Anda di halaman 1dari 39

Nama : Ipay Paidah

NIM : 20210610019

Kelas : Akuntansi 3A

Tugas : Mencari kata/kalimat sesuai SK-EYD

BAB I

PENGGUNAAN HURUF

A. Huruf
Huruf dalam abjad bahasa Indonesia ada 26, yakni: a, b, c, d, e, f, g, h, I, j,
k, l, m, n, o, p, q, r, s, t, u, v, w, x, y, z.

B. Huruf Vokal
Huruf vokla dalam bahasa Indonesia ada 5, yakni: a, I, u, e, o.

C. Huruf Konsonan
Konsonan dalam bahasa Indonesia dilambangkan menjadi 21 huruf, yaitu b,
c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.

D. Gabungan Huruf Vokal


1. Monoftong
Monoftong dalam bahasa Indonesia dilambangkan dengan gabungan
huruf vokal eu yang dilafalkan [ɘ].
Misalnya:
Monoftong Contoh penggunaan
Posisi awal Posisi Tengah Posisi Akhir
eu eusi keukeuh sadeu
2. Diftong
Diftong dalam bahasa Indonesia dilambangkan dengan gabungan huruf
vokal ai, au, ei, dan oi.
Misalnya:
Diftong Contoh Penggunaan
Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
ai air mengaitkan lambai
au autis taufik kemarau
ei eigendom geiser survei
oi oikumene boikot tomboi

E. Gabungan Huruf Konsonan


Gabungan huruf konsonan kh, ng, ny, dan sy melambangkan satu bunyi
konsonan.
Gabungan Contoh Penggunaan
Huruf Posisi Awal Posisi Tengah Posisi Akhir
Konsonan
kh Khalayak mutakhir tarikh
ng ngamen bangau tambang
ny nyanyi monyet -
sy syariat masyarakat arsy

F. Huruf Kapital
1. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama awal kalimat.
Misalnya:
Seni adalah bentuk ekspresi kreatif manusia

2. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang,


termasuk julukan.
Misalnya:
Khaerul Anwar
3. Huruf kapital tidak digunakan sebagai huruf pertama nama orang yang
digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
Misalnya:
100 joule

4. Huruf kapital digunakan pada nama orang seperti pada nama teori,
hukum, dan rumus.
Misalnya:
hukum Hooke

5. Huruf kapital tidak digunakan untuk menuliskan huruf pertama kata


yang bermakna 'anak dari', seperti bin, binti, boru, dan van, kecuali
dituliskan sebagai awal nama atau huruf pertama kata tugas dari.
Misalnya:
Cornelis Johannes van Houten

6. Huruf kapital digunakan pada awal kalimat dalam petikan langsung.


Misalnya:
Dia berkata, "Saya tidak mau pergi ke sekolah hari ini."

7. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama dalam hal tertentu yang
berkaitan dengan nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan
dan kata ganti Tuhan serta singkatan nama Tuhan.
Misalnya:
Rasulullah
Al-Hadis

8. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama gelar


kehormatan, kebangsawanan, keturunan, keagamaan, atau akademik
yang diikuti nama orang dan gelar akademik yang mengikuti nama
orang.
Misalnya:
Cut Meriska

9. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama gelar


kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan
kepangkatan yang digunakan sebagai sapaan.
Misalnya:
Terima kasih, Ustaz

10. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan
pangkat yang diikuti nama orang atau yang digunakan sebagai pengganti
nama orang, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya:
Presiden Joko Widodo

11. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama seperti pada nama
bangsa, suku, bahasa, dan aksara.
Misalnya:
suku Dayak

12. Huruf kapital tidak digunakan pada nama bangsa, suku, bahasa, dan
aksara yang berupa bentuk dasar kata turunan.
kearab-araban

13. Huruf kapital digunakan pada huruf pertama, seperti pada nama tahun,
bulan, hari, dan hari besar atau hari raya.
Misalnya:
hari Nyepi
14. Huruf kapital digunakan pada huruf pertama unsur nama peristiwa
sejarah.
Misalnya:
Revolusi Industri

15. Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak digunakan sebagai nama
ditulis dengan huruf nonkapital.
Misalnya:
Soekarno, Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia

16. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama nama geografi.


Misalnya:
Benua Eropa

17. Huruf pertama unsur geografi yang tidak diikuti nama diri ditulis dengan
huruf nonkapital.
Misalnya:
berselancar di laut

18. Huruf pertama nama diri geografi yang digunakan sebagai nama jenis
ditulis dengan huruf nonkapital.
Misalnya:
jeruk florida

19. Huruf kapital digunakan untuk nama geografi yang menyatakan asal
daerah.
Misalnya:
Bakso Malang
20. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama semua kata (termasuk
unsur bentuk ulang utuh) seperti pada nama negara, lembaga, badan,
organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas.
Misalnya:
Dewan Perwakilan Rakyat

21. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk
unsur bentuk ulang utuh) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan
makalah, serta nama media massa, kecuali kata tugas yang tidak terletak
pada posisi awal.
Misalnya:
Novel yang berjudul "Cinta Daur Ulang" diterbitkan Jakarta Selatan

22. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur singkatan nama
gelar dan nama pangkat.
Misalnya:
Dr. dokter
dr. doktor

23. Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, dan adik serta kata atau
ungkapan lain (termasuk unsur bentuk ulang utuh) yang digunakan
sebagai sapaan.
Misalnya:
"Bu, saya tadi bertemu dengan Bibi."

G. Huruf Miring
1. Huruf miring digunakan untuk menuliskan judul buku, judul film, judul
album lagu, judul acara televisi, judul siniar, judul lakon, dan nama
media massa yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Saya mendengarkan lagu we can’t be friend dari Ariana Grande

2. Huruf miring digunakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,


bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat.
Misalnya:
Isilah kolom di bawah ini dengan menggunakan huruf kapital

3. Huruf miring digunakan untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam


bahasa daerah dan bahasa asing.
Misalnya:
Ungkapan bhinneka tunggal ika dijadikan semboyan negara Indonesia

H. Huruf Tebal
1. Huruf tebal digunakan untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah
ditulis miring.
Misalnya:
Kata love dalam kalimat I love You artinya cinta atau sayang

2. Huruf tebal digunakan untuk menegaskan bagian karangan, seperti bab


atau subbab.
Misalnya:

BAB II

PENULISAN KATA

A. Kata Dasar
B. Kata Turunan
BAB II

PENULISAN KATA

A. Kata Dasar
Kata dasar ditulis secara mandiri.
Misalnya:
makan
minum
pulang
datang

B. Kata Turunan
1. Kata Berimbuhan
a. Kata yang mendapat imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta
gabungan awalan dan akhiran) ditulis serangkai dengan
imbuhannya.
Misalnya:
berlari

b. Kata yang mendapat bentuk terikat ditulis serangkai jika mengacu


pada konsep keilmuan tertentu.
Misalnya:
Antibiotik
Mikroekonomi
Poligami
Mahasiswa

c. Kata yang diawali dengan huruf kapital dan mendapat bentuk terikat
dirangkaikan dengan tanda hubung (-).
Misalnya:
Ciptaan-NYA
Hari-H
Se-Indonesia

d. Kata yang ditulis dengan huruf miring dan mendapat bentuk terikat
dirangkaikan dengan tanda hubung (-).
Misalnya:
Computer-based

e. Bentuk terikat maha- dan kata dasar atau kata berimbuhan yang
mengacu pada nama atau sifat Tuhan ditulis terpisah dengan huruf
awal kapital sebagai pengkhususan.
Misalnya:
Tuhan Yang Maha Penyayang

2. bentuk Ulang
a. Bentuk ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di
antaraunsur-unsurnya.
Misalnya:
Berbondong-bondong
Kemerah-merahan
Berulang-ulang

b. Bentuk ulang gabungan kata ditulis dengan mengulang unsur


pertama.
Misalnya:
Kertas tisu kertas-kertas tisu
Mobil mewah mobil-mobil mewah
3. Gabungan Kata
a. Unsur gabungan kata, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah.
Misalnya:
Model regresi
Orang utan
Kuda hitam

b. Gabungan kata yang dapat menimbulkan salah pengertian ditulis


dengan membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur-unsurnya.
Misalnya:
anak-istri pejabat 'pejabat memiliki anak dan istri'
anak istri-pejabat 'anak tersebut adalah istri dari pejabat'

c. Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus ditulis


serangkai.
Misalnya:
digarisbawahi
menomorsatukan
menganaktirikan
diadudombakan
menandatangani

d. Gabungan kata yang hanya mendapat awalan atau akhiran ditulis


terpisah.
Misalnya:
menanak nasi
menyiram bunga
mengganti baju

e. Gabungan kata berikut ditulis serangkai.


Misalnya:
sukaduka
seringkali
C. Pemenggalan Kata
1. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut.
a. Jika di tengah kata terdapat huruf vokal yang berurutan,
pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf vokal itu.
Misalnya:
Ku-as
Ka-in
Si-ap
Ma-af

b. Monoftong eu tidak dipenggal.


Misalnya:
ci-leu-nyi

c. Diftong ai, au, ei, dan oi tidak dipenggal.


Misalnya:
Ke-ma-rau

d. Jika di tengah kata dasar terdapat huruf konsonan (termasuk


gabungan huruf konsonan) di antara dua huruf vokal,
pemenggalannya dilakukan sebelum huruf konsonan itu.
Misalnya:
le-ngan
mu-fakat

e. Jika di tengah kata dasar terdapat dua huruf konsonan yang


berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf
konsonan itu.
Misalnya:
bam-bu
lam-bung
dam-pak

f. Jika di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau lebih
yang masing-masing melambangkan satu bunyi, pemenggalannya
dilakukan di antara huruf konsonan yang pertama dan huruf
konsonan yang kedua.
Misalnya:
in-tra
kon-trak
in-struk-tur

g. Gabungan huruf konsonan yang melambangkan satu bunyi tidak


dipenggal.
Misalnya:
mi-nyak
takh-lik
lang-sung

2. Pemenggalan kata pada kata berimbuhan dilakukan sebagai berikut.


a. Pemenggalan kata berimbuhan dilakukan di antara bentuk dasar dan
unsur pembentuknya.
Misalnya:
minum-an
ber-lari
me-minta
di-buka
se-ekor
ter-jatuh

b. Pemenggalan kata berimbuhan yang bentuk dasarnya mengalami


perubahan dilakukan seperti pemenggalan pada kata dasar.
Misalnya:
pe-nge-tik
me-ngu-pas
me-ma-tah-kan
me-nyo-bek

c. Pemenggalan kata yang mendapat sisipan dilakukan seperti pada


kata dasar.
Misalnya:
ge-me-tar

d. Pemenggalan kata yang menyebabkan munculnya satu huruf di awal


atau akhir baris tidak dilakukan.
Misalnya:
Informasi Kompasiana cukup variatif. Info i-
tu selalu diminati banyak pembaca.

Ucapan hamdallah dilafalkan untuk mengakhir-


i kegiatan hari ini.

3. Jika kata terdiri atas dua unsur atau lebih dan salah satu unsurnya itu
dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalannya dilakukan di
antara unsur-unsur itu.
Misalnya:
sentimeter senti-meter
desimeter desi-meter
geologi geo-logi
geografi geo-grafi

4. Nama orang yang terdiri atas dua kata atau lebih pada akhir baris
dipenggal di antara kata tersebut.
Misalnya:
Novel Cantik Itu Luka ditulis oleh Eka
Kurniawan

5. Singkatan tidak dipenggal.


Misalnya:
a bekerja di DLL-
AJR.

Seharusnya:
Ia bekerja di DLLAJR

D. Kata Depan
Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya.
Misalnya:
Paket dari kurir itu disimpan di luar
Aku habis pergi dari rumah teman untuk mengerjakan tugas kelompok
Dia sudah menunggu kamu di atas
Tolong bawa sendok dan garpu ini ke meja makan

E. Partikel
1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Misalnya:
Duduklah di kursi itu
Itulah sebabnya!
Kapankah kamu akan ke sini?

2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.


Misalnya:
Tak ada satu hal pun yang dapat memisahkan mereka!
Kalau pun harus merantau di kota orang, aku akan sering pulang untuk
menemui ibu di kampung.

3. Bentuk pun yang merupakan bagian kata penghubung seperti berikut


ditulis serangkai.
Misalnya:
Ia akan terus berjuang demi menghidupi anaknya, bagaimanapun
sulitnya.
Para pengunjuk rasa tak kunjung bubar, sekalipun aparat telah
menggunakan gas air mata.

4. Partikel per yang berarti 'demi', 'tiap', 'mulai', atau 'melalui' ditulis
terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya:
Satu per satu ide dikemukakan dalam diskusi dan dikaji untuk
mendapatkan satu ide yang paling baik.
Kereta Maglev adalah kereta tercepat di dunia dengan kecepatan
mencapai 600 kilometer per jam.

F. Singkatan
1. Singkatan nama orang, gelar, sapaan, atau pangkat diikuti dengan tanda
titik di setiap unsur singkatan itu.
Misalnya:
S. Pd. Sarjana pendidikan

2. Singkatan nama orang dalam bentuk inisial ditulis tanpa tanda titik.
Misalnya:
KA Khaerul Anwar
IP Ipay Paidah
KSN Karina Siti Nurbaitirahmah
3. Singkatan, termasuk akronim, yang terdiri atas huruf awal setiap kata
ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Misalnya:
LIPI Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
UUD Undang-Undang Dasar
NIM Nomor Induk Mahasiswa

4. Singkatan
a. Singkatan yang terdiri atas lebih dari dua huruf yang lazim
digunakan dalam dokumen atau surat-menyurat diikuti dengan tanda
titik.
Misalnya:
dkk. dan kawan-kawan
dll. dan lain-lain
dsb. dan sebagainya
dst. dan seterusnya
hlm. halaman
sda. sama dengan di atas
ttd. tertanda
ybs. yang bersangkutan
yth. yang terhormat

b. Singkatan yang terdiri atas dua huruf yang lazim digunakan dalam
dokumen atau surat-menyurat diikuti tanda titik pada setiap huruf.
Misalnya:
a.n. atas nama
d.a. dengan alamat
s.d. sampai dengan
u.b. untuk beliau
u.p. untuk perhatian
c. Singkatan yang lazim digunakan dalam penulisan alamat dapat
ditulis dengan dua huruf atau lebih dan diakhiri tanda titik.
Misalnya:
No. 16 Nomor 16
Km. 06 Kilometer 06

5. Singkatan satuan ukuran, takaran, dan timbangan; lambang kimia; dan


mata uang tidak diikuti tanda titik.
Misalnya:
cm sentimeter
dm desimeter

6. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf dan suku kata atau
gabungan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital.
Misalnya:
WIB Waktu Indonesia Barat
WIT Waktu Indonesia Timur

7. Akronim bukan nama diri yang berupa gabungan huruf dan suku kata
atau gabungan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf nonkapital.
Misalnya:
paspampres pasukan pengamanan presiden

G. Angka dan Bilangan


1. Angka Arab atau angka Romawi lazim digunakan sebagai lambang
bilangan atau nomor.
Misalnya:
Angka Arab: ١,٢,٣
2. Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu kata ditulis
dengan huruf, kecuali jika digunakan secara berurutan seperti dalam
perincian.
Misalnya:
Kami ke bioskop seminggu dua kali.

3. Angka digunakan untuk menyatakan (a) ukuran, seperti ukuran panjang,


berat, luas, isi, dan waktu, serta (b) nilai, seperti nilai uang dan
persentase.
Misalnya:
1 are
100 ton
1 kintal

4. Bilangan berupa angka pada awal kalimat yang terdiri atas lebih dari
satu kata didahului kata seperti sebanyak, sejumlah, dan sebesar atau
diubah susunan kalimatnya.
Misalnya:
Sebesar 25% laba perusahaan itu meningkat
Sejumlah 15.000 orang menghadiri pesta dansa itu.

5. Angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis sebagian dengan


huruf supaya lebih mudah dibaca.
Misalnya:
biaya kuliah di Uniku sampai lulus adalah sebesar 100 juta rupiah

6. Angka digunakan sebagai bagian dari alamat, seperti jalan, rumah,


apartemen, atau kamar
Misalnya:
Kosan Villa Ganesha, Kamar 84
7. Angka digunakan untuk menomori bagian karangan atau bagian kitab
suci.
Misalnya:
Bab X, Pasal 5, halaman 252
Surah Yasin: 9
Markus 16: 15—16

8. Penulisan bilangan dengan huruf seperti dalam peraturan perundang-


undangan, akta, dan kuitansi dilakukan sebagai berikut.
a. Bilangan utuh ditulis secara mandiri.
Misalnya:
Enam belas (16)
Dua ribu dua puluh tiga (2023)

b. Bilangan pecahan ditulis dengan per- yang dilekatkan pada bilangan


penyebut yang mengikutinya.
Misalnya:
Seperempat (1/4)

9. Penulisan bilangan tingkat dapat menggunakan angka Romawi,


gabungan awalan ke- dan angka Arab, atau huruf.
Misalnya:
Bulan VI
Bulan ke-6
Bulan keenam

10. Penulisan angka dan akhiran -an dirangkaikan dengan tanda hubung (-
).
Misalnya:
lima lembar uang 1.000-an (lima lembar uang seribuan)
tahun 1950-an (tahun seribu sembilan ratus lima puluhan)
uang 5.000-an (uang lima ribuan)

11. Bilangan seperti yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan,


akta, atau kuitansi dapat ditulis dengan angka dan diikuti oleh huruf.
Misalnya:
Bukti pembelian barang seharga Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) ke
atas harus dilampirkan pada laporan pertanggungjawaban.

12. Bilangan yang digunakan sebagai unsur nama geografi ditulis dengan
huruf secara serangkai.
Misalnya:
Simpangempat

H. Kata Ganti ku-, kau-, -ku, -mu, dan -nya


1. Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya, sedangkan -ku, -mu, dan -nya ditulis serangkai dengan
kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Tugas Bahasa Indonesia itu telah kusalin semua

2. Kata ganti kau yang bukan bentuk terikat ditulis terpisah dengan kata
yang lain.
Misalnya:
Jangan pernah kau berbohong padaku!

I. Kata Sandang si dan sang


1. Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya:
Rakyat kecil itu begitu marah kepada sang Raja
Kita akan bersama hingga sang surya tidak bersinar lagi
2. Kata sang ditulis dengan huruf awal kapital jika merupakan unsur nama
Tuhan.
Misalnya:
Mintalah ampunan kepada Sang pengampun
Mari kita berdoa kepada Sang Maha Kuasa
BAB III
PENGGUNAAN TANDA BACA

A. Tanda Titik (.)


1. Tanda titik digunakan pada akhir kalimat pernyataan.
Misalnya:
Aku akan pergi ke Jakarta besok pagi.

2. Tanda titik digunakan untuk mengakhiri pernyataan lengkap yang


diikuti perincian berupa kalimat baru, paragraf baru, atau subjudul
baru.
Misalnya:
Informasi yang disajikan harus memiliki karakteristik mutu. Tetapi
untuk menyajikan seperti ini akan dihadapkan pada kendala-
kendala. Kendala tersebut dapat dikelompokkan menjadi kendala
primer dan kendala sekunder misalnya asas konservatif dan
keterbatasan dalam dunia usaha. Kendala sekunder ini tidak begitu
penting, namun perlu dipertimbangkan dalam menyajikan informasi
akuntansi.
a. Asas Manfaat dan Biaya
Untuk mengumpulkan, mengolah, dan melaporkan informasi
akuntansi diperlukan biaya.
b. Asas Materialitas
Kerangka teoritis/konseptual akuntansi memang sangat
kompleks, namun dalam penyajiannya harus praktis.
c. Asas Konservatif
asas ini erat kaitannya dengan risiko ketidakpastian di masa yang
akan datang.

3. Tanda titik digunakan di belakang angka atau huruf dalam suatu


daftar, perincian, tabel, atau bagan.
a. Contoh Penggunaan Tanda Titik dalam Daftar
Misalnya:
1. Perbedaan Aksioma
a. sifat Realitas
b. Hubugan Peneliti dengan yang diteliti
c. Hubungan Antar Variabel
d. Kemungkinan Generalisasi
e. Peranan Nilai
2. Proses Penelitian
a. Proses Penelitian Kuantitatif
b. Proses Penelitian Kualitatif

b. Contoh Penggunaan Tanda Titik dalam Perincian

I. Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif

II. Metode Penelitian Kuantitatif

III. Landasan Teori

c. Contoh Penggunaan Tanda Titik dalam Tabel

Tabel. 1
Kuisioner

No. Pertanyaan tentang situasi kepemimpinan

1. Apakah para pegawai memberi dukungan kepada para


pimpinan?

2. Apakah terdapat kesetiakawanan di antara para pegawai?

3. Apakah para pegawai patuh dan loyal kepada pimpinan?


d. Contoh Penggunaan Tanda Titik dalam Bagan

Bagan 1

Anggota Divisi Humas

Anggota divisi humas

1. Ipay

2. Khaerul

3. Widianengsih

4. Karina

5. Fatiha

4. Tanda titik tidak digunakan di belakang angka terakhir pada deret


nomor dalam perincian

Misalnya:

BAB I

Pendahuuan

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

1.4 Manfaat

5. Tanda titik tidak digunakan pada angka atau huruf yang sudah
bertanda kurung dalam perincian.

Misalnya:

Dalam sandi transaksi disediakan 2 (dua) digit angka dengan


pengaturan sebagai berikut:

1) 00 sampai dengan 09 untuk Cek


2) 10 sampai dengan 19 untuk Bilyet Giro

3) 20 sampai dengan 29 untuk WBUT

4) 30 sampai dengan 39 untuk SBPT

5) 40 sampai dengan 49 untuk nota debet

6. Tanda titik tidak digunakan di belakang angka terakhir, baik satu


digit maupun lebih, dalam judul tabel, bagan, grafik, atau gambar.

Misalnya:

Bagan 1 Anggota Divisi Humas

Table 1 Kuisioner

7. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, dan


detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.

Misalnya:

Tugas Bahasa Indonesia dikumpulkan maksimal pukul 16.00 WIB.

8. Tanda titik digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan atau


kelipatannya yang menunjukkan jumlah.

Misalnya:

Tanah longsor yang terjadi kemarin siang menewaskan 1.010 jiwa.

9. Tanda titik tidak digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan atau


kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.

Misalnya:

Nim saya adalah 20210610019


10. Tanda titik tidak digunakan pada akhir judul dan subjudul.

Misalnya:

BAB 7 Teknik Pengumpulan Data

Tabel 9 Ringkasan Anova Untuk Menguji Hipotesis k Sampel

11. Tanda titik tidak digunakan di belakang alamat penerima surat serta
tanggal surat.

Misalnya:

Yth. Khaerul Anwar

Jalan Taraju

Sindang Agung

Kuningan

Kuningan, 21 Maret 2023

B. Tanda Koma (,)


1. Tanda koma digunakan di antara unsur-unsur dalam perincian berupa
kata, frasa, atau bilangan.
Misalnya:
Saya memerlukan piring, sendok, dan gapu unntuk makan.

2. Tanda koma digunakan sebelum kata penghubung, seperti tetapi,


melainkan, dan sedangkan, dalam kalimat majemuk pertentangan.
Misalnya:
Semua mahasiswa perempuan masuk ke ruangan melati, sedangkan
mahasiswa laki-laki masuk ke ruangan mawar.
3. Tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat
yang mendahului induk kalimat.
Misalnya:
Jika tidak ada halangan, saya akan datang ke rumah Widi.

4. Tanda koma tidak digunakan jika induk kalimat mendahului anak


kalimat.
Misalnya:
Kita harus rajin belajar untuk masa depan yang lebih cerah.

5. Tanda koma digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung


antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian,
sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian.
Misalnya:
Orang tuanya sangat kaya. Oleh karena itu dia suka perawatan mahal.

6. Tanda koma digunakan sebelum dan/atau sesudah kata seru, seperti o,


ya, wah, aduh, atau hai, dan kata yang dipakai sebagai sapaan, seperti
Bu, Dik, atau Nak.
Misalnya:
Aduh, sakit sekali
Hai, Namaku Ipay

7. Tanda koma digunakan untuk memisahkan petikan langsung dari


bagian lain dalam kalimat.
Misalnya:
Ibu berkata, "syukuri apa yang bisa kita makan hari ini."

8. Tanda koma tidak digunakan untuk memisahkan petikan langsung yang


diakhiri tanda tanya atau tanda seru dari bagian kalimat yang
mengikutinya.
Misalnya:
"siapa nama kamu?" tanya Anwar

9. Tanda koma digunakan di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-
bagian alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan
wilayah yang ditulis berurutan.
Misalnya:
Majalengka, 06 Juni 2002

10. Tanda koma digunakan sesudah salam pembuka (seperti dengan hormat
atau salam sejahtera), salam penutup (seperti salam takzim atau hormat
kami), dan nama jabatan penanda tangan surat.
Misalnya:
Yang terhormat,
Yang kami hormati,

11. Tanda koma digunakan di antara nama orang dan singkatan gelar
akademis yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan
nama diri, nama keluarga, atau nama marga.
Misalnya:
Ipay Paidah, S.E.

12. Tanda koma digunakan sebelum angka desimal atau di antara rupiah
dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Misalnya:
Rp 99,99
179,5 cm

13. Tanda koma digunakan untuk mengapit keterangan tambahan atau


keterangan aposisi.
Misalnya:
Jokowi, Presiden RI, membuka kegiatan tersebut.

14. Tanda koma dapat digunakan di belakang keterangan yang terdapat


pada awal kalimat untuk menghindari salah pengertian.
Misalnya:
Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap
yang bersungguh-sungguh.
Atas bantuan Agus, Karyadi mengucapkan terima kasih.

C. Tanda Titik Koma (;)


1. Tanda titik koma dapat digunakan sebagai pengganti kata penghubung
untuk memisahkan kalimat setara di dalam kalimat majemuk.
Misalnya:
Hari sudah sore; anak-anak belum pulang bermain bola

2. Tanda titik koma digunakan pada bagian perincian yang berupa frasa
verbal.
Misalnya:
MICR code line pada warkat yang wajib dicantumkan dalam clear band
terdiri dari:
a. Nomor warkat: 6 digit;
b. Sandi peserta: 7 digit;
c. Sandi transaksi: 10 digit;
d. Nilai nominal warkat: 14 digit.

3. Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan bagian-bagian


perincian dalam kalimat yang sudah menggunakan tanda koma.
Misalnya:
Agenda perlombaan ini meliputi:
a. Lomba balap karung
b. Lomba tepak air; dan
c. penampilan dari setiap RT selama 10 menit di atas panggung.

4. Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan sumber-sumber


kutipan.
Misalnya:
Tentang vandalisme, para penulis (Budiman, 2001; Bambang, 2007;
Budiono, 2010) sama-sama mengingatkan pentingnya untuk tidak
melakukannya di tempat umum.

D. Tanda Titik Dua (:)


1. Tanda titik dua digunakan pada akhir suatu pernyataan lengkap yang
langsung diikuti perincian atau penjelasan.
Misalnya:
Saya akan membeli peralatan sekolah: tas, sepatu, buku, dan tempat
pensil.

2. Tanda titik dua tidak digunakan jika perincian atau penjelasan itu
merupakan bagian dari kalimat lengkap
Misalnya:
Kita memerlukan meja, kursi, dan papan tulis.

3. Tanda titik dua digunakan sesudah kata atau frasa yang memerlukan
pemerian.
Misalnya:
Mc : Ipay Paidah
Moderator : Indun
Keynote speech : Ibu Lili
Opening speech : Bapak Dikdik

4. Tanda titik dua digunakan dalam naskah drama sesudah kata yang
menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Misalnya:
Tina: “Sama siapa pun kamu enggak boleh jail. Itu ‘kan perbuatan
dosa.”
Dina: “Benar itu!”
Panji: “Ah, … kalian dikit-dikit dosa!”

5. Tanda titik dua digunakan di antara (a) jilid atau nomor dan halaman,
(b) surah dan ayat dalam kitab suci, serta (c) judul dan anak judul suatu
karangan.
Misalnya:
orison, XLIII, No. 8/2008: 8
Surah Al-fatihah: 1-7

6. Tanda titik dua dapat digunakan untuk memisahkan angka jam, menit,
dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.
Misalnya:
Masuk kelas pukul 13:00:00

7. Tanda titik dua digunakan untuk menuliskan rasio dan hal lain yang
menyatakan perbandingan dalam bentuk angka.
Misalnya:
Zaman sekarang laki-laki dan perempuan perbandingannya yaitu sudah
1:4
Skala globe ini aalah 1:40.000

E. Tanda Hubung (-)


1. Tanda hubung digunakan untuk menandai bagian kata yang terpenggal
oleh pergantian baris.
Misalnya:

2. Tanda hubung digunakan untuk menyambung unsur bentuk ulang.


Misalnya:
Kebiru-biruan
Mengais-ngais

3. Tanda hubung digunakan untuk (a) menyambung tanggal, bulan, dan


tahun yang dinyatakan dengan angka, (b) menyambung huruf dalam
kata yang dieja satu demi satu, dan (c) menyatakan skor pertandingan.
Misalnya:
Skor pertandingan bulu tangkis Indonesia dengan Malaysa adalah 3-1
Kami akan menikah pada tanggal 16-062023

4. Tanda hubung digunakan untuk memperjelas hubungan bagian kata atau


ungkapan.
Misalnya:
Karyawan boleh mengajak anak-istri ke acara pertemuan besok.

5. Tanda hubung digunakan untuk merangkaikan unsur yang berbeda,


yaitu di antara huruf kapital dan nonkapital serta di antara huruf dan
angka.
Misalnya:
se-Asia
kuasa-NYA
Juara ke-1
Mem-PHK

6. Tanda hubung tidak digunakan di antara huruf dan angka jika angka
tersebut melambangkan jumlah huruf.
Misalnya:
P2MW
P2K
7. Tanda hubung digunakan untuk merangkai unsur bahasa Indonesia
dengan unsur bahasa daerah, bahasa asing, atau slang.
Misalnya:
meng-install
di-upgrade
meng-update

8. Tanda hubung digunakan untuk menandai imbuhan atau bentuk terikat


yang menjadi objek bahasan.
Misalnya:
Pegawai
Pedagang
Pencuri

9. Tanda hubung digunakan untuk menandai dua unsur yang merupakan


satu kesatuan.
Misalnya:
Adik-kaka
Paman-bibi

F. Tanda Pisah (—)


1. Tanda pisah dapat digunakan untuk mengapit keterangan atau
penjelasan yang bukan bagian utama kalimat.
Misalnya:
Pada abad ke-15 – sebelum listrik belum ditemukan – orang-orang
menerangi malam dengan lentera, lilin, ataupun perapian.
2. Tanda pisah dapat digunakan untuk mengapit keterangan atau
penjelasan yang merupakan bagian utama kalimat dan dapat saling
menggantikan dengan bagian yang dijelaskan.
Misalnya:
Buku trilogi The Hunger Games – The Hunger Games, Catching Fire,
Mockingjay – merupakan salah satu buku trilogi terpopuler.

3. Tanda pisah digunakan di antara dua bilangan, tanggal (hari, bulan,


tahun), atau tempat yang berarti 'sampai dengan' atau 'sampai ke'.
Misalnya:
Jembatan Surabaya – Madura

G. Tanda Tanya (?)


1. Tanda tanya digunakan di akhir kalimat tanya.
Misalnya:
Mengapa kamu tidak mengerjakan tugas?

2. Tanda tanya digunakan di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian


kalimat yang diragukan atau yang kurang dapat dibuktikan
kebenarannya.
Misalnya:
Monumen Nasional mulai dibangun pada tahun 1961 (?)

H. Tanda Seru (!)


Tanda seru digunakan untuk mengakhiri ungkapan yang menggambarkan
kekaguman, kesungguhan, emosi yang kuat, seruan, atau perintah.
Misalnya:
Tolong ambilkan buku itu!

I. Tanda Elipsis (...)


1. Tanda elipsis digunakan untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat
atau kutipan ada bagian yang dihilangkan atau tidak disebutkan.
Misalnya:
… ayam sedang berkokok.
Alasan kemunculan … akan ditelusuri lebih lanjut.
2. Tanda elipsis digunakan untuk menulis ujaran yang tidak selesai dalam
dialog.
Misalnya:
“Jadi, kita harus melakukan … oh, baiklah.”

3. Tanda elipsis digunakan untuk menandai jeda dalam tuturan yang


dituliskan.
Misalnya:
Jalan ditempat ... grak!
Henti ... grak!

4. Tanda elipsis di akhir kalimat diikuti dengan tanda baca akhir kalimat
berupa tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru.
Misalnya:
"Jadi, mengapa dia melakukan …?"

J. Tanda Petik ("…")


1. Tanda petik digunakan untuk mengapit petikan langsung yang berasal
dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
Misalnya:
"Lakukan apa yang harus kamu lakukan," perintah jendralnya, "karena
kamu yang akan memimpin besok!"

2. Tanda petik digunakan untuk mengapit judul puisi, judul lagu, judul
artikel, judul naskah, judul bab buku, judul pidato/khotbah, atau
tema/subtema yang terdapat di dalam kalimat.
Misalnya:
Novel itu berjudul “cinta yang telah semu”

3. Tanda petik digunakan untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang


dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus
Misalnya:
Dalam bahasa kedokteran perut itu disebut dengan “abdomen’’

K. TANDA Petik Tunggal ('…')


1. Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit petikan yang terdapat
dalam petikan lain.
Misalnya:
“Tim tersebut patut berbangga karena berhasil membuat lagu ’Indonesia
Raya’ dikumandangkann di arena olimpiade bergengsi,” kata temanku

2. Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit makna, padanan, atau


penjelasan kata atau ungkapan.
Misalnya:
Smartdphone ‘telepon seluler pintar ’

L. Tanda Kurung ((…))


1. Tanda kurung digunakan untuk mengapit keterangan tambahan, seperti
singkatan atau padanan kata asing.
Misalnya:
Bahasa Indonesia mempunyai aturan dalam penulisannya yang disebut
kamus besar bahasa Indonesia (KBBI)

2. Tanda kurung digunakan untuk mengapit keterangan tambahan, seperti


singkatan atau padanan kata asing.
Misalnya:
Raja Ampat (salah satu Kabupaten di Papua) merupakan salah satu
destinasi wisata favorit di Indonesia

3. Tanda kurung digunakan untuk mengapit kata yang keberadaannya di


dalam teks dapat dimunculkan atau dihilangkan.
Misalnya:
Mereka berangkat ke sekolah dengan (Angkot) Desa

4. Tanda kurung digunakan untuk mengapit huruf atau angka sebagai


penanda perincian yang ditulis ke samping atau ke bawah di dalam
kalimat
Misalnya:
Berikut adalah syarat yang harus dimiliki untuk pembuatan KTP:
(a) Telah berusia 17 tahun
(b) Surat pengantar dari RT dan RW
(c) Fotokopi kartu keluarga
(d) Fotokopi akta kelahiran
(e) Surat keterangan pindah atau datang dari Luar Negeri jika bukan
merupakan warga daerah tempat pembuatan KTP
(f) Datang tanpa diwakili untuk pengambilan data KTP

M. Tanda Kurung Siku ([…])


1. Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit huruf, kata, atau
kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan atas kesalahan atau
kekurangan di dalam naskah asli yang ditulis orang lain.
Misalnya:
Sang Prabu ber[l]ari dengan sangat cepat

2. Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit keterangan dalam kalimat


penjelas yang terdapat dalam tanda kurung.
Misalnya:
Puisi Chairil Anwar yang berjudul “Tak sepadan” (nama tempat yang
terkenal di Bandung) ditulis pada tahun 1962

N. Tanda Garis Miring (/)


1. Tanda garis miring digunakan dalam nomor surat, nomor pada alamat,
dan penandaan masa 1 tahun yang terbagi dalam 2 tahun takwim.
Misalnya:
11/MK/IV/217
Jalan Kertajati VII/16

2. Tanda garis miring digunakan sebagai pengganti kata dan, atau, serta
setiap.
Misalnya:
Semua pengendara motor harus memiliki KTP/SIM.
‘Semua pengendara motor harus memiliki kartu tand penduduk dan
surat izin mengemudi.’

3. Tanda garis miring dapat digunakan untuk mengapit huruf, kata, atau
kelompok kata sebagai koreksi atau pengurangan atas kesalahan atau
kelebihan di dalam naskah asli yang ditulis orang lain.
Misalnya:
Buku pengantar ling/g/uistik karya verhaar dicetak berkali kali

O. Tanda Apostrof (’)


Tanda apostrof dapat digunakan untuk menunjukkan penghilangan bagian
kata atau bagian angka tahun dalam konteks tertentu.
T’lah lama kulayangkan buku itu
8-5-’19 (’19 = 2019)
BAB IV
PENULISAN UNSUR SERAPAN
A. Penulisan Unsur Serapan Umum
1. Harakat fatah atau bunyi /a/ (Arab) yang dilafalkan pendek atau panjang
menjadi a.
Misal:
‘Duha

2. Huruf ‘ain (‫ ع‬Arab) pada awal suku kata menjadi a, i, atau u.


Misalnya:
‘Ainun

3. Huruf ‘ain (‫ ع‬Arab) pada akhir suku kata menjadi k.


Misal:
‘i’tikaf

4. Huruf hamzah (‫ ء‬Arab) yang dibaca vokal menjadi a, i, atau u.


Misal:
‘Aqrou

Anda mungkin juga menyukai