Anda di halaman 1dari 11

TATA EJAAN BAHASA

INDONESIA
OLEH :
KELOMPOK 3
TATA EJAAN BAHASA INDONESIA
Secara garis besar, tata ejaan bahasa Indonesia terdiri dari
hal-hal berikut :

A.      Pemakaian Huruf


B.      Penulisan Huruf
C.      Penulisan Kata
D.     Penulisan Unsur Serapan
E.      Pemakaian Tanda Baca
TATA EJAAN BAHASA INDONESIA
A. Pemakaian Huruf
Nama huruf bahasa Indonesia seperti yang kita kenal dengan huruf abjad dan ada juga p
enggabungan untuk melambangkan diftong seperti: Au(harimau), atau penggabungan kh
usus, seperti: ng(lambang). Ejaan Indonesia menggunakan ejaan fonemis dimana hanya ad
a satu bunyi untuk satu lambang, lain dengan bahasa Inggris yang satu lambang memiliki be
berapa bunyi.
Karena bahasa Indonesia menggunakan satu sistem ejaan, pada dasarnya lafal singkatan
dan kata mengikuti bunyi nama huruf secara konsisten, seperti: bus(dibaca:bus)
Yang harus diperhatikan dalam persukuan (pemenggalan kata), (1)menggunakan tanda
hubung, (2) tidak memenggal kata dengan garis bawah, (3)hindari penggalan satu huruf.
Begitupun dengan nama orang, hanya dibenarkan dengan memisahkan nama pertama dan
nama kedua. Penulisan nama diri ditulis sesuai dengan ejaan yang berlaku.
TATA EJAAN BAHASA INDONESIA
B. Penulisan Huruf
Huruf terdiri dari: huruf kecil, huruf kapital, dan huruf miring.
Huruf kapital digunakan sebagai: - Huruf pertama awal kalimat
- Huruf pertama petikan langsung
- Huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal
keagamaan
- Huruf pertama gelar kehormatan atau keturunan yang diikuti nama
orang
- Huruf pertama nama jabatan atau pangkat yang diikuti nama orang.
- Huruf pertama nama orang
- Huruf pertama hubungan kekerabatan seperti: bapak, ibu, saudara yang
dipakai sebagai kata ganti.

Huruf miring digunakan untuk: - Menulis nama buku, majalah yang dikutip dari karangan
- Menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata
- Menuliskan nama ilmiyah atau ungkapan asing.
TATA EJAAN BAHASA INDONESIA
C. Penulisan Kata
Penulisan kata turunan:

- Imbuhan ditulis serangkai dengan kata dasar


- Kalau gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung
mengikutinya.
- Kalau gabungan kata, awalan dan akhiran ditulis serangkai dengan kata tersebut
- Kalau salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam unsur kombinasi:
Jika bentuk terikat diikuti kata berhuruf awal kapital, maka antara keduanya diberi tanda
hubung. jika kata maha diikuti kata esa dan selain kata dasar sebagai unsur gabungan,
maka ditulis terpisah.
Bentuk kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan kata hubung.
Penulisan gabungan kata:
- Kata majemuk, istilah khusus, bagian-bagiannya ditulis terpisah.
- Istilah khusus yang mungkin akan menimbulkan salah baca diberi tanda hubung.
- Kata yang dianggap sudah satu ditulis serangkai.

Penulisan kata ganti ku, mu, kau, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Kata si dan sang ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya.
Penulisan partikel:
- Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
- Partikel per yang berarti mulai, demi, dan tiap ditulis terpisah.
Penulisan singkatan dan Akronim
- Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti
dengan tanda titik.
- Singkatan nama resmi lembaga dan nama dokumen resmi , huruf awal ditulis
dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik, misalnya: BPK, PT,
KTP, SLTP.
- Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu titik,
misalnya:dkk.
- Singkatan lambang kimia, singkatan satuan ukuran, dan mata uang tidak
diikuti tanda titik.
- Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata dituli
seluruhnya dengan hruruf kapital.
- Akronim yang berupa gabungan kata atau huruf dari deret kata ditulis
dengan huruf awal huruf kapital, misalnya: Angkatan Bersenjata RI (Akabri).
- Akronim yang bukan nama diri berupa gabungan kata atau huruf dan suku
kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil.
Penulisan angka lambang bilangan:
- Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor.
- Angka digunakan untuk menyatakan : panjang, berat, dan isi, satuan waktu, mata uang,
nomor jalan.
- Penulisan lambang bilangan, misalnya: 3/8(tiga perdelapan)
- Penulisan kata bilangan tingkat
- Penulisan kata bilangan yang mendapat akhiran –an ditulis dengan angka atau dengan
ejaan.
- Angka yang menunjukkan bilangan bulat yang besar dapat dieja sebagian supaya
mudah dibaca, kecuali dalam dokumen resmi.
- Bilangan tidak perlu ditulis angka dan huruf sekaligus kecuali pada dokumen resmi.
- Bilangan yang dilambangkan dengan kata dan huruf, penulisannya harus tepat.
TATA EJAAN BAHASA INDONESIA
D.     Penulisan Unsur Serapan

Bahsa arab sebenarnya sudah banyak yang diserap ke dalam bahasa Indonesia dan relatif
konsisten. Untuk  menyerap bahasa arab, kita harus memperhatikan:
- Unsur mad (panjang) ditiadakan.
- Konsonan yang tidak ada dalam bahasa indonesia sebaiknya diadaptasi dengan fonem

yang berdekatan dengan fonem bahasa indonesia baik lafal maupun ejaannya, seperti:
rizq(rezeki). Jika tidak, maka tulislah sesuai lafal sebenarnya dengan huruf miring.
TATA EJAAN BAHASA INDONESIA
E. Pemakaian Tanda Baca
Orang sering mengabaikan tanda baca yang sebenarnya sangat membantu orang dalam
memahami bacaan.
Tanda baca :

1. Tanda titik (.) 8. Tanda kurung ((…))


2. Tanda koma (,) 9. Tanda garis miring ( / )
3. Tanda titik koma (; ) 10. Tanda petik ganda ("“…” ")
4. Tanda titik dua (: ) 11. Tanda pisah (--)
5. Tanda hubung (-) 12. Tanda elipsis (...…)
6. Tanda tanya (?) 13. Tanda kurung siku ([ ])
7. Tanda seru (!) 14. Tanda petik tunggal ( ' '‘…)
15. Tanda penyingkat ( ‘' )
Ada
Ada Pertanyaan
Pertanyaan ??

Rachman
Rif’i Firman

Anda mungkin juga menyukai