Pengertian Ejaan?
Ejaan adalah seperangkat aturan atau kaidah
pelambangan bunyi bahasa, pemisahan,
penggabungan, dan penulisannya dalam suatu
bahasa. Ejaan mengatur keseluruhan cara
menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf,
kata, dan tanda baca sebagai sarananya.
PERUBAHAN HURUF
DALAM TIGA EJAAN BAHASA INDONESIA
A a a J j je S s es
B b be K k ka T t te
C c ce L l el U u u
D d de M m em V v ve
E e e N n en W w we
F e ef O o o X x eks
G g ge P p pe Y y ye
H h ha Q q ki Z z zet
I i i R r er
Gabungan huruf konsonan (diagraf)
gabungan huruf vokal (diftong) 3 buah.
Gabungan huruf vokal itu ialah au, oi, dan
ai.
Gabungan huruf konsonan dalam bahasa
Indonesia ialah kh, ng, dan sy, ny.
Fonem adalah bunyi terkecil yang dapat
membedakan arti, sedangkan huruf adalah
lambang bunyi atau lambang fonem.
data
dada
Beberapa huruf dalam abjad bahasa Indonesia
melambangkan lebih dari satu fonem. Misal:
Fonem /ε/ dalam kata pendek /pεndεk/
Fonem /e/ dalam kata sate /sate/
Fonem /∂/ dalam kata pedas /p∂das/
Dalam kalimat Bobot orang itu naik 5kg, huruf o
melambangkan dua fonem, yaitu:
fonem /O/ dalam kata orang /orang/
fonem /o/ dalam kata bobot /bobot/
Pemenggalan Kata
Salah Benar
teluk Jakarta Teluk Jakarta
gunung Semeru Gunung Semeru
danau Toba Danau Toba
selat Sunda Selat Sunda
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang
digunakan sebagai nama jenis.
Misalnya:
garam inggris
gula jawa
soto madura
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara,
nama resmi badan/lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama
dokumen resmi.
Misalnya:
Departemen Pendidikan Nasional RI
Majelis Permusyawaratan Rakyat
Peraturan Pemerintah, Nomor 26, Tahun 2011
Undang-Uundang Dasar 1945
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama
resmi, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama
dokumen resmi.
Perhatikan penulisan berikut.
Dia menjadi pegawai di salah satu departemen.
Menurut undang-undang, perbuatan itu melanggar hukum.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur
bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama
badan/lembaga.
Misalnya:
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Yayasan Ilmu-Ilmu sosial
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata
(termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam
penulisan nama buku, majalah, surat kabar, dan judul
karangan, kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, dalam,
yang, untuk yang terletak pada posisi awal.
Misalnya:
Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
Dia agen surat kabar Kedaulatan Rakyat.
Ia menulis makalah “Fungsi Persuasif dalam Bahasa Iklan
Media Elektronik”
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata
penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu,
saudara, kakak, adik, paman yang dipakai dalam
penyapaan dan pengacuan.
Misalnya:
“Kapan Bapak berangkat?” tanya Nining.
Para ibu mengunjungi Bu Hasan.
Surat Saudara sudah saya terima.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama
kata penunjuk hubungan kekerabatan yang dipakai
dalam penyapaan.
Misalnya:
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan
nama gelar, pangkat, dan sapaan.
Misalnya:
Dr : doktor
M. M : magister manajemen
Jend. : jenderal
Sdr. : saudara
bertanggung jawab
mempertanggungjawabkan
Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran
sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya:
memberitahukan
ditandatangani
melipatgandakan
Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi,
gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya:
Adibusana, antarkota, biokimia, caturtunggal, dasawarsa, inkonvensional,
mahasiswa, mancanegara, multilateral, narapidana, telepon, transmigrasi.
Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya kapital, di antara
kedua unsur kata itu dituliskan tanda hubung (-) se-Yogyakarta, se-Indonesia
Bentuk Ulang
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam
gabungan kata yang sudah dianggap sebagai suatu kata seperti kepada dan daripada.
Misalnya:
Tinggallah bersama saya di sini.
Di mana orang tuamu?
Ibuku sedang ke luar kota.
Ia pantas tampil ke depan.
Duduklah dulu, saya mau ke dalam sebentar.
Bram berasal dari keluarga terpelajar.
Akan tetapi, perhatikan penulisan yang berikut.
Kinerja Lely lebih baik daripada Tuti.
Kami percaya kepada Anda.
Akhir-akhir ini beliau jarang kemari.
Air matanya keluar setiap kali teringat dengan ayahnya yang meninggal kemarin.
Ibu akan berangkat ke luar kota.
Kata Sandang si dan sang
Singkatan adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih. Adapun aturan
penulisannya adalah, sebagai berikut.
Setiap menyingkat satu kata dipakai satu tanda titik.
Misalnya:
nomor disingkat no.
halaman disingkat hlm.
Bila menyingkat dua kata dipakai dua titik
Misalnya:
atas nama disingkat a.n.
dengan alamat d. a.
Akan tetapi, singkatan nama diri yang mengambil huruf awal kata yang disingkat, ditulis tanpa titik.
Misalnya:
Perseroan Terbatas disingkat PT
Perusahaan Dagang disingkat PD
Commanditaire Venootschap disingkat CV
Republik Indonesia disingkat RI
Bila menyingkat tiga kata atau lebih, pada akhir singkatannya
dipakai satu tanda titik.
Misalnya:
dan kawan-kawan disingkat dkk.
yang akan datang disingkat yad.
dan lain-laindisingkat dll.
Atas nama beliau disingkat anb.
Akan tetapi, singkatan nama diri yang terbentuk dari
gabungan huruf awal kata yang disingkat, ditulis tanpa titik.
Misalnya:
BUMN (Badan Usaha Milik Negara)
DKI (Daerah Khusus Ibukota)
BPS (Badan Pusat Statistik)
RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia)
Penulisan lambang kimia, singkatan satuan ukuran,
takaran, timbangan, dan nama mata uang tidak diikuti
titik.
Misalnya:
Auaurum
TNT trinitrotoluen
cm sentimeter
KV A kilovolt-ampere
kg kilogram
Rp5.000,00 (lima ribu) rupiah
Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf
awal kata, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf
dan suku kata dari deret kata yang disingkat. Akronim
dibaca dan diperlakukan sebagai kata.
Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari
deret kata yang disingkat, ditulis seluruhnya dengan huruf
kapital.
Misalnya:
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)
Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA)
Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI)
Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau
gabungan huruf dan suku kata dari deret kata, huruf awalnya
ditulis dengan huruf kapital dan tidak diakhiri oleh tanda titik.
Misalnya:
Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)
Kadin (Kamar Dagang dan Industri)
Espa (Sekolah Staf dan Pemimpin Administrasi)
Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf,
suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata
yang disingkat, seluruhnya ditulis dengan huruf kecil dan tidak
diakhiri oleh tanda titik.
Misalnya:
radar radio detecting and ranging
rapim rapat pimpinan
rudal peluru kendali
Angka dan Lambang Bilangan
Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada
alamat dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua
tahun takwim.
Misalnya:
No.7/PK/VIII/1998
Jalan Kramat III/C-400
Tahun Akademik 2011/2012
Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau dan tiap.
Misalnya:
dikirimkan lewat darat/laut = ‘dikirimkan lewat darat atau laut’
biaya fotokopi Rp125,00/lembar = ‘biaya fotokopi Rp125,00 tiap
lembar’
Tanda Penyingkat atau Apostrof (′)