Disusun Oleh:
Nama : Panji Pradana
Nim : 092110144
VI D
1. PENDAHULUAN
Ejaan adalah seperangkat aturan atau kaidah perlambangan bunyi bahasa, pemisahan,
penggabungan, dan penulisannya dalam suatu bahasa. Ejajan yang berlaku sekarang adalah
Ejaan yang Disempurnakan (EYD).
2. RUANG LINGKUP EYD
Ruang lingkup EYD mencakupi lima aspek yaitu (1) pemakaian huruf, (2) penulisan
huruf, (3) penulisan kata, (4) penulisan unsur, (5) pemakaian tanda baca.
1) Penulisan huruf membicarakan bagian bagian dasar suatu bahasa, yaitu
2) Penulisa huruf membicarakan beberapa perubahan huruf dari ejaan sebelumnya yang
meliputi
(1) huruf kapital
(2) huruf miring
3) penulisan kata membicarakan bidang morfologi dengan segala bentuk dan jenisnya berupa
4) penulisan insur serapan membicarakan kaidah cara penulisan unsur serapan, trutama kosa
kata yang bersal dari bahasa asing.
5) Pemakaian tanda baca (pungtuasi) membicarakan teknik penerapan kalimabelas tanda baca
dalam penulisan dengan kaidahnya masing-masing. Tanda baca itu adalah
Abjad bahasa indonesia menggunakan 26 huruf dan dalam abjad tersebut terdapat
lima huruf vokal, yaitu a, e, i, u, o, dan 21 huruf konsonan.
Dalam bahasa indonesia digunakan gabungan huruf (diagraf) berupa gabungan
huruf vokal tiga buah dan gabungan huruf konsonan empat buah, masing-masing
melambangkan satu bunyi. Gabungan huruf vokal yang uga disebut diftong itu, ialah au
(aula), oi (boikot), dan ai (santai), sedangkan gabungan huruf konsonan ialah kh(khusus), ng
(bangun), ny(nyata), sy(syarat).
Fonem adalah bunyi terkecil yang membedakan arti, sedang bunyi adalah lambang
bunyi atau lambang fonem. Bunyi yang tidak berpengaruh terhadap arti, kendapun dihasilkan
oleh alat ucap manusia, bukan fonem.
Beberapa huruf dala abjad bahasa indonesia melambangkan lebih dari satu fonem. Dalam
kalimat sate pedas enak rasanya melambangka tiga fonem, yaitu
1) Fonem /e/ dalam kata sate/ sate/
2) Fonem // dalam kata pedas / pdas/
3) Fonem // dalam kata /enak/
Cara penulisan nama diri( nama jalan, sungai, gunung dan nama diri) harus mengikuti EYD,
kecuali jika ada pertimbangna khusus menyangkut segi adat, hukum, dan sejarah.
Contoh pemakaian biasa
Ia berkantor di jalan Budi Utomo
Contoh pemakaian dengan pertimbangan khusus
Ayahku dosen di Universitas Padjajaran Bandung
b. Jika di tengah kata ada huruf konsonan, pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan itu
Misalnya:
Ta-bu ka-wan ca-tur
c. Jika di tengah kata ada huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan dilakukan di antara
kedua huruf konsonan
Misalnya:
Ap-ril swas-ta
Gabungan huruf konsonan yang dihitung sebagai satu konsonan(disebut diagraf), yaitu
ny;ng,kh,sy tidak boleh dipisahkan.
Misalnya:
Su-nyi ha-ngat
d. Jika di tengah kata ada tiga buah atau lebih huruf konsonan, pemenggalan di antara huruf
konsonan yang pertama dan konsonan yang kedua.
Misalnya:
Ab-sor-bsi kon-klu-si
2) Imbuhan yang berupa awalan dan akhiran, termasuk awalan yang mengalami perubahan
bentuk serta partikel yang biasanya ditulis serangkai dengan kata yang diimbuinya, dapat
dipenggal.
Misalnya:
Mem-ba-ha-gia-kan
3) Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu bergabung dengan
unsur lain, pemenggalannya dapat dilakukan (1) diantara unsur-unsur itu (2) pada unsur
gabungan itu sesuai dengan kaidah pemengalan kata.
Misalnya :
Bio-data atau bio-da-ta
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi unsur
nama diri.
Misalnya: Jangan membuang sampah di sungai
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geogarafi yang digunakan sebagai
nam jenis.
Misalnya: gula jawa
10) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, nama resmi badan
atau lembaga pemerintah dan ketatanegaraan serta nama dokumen resmi.
Misalnya: Departemen Pendidikn Nasional RI
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi, lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan, sertanama dokumen resmi.
Misalnya: dia menjadi pegawai di salah departemen
11) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang
terdapat pada nama badan/lembaga.
Misalnya: Perserikatan Bangsa-Bangsa
12) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang
sempurna) dalam penulisan nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali
kata seperti di, ke, dari, dan, dalam, yang, untuk yang tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya: bacalah majalah Bahasa dan Sastra
13) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti
bapak ibu, saudara, kakak, adik, paman, yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.
Misalnya: Surat Saudara sudah saya terima
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang
dipakai dalam penyapaan.
Misalnya: kita semua harus meghormati bapak dan ibu kita
14) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan
sapaan
Misalnya: Dr: doktor
15) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti anda.
Misalnya: usulan Anda telah kami terima
Huruf miring
1) Huruf miring dalam cetakan dipakai utuk menulliskan nama buku, majalah, dan surat kabar
yang dikutip dalam karangan.
Misalnya: tabloid Nova
2) Huruf pertama dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian
kata, atau kelompk kata.
Misalnya: buatlah kalimat dengan buah tangan
3) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan
asing, kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Misalnya: nam ilmiah padi ialah Oriza sativa
B. Kata Turunan
1) Imbuhan(awalan, sisispan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Misalnya: bergerigi ketetapan sentuhan
2) Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata
yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Misalnya: bertandatangan, tanda tangani
3) Jika bentuk dasar yang menjadi gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus,
unsur gabugan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya: memberitahukan
4) Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dala kombinasi, gabungan kata itu ditulis
serangkai.
Misalnya: adibusana, antarkota, biokimia
C. Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis secar alengkap dengan menggunakan tanda hubung.
Misalnya: anak-anak, buku-buku, lauk-pauk
D. Gabungan Kata
1) Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya
ditulis terpisah.
Misalnya: duta besar, orang tua, rumah sakit
2) Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan salah pengertian
ditulis dengan tanda hubung untuk mengaskan pertalian unsur yang berkaitan.
Misalnya: anak-istri saya(keluarga) ibu-bapak(orang tua)
3) Gabungan kata berikut ditulis serangkai karena hubungannya sudah sangat padu sehingga
tidak dirasakan lagi sebagai dua kata.
Misalnya: acapkali, apabila, bagaimana
H. Partikel
1) Partikel lah dan kah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya: bacalah peraturan ini sampai tuntas
2) Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Misalnya: apa pun yang dikatakannya, aku tetap tak percaya.
3) Partikel per yang berati demi, dan tiap ditulis terpiisah dari bagian kalimat yang
mendahuluinnya atau mengikutinya.
Misalnya; merka masuk ruang satu per satu