Anda di halaman 1dari 22

Dosen:

Dalam pemakaian huruf dibahas :


Dra.Hindun,
Nama- nama huruf
M.Pd.
Lafal singkatan dan kata
Persukuan
Penulisan nama diri
Sistem tulisan bahasa indonesia menggunakan ejaan fonemis,
artinya hanya ada satu bunyi untuk satu lambang.
Lafal singkatan dan kata mengikuti bunyi nama huruf secara
konsisten tanpa terpengaruh oleh bahasa asing atau dialek.
Persukuan berfungsi ketika terjadinya penggantian baris di margin
kanan ketikan jika kata tersebut dipenggal menurut suku-sukunya.
Nama diri adalah nama semua orang, tempat, dan benda tertentu.
Penulisannnya
disesuaikan
pedoman
umum
ejaan
yang
disempurnakan.

B. Penulisan huruf
Huruf terdiri dari huruf kecil, huruf kapital, dan huruf miring.
Huruf kapital digunakan sebagai :
Huruf pertama awal kalimat
Huruf pertama petikan langsung
Huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal
keagamaan, kitab suci, nama tuhan termasuk kata gantinya.
Huruf pertama gelar kehormatan atau keturunan.
Huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang.
Huruf pertama nama orang.
Huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa.
Huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan pristiwa
sejarah.
Huruf pertama nama khas geograf
Huruf pertama nama resmi badan, lembaga pemerintahan,
ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi.
Huruf pertama semua kata dalam nama buku, majalah, surat kabar,
dan judul karangan.
Huruf pertama dalam singkatam nama, gelar, dan sapaan.
Huruf pertama hubungan kekerabatan

Huruf miring dalam cetakan digunakan


sebagai:
Menulis nama buku, majalah, dan surat
kabar yang dikutip dalam karangan.
Menegaskan atau mengkhususkan huruf,
bagian kata, atau kelompok kata.
Menuliskan kata nama-nama ilmiah atau
ungkapan asing kecuali yang sudah
disesuaikan ejaannya.

C. Penulisan kata
Kata terdiri dari kata dasar, kata turunan, dan kata majemuk.
Penulisan kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan
contoh: Ibu pergi ke pasar tadi pagi.
Penulisan kata turunan bila bentuk dasarnya gabungan kata, awalan atau
akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikutinya
contoh: Semua mahasiswa bertanggung jawab terhadap kebersihan
kampus.
Penulisan kata turunan bila bentuk dasarnya gabungan kata dan
sekaligus mendapat awalan dan akhiran, kata tersebut ditulis serangkai
contoh: Semua manusia akan mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Penulisan bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan kata
hubung
contoh: Anak-anakan itu kubeli untuk anakku.
Gabungan kata yang dianggap sudah satu ditulis serangkai
contoh: Titimangsa rapot itu 20 Mei 2007
Penulisan gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk
istilah khusus, bagian-bagiannya ditulis terpisah
contoh: Dalam korupsi itu dia hanya dijadikan kambing hitam.

Gabungan kata termasuk istilah khusus yang mungkin menimbulkan

salah baca, dapat diberi tanda hubung untuk menegaskan pertalian


diantara unsur yang bersangkutan
contoh: Dia bukan anak kandung saya, tetapi anak-istri saya dari
suaminya terdahulu.
Penulisan kata ganti ku, kau, mu, dan nya ditulis serangkai dengan
kata yang mendahului atau yamg mengikutinya
contoh: Hanya ini yang dapat kuberikan padamu.
Penulisan kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya
contoh: kami berangkat ke sekolah pagi-pagi sekali.
Penulisan kata sandang si dan sang ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya.
contoh: kucingku bernama si Pusy Meau
Penulisan partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya
contoh: kalian senang, saya pun senang
Partikel per yang berarti mulai, demi, dan tiap ditulis terpisah dari
bagian-bagian kalimat yang mendampinginya
contoh: kuli bangunan itu diberi upah Rp 450.000,00 per minggu.

Singkatan ialah kependekan yang berupa huruf atau gabungan


huruf baik dilafalkan huruf demi huruf . Aturan penulisannya
adalah sebagai berikut:
Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti

dengan tanda titik. Misalnya: H.A. Sastra Direjo


contoh dalam kalimat: partai itu dipimpin oleh K.H. Makmun alFarisi
Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan,
badan, dan organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri
atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti
dengan tanda titik
Contoh dalam kalimat: Pada tahun 1971 saya sudah menamatkan
sekolah menengah pertama (SMP).
Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu
titik
Misalnya: dkk. (dan kawan-kawan) Yth. (yang terhormat) dsb.
Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan,
dan mata uang tidak diikuti tanda titik
Misalnya: salah satu nama bahan kimia adalah TNT (trinitrotulen).

KBBI (hlm. 21)

Akronim = kependekan yang berupa


gabungan huruf atau suku kata atau
bagian lain yang ditulis dan dilafalkan
sebagai kata yang wajar.
Akronim nama diri yang berupa
gabungan huruf awal dari deret kata
ditulis seluruhnya dengan huruf kapital
Misalnya: setiap orang yang mengendarai
kendaraan bermotor harus memiliki Surat
Izin Mengemudi (SIM).

Akronim nama diri yang berupa gabungan suku

kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret


kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.
Misalnya: salah satu akademi yang ternama di
negeri kita ialah Akademi Angkatan Bersenjata
Republik Indonesia (Akabri).
Akronim yang bukan nama diri yang berupa
gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf
dan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku
kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf
kecil
Misalnya: Rakernas KNPI akan diadakan di Puncak
Cianjur bulan depan.

Angka digunakan untuk menyatakan; panjang, berat, isi, satuan

waktu, nilai uang, nomor jalan, nomor karangan.


Penulisan kata bilangan tingkat
Misal: tingkat I atau tingkat ke-1
Penulisan kata bilangan yang mendapat akhiran an ditulis sbb.
Misalnya: tahun 80-an atau tahun delapan puluhan.
Angka yang menunjukkan bilangan bulat yang besar dapat dieja
sebagian supaya mudah dibaca, kecuali dalam dokumen resmi.
Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus
dalam teks kecuali dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi.
Kalau bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf,
penulisannya harus tepat.
Angka digunakan untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor.

Bahasa Indonesia merupakan

bahasa yang dinamis.


Dalam perkembangannya, Bahasa
Indonesia banyak menyerap kosakata
bahasa asing dan bahasa daerah.
Penyerapan tersebut ada yang
sudah disesuaikan baik lafal maupun
tulisannya dan ada pula yang belum.

1.Titik digunakan:
a.Pada akhir kalimat
b.Pada singkatan nama orang
c.Pada singkatan gelar, pangkat, jabatan,

dan sapaan.
d.Pada singkatan kata atau ungkapan
yang sudah sangat umum
e.Untuk memisahkan angka jam, menit,
dan detik.

2. Koma digunakan pada:


a. Diantara unsur-unsur dalam suatu pemerian
b. Untuk memisahkan bagian kalimat setara yang menggunakan
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

k.
l.

tetapi dan melainkan.


Untuk memisahkan anak kalimat dengan induk kaliamat jika
anak kalimat mendahului induknya.
Di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang
terdapat dalam posisi awal.
Di belakang kata seru yang terdapat pada posisi awal.
Untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain pada
suatu kalimat.
Diantara unsur-unsur alamat yang di tulis berurutan
Untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya
dalam daftar pustaka.
Untuk memisahkan bagain-bagian dalam catatan kaki
Di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya
untuk membedakannya dari singkatan nama keluarga atau
marga.
Di muka angka persepuluhan dan di antara rupiah dan sen
dalam bilangan
Untuk mengapit keterangan tambahan dan keterangan aposisi.

3. Titik koma digunakan untuk:


a. Untuk memisahkan bagian-bagian
kalimat yang sejenis dan setara
4. Titik dua digunakan untuk:
a. Pada akhir suatu pernyataan lengkap
bila diikuti rangkaian atau pemerian
b. Sesudah kata atau ungkapan yang
memenlukan pemerian.
c. Dalam teks drama, sesudah kata yang
menunjukkan pelaku percakapan.
d. Di antara jilid atau nomor halaman, di
antara bab dan ayat dalam kitab suci
atau di antara judul dan anak judul
suatu karangan, nama kota dan
penerbit buku baik dalam catatan
kaki/daftar pustaka.
5. Tanda hubung (-) digunakan untuk:
a. Menyambung suku-suku kata yang
terpisah karena pergantian baris.
b. Menyambung awalan dengan bagian
kata di belakangnya.
c. Menyambung unsur-unsur kata ulang.
d. Menyambung huruf kata yang dieja
e. Untuk memperjelas hubungan bagianbagian ungkapan dan penghilangan
bagian kelompok kata.

f.

g.

6.
a.
b.
c.

7.
a.
b.
c.

8.
a.
b.

Merangkai se- dengan bagiam-bagian


berikutnya yang dimulai dengan huruf
kapital ke dengan angka, angka
dengan an, singkatan huruf kapital
dengan imbuhan atau kata atau
sebaliknya.
Merangkaikan unsur bahasa indonesia
dengan unsur asing.
Tanda pisah dipakai untuk:
Membatasi penyisipan kata atau
kalimat yang memberi penjelasan.
Menegaskan adanya aposisi.
Di antara dua bilangan atau tanggal
yang berarti sampai
Tanda Elipsis digunakan untuk:
Menggambarkan kalimat yang
terputus-putus
Menunjukkan bahwa dalam suatu
petikan ada bagian yang dihilangkan.
Meminta kepada pembaca mengisi
sendiri kelanjutan dari sebuah kalimat.
Tanda tanya digunakan untuk:
Akhir kalimat tanya
Menyatakan bagian kalimat yang si
sangsikan atau yang kurang dapat
dibuktikan kebenarannya.

9. Tanda seru, digunakan untuk:


Sesudah ungkapan atau pernyataan
yang berupa seruan atau perintah
10. Tanda kurung, digunakan untuk:
Mengapit keterangan atau penjelasan
Mengapit penjelasan yang bukan
bagian yang integral dari
pokokpembicaraan.
11. Tanda garis miring, digunakan untuk:
Dalam penomoran kode surat dan
nomor pada alamat
Pengganti kata atau, per, atau tiap
12. Tanda petik ganda, digunakan untuk:
Mengapit judul syair, karangan dan
bab buku apabila sipakai dalam
kalimat, dll.
13. Garis miring, digunakan untuk:
Di dalam nomor surat dan nomor
pada alamat dan penandaan masa
satu tahun yang terbagi dalam dua
tahun takwin,

DIKSI
Pilihan dan penggunaan kata-kata untuk
mengekspresikan ide atau gagasan yang
sesuai dengan situasi dan nilai rasa yang
dimiliki oleh kelompok pengguna bahasa
(masyarakat pendengar atau pembaca

Kesesuaian dan Ketepatan

Kesesuaian
Hindari pengguna unsur konotasi
Menggunakan bahasa sesuai dengan EYD
Meminimalkan penggunaan idiom dan kata

serapan asing dalam sebuah kalimat


Menghindarkan terjadinya polisemi serta kata
dengan banyak makna
Penggunaan kamus bahasa sebagai sumber
diksi

Ketepatan
Memebadakan secara cermat denotasi dan konotasi
Membedakan secara cermat kata-kata yang hampir

bersinonim
Membedakan secara cermat kata-kata yang mirip ejaannya
Hindarilah kata-kata ciptaan sendiri
Waspadalah terhadap penggunaan akhiran asing
Kata kerja yang menggunakan kata depan harus digunakan
secara idiomatis
Membedakan kata umum dan kata khusus
Mempergunakan kata indera yang menunjukan persepsi
yang khusus
Memperhatikan perubahan makna yang terjadi pada katakata byang sudah dikenali
Memperhatikan kelangsung pilihan kata

KALIMAT
Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang
secara tepat dapat mewakili ide
pembicara atau penulis dan sanggup
menimbulkan ide yang sama tepatnya
dengan pikiran pendengar dan pembaca.

Syarat-syarat kalimat efektif:

Kesepakatan dan kesatuan gagasan, artinya hubungan timbal balik


antara subjek dengan predikat. Kesatuan gagasan artinya bahwa sebuah
kalimat harus utuh mengandung satu ide pokok atau satu pikiran(tidak
menimbulkan salah paham). Biasanya jika sepadan dengan pikiran dan
perasaan, kalimat dengan sendirinya akan memilika kesatuan gagasan.
Dengan kata lain, jika sebuah kalimat sepadan dengan idenya, dengan
sendirinya struktur kalimatnya jelas. Sebuah kalimat tunggal biasanya
berstruktur SP(O). Artinya ada satu yang sedang dibicarakan, yaitu satu
subjek (S) dan ada satu sebutan tentang subjek itu, yaitu predikat (P),
serta kadang-kadang ada sasaran predikat yaitu objek (O), misalnya:
dosen sedang menyampaikan perkuliahan bahasa arab.
Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan unsur-unsur yang
digunakan secara konsisten dalam suatu kalimat.
misalnya: belajar, bergurau: Dia tidak belajar, melainkan bergurau.
Kelogisan kalimat ialah kemampuan sebuah kalimat untuk
menyatakan sesuatu sesuai dengan logika.
misalnya: karena mengajar di SMKK , guru itu beranak perempuan
semua.

Kehematan

a.

b.

c.

d.

adalah penggunaan kata atau frase yang tidak perlu. Hal ini disebabkan setiap unsur
dalam kalimat hendaknya tidak tidak ada yang tidak bermanfaat. Untuk itu , hal-hal
yang harus dihindarkan dalam kalimat adalah sebagai berikut:
Penggunaan subjek ganda
misalnya: kerena mahasiswa itu malas mengikuti acara perkuliahan, mahasiswa itu
ketinggalan pelajaran. Seharusnya:
Karena malas mengikuti acara perkuliahan, mahasiswa itu ketinggalan pelajaran.
Penjamakan kata yang sudah jamak
Misalnya: Banyak para jemaah yang menjadi korban ketika terjadinya musibah di
jamarat mina.
lebih hematnya:
Banyak jemaah yang menjadi korban ketika terjadinya musibah di jamarat mina.
Penggunaan bentuk panjang yang salah
misalnya: Kamu janganlah membuat kotor kelas ini dengan kotoran kambing itu.
lebih hemat:
Kamu jangan mengotori kelas ini dengan kotoran kambing itu!
Penggunaan saling+verba resiprokal
misalnya: Menjelang berpisah, kedua orang itu saling bersalaman dan saling
bermaafan.
Lebih hemat:
Menjelang berpisah, kedua orang itu saling menyalami dan saling memaafkan.

e. Pemakaian superordinat pada hiponim kata

misalnya: mereka melangsungkan pernikahan pada Hari Ahad,


tanggal 13, Bulan Mei, tahun 2005.
lebih hemat:
mereka menikah pada Ahad, 13 Mei 2007.
f. Penggunaan sinonim dalam satu kalimat
misalnya: hanya ini saja yang dapat kuberikan padamu
lebih hemat:
ini saja yang dapat kuberikan padamu.
Kepaduan (koherensi)

koherensi adalah adanya hubungan yang padu (koheren) antarunsur


kalimat. Satu unsur dengan unsur yang lain tidak boleh diselingi
sebuah kata yang tidak penting dan letak kata dalam kalimattidak
boleh dipertukarkan
misalnya: ayah di langgar sedang mengaji
lebih hemat:
Ayah sedang mengaji di langgar.

Penekanan (ketegasan)

penegasan atau ketegasan ialah penonjolan pada pokok


kalimat. Ada beberapa cara untuk memberikan penonjolan
yaitu:
1.Mengubah fungsi kata
misalnya: sungguh anggun gadis yang berkerudung putih
itu. (yang ditekankan adalah predikat yaitu anggun).
2.Menggunakan klimaks atau antiklimaks
misalnya: jangankan melaksanakan salat sunat, salat wajib
saja dia tinggalkan
3.Menggunakan tahapan yang logis
misalnya: kebutuhan manusia terdiri dari kebutuhan akan
pangan, sandang, dan papan.
4.Menggunakan partikel penegas
misalnya: kami datang, dia pun datang.

Anda mungkin juga menyukai