Anda di halaman 1dari 3

Dialog dan Quotes.

"Aku sediakan kamu dua pilihan, menjadi nyaman dan bahagia dengan denial bahwa d
unia ini absurd dan keji, atau menjadi manusia yang selalu resah dengan kesadara
n penuh tentang segala konflik yang ada di sekitarmu?"
"Bukankah dua-duanya sama-sama gila?"
***
"Segala idealis dan mimpi manusia punah dihadapan para penguasa."
"Hukum
Kita tahu bahwa pada sebuah api akan ada saatnya ia mengecil dan padam, semoga y
ang kini terlihat membara tidak mati prematur
***
Vandalisme di wajah Rini
"Jika menjadi aku adalah menjadi keji seperti ini, aku tidak pingin menjadi 'aku
' yang kalian sebut."
"Apa gunanya menolong, jika hanya disebut munafik?"
"Pendapat seorang terhadap kita tentu penting, yang menganggapnya tidak penting
tentu menyangkal bahwa dirinya tidak baik."
"Kupikir kalau bukan kita yang mencintai diri sendiri, siapa lagi?"
"Ibu, yang kupikir satu-satunya manusia yang melihat kecantikan dibalik kulit da
n daging ini. Kutanya, memang pernah ada Ibu yang pernah bilang anaknya jelek se
cara sungguh-sungguh?"
"Mengapa memilih dalam dunia remeh-temeh jika bisa memilih hidup di dunia person
al yang saling mengenal satu sama lain."
"Seks itu kebutuhan hidup, kudu dan wajib, dalam biologi kemarin disebut basic s
urvival. Betul gak?"
"Kamu polos Rin, gak sadar kalo kamu itu udah gak perawan. Di negara ini, gak ad
a cowok yang mau sama cewek murahan kayak kamu! Cuman aku, Jepri, satu-satunya h
arapanmu."
"Apa laki-laki hanya bisa berpikir lewat burungnya? Apa jika kuhancurin nih buru
ng, maka laki-laki mulai berpikir dengan akal sehatnya?"
"Anjing loe Jep, dasar cabul, aku tahu kamu cuman pikirin selangkangan doang. Ud
ah berapa cewek jadi korban kamu sama teman-temanmu ini? Tahu kamu kayak gini, s
ekalian kuhancurin telurmu sekalian, biar impoten kamu!"
"Aku udah gak ada harapan Is, gak ada. Lihat corat-coret wajahku, aku udah 3 bul
an gak bisa lihat wajah sendiri dan mungkin selamanya. Aku akan lakukan apapun d
emi hilang corat-coret ini, mati sekalipun."
"Jepri udah rebut masa depanku, dan aku gak rela hidup sama dia. Aku sadar Is, d
unia udah gak nyaman, cuman pahit, aneh, gak jelas, sakit. Aku udah cukup sadar,
dan gak bisa gak sadar lagi karena wajah ini, corat-coret di wajah ini, aku uda

h gak bisa bahagia lagi. Dan kutanya padamu, apa hidup layak dihidupi jika kamu
gak bahagia?"
"Menolong bukan untuk tanggapan baik seseorang, tapi kepuasan diri Rin."
"Niatmu baik, tapi kepalsuan dan menunjukan diri itu yang tidak baik. Narsis kub
ilang."
"Tidak Rini, bukan orang-orang yang membencimu, bukan. Kamu yang membenci dirimu
sendiri."
"Persetan dengan pengakuan orang lain, tapi Rin, yang penting itu pengakuan diri
sendiri, menerima dirimu sendiri, menerima wajahmu, rupamu, sikapmu, kepribadia
nmu. Yang tahu kamu sendiri yah kamu, bukan yang lain."

"Bunuh diri, mbak Nina, ekspresi gak sayang terhadap diri sendiri yang paling be
sar."
"Jika semua orang sesungguhnya gak sayang sama Rini, bukankah hanya Rini yang bi
sa mencintai diri sendiri?"
"Pertemanan gak seidealis itu Rin."
***
"Aku tak habis pikir, masyarakat selalu berharap, dan hanya bisa berharap saja.
Lihat tombakku ini, lihat aku menghancurkan harapan itu dalam sekilas."
"Kacau dunia ini oleh perang, tapi kapan dunia ini tak pernah kacau? Seingatku t
idak pernah ada damai kecuali di dongeng."
"Lihat, kita lapar, kita makan akar di tanah yang hancur, kita berjuang atas imi
ng-iming paduka raja, kita berjuang demi tanah kita tidak direbut oleh pihak law
an. Ironinya, sang raja, bangsawan-bangsawan masih makan daging, masih sejahtera
hidupnya, dan dalam nikmat itu, mana mereka bisa berpikir dan berempati pada ma
syarakat?"
"Ya bodoh. Kau setuju bahwa kita lahir random kan? Tidak pernah disuruh memilih?
Kalau begitu bayangkan kita menyembah pada sekolompok minoritas manusia yang la
hir beruntung itu, kita beri kekayaan mereka agar mereka bisa hidup bersenang-se
nang dan memerintah kita, dan aku tanya, sudah berapa raja yang semena-mena meni
ndas rakyatnya dibanding yang menyejahterakan? Kupikir logikanya harus dibalik,
mereka dibayar, mereka yang harusnya jadi pelayan rakyat."
"Sejarah membuatku pesimis, ketika
dari keluarga sendiri, saat rakyat
dipecah, dan diadudombakan, ketika
bawa kebencian buyut-buyut mereka,
membenci!?"

raja-raja saling hancur menghancurkan bahkan


saling terombang ambing dalam api kebencian,
anak cucu yang tidak paham apa-apa saling mem
tanpa tahu sesungguhnya kenapa mereka saling

"Segala perkara generasi kita cukup selesai sampai generasi kita, tak usah dibaw
a ke generasi selanjutnya."
"Ketika manusia sadar terhadap absurditas dunia ini, mereka akan berhenti berepr
oduksi, bersama-sama berjalan dalam kepunahan."
"Hormati kesegala-ketidaksempurnaan di dunia ini, karena hal itu yang paling waj
ar dan waras dibanding yang lain."

***

Anda mungkin juga menyukai