Anda di halaman 1dari 9

Nama : Devi Maharani Putri

NIM : 1502621019

Program Studi : Pendidikan Teknik Mesin Tahun 2021 (Kelas A)

Waktu Perkuliahan : Rabu, 22 September 2021 (Pukul 10.00 WIB)

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

Rangkuman Bab III

Ejaan Yang Disempurnakan

A. Pengertian

Menurut Arifin (2010: 164) ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan
bunyi ujaran dan bagaimana hubungan antara lambang-lambang itu (pemisahan dan penggabungannya
dalam suatu bahasa). ”Kemampuan mengaplikasi Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) merupakan syarat
utama dalam berbahasa tulis. Materi kajian EYD ini meliputi: (1) pemakaian huruf, (2) penulisan huruf,
(3) penulisan kata, (4) penulisan unsur serapan, dan (5) pemakaian tanda baca.

B. Pemakaian Huruf

Pemakaian huruf dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) mengkaji hal-hal berikut:
1. Huruf Abjad yang terdiri atas huruf: a-z.

2. Huruf Vokal yang terdiri atas huruf a, e, i, o, dan u.

3. Huruf Konsonan yang terdiri atas huruf-huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y,


dan z.

4. Huruf diftong (vocal rangkap) dilambangkan dengan ai, au, dan oi.

5. Gabungan Huruf Konsonan, yaitu kh, ng, ny, dan sy.

C. Penulisan Huruf

Penulisan huruf dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), meliputi: penulisan huruf kapital
dan penulisan huruf miring.

1. Penulisan Huruf Kapital digunakan pada:


a. Huruf pertama awal pada kalimat.
Contoh: Apa yang kita perlukan lima tahun ke depan?
b. Huruf pertama kata yang berkenan dengan agama, kitab suci, dan nama Tuhan termasuk kata
gantinya.
Contoh: Allah, Alquran,Islam, Tuhan Yang Maha Pemurah.
c. Huruf pertama petikan (kutipan) langsung.
Contoh: Mahasiswa bertanya, “Mengapa harus berubah?”
d. Huruf pertama kata yang menyatakan gelar kehormatan, gelar keagamaan, gelar keturunan,
yang diikuti dengan nama orang.
Contoh: Mahaputra Mohamad Yamin.
Huruf kapital tidak dipakai jika tidak diikuti nama orang.
Contoh: Ia baru dinobatkan menjadi sultan.
e. Huruf pertama nama jabatan atau pangkat yang diikuti nama orang.
Contoh: Dokter Nugroho Iman Santoso
Jika tidak diikuti nama orang huruf besar tidak dipakai.
Contoh: Dulu dia sersan sekarang sudah menjadi letnan.
f. Huruf pertama unsur nama orang.
Contoh: Andi Malarangeng .
g. Huruf pertama kata yang menyatakan nama bangsa, nama suku, atau nama bahasa.
Contoh: bahasa Arab .
Huruf kapital tidak dipakai jika tidak menunjukkan nama.
Contoh: Kata-kata asing itu harus diindonesiakan.
h. Huruf pertama nama tahun, nama bulan, nama hari, nama hari raya, dan nama peristiwa sejarah.
Contoh: tahun Masehi
i. Huruf pertama kata yang menyatakan nama dalam geografi.
Contoh: Danau Batur
Huruf kapital tidak dipakai jika tidak diikuti nama.
Contoh: Di provinsi itu ada beberapa buah danau.
j. Huruf pertama kata yang menyatakan nama lembaga atau badan pemerintah, ketatanegaraan,
dan nama dokumen resmi, termasuk juga singkatannya.
Contoh: Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI).
Huruf kapital itu tidak dipakai jika tidak diikuti nama, baik nama lembaga, nama tempat,
maupun nama dokumen.
Contoh: Ia bekerja pada sebuah departemen.
k. Huruf pertama nama buku, nama majalah, nama surat kabar, judul karangan, kecuali partikel
(seperti di, ke, dan dari) yang tidak terletak pada posisi awal.
Contoh: Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma karangan Idrus.
l. Huruf pertama istilah kekerabatan (seperti bapak, ibu, adik, dan saudara) yang dipakai sebagai
kata ganti atau kata sapaan.
Contoh: Kata paman kepada kami, ”Benar Paman akan ke Jepang.”
Huruf kapital tidak dipakai jika istilah kekerabatan itu tidak dipakai sebagai kata sapaan.
Contoh: Dia mempunyai dua orang saudara.
m. Huruf pertama singkatan kata yang menyatakan nama gelar, nama pangkat, dan istilah sapaan.
Contoh: Dr. Doktor.
n. Nama kota yang mengikuti produk ditulis dengan huruf kapital. Contoh:
asinan Bogor.
o. Nama produk (karya) seni.
Contoh: ketoprak Mataram.

2. Penulisan Huruf Miring digunakan pada:

a. Menuliskan nama buku, nama majalah, nama surat kabar, yang dikutip dalam karangan.

Contoh: - Buku Bahasa Indonesia karangan Widjono Hs. dan Sintowati.

Judul karangan yang tidak diterbitkan, misalnya: artikel, makalah, atau skripsi tidak dicetak dengan
huruf miring, tetapi diapit tanda petik.

Contoh: “Bertekad Menegakkan Hukum,” Media Indonesia,12 Desember 2004.

b. Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata.

Contoh: Laporan ini tidak memasalahkan dampak psikologis karyawan.

c. Menuliskan istilah ilmiah, atau ungkapan asing, kecuali yang sudah disesuaikan ejaannya.

Contoh: Kata Production Design Centre diganti dengan Pusat Desain Produksi.

D. Penulisan Kata

Penulisan kata (Arifin, 2010: 184-195) dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) meliputi: kata dasar,
kata turunan atau kata berimbuhan, kata ulang, gabungan kata, kata depan, partikel, singkatan dan
akronim, angka dan bilangan, serta kata ganti.

1. Kata Dasar,
contoh: Buku itu sangat menarik.
2. Kata Turunan atau Kata Berimbuhan

a. Jika mendapat awalan dan akhiran sekaligus, maka bentuk kata turunannya itu harus dituliskan
serangkai.

Contoh: Pemberitahuan, ketidakadilan.

b. Jika mendapat awalan atau akhiran saja, maka ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.

Contoh: bertepuk tangan.

c. Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah kapital, di antara kedua unsur itu
dituliskan tanda hubung (-).

Contoh: non-Indonesia.

3. Kata Ulang, ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung di antara unsur-unsurnya.
Contoh: Jalan-jalan.

4. Gabungan Kata

a. Gabungan kata termasuk yang lazim disebut kata majemuk, bagian-bagiannya dituliskan
terpisah. Kalau salah satu unsurnya tidak dapat berdiri sendiri sebagai suatu kata yang
mengandung arti penuh, hanya muncul dalam kombinasi unsur itu haruslah dituliskan serangkai
dengan unsur-unsur lain. Contoh: Tata bahasa, meja tulis.

b. Gabungan kata yang sudah dianggap sebagai satu kata ditulis serangkai.

Contoh: Manakala, apabila.

c. Jika salah satu unsurnya tidak dapat berdiri sendiri sebagai satu kata yang mengandung arti
penuh, hanya muncul dalam kombinasi, unsur itu harus dituliskan serangkai dengan unsur
lainnya. Contoh: Amoral, mahasiswa.

5. Kata Depan (di, ke, dari)


a. Kata depan di, ke, dari ditulis serangkai apabila kata yang mengikutinya tergolong dalam jenis
kata kerja. di dalam istilah tata bahasa disebut awalan. Dalam hal ini di tidak dapat digantikan
oleh ke. Contoh: dimakan (tidak dapat diganti dengan kemakan).

b. Kata depan di, ke, dari ditulis terpisah apabila kata yang mengikutinya tergolong dalam jenis kata
benda atau menunjukkan tempat, di berfungsi sebagai kata depan. Dalam hal ini di dapat
digantikan oleh ke. Contoh: di rumah (dapat diganti dengan ke rumah).

6. Partikel (lah, kah, tah, pun, per)

a. Partikel lah, kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Contoh: Apakah
yang kaubaca itu?

b. Partikel pun ditulis serangkai dengan kata yang mendahului apabila pun tersebut merupakan satu
kesatuan dengan kata yang mendahuluinya. Contoh: biarpun, walaupun.

c. Partikel pun ditulis terpisah dengan kata yang mendahului, apabila pun berfungsi untuk
mengeraskan/penegasan arti. Contoh: Hari ini sepeser pun aku tidak mempunyai uang.

d. Partikel pun ditulis terpisah dengan kata yang mendahului, apabila pun mempunyai arti juga.
Contoh: Jika saya pergi, dia pun pergi.

e. Partikel per yang berarti ‘demi’, ‘tiap’, atau ‘mulai’ ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh: Mereka masuk ke dalam ruangan satu per satu.

7. Singkatan atau Akronim

a. Singkatan adalah bentuk singkat yang terdiri atas satu huruf atau lebih.

Contoh: Singkatan nama orang: A.H. Nasution untuk Abdul Haris Nasution, Singkatan gelar: S.E. untuk
Sarjana Ekonomi.
b. Akronim adalah singkatan dari dua kata atau lebih yang diperlakukan sebagai sebuah kata.
Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal, unsur-unsur nama diri ditulis seluruhnya dengan
huruf kapital tanpa tanda titik.

Contoh: LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) SIM (Surat Izin Mengemudi).

c. Akronim nama diri yang berupa singkatan dari beberapa unsur ditulis dengan huruf awal
kapital.

Contoh: Bulog (Badan Urusan Logistik), Kowani (Kongres Wanita Indonesia).

d. Akronim bukan nama diri yang berupa singkatan dari dua kata atau lebih ditulis dengan huruf
kecil.

Contoh: pemilu (pemilihan umum), iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi).

8. Angka dan Lambang Bilangan

a. Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalam tulisan lazim
digunakan angka Arab atau angka Romawi.

Angka Arab: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9

Angka Romawi: I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C (100), D (500), M (1000), V (5.000), M
(1.000.000).

b. Angka digunakan untuk menyatakan:

ukuran panjang : 0,5 sentimeter

berat : 5 kilogram

c. Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar pada
alamat. Contoh: Jalan Tanah Abang I No. 15, Hotel Indonesia, Kamar 169.

d. Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci. Contoh: Bab X,
Pasal 5, halaman 252.
e. Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut. Contoh:

Bilangan utuh : Dua belas 12

Bilangan pecahan : Setengah ½

f. Penulisan lambang bilangan tingkat.

Contoh: Paku Buwono X; pada awal abad XX; dalam kehidupan abad ke-20 ini; lihat Bab II; Pasal 5;
dalam bab ke-2 buku itu; di daerah tingkat II itu; di tingkat kedua gedung itu; di tingkat ke-2 itu; kantor
di tingkat II itu.

g. Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran -an.

Contoh: tahun ’50-an atau tahun lima puluhan, uang 5000-an atau uang lima ribuan.

h. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf,
kecuali jika beberapa lambang bilangan dipakai secara berurutan, seperti dalam perincian dan
pemaparan.

Contoh: Amir menonton drama itu sampai tiga kali.

i. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan kalimat diubah
sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal
kalimat.

Contoh: Lima belas orang tewas dalam kecelakaan itu.

Bukan: 15 orang tewas dalam kecelakaan itu.

j. Angka yang menunjukkan bilangan utuh secara besar dapat dieja. Contoh: Perusahaan itu baru
saja mendapat pinjaman 250 juta rupiah.
k. Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks, kecuali di dalam
dokumen resmi seperti akta dan kuitansi.

Contoh: Kantor kami mempunyai dua puluh orang pegawai.

Bukan: Kantor kami mempunyai 20 (dua puluh) orang pegawai.

l. Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya harus tepat. Contoh: Saya
lampirkan tanda terima uang sebesar Rp999,75 (sembilan ratus sembilan puluh sembilan dan tujuh
puluh lima perseratus rupiah).

9. Kata Ganti

Kata ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya atau serangkai
dengan kata ganti yang mendahuluinya. Contoh: Buku ini boleh kaubaca, Rumahnya sedang diperbaiki.

E. Penulisan Unsur Serapan

Berdasarkan taraf integrasinya unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas 3 golongan
besar. Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing atau bahasa daerah. Dilihat dari taraf
penyerapannya ada tiga macam kata serapan, yaitu:

1. Kata asing yang sudah diserap sepenuhnya ke dalam bahasa Indonesia, misalnya: kab, sirsak,
iklan, perlu, hadir, badan, waktu, kamar, botol, sekolah, dan ember.

2. Kata asing yang dipertahankan karena sifat keinternasionalannya, penulisan dan pengucapan
masih mengikuti cara asing. Misalnya: shuttle cock, knock out, time out, check in, dan play.

3. Kata asing yang berfungsi untuk memperkaya peristilahan, ditulis sesuai dengan EYD.
Misalnya: computer (computer), bisnis (bussines), karakter(character).

Di samping itu, akhiran yang berasal dari bahasa asing diserap sebagai bagian kata yang utuh. Kata
seperti standardisasi, implementasi, dan objektif diserap secara utuh di samping kata standart,
implement, dan objek. Berikut ini didaftarkan sebagian kata asing yang diserap ke dalam bahasa
Indonesia, yang sering digunakan oleh pemakai bahasa.

Kata asing Penyerapan yang salah Penyerapan yang benar


risk resiko risiko
system sistim system
effective epektif efektif
patient pasen pasien
aphoteek apotik apotek
taxi taxi taksi
parfume parfum minyak wangi

Anda mungkin juga menyukai