Anda di halaman 1dari 11

EJAAN

NAMA KELOMPOK 3 :

1.Ruth Astrie Wulandari ( 19210432 )


2.Stephani Yulia Istabel Ardita ( 19210610 )
3.Maria Renya Sutrawati ( 19210430 )
4.Giovani Yustience Ambanaga ( 19210527 )
5.Debora Wulandari Tarihoran ( 19210448 )
6.Stephanus Ivan Heinz Arditya ( 19210626 )
PENGERTIAN EJAAN
 Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa
dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai
sarananya. Batasan tersebut menunjukan pengertian kata ejaan
berbeda dengan kata mengeja. Mengeja adalah kegiatan
melafalkan huruf, suku kata, atau kata; sedangkan ejaan adalah
suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekedar masalah
pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan
bahasa.Ejaan yang berlaku sekarang dinamakan Ejaan yang
disempurnakan (EYD).EYD mulai diberlakukan pada tanggal 16
Agustus 1972.EYD (Ejaan yang Disempurnakan) merupakan tata
bahasa dalam Bahasa Indonesia yang mengatur penggunaan
bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian dan
penulisan huruf capital dan huruf miring, serta penulisan unsur
serapan. EYD disini diartikan sebagai tata bahasa yang
disempurnakan. Dalam penulisan karya ilmiah perlu adanya
aturan tata bahasa yang menyempurnakan sebuah karya tulis.
Karena dalam sebuah karya tulis memerlukan tingkat
kesempurnaan yang mendetail. Singkatnya EYD digunakan untuk
membuat tulisan dengan cara yang baik dan benar.
 FUNGSI EJAAN
 ejaan mempunyai fungsi yang sangat penting. Fungsi tersebut antara lain sebagai
berikut :
 a. Sebagai landasan pembakuan tata bahasa
 b. Sebagai landasan pembakuan kosakata dan peristilahan, serta
 c. Alat penyaring masuknya unsur-unsur bahasa lain
 RUANG LINGKUP EJAAN
 Secara garis besar, ruang lingkup ejaan terdiri dari hal-hal berikut:
 A. Pemakaian Huruf
 Ejaan Indonesia menggunakan ejaan fonemis dimana hanya ada satu bunyi utuk satu
lambang, lain dengan bahasa Inggris yang satu lambang memiliki beberapa bunyi.
 Karena bahasa Indonesia menggunakan satu sistem ejaan, pada dasarnya lafal
singkatan dan kata mengikuti bunyi nama huruf secara konsisten, seperti:
bus(dibaca:bus)
 Yang harus diperhatikan dalam persukuan (pemenggalan kata), (1)menggunakan
tanda hubung, (2)tidak memenggal kata dengan garis bawah, (3)hindari penggalan
satu huruf.
 B. Penulisan Huruf
 Huruf terdiri dari: huruf kecil, huruf kapital, dan huruf miring.
 Huruf kapital digunakan sebagai:
 -huruf pertama awal kalimat
 -huruf pertama petikan langsung
 -huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan hal-
hal keagamaan
 -huruf pertama gelar kehormatan atau keturunan yang diikuti
nama orang
 -huruf pertama nama jabatan atau pangkat yang diikuti nama
orang.
 -huruf pertama nama orang
 -huruf pertama hubungan kekerabatan seperti: bapak, ibu,
saudara yang dipakai sebagai kata ganti.
 Huruf miring digunakan untuk:
 -menulis nama buku, majalah yang dikutip dari karangan
 -menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau
kelompok kata
 -menuliskan nama ilmiyah atau ungkapan asing.
 -huruf pertama gelar kehormatan atau keturunan
yang diikuti nama orang
 -huruf pertama nama jabatan atau pangkat yang
diikuti nama orang.
 -huruf pertama nama orang
 -huruf pertama hubungan kekerabatan seperti:
bapak, ibu, saudara yang dipakai sebagai kata ganti.
 Huruf miring digunakan untuk:
 -menulis nama buku, majalah yang dikutip dari
karangan
 -menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian
kata, atau kelompok kata
 -menuliskan nama ilmiyah atau ungkapan asing.
 C. Penulisan Kata
 Penulisan kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan
 Penulisan kata turunan:
 -imbuhan ditulis serangkai dengan kata dasar
 -kalau gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai
dengan kata yang langsung mengikutinya.
 -kalau gabungan kata, awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan
kata tersebut
 -kalau salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam unsur
kombinasi:
 Jika bentuk terikat diikuti kata berhuruf awal kapital, maka antara
keduanya diberi tanda hubung.
 Jika jika kata maha diikuti kata esa dan selainkata dasar sebagai
unsur gabungan, maka ditulis terpisah.
 Bentuk kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan
kata hubung.
 Penulisan gabungan kata:
 -kata majemuk, istilah khusus, bagian-bagiannya ditulis terpisah.
 -istilah khusus yang mungkin akan menimbulkan salah baca diberi
tanda hubung.
 -kata yang dianggap sudah satu ditulis serangkai.
 Penulisan kata ganti ku, mu, kau, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
 Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
 Kata si dan sang ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya.
 Penulisan partikel:
 -partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
 -partikel per yang berarti mulai, demi, dan tiap ditulis terpisah.
 Penulisan singkatan dan Akronim:
 -singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan
tanda titik.
 -singkatan nama resmi lembaga dan nama dokumen resmi , huruf awal ditulis
dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik, misalnya: BPK, PT, KTP,
SLTP.
 -singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu titik,
misalnya:dkk.
 -singkatan lambang kimia singkatan satuan ukuran, dan mata uang tidak diikuti
tanda titik.
 -akronim yang bukan nama diri berupa gabungan kata atau huruf dan
suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.
 Penulisan angka lambang bilangan:
 -Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor.
 -angka digunakan untuk menyatakan : panjang, berat, dan isi, satuan
waktu, mata uang, nomor jalan.
 -penulisan lambang bilangan, misalnya: 3/8(tiga perdelapan)
 -penulisan kata bilangan tingkat
 -penulisan kata bilangan yang mendapat akhiran –an ditulis dengan
angka atau dengan ejaan.
 -Angka yang menunjukkan bilangan bulat yang besar dapat dieja
sebagian supaya mudah dibaca, kecuali dalam dokumen resmi.
 -bilangan tidak perlu ditulis angka dan huruf sekaligus kecuali pada
dokumen resmi.
 -bilangan yang dilambangkan dengan kata dan huruf, penulisannya harus
tepat.
 D. Penulisan Unsur Serapan

 Bahsa arab sebenarnya sudah banyak yang diserap ke dalam


bahasa Indonesia dan relatif konsisten. Untuk menyerap
bahasa arab, kita harus memperhatikan:
 -unsur mad (panjang) ditiadakan.
 -konsonan yang tidak ada dalam bahasa indonesia sebaiknya
diadaptasi dengan fonem yang berdekatan dengan fonem
bahasa indonesia baik lafal maupun ejaannya, seperti:
rizq(rezeki).
 Jika tidak, maka tulislah sesuai lafal sebenarnya dengan huruf
miring.
 E. Pemakaian Tanda Baca
 Orang sering mengabaikan tanda baca yang sebenarnya sangat membantu orang
dalam memahami bacaan.
 1. Tanda titik (.)
 2. Tanda koma (,)
 3. Tanda titik koma (; )
 4. Tanda titik dua (: )
 5. Tanda hubung (-)
 6. Tanda tanya (?)
 7. Tanda seru (!)
 8. Tanda kurung ((…))
 9. Tanda garis miring ( / )
 10. Tanda petik ganda ("“…” ")
 11. Tanda pisah (--)
 12. Tanda elipsis (...…)
 13. Tanda kurung siku ([ ])
 14. Tanda petik tunggal ( ' '‘…)
 15. Tanda penyingkat ( ‘' )
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai