Anda di halaman 1dari 83

EJAAN YANG DISEMPURNAKAN

Pengertian Ejaan?
Ejaan adalah seperangkat aturan atau kaidah
pelambangan bunyi bahasa, pemisahan,
penggabungan, dan penulisannya dalam suatu
bahasa. Ejaan mengatur keseluruhan cara
menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf,
kata, dan tanda baca sebagai sarananya.
PERUBAHAN HURUF
DALAM TIGA EJAAN BAHASA INDONESIA

VAN OPHUYSEN SOEWANDI EYD


(1901-1947) (1947-1972)
(Mulai 16 Agustus
1972)
khoesoes chusus khusus
Djem’at Djum’at Jumat
ja’ni jakni yakni
pajoeng pajung payung
tjoetjoe tjutju cucu
soenji sunji sunyi
Ruang Lingkup Ejaan yang
Disempurnakan (EYD)

Ruang lingkup EYD mencakup lima aspek, yaitu (1)


pemakaian huruf; (2) penulisan huruf; (3) penulisan kata;
(4) penulisan unsur serapan; dan (5) pemakaian tanda baca.
1. Pemakaian huruf membicarakan bagian-bagian dasar dari
suatu bahasa, yaitu:
abjad
vokal
konsonan
pemenggalan
nama diri
2. Penulisan huruf membicarakan beberapa perubahan huruf dari ejaan
sebelumnya yang meliputi:
huruf kapital
huruf miring.
3. Penulisan kata membicarakan bidang morfologi dengan segala bentuk
dan jenisnya berupa:
kata dasar
kata turunan
kata ulang
gabungan kata
kata ganti kau, ku, mu, dan nya
kata depan di, ke, dan dari
kata sandang si dan sang
partikel
singkatan dan akronim
angka dan lambang bilangan
4. Penulisanunsur serapan membicarakan kaidah cara penulisan unsur serapan, terutama
kosakata yang berasal dari bahasa asing
5. Pemakaian tanda baca (pungtuasi) membicarakan teknik penerapan kelima belas tanda
baca dalam penulisan kaidahnya masing-masing.
Tanda baca itu antara lain:
Tanda titik (.)
Tanda koma (,)
Tanda titik koma (;)
Tanda titik dua (:)
Tanda hubung (-)
Tanda pisah (_)
Tanda elipsis (...)
Tanda tanya (?)
Tanda seru (!)
Tanda kurung ( () )
Tanda kurung siku ([...])
Tanda petik ganda (“...”)
Tanda petik tunggal (‘...’)
Tanda garis miring (/)
Tanda penyingkat (‘)
Pemakaian Huruf

Huruf Dibaca Huruf Dibaca Huruf Dibaca

A a a J j je S s es
B b be K k ka T t te
C c ce L l el U u u
D d de M m em V v ve
E e e N n en W w we
F e ef O o o X x eks
G g ge P p pe Y y ye
H h ha Q q ki Z z zet
I i i R r er
Gabungan huruf konsonan (diagraf)
gabungan huruf vokal (diftong) 3 buah.
Gabungan huruf vokal itu ialah au, oi, dan
ai.
Gabungan huruf konsonan dalam bahasa
Indonesia ialah kh, ng, dan sy, ny.
Fonem adalah bunyi terkecil yang dapat
membedakan arti, sedangkan huruf adalah
lambang bunyi atau lambang fonem.
data
dada
Beberapa huruf dalam abjad bahasa Indonesia
melambangkan lebih dari satu fonem. Misal:
Fonem /ε/ dalam kata pendek /pεndεk/
Fonem /e/ dalam kata sate /sate/
 Fonem /∂/ dalam kata pedas /p∂das/
Dalam kalimat Bobot orang itu naik 5kg, huruf o
melambangkan dua fonem, yaitu:
fonem /O/ dalam kata orang /orang/
fonem /o/ dalam kata bobot /bobot/
Pemenggalan Kata

A. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai


berikut.
1. Jika di tengah kata ada kata ada vokal yang beruntun,
pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf
vokal itu.
Misalnya:
di-a do-a ta-at
hati-hati, jika vokal yang beruntun merupakan
diftong, pemenggalan kata tidak dilakukan di
antara kedua huruf vokal.
Misalnya:

Pemenggalan yang Pemenggalan yang


Salah Benar
pu-la-u pu-lau
ra-ma-i ra-mai
se-po-i se-poi
2. Jika di tengah kata ada huruf konsonan, pemenggalan
dilakukan sebelum huruf konsonan itu.
Misalnya:
ta-bu ka-wan ca-tur
3. Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan yang
berurutan, pemenggalan dilakukan di antara kedua
huruf konsonan itu. Gabungan huruf konsonan tidak
pernah dipisahkan.
Misalnya:
Ap-ril swas-ta makh-luk
4. Jika di tengah kata ada tiga buah atau lebih huruf
konsonan, pemenggalan dilakukan di antara huruf
konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang
kedua.
Misalnya:
ab-strak kon-struk-si in-stan-si
B. Imbuhan yang berupa awalan dan akhiran, termasuk
awalan yang mengalami perubahan bentuk serta
partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata
yang diimbuhinya, dapat dipenggal.
Misalnya:
per-bu-ruh-an ba-ca-lah
C. Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan
salah satu unsur itu dapat bergabung dengan unsur
lain, pemenggalannya dapat dilakukan (1) di antara
unsur-unsur itu atau (2) pada unsur gabungan itu
sesuai dengan kaidah pemenggalan kata butir (1).
Misalnya:
bio-data atau bi-o-da-ta
intro-speksi atau in-tro-spek-si
Penulisan Huruf Kapital dan Huruf Miring

1. Huruf Kapital atau Huruf Besar


Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf
pertama pada awal kalimat.
Misalnya:
Kami menggunakan barang produksi dalam negeri.
Siapa yang datang tadi malam?
Ayo, angkat tanganmu tinggi-tinggi!
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan
langsung.
Misalnya:
Adik bertanya, “Kapan kita ke Taman Safari?”
Bapak menasihati, “Jaga dirimu baik-baik, Nak!”
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan
kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya:
Allah, Islam, Alkitab, Quran, Weda, Injil
Tuhan akan menunjukkan jalan yang benar kepada
hamba-Nya.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur
nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan
yang diikuti nama orang.
Misalnya:
Haji Agus Salim, Imam Syafii, Nabi Ibrahim, Raden
Wijaya
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur
nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang
atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang,
nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya:
Presiden Megawati, Menteri Pertanian, Profesor
Supomo, Sekretaris Jenderal Deplu, Gubernur Bali
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan
pangkat yang tidak diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya:
Siapakah gubernur yang baru dilantik itu?
Kapten Amir telah naik pangkat menjadi mayor.
Adik saya bercita-cita menjadi presiden.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
Misalnya:
Albar Maulana
Muhammad Rayhan
Kemala Hayati
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang
digunakan sebagai nama jenis atau nama ukuran.
Mesin diesel
10 watt
2 ampere
5 volt
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan
bahasa. Perlu diingat, pada posisi tengah kalimat, yang ditulis dengan huruf
kapital hanya huruf pertama nama bangsa, nama suku, dan nama bahasa;
sedangkan huruf pertama kata bangsa, suku, dan bahasa dituliskan dengan
huruf kecil.
Penulisan yang salah:
Dalam hal ini Bangsa Indonesia yang ...
... tempat bermukim Suku Melayu sejak ...
... memakai Bahasa Spanyol sebagai ...
Penulisan yang benar:
Dalam hal ini bangsa Indonesia yang ...
... tempat bermukim suku Melayu sejak ...
... memakai bahasa Spanyol sebagai ...
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama suku bangsa, suku, dan
bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.
Misalnya:
keinggris-inggrisan
menjawakan bahasa Indonesia
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama
tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Misalnya:
tahun Saka
bulan November
hari Jumat
hari Natal
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama
khas dalam geografi.

Salah Benar
teluk Jakarta Teluk Jakarta
gunung Semeru Gunung Semeru
danau Toba Danau Toba
selat Sunda Selat Sunda
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang
digunakan sebagai nama jenis.
Misalnya:
garam inggris
gula jawa
soto madura
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara,
nama resmi badan/lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama
dokumen resmi.
Misalnya:
Departemen Pendidikan Nasional RI
Majelis Permusyawaratan Rakyat
Peraturan Pemerintah, Nomor 26, Tahun 2011
Undang-Uundang Dasar 1945
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama
resmi, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama
dokumen resmi.
Perhatikan penulisan berikut.
Dia menjadi pegawai di salah satu departemen.
Menurut undang-undang, perbuatan itu melanggar hukum.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur
bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama
badan/lembaga.
Misalnya:
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Yayasan Ilmu-Ilmu sosial
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata
(termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam
penulisan nama buku, majalah, surat kabar, dan judul
karangan, kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, dalam,
yang, untuk yang terletak pada posisi awal.
Misalnya:
Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
Dia agen surat kabar Kedaulatan Rakyat.
Ia menulis makalah “Fungsi Persuasif dalam Bahasa Iklan
Media Elektronik”
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata
penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu,
saudara, kakak, adik, paman yang dipakai dalam
penyapaan dan pengacuan.
Misalnya:
“Kapan Bapak berangkat?” tanya Nining.
Para ibu mengunjungi Bu Hasan.
Surat Saudara sudah saya terima.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama
kata penunjuk hubungan kekerabatan yang dipakai
dalam penyapaan.
Misalnya:
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan
nama gelar, pangkat, dan sapaan.
Misalnya:
Dr : doktor
M. M : magister manajemen
Jend. : jenderal
Sdr. : saudara

Prof. Dr. H. Johannes Setiawan, S. Pd., M. A.


Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Misalnya:
Apakah kegemaran Anda?
Usulan Anda telah kami terima.
Huruf Miring
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama
buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
Misalnya:
majalah Prima
tabloid Nova
surat kabar Kompas
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau
mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
Misalnya:
Huruf pertama kata Allah ialah a
Dia bukan menipu, melainkan ditipu.
Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf kapital.
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk
menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing,
kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Misalnya:
Nama ilmiah padi ialah Oriza sativa.
Politik devide et impera pernah merajalela di negeri
ini.
Akan tetapi, perhatikan penulisan berikut.
Negara itu telah mengalami beberapa kali kudeta
(dari coup d’etat).
Penulisan Kata
Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu
kesatuan.
Misalnya:
Kantor pos sangat ramai.
Buku itu sudah saya baca.
Adik naik sepeda baru.
Kata Turunan

Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.


Misalnya:
bergerigi ketetapan sentuh gemetar mempertanyakan
terhapus
Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis
serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Misalnya:
diberi tahu, beri tahukan
bertanda tangan, tanda tangani
berlipat ganda, lipat gandakan

bertanggung jawab
mempertanggungjawabkan
Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran
sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya:
memberitahukan
ditandatangani
melipatgandakan
Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi,
gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya:
Adibusana, antarkota, biokimia, caturtunggal, dasawarsa, inkonvensional,
mahasiswa, mancanegara, multilateral, narapidana, telepon, transmigrasi.
Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya kapital, di antara
kedua unsur kata itu dituliskan tanda hubung (-) se-Yogyakarta, se-Indonesia
Bentuk Ulang

Bentuk ulang dituis secara lengkap dengan


menggunakan tanda hubung.
Misalnya:
Anak-anak, buku-buku, berjalan-jalan, dibesar-
besarkan, huru-hara, gerak-gerik, lauk-pauk, mondar-
mandir
Gabungan Kata

Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk,


termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis
terpisah.
Misalnya:
duta besar, kerja sama, meja tulis, orang tua, rumah
sakit umum,terima kasih, mata kuliah)
Gabungan kata berikut ditulis serangai karena
hubungannya sudah sangat padu sehingga tidak
dirasakan lagi sebagai dua kata.
Misalnya:
Acapkali, apabila, bagaimana, beasiswa,
belasungkawa, bumiputra, daripada, darmabakti,
halalbihalal, kacamata, kilometer, manakala,
matahari, olahraga, radioaktif
Kata Ganti ku, kau, mu, dan nya

Kata ganti ku dan kau sebagai bentuk singkat kata aku


dan engkau, ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya.
Bolehkah aku ambil jeruk ini satu?
Kalau mau, boleh engkau baca buku itu.
Akan tetapi, perhatikan penulisan berikut ini.
Bolehkah kuambil jeruk ini satu?
Kalau mau boleh kaubaca buku itu.
Kata Depan di, ke dan dari

Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam
gabungan kata yang sudah dianggap sebagai suatu kata seperti kepada dan daripada.
Misalnya:
Tinggallah bersama saya di sini.
Di mana orang tuamu?
Ibuku sedang ke luar kota.
Ia pantas tampil ke depan.
Duduklah dulu, saya mau ke dalam sebentar.
Bram berasal dari keluarga terpelajar.
Akan tetapi, perhatikan penulisan yang berikut.
Kinerja Lely lebih baik daripada Tuti.
Kami percaya kepada Anda.
Akhir-akhir ini beliau jarang kemari.

Air matanya keluar setiap kali teringat dengan ayahnya yang meninggal kemarin.
Ibu akan berangkat ke luar kota.
Kata Sandang si dan sang

Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang


mengikutinya.
salah benar
sikecil Si Kecil
sipemalu Si Pemalu
sangdiktator Sang Diktator
sangkancil Sang Kancil
Partikel
Partikel –lah dan –kah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Misalnya:
Bacalah peraturan ini sampai tuntas!
Siapakah tokoh yang menemukan telepon?
Partikel pun ditulis teripsah dari kata yang
mendahuluinya.
Misalnya:
Apa pun yang dikatakannya, aku tetap tak percaya.
Hendak makan pun lauknya sudah habis.
Sekalipun Dedy belum pernah datang ke rumahku.
Bukan hanya saja, melainkan dia pun turut serta.
Catatan:
Kelompok yang dianggap padu berikut ini ditulis
serangkai, misalnya adapun, andaipun, ataupun,
bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun,
maupun, meskipun, sekalipun, sungguhpun, walaupun.
Misalnya:
Adapun sebab-musababnya sampai sekarang belum
diketahui.
Bagaimanapun juga akan dicobanya mengajukan
permohonan itu.
Baik para dosen maupun mahasiswa ikut menjadi
anggota koperasi.
Walaupun hari hujan, ia datang juga.
Partikel per yang berarti ‘demi’, dan ‘tiap’ ditulis
terpisah dari bagian kalimat yang mendahului atau
mengikutinya.
Misalnya:
Mereka masuk ruangan satu per satu. (‘satu demi
satu’)
Harga kain itu Rp 2.000,00 per meter. (‘tiap meter’)
Singkatan dan Akronim

Singkatan adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih. Adapun aturan
penulisannya adalah, sebagai berikut.
Setiap menyingkat satu kata dipakai satu tanda titik.
Misalnya:
nomor disingkat no.
halaman disingkat hlm.
Bila menyingkat dua kata dipakai dua titik
Misalnya:
atas nama disingkat a.n.
dengan alamat d. a.

Akan tetapi, singkatan nama diri yang mengambil huruf awal kata yang disingkat, ditulis tanpa titik.
Misalnya:
Perseroan Terbatas disingkat PT
Perusahaan Dagang disingkat PD
Commanditaire Venootschap disingkat CV
Republik Indonesia disingkat RI
Bila menyingkat tiga kata atau lebih, pada akhir singkatannya
dipakai satu tanda titik.
Misalnya:
dan kawan-kawan disingkat dkk.
yang akan datang disingkat yad.
dan lain-laindisingkat dll.
Atas nama beliau disingkat anb.
Akan tetapi, singkatan nama diri yang terbentuk dari
gabungan huruf awal kata yang disingkat, ditulis tanpa titik.
Misalnya:
BUMN (Badan Usaha Milik Negara)
DKI (Daerah Khusus Ibukota)
BPS (Badan Pusat Statistik)
RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia)
Penulisan lambang kimia, singkatan satuan ukuran,
takaran, timbangan, dan nama mata uang tidak diikuti
titik.
Misalnya:
Auaurum
TNT trinitrotoluen
cm sentimeter
KV A kilovolt-ampere
kg kilogram
Rp5.000,00 (lima ribu) rupiah
Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf
awal kata, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf
dan suku kata dari deret kata yang disingkat. Akronim
dibaca dan diperlakukan sebagai kata.
Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari
deret kata yang disingkat, ditulis seluruhnya dengan huruf
kapital.
Misalnya:
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)
Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA)
Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI)
Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau
gabungan huruf dan suku kata dari deret kata, huruf awalnya
ditulis dengan huruf kapital dan tidak diakhiri oleh tanda titik.
Misalnya:
Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)
Kadin (Kamar Dagang dan Industri)
Espa (Sekolah Staf dan Pemimpin Administrasi)
Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf,
suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata
yang disingkat, seluruhnya ditulis dengan huruf kecil dan tidak
diakhiri oleh tanda titik.
Misalnya:
radar radio detecting and ranging
rapim rapat pimpinan
rudal peluru kendali
Angka dan Lambang Bilangan

Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor.


Dalam tulisan lazim digunakan angka Arab atau angka Romawi.
Misalnya:
Angka Arab : 0, 1,2,3,4,5,6,7,8,9
Angka Romawi : I, II,III,IV,V,VI,VII,VIII,L (50),C (500),M (1.000)
Angka digunakan untuk menyatakan (i) ukuran panjang, berat,
luas, dan (ii) satuan waktu, (iii) nilai uang, dan (iv) kuantitas.
Misalnya:
19 meter 4 ons 9 hektar 65 liter
Pukul 15.30 10 detik 30 menit 5 jam
Rp10.000,00 US$3.50 500 Yen
Angka dipakai untuk melambangkan nomor jalan,
rumah, apartemen, atau kamar pada alamat.
Misalnya:
Jalan Sentosa III No. 152
Rumah Susun Perumnas Klender, Blok F 2, No. 10
Angka digunakan juga untuk menomori bagian
karangan dan ayat kitab suci.
Misalnya:
Bab X, Pasal 5, halaman 354
Surat Annisa: 9
Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.
Bilngan utuh
Misalnya:
dua belas 12
dua puluh dua 22
dua ratus dua puluh dua 222
Bilangan pecahan
Misalnya:
setengah ½
seperenam belas 1/16
tida dua pertiga 3 2/3
seperseratus 1/100
Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara yang
berikut.
Misalnya:
lihat Bab II, Pasal 5 dalam bab ke-2 buku itu
pada awal abad XX; pada abad ke-20 ini
di daerah tingkat II itu; di tingkat kedua gedung itu
di tingkat ke-2 itu; kantor di tingkat II itu
Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu,
susunan kalimat diubah sehingga susunan yang tidak dapat dinyatakan
dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal kalimat.
Misalnya:
Lima puluh orang tewas akibat bencana alam itu.
Pak Yayat mengundang 500 orang tamu.
Bukan:
50 orang tewas akibat bencana alam itu.
500 orang tamu diundang Pak Yayat.
Angka yang menunjukkan bilangan utuh yang besar dapat dieja
sebagian supaya lebih mudah dibaca.
Misalnya:
Perusahaan kami mendapat pinjaman 250 juta rupiah.
Penduduk Indonesia berjumlah lebih dari 200 juta orang.
Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus
dalam teks, kecuali di dalam dokumen resmi seperti akta dan
kuitansi.
Misalnya:
Kami memiliki dua puluh unit komputer;
Di lemari itu tersimpan 805 eksemplar majalah.
Salah:
Kami memiliki 20 (dua puluh) unit komputer.
Di lemari itu tersimpan 805 (delapan ratus lima) eksemplar
majalah.
Penulisan Unsur Serapan

Akhiran asing diserap sebagai bagian kata yang utuh.


Kata seperti standardisasi, efektif, dan implementasi,
diserap secara utuh di samping kata standar, efek, dan
implemen.
Misalnya:
-aat (Belanda) menjadi –at
advokaatadvokat
-age menjadi –ase
percent­age persentase
 
Pemakaian Tanda Baca

Tanda Titik (.)


Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan
pertanyaan atau seruan.
Misalnya:
Ayahku tinggal di Aceh.
Anak kecil itu menangis.
Mereka sedang minum kopi.
Adik bungsunya bekerja di Samarinda.
Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf pengkodean suatu judul
bab dan subbab.
Misalnya:
III. Departemen Dalam Negeri
Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat desa
Direktorat Jenderal Agraria

Isi Karangan 1. Isi Karangan


Uraian Umum 1.1 Uraian Umum
Ilustrasi 1.2 Ilustrasi
Gambar 1.2.1 Gambar
Tabel 1.2.2 Tabel
Grafik 1.2.3 Grafik
Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka, jam, menit, dan
detik yang menunjukkan waktu dan jangka waktu.
Misalnya:
pukul 12.10.20 (pukul 12 lewat sepuluh menit 20 detik)
12. 10. 20 (12 jam, 10 menit, 20 detik)
Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan
atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
Misalnya:
Ia lahir pada tahun 1940 di Bandung.
Lihat halaman 2345 dan seterusnya.
Nomor gironya 56565656.
Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak
berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit
dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Lawrence, Marry S. 1974. Writing as a Thingking Process. Ann
Arbor: University of Michigan Press.
D
Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya.
Misalnya:
Calon mahasiswa yang mendaftar 20.590 orang.
Koleksi buku di perpustakaanku sebanyak 27.777 judul.
Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat
pengirim dan tanggal surat atau (2) nama dan alamat
penerima surat.
Misalnya:
Jakarta, 11 Januari 2011 (tanpa titik)
Yth. Bpk. Hasan Alwi (tanpa titik)
Jalan Arif Rahman Hakim No. 26 (tanpa titik)
Palembang 12241 (tanpa titik)
Sumatera Selatan (tanpa titik)
 
Tanda Koma (,)

Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian


atau pembilangan.
Misalnya:
Reni membeli permen, roti, dan air mineral, serta pensil.
Surat biasa, surat kilat, ataupun surat khusus memerlukan perangko.
Menteri, pengusaha, serta tukang becak, perlu makan.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu
dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti
tetapi atau melainkan.
Misalnya:
Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
Didi bukan anak saya, melainkan anak Bu Ika.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
Misalnya:
Kalau hujan tidak reda, saya tidak akan pergi.
Karena sakit, kakek tidak bisa hadir.
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari
induk kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.
Misalnya:
Saya tidak akan pergi kalau hujan tidak reda.
Kakek tidak bisa hadir karena sakit.
Tanda koma harus dipakai di belakang kata atau ungkapan
penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat, seperti
oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
Misalnya:
Meskipun begitu, kita tetap harus berjaga-jaga.
Jadi, masalahnya tidak semudah itu.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah,
waduh, kasihan dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat.
Misalnya:
O, begitu?
Wah, bagus, ya!
Aduh, sakitnya bukan main.
Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang
dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Finoza, Laminuddin. 2000. Komposisi Bahasa Indonesia.
Jakarta: Diksi Insan Mulia.
Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar
akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari
singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Misalnya:
A. Yasser Samad, S. S.
Susi Susanti, M. A.
Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang
sifatnya tidak membatasi.
Misalnya:
Teman saya, Makmur, pandai sekali.
Di daerah Aceh, misalnya, masih banyak laki-laki yang makan
sirih.
Semua siswa, baik yang laki-laki maupun yang perempuan,
mengikuti praktik komputer.
Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
Misalnya:
Laminuddin Finoza. Komposisi Bahasa Indonesia. (Jakarta: Diksi
Insan Mulia, 2000), hlm. 27.
Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang
keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
Misalnya:
Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap
yang bersungguh-sungguh.
Atas pertolongan Dewi, Kartika mengucapkan terima kasih.
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari
bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu
berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
Misalnya:
“Di mana pameran itu diadakan?” tanya Sinta.
“Saya lapar sekali,” kata Singgih.
“Baca dengan teliti!” ujar Bu Guru.
Tanda Titik Koma (;)

Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian


kalimat yang sejenis dan setara.
Misalnya:
Hari makin siang; dagangannya belum juga terjual.
Tanda titik koma dipakai sebagai pengganti kata
penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di
dalam kalimat majemuk.
Misalnya:
Ayah mencuci mobil; ibu sibuk mengetik makalah; adik
menghafal nama-nama menteri; saya sendiri asyik
menonton siaran langsung pertandingan sepak bola.
Tanda Titik Dua (:)

Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan


lengkap diikuti perincian.
Misalnya:
Kami memerlukan alat tulis: pensil, penggaris, penghapus,
dan kertas.
STIE mempunyai dua jurusan: manajemen dan akuntansi.
Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau pemerian
itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Misalnya:
Kami memerlukan pensil, penggaris, penghapus, dan kertas.
STIE mempunyai jurusan manajemen dan akuntansi
Tanda titik dua diapaki sesudah kata atau ungkapan
yang memerlukan pemerian.
Misalnya:
ketua : Nawangwulan
sekretaris : S. Handayani
bendahara : Annisa
hari : Jumat
tanggal : 11 November 2011
waktu : 09.00 WIB
Tanda titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah
kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Misalnya:
Dandang Gendis : (memegang tangan Dewi Amisani)
 Jangan Dewi mempermainkan hati yang
putus asa. Kalau Dewi benci kepadaku,
katkanlah dengan jelas. Aku sekarang
seperti Dasamuka di pondok Rama
membujuk Sinta.
Dewi Amisani : Seperti Dasamuka? Bukan. Akan tetapi,
seperti Rama, karena Tuanlah yang dinanti-nanti jiwaku.
Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor
dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab
suci, 9iii) di antara judul dan anak judul suatu
karangan, serta (iv) nama kota dan penerbit buku
acuan dalam karangan.
Misalnya:
Jurnal Perempuan (1996), I:28.
Harahap. 2000. Sejarah Catur. Bandung: Angkasa.
Tanda Hubung (-)

Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar


yang terpisah oleh pergantian baris.
Misalnya:
Di samping program lama ada juga prog-
ram yang baru.
Suku kata yang berupa satu vokal tidak ditempatkan
pada ujung baris atau pangkal baris.
Misalnya:
Mata kuliah baru yang ditawarkan tahun ini adalah
estetika dan ....
Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di
belakangnya atau akhiran dengan bagian kata di depannya
pada pergantian baris.
Misalnya:
Kini ada cara yang baru untuk mengukur panas.
Kukuran baru ini memudahkan kita mengukur kelapa.
Senjata itu merupakan alat pertahanan yang canggih.
Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Misalnya:
kijang-kijang
berlari-lari
Tanda hubung dipakai untuk menyambung huruf kata yang
dieja satu-satu ataupun bagian-bagian tanggal, bulan, dan
tahun.
Misalnya:
r-e-f-o-r-m-a-s-i
16-6-2001
Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas hubungan
bagian kata atau ungkapan.
Misalnya:
ber-evolusi
dua-puluh-lima ribuan (25 x 1000)
Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (i) se- dengan kata
berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (ii) ke- dengan
angka, (iii) angka dengan –an, (iv) singkatan berhuruf kapital
dengan imbuhan atau kata, dan (v) nama jabatan rangkap.
Misalnya:
se-Asia, hari-H; hadiah ke-3; tahun 60-an. Mem-PHK-kan, sinar-X,
Menteri-Sekretaris Negara
Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur bahasa Indonesia
dengan unsur bahasa asing.
Misalnya:
di-tackle
pen-tackle-an
 
Tanda Pisah (_)

Tanda pisah dipakai di antara dua nama tempat atau


tanggal dengan arti ‘sampai ke’ atau ‘sampai
dengan’
Misalnya:
Jakarta-Bogor
tanggal 10-16 November 2011
Tanda Elipsis ( ...)

Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.


Misalnya:
Jika demikian ... ya, apa boleh buat.
Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada
bagian yang dihilangkan.
Misalnya:
Sebab-sebab kolusi di ... akan diteliti lebih lanjut.
Catatan:
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai
empat titik; tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu untuk
menandai akhir kalimat.
Misalnya:
Dalam karangan, tanda baca harus digunakan dengan ....
Tanda Tanya ( ? )

Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.


Misalnya:
Kapan Anda diwisuda?
Saudara paham, bukan?
Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk
menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang
kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Misalnya:
Putri Cindy dilahirkan pada tahun 1776 (?)
Kios sebanyak 200 buah (?) terbakar.
Tanda Seru (!)

Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau


pernyataan yang berupa seruan atau perintah.
Misalnya:
Jangan nyalakan lampu!
Merdeka!
Ayo, maju!
Tanda Kurung ( ( ) )

Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau


penjelasan.
Misalnya:
Penyunting penyelia sudah selsesai menyunting Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI)
Tanda kurung dipakai untu mengapit keterangan atau penjelasan
yang bukan bagian integral pokok pembicaraan
Misalnya:
Kumpulan puisi L. K. Ara yang berjudul “Laut Tawar” (nama
danau di Aceh) ditulis pada tahun 1982.
Data itu (lihat Tabel 10) menunjukkan adanya perkembangan baru
di bidang pemasaran mobil.
Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata
yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.
Misalnya:
Kata semiotic diserap ke dalam bahasa Indonesia
menjadi semiotik (a).
Tanda kurung dipakai untuk mengapit angka atau
huruf yang merinci satu urutan keterangan.
Misalnya:
Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b)
modal, dan (c) sumber daya manusia.
 
Tanda Kurung Siku ( [ ] )

Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf, kata,


atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan
pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang
lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau
kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah
asli.
Misalnya:
Kata beliau waktu itu, “Kita jangan hanya mau
meng[e]ritik, tetapi juga mau dikritik”.
Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit
keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah
tertanda kurung.
Misalnya:
Persamaan kedua proses ini (perbedaannya
dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35-40]
buku pertama) perlu dibentangkan di sini.
Tanda Petik (“...”)

Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal


dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.
Misalnya:
“Saya belum siap,” kata Sandra, “tunggu sebentar!”
Pasal 36 UUD ‘45 berbunyi, “Bahasa negara ialah bahasa
Indonesia.”
Tanda petik dipakai untuk mengapit judul syair, karangan atau bab
buku yang diacu dalam kalimat.
Misalnya:
Sajak “Berdiri Aku” adalah ciptaan penyair Amir Hamzah.
Tulisan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul “Rapor dan Prestasi”
dapat dibaca dalam Tempo No. 11
Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah atau kata yang
mempunyai arti khusus atau kurang dikenal.
Misalnya:
Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara “trial and error” saja.
Gadis itu mengenakan rok “span” berwarna hitam.
Tanda petik dipakai untuk mengapit kata atau ungkapan yang
dipakai dengan arti khusus pada ujung atau bagian kalimat.
Misalnya:
Karena warna kulitnya, Rudi mendapat julukan “Si Hitam”.
Anto sering digelari “Si Jackpot” karena suka berjudi.
Tanda petik dipakai untuk menandai ungkapan atau
bagian kalimat yang tidak mengandung arti yang
sebenarnya.
Misalnya:
Dalam pertandingan sepak bola, para pemain depan
sering “dimakan” oleh lawan.
Menulis surat lamaran pekerjaan pada hakikatnya
sama dengan “menjual diri.”
Tanda Petik Tunggal (‘)

Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang


tersusun di dalam petikan lain.
Misalnya:
Tanya Deny, “Kau dengar bunyi ‘kret-kret’ tadi?”
“Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriakan anakku,
‘Ibu, Bapak pulang’, rasa letihku lenyap seketika”, ujar Pak
Ali.
Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna,
terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan asing.
Misalnya:
Face-to-face ‘bertatap muka’
Tanda Garis Miring (/)

Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada
alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua
tahun takwim.
Misalnya:
No.7/PK/VIII/1998
Jalan Kramat III/C-400
Tahun Akademik 2011/2012
Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau dan tiap.
Misalnya:
dikirimkan lewat darat/laut = ‘dikirimkan lewat darat atau laut’
biaya fotokopi Rp125,00/lembar = ‘biaya fotokopi Rp125,00 tiap
lembar’
Tanda Penyingkat atau Apostrof (′)

Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian


kata.
Misalnya:
Malam ′lah tiba. (′lah = telah)
Anita ′kan kusurati (′kan =akan)
Tahun ′45

Anda mungkin juga menyukai