroan Terbatas disingkat PT
Amerika Serikat disingkat AS
Penulisan kata
• Singkatan dan akronim
c. Menyingkat tiga kata atau lebih pakai satu titik
Misal: dan kawan-kawan disingkat dkk.
yang akan datang disingkat yad.

d. Lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan dan mata


uang tidak diikuti titik
Misal: sentimeter disingkat cm
kilovolt-ampere disingkat KVA
Catatan:
Singkatan nama yang terbentuk dari gabungan huruf awal kata ditulis
tanpa titik
Misal: BUMN (Badan Usaha Milik Negara)
BPS (Biro Pusat Statistik)
• Singkatan dan Akronim
a. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata 
ditulis semua
Misal:
FISIP (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik)
KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia)
Penulisan kata
• Singkatan dan Akronim
b. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf/suku kata dari deret kata 
huruf awal ditulis dengan huruf kapital
Misal:
Kadin (Kamar Dagang dan Industri)
Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)
c. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf/suku kata/huruf
dan suku kata dari deret kata  semuanya ditulis dengan huruf kecil tanpa
titik
Misal:
radar (radio directing and ranging)
rapim (rapat pimpinan)
rudal (peluru kendali)
• Angka & Lambang Bilangan
a. Dipakai untuk menyatakan lambang bilangan nomor.
b. Digunakan untuk menyatakan:
- ukuran panjang, berat, isi
- satuan waktu
- nilai uang
- kuantitas (jumlah)
Penulisan kata
• Angka & Lambang Bilangan
c. Dipakai untuk melambangkan nomor (jalan, rumah, apartemen, kamar pada
alamat, dll.)
d. Digunakan untuk menomori bagian karangan dan ayat dalam kitab suci, Undang-
Undang, peraturan, dll.

Penulisan unsur serapan


• Unsur serapan diambil dari bahasa daerah dan bahasa asing
• Berdasar integritasnya, unsur serapan dibagi menjadi:
a. Belum sepenuhnya terserap kedalam bahasa Indonesia, pengucapannya masih
mengikuti cara asing.
Misal: reshuffle
shuttle cock
a. Pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia
Misal:
haemoglobin menjadi hemoglobin
authentic menjadi autentik
colonel menjadi kolonel
central menjadi sentral
technique menjadi teknik
Penulisan unsur serapan
a. Pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia
Misal:
haemoglobin menjadi hemoglobin
authentic menjadi autentik
colonel menjadi kolonel
central menjadi sentral
technique menjadi teknik

Pemakaian tanda baca


• Tanda titik (.) • Tanda tanya (?)
• Tanda koma (,) • Tanda seru (!)
• Tanda titik koma (;) • Tanda kurung ((…))
• Tanda titik dua (:) • Tanda kurung siku ([…])
• Tanda hubung (-) • Tanda petik (“…”)
• Tanda pisah () panjangnya • Tanda petik tunggal (‘…’)
dua kali tanda hubung • Tanda garis miring (/)
• Tanda elipis (…) • Tanda penyingkat atau apostrop (‘)

Anda mungkin juga menyukai