Anda di halaman 1dari 16

1.

SEJARAH BAHASA INDONESIA

Menurut faktanya, bahasa Indonesia memang secara resmi menjadi bahasa nasional sejak
momen tersebut. Namun, bisa dilihat dari awal perkembangannya, sejarah bahasa Indonesia
sudah ada sejak tahun 1900-an. Bahasa indonesia merupakan perkembangan dari bahasa melayu,
dimana dimulai sejak awal abad ke 7 pada saat era perdagangan.

Bahasa melayu sendiri digunakan bukan hanya di kawasan nusantara saja, namun
menyeluruh pada kawasan Asia tenggara. Banyak sekali yang dapat dijadikan bukti otentik
seperti prasasti kudukan bukit, Talang Tuo, hingga kota dapur. Tidak dapat dipungkiri sejarah
bahasa Indonesia memliki keunikan yang beragam, bahasa utama melayu kuno semakin dikenal
oleh masyrakat luas seiring perkembangan zaman.  Bahasa dan kebudayaan yang ikut
berpengaruh terhadap sejarah bahasa Indonesia antara lain bahasa sanskerta, Arab, Persia, hingga
bahasa dan kebudayaan bangsa eropa. 

Bahasa Melayu yaitu dasar bahasa Indonesia. Namun, bahasa tersebut telah mengalami
perkembangan atau perubahan akibat penggunaannya sebagai bahasa kerja dan proses
pembakuan pada awal abad ke-20. 

Peristiwa sumpah pemuda yang terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928. Momen ini
menjadi momen istimewa bagi bangsa Indonesia karena momen ini menyatakan bahwa bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional atau bahasa persatuan seluruh rakyat Indonesia. Setelah
diresmikannya bahasa Melayu oleh van Ohuijsen, yang kemudian berkembang menjadi bahasa
Indonesia hingga ditetapkan sebagai bahasa persatuan, muncul ejaan-ejaan baru, yakni sebagai
berikut.

Ejaan Republik

Ejaan ini merupakan hasil penyedarhanaan Ejaan van Ophuyes. Ejaan Republik mulai berlaku
pada 19 Maret 1947. Ejaan ini juga dikenal dengan Ejaan Suwandi.

Ejaan Melindo

Ejaan ini merupakan hasil perumusan ejaan melayu dan Indonesia pada tahun 1959. Ejaan
Melindo berawal dari diselenggarakannya Kongres Bahasa Indonesia yang kedua pada tahun
1945. Bentuk rumusan ejaan melayu Indonesia merupakan suatu bentuk penyempurnaan dari
ejaan sebelumnya.

Ejaan Baru ( Ejaan LBK )


2. PEMAKAIAN HURUF

A. Huruf Abjad

Abjad yang digunakan dalam bahasa Indonesia terdiri dari huruf berikut :
Huruf Nama Huruf Nama Huruf Nama

A A

B Be

C Ce

D De

E E

F Ef

G Ge

H Ha

I I

J Je

K Ka

L El

M Em

N En

O O

P Pe

Q Ki

R Er

S Es
T Te

U U

V Ve

W We

X Ex

Y Ye

Z zet

B. Huruf Vokala

Huruf vokal adalah huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a,
e, I, o, dan u.

C. Huruf Konsonan

Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf b, c, d, f,
h, j, k, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.

D. Huruf Diftong

Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au dan oi. Misalnya :
pandai, saudara dan amboi.

E. Gabungan Huruf Konsonan

Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan konsonan, yaitu
kh, ng, ny, dan sy. Masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan. Misalnya : khusus,
ngilu, nyata dan syarat.
3. Penulisan Huruf
Penulisan Kata

o Huruf kapital
o Huruf miring

A. Huruf Kapital atau Huruf Besar

1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. Contoh : Saya
membaca buku.
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung. Contoh : Adik bertanya, “
Kenapa kita pulang ?”
3. Huruf kapital dipakai sebagi huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan
nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan. Contoh : Tuhan merahmati
hamba- Nya.
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan
yang di ikuti nama orang. Contoh : Sultan Hasanuddin, Haji Agus Salim, Nabi Sulaiman,
Dia baru saja diangkat menjadi Sultan.
5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang.
Contoh : Presiden Soekarno, Wakil Presiden Adam Malik.
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama sebagi nama orang. Contoh : Muhammad
Maulana Rizki, Syarifah Masitoh
7. Huruf kapital yang dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Contoh : bangsa Indonesia, suku Melayu, bahasa Arab.
8. Huruf kapital yang dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari raya dan
peristiwa sejarah. Contoh : tahun Masehi, bulan Januari, hari Selasa, hari Lebaran,
Proklamasi Kemerdekaan.
9. Huruf kapital sebagai huruf pertama nama khas dalam Geografi. Contoh ; Peta Sumatra,
Danau Toba, Sungai Musi.
10. Huruf kapital sebagai huruf pertama nama badan resmi, lembaga pemerintahan dan
ketatanegaraan serta nama dokumen resmi Contoh: Majelis Permusyawaratan Rakyat,
Departemen Luar Negeri, Undang – Undang Dasar Republik Indonesia.
11. Huruf Kapital dipakai sebagai Huruf pertama nama semua kata didalam nama
buku,majalah,surat kabar , kecuali kata partikel , seperti di,ke,dari,untuk,dan,yang
untuk,yang tidak terletak pada posisi awal. Contoh: Dari Gajah Mada ke Jalan Gatot
Subroto, Gaul, Analisa
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam singkatan nama gelar,pangkat, dan
sapaan. Contoh: a.di depan nama : – Dr. Doktor Prof. Profesor b.di belakang nama: -M.A.
Master of Arts
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti
bapak,ibu,saudara,kakak,adik dan paman yang dipakai sebagai ganti sapaan. Contoh :
Apakah Ibu jadi ke Belawan besok?

B. Huruf Miring

1. Huruf Miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku,majalah,dan surat
kabar yang dikutip dalam karangan. Contoh : Majalah Bahasa dan Kesusastraan
2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan
huruf,bagian kata atau kelompok kata. Contoh: Huruf pertama kata ajeg ialah a
3. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan
asing , kecuali yang sudah disesuaikan ejaannya. Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf
atau kata yang akan dicetak miring diberi garis dibawahnya.
4. Contoh: Weltarschauung diterjemahkan menjadi “ pandangan hidup”.

4. Pemakaian Tanda baca

1. Tanda Titik (. )

 Dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Misalnya: Ayahku
tinggal di Solo. Dipakai pada akhir singkatan nama orang.

Misalnya:  A. S. Kramawijaya

 Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan

Misalnya: Bc. Hk.         (Bakalaureat Hukum)

2. Tanda Koma ( , )


 Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.

Misalnya: Saya membeli kertas, pena, dan tinta.

 Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara
berikutnya yang didahului oleh kata tetapi dan melainkan.

Misalnya:  Saya ingin datang, tetapi hari hujan.


3. Tanda Titik Koma ( ; )

 Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian kalimat yang sejenis dan
setara.

Misalnya: Malam makin larut; kami belum selesai juga.

 Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu
kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.

Misalnya: Ayah mengurus tanaman di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adik menghafalkan
nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran pilihan pendengar.

4. Tanda Titik Dua ( : )

 Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau
pemerian.

Misalnya: Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonorni Umum dan Ekonomi Perusahaan.

 Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.

Misalnya:  Ketua          : Ahmad Wijaya

Sekretaris                       : S. Handayani

Bendahara                      : B. Hartawan

5. Tanda Hubung ( – )

 Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.

Misalnya: …ada cara ba-ru juga.

Suku kata yang terdiri atas satu huruf tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja
pada ujung baris.

 Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya, atau akhiran
dengan bagian kata di depannya pada

Misalnya: … cara baru meng-ukur panas.

Akhiran -i  tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada pangkal baris.
 Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.

Misalnya: berulang-ulang

 Tanda ulang (2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada
teks karangan.

6. Tanda Pisah ( -)

 Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan khusus di
luar bangun kalimat. 

Misalnya: Kemerdekaan bangsa itu -saya yakin akan tercapai- diperjuangkan oleh bangsa itu
sendiri.

 Tanda pisah menegaskan adanya aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat
menjadi lebih jelas.

Misalnya:Rangkaian penemuan ini-evolusi, teori kenisbisan, dan kini juga pembedahan atom-
tidak mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.

7. Tanda Elipsis ( … )

 Tanda elipsis menggambarkan kalimat yang terputus-putus.

Misalnya: Kalau begitu … ya, marilah kita bergerak.

 Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu petikan ada bagian yang dihilangkan.

Misalnya: Sebab-sebab kemerosotan … akan diteliti lebih lanjut.

8. Tanda Tanya ( ? )
1. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya
Misalnya: Kapan ia berangkat?
2. Tanda tanya dipakai di antara tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang
disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.

Misalnya: la dilahirkan pada tahun 1683 (?).

9. Tanda Seru (!)

Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah,
atau yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau rasa emosi yang kuat.
Misalnya: Bersihkan kamar ini sekarang juga!

10. Tanda Kurung (   )


1. Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan. Misalnya: DIP
(Daftar Isian Proyek) kantor itu sudah selesai.
2. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral
pokok pembicaraan. Misalnya:  Sajak Tranggono yang berjudul “Ubud” (nama tempat
yang terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962.
3. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu seri keterangan.
Angka atau huruf itu dapat juga diikuti oleh kurung tutup saja.

Misalnya:

Faktor-faktor produksi menyangkut masalah berikut:

(a) alam,

(b) tenaga kerja, dan

(c) modal.

Faktor-faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal.

11. Tanda Kurung Siku ([… ])


1. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau
tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu jadi
isyarat bahwa kesalahan itu memang terdapat di dalam naskah asal. Misalnya: Sang
Sapurba men[d] engar bunyi gemerisik.
2. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah
bertanda kurung. Misalnya: (Perbedaan antara dua macam proses ini [lihat BabI] tidak
dibicarakan.)

12. Tanda Petik (“… “)

 Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau
bahan tertulis lain. Kedua pasang tanda petik itu ditulis sama tinggi di sebelah atas baris.

Misalnya: “Saya belum siap,” seru Mira, “tunggu sebentar!”

 Tanda petik mengapit judul syair, karangan, dan bab buku, apabila dipakai dalam
kalimat.

Misalnya:  Bacalah “Bola Lampu” dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
13. Tanda Petik Tunggal ( ‘ … ‘ )

 Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.

Misalnya:  Tanya Basri, “Kaudengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”

 Tanda petik tunggal mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing
(Lihat pemakaian tanda kurung)

Misalnya:  rate of inflation             ’laju inflasi’

14. Tanda Garis Miring ( / )

 Tanda garis miring dipakai dalam penomoran kode surat.

Misalnya: No. 7/PK/1973

 Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, per, atau nomor alamat.

Misalnya:  mahasiswa/mahasiswi 
15. Tanda Penyingkat (Apostrof) ( ‘ )

 Tanda apostrof menunjukkan penghilangan bagian kata.

Misalnya:  Ali ‘kan kusurati        (‘kan = akan)

Malam ‘lah tiba        (‘lah = telah)

5. Penulisan Kata
o Kata dasar
o Kata turunan
o Kata ulang
o Gabungan kata
o Kata ganti kau, ku, mu, dan nya
o Kata depan di, ke, dan dari
o Kata sandang si dan sang
o Partikel
o Singkatan dan akronim
o Angka dan lambang bilangan
Hal-hal yang akan dibicarakan dalam penulisan kata yaitu sebagai berikut :

a. Kata Dasar

Kata Dasar di tulis sebagai satu kesatuan. Contoh : pagar, rumah, tanah

b. Kata Turunan

1. Imbuhan (awalan, akhiran, sisipan) di tulis serangkai dengan kata dasar. Contoh: berduri,
diangkat.
2. Awalan atau akhiran di tulis serangkai dengan kata yang langsung mengikutinya atau
mendahuluinya bila bentuk dasarnya gabungan kata. Contoh: bertanggung jawab,
membabi buta.
3. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat awalan dan akhiran
maka kata-kata itu ditulis serangkai. Contoh: memberitahukan, penyalahgunaan.
4. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, maka gabungan itu
ditulis serangkai. Contoh: Pancasila, antarkota,

c. Kata Ulang

Kata ulang ditulis lengkap dengan menggunakan tanda hubung. Contoh: lari-lari, sayur-
mayur.

d. Gabungan Kata

1. Gabungan kata yang biasa disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-
unsurnya ditulis terpisah. Contoh: duta besar, orang tua, kambing hitam.
2. Gabungan kata yang mungkin menimbulkan salah baca, dapat diberi tanda hubungun
untuk menegaskan pertalian di antara unsur yang bersangkutan. Contoh: alat pandang-
dengar, ibu-bapak, anak pegawai-teras, buku sejarah-lama.
3. Gabungan kata yang sudah di anggap satu kata di tulis serangkai. Contoh: Alhamdulillah,
akhirulkalam, daripada, bumiputra.

e. Kata Ganti ku, kau, mu dan nya


Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; kau, mu¸dan nya
ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.

Contoh : Buku ini ku baca.

Jangan sampai kau melupakan hal itu! Itu bukan milikmu.

f. Kata Depan di, ke dan dari

Kata Depan di, ke dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Contoh :

o Kiki pergi ke Jakarta.


o Lilis berasal dari Sumatera Utara.
o Erva berdiri di depan tugu Monas.

g. Kata Sandang si dan sang

Kata sandang si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Contoh :

o Anak itu digelari sang pengembara.


o Syarifah tidak menyukai si malas itu.

5. PENULISAN UNSUR SERAPAN


o Cara menulis unsur serapan
o Kasa kata bahasa asing
o
6. PEDOMAN UMUM PENJESUAIAN EJAAN

a. Pemenggalan Kata

1. Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut :


a. Jika di tengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan itu dilakukan di antara kedua
huruf vokal itu. Misalnya : ma-in, sa-at
b. Jika di tengah kata ada huruf konsonan, termasuk gabungan huruf konsonan, diantara dua
buah huruf vokal, pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan. Misalnya : ba-pak, ba-
rang, su-lit.
c. Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan dilakukan
antara kedua huruf konsonan itu. Gabungan huruf konsonan tidak pernah diceraikan.
Misalnya : man-di, som-bong, swas-ta.
d. Jika ditengah kata ada tiga buah huruf konsonan atau lebih, pemenggalan dilakukan antar
huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang kedua. Misalnya : in-stru-men, ul-
tra, bang-krut.

2. Imbuhan akhiran dan imbuhan awalan, termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk
serta partikel yang biasanyaa ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dapat dipenggal pada
pergantian baris.

Misalnya : makan-an, me- rasa-kan, mem-bantu.

3. Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu dapat bergabung
dengan unsur lain, pemenggalan dapat dilakuakan (1) di antara unsur-unsur itu atau (2) pada
unsur gabungan itu sesuai dengan kaidah 1a, 1b, 1c dan 1d di atas. Misalnya :

o foto-grafi, fo-to-gr-afi,
o kilo-meter,ki-lo-me-ter
o pasca-panen,pas-ca-pa-nen
7. BEBERAPA KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA

1. Kesalahan Keefektifan Kalimat

Kalimat-kalimat yang dibuat pembelajar tidak efektif karena tidak adanya kesatuan
informasi/arti dan bentuk. Kalimat yang dibuat mengandung lebih dari satu kesatuan informasi
sehingga sering menimbulkan kerancuan dan ketidaktepatan arti. Bahkan, ada banyak pernyataan
yang hanya berisi jajaran kata-kata saja tanpa arti yang jelas sehingga tidak membentuk sebuah
kalimat yang utuh dari segi bentuk dan maknanya. Ada 422 kalimat dengan tipe ini. berikut ini
beberapa contoh pernyataanpernyataan tersebut beserta alternatif pembenarannya.

Contoh-contoh kesalahan keefektifan kalimat:

a. Sering keluarga yang dari daerah pedalaman tinggal di luar kota lama dan banyak adalah
petani.
b. Setelah itu, kendi adalah sedia untuk membakar dengan teknik ada primitiv sekali.
c. Menduduki dalam lingkaran tertawa, makanan, menyanyikan dengan ibu, tutor-tutor dan
temannya beristirahat nanti hari ini mengunjungi tempat-tempat lain di cuaca panas.
d. Kami juga mengunjungi orang Jawa di pabrik batik ialah pengalaman lain yang saya mau
itu paling baik supaya melihat-lihat jenis berbeda batik.
e. Bagaimanapun dewasa ini pemerintah saya mempunyai dana perwalian dan suatu doktor
bisa pekerjaan banyak alternatif ke obat yang modern, misalnya chiropractice,
acupunture, aromatherapy, ahli pengobat dengan menggunakan kebatinan (faith healing)
reflexology dan hypnotherapy.

Alternatif pembenarannya:

a. Keluarga dari daerah pedalaman, yang sebagaian besar adalah petani, sering tinggal di
luar kota untuk waktu yang lama.
b. Setelah itu, kendi tersebut siap untuk dibakar dengan teknik tradisional.
c. Setelah mengunjungi beberapa tempat, kami dan para tutor beristirahat dengan duduk
melingkar sambil menyanyi, bercanda, dan makan makanan yang disiapkan oleh ibu itu.
d. Kami mengunjungi orang Jawa di pabrik batik untuk melihat jenis-jenis batik yang
berbeda. Kegiatan itu merupakan pengalaman lain yang paling baik bagi kami.
e. Dewasa ini, pemerintah saya mempunyai dana perwalian yang memungkinkan seorang
dokter bisa memadukan pengobatan alternatif dengan obat yang modern seperti,
chiropractice, acupunture, aromatherapy, faith healing, eflexology dan hypnotherapy.

2. Kesalahan Pemilihan Kata

Sebuah kata mengemban peran yang penting dalam sebuah kalimat/tuturan karena arti
atau makna sebuah kalimat dapat dibangun dengan pemilihan kata yang tepat. Apabila terjadi
kesalahan pemilihan kata maka akan terjadi pergeseran arti/ makna kalimat, tidak sebagaimana
diinginkan oleh penulisnya. Bagi pembaca, kesalahan tersebut akan menimbulkan kesalahpaham
atas arti/makna yang dimaksudkan penulis
Penelitian ini memberi gambaran yang jelas bahwa para pembelajar BIPA banyak
melakukan kesalahan dalam pemilihan kata ketika mereka menyusun kalimat-kalimat dan atau
paragraf. Dari analisis data, terdapat 228 kesalahan dalam pemilihan kata. Kesalahan yang
mereka lakukan meliputi (1) penggunaan kata yang benar-benar tidak tepat untuk suatu konteks
kalimat tertentu (2) penggunaan kata yang tidak lazim dalam konteks masyrakat Indonesia (3)
pengunaan sinonim kata yang tidak tidak benar-benar tepat sebagaimana dituntut konteks
kalimat tertentu (4) kerancuan dalam penggunaan kata-kata yang mirip, seperti penggunaan ada
dan adalah , mudah dan murah, dsb. (5) penggunaan kata-kata yang merupakan hasil terjemahan
secara harafiah dan (6) kesalahan penggunaan kata terjemahan yang bersinonim, seperti kata to
leave yang terjemahan bahasa Indonesianya meninggalkan dan berangkat. Pasangan kata seperti
inilah yang sering dikacaukan dalam penggunaannya.

Beberapa kata yang kesalahan pemakaiannya cukup sering adalah kata ada yang
dikacaukan dengan kata adalah; penggunaan pronomina kita dengan kami (yang dalam bahasa
Inggris „us‟); kata berangkat dengan kata meninggalkan; kata cara dengan kata secara; kata tidak
dengan kata bukan; kata ada dengan kata mempunyi. Beberapa contoh kesalahan pembelajar
dalam memilih kata di paparkan di bawah ini.

Contoh kesalahan pemilihan kata:

a. Situasi ini pusing untuk anak-anak dan bisa sangat mempengaruhi mereka.
b. Saya berbicara dengan sopir sambil naik. Dia ada sopir untuk enam tahun.
c. Adalah banyak penjual dan pembeli dalam pasar.
d. Kami berangkat SMA 3 kira-kira pada jam sepuluh malam.
e. Jam empat kami berangkat Hotel Radisson pergi ke Prambanan Temple.
f. Setelah itu bis mengambilkan kami ke tempat yang ramai.
g. Di Inggris masalah-masalah dengan disiplin sedang lebih jelek, misalnya kemangkiran
dari sekolah, kedatangan yang terlambat dan kekerasan.
h. Menurut tradisi, orang Batak adalah petani nasi tetapi pada waktu sekarang ekonomi
Batak sangat beruntung pada karet dan kopi. A

Alternatif pembenarannya:

a. Situasi ini membingungkan anak-anak dan sangat mempengaruhi mereka.


b. Saya berbicara dengan sopir ketika sudah di dalam taksi. Dia sudah menjadi sopir selama
enam tahun.
c. Ada banyak penjual dan pembeli di dalam pasar itu.
d. Kami meningglkan SMA 3 kira-kira pada jam sepuluh malam.
e. Pada jam empat, kami berangkat dari Hotel Radisson dan pergi ke Candi Prambanan.
f. Setelah itu, sopir bis mengantar kami ke tempat yang ramai.
g. Di Inggris, masalah disiplin lebih jelek, misalnya ketidakhadiran ke sekolah,
keterlambatan masuk sekolah dan kekerasan.
h. Menurut tradisi, orang Batak adalah petani padi, tetapi sekarang ekonomi masyrakat
Batak lebih baik dengan perkebunan karet dan kopi.

3. Kesalahan karena Tidak Lengkapnya Fungsi Kalimat


Kesalahan-kesalahan ini berupa ketidaklengkapan fungsi kalimat yang meliputi tidak
adanya subjek, predikat yang tidak jelas, dan penghilangan objek pada predikat berverba
transitif. Kesalahan tipe ini berjumlah 113 buah. Kesalahan tersebut terbagi atas 49 kesalahan
karena tidak bersubjek, 45 kesalahan karena predikat yang tidak jelas, dan 19 kesalahan karena
tidak adanya objek pada predikat yang berverba transitif. Berikut ini akan disajikan contoh
kesalahan-kesalahan tersebut.

Contoh kesalahan karena tidak bersubjek:

a. Di keraton menarik dan indah tetapi cuaca lembab dan panas.


b. Menurut orang wawancara di Indonesia ada yang bermacam-macam di dapatkan daerah
ke daerah.
c. Untuk saya mengerti bagaimana mahasiswa mahasiswa tentang pendidikan Indonesia dan
khususnya pengajaran Bahasa Inggris.
d. Salah satu utama kebaikan ialah rata-rata guru, saya mengerti bahwa in bagus, semua
mahasiswa dikesan.
e. Sementara adalah orang yang mau belajar, untuk menjadi guru ide bagus!

Alternatif pembenarannya,

a. Keraton Yogyakarta menarik dan indah tetapi cuaca hari ini lembab dan panas.
b. Menurut orang yang saya wawancarai, Indonesia mempunyai bermacammacam kesenian
yang berbeda di setiap daerah.
c. Saya mengerti pendapat para mahasiswa tentang pendidikan di Indonesia, khususnya
sistem pengajaran Bahasa Inggris.
d. Salah satu keunggulan utama ialah kualitas rata-rata guru. Saya mengerti bahwa ini yang
membuat semua siswa terkesan.
e. Ada banyak orang yang mau belajar untuk menjadi guru. Ini ide bagus!

Contoh kesalahan karena predikat kalimat yang tidak jelas

a. Lebih dari itu, Aromatheraphy ini untuk ketegangan dan kesantaian, ini lebih baik
membakar minyak di dalam kamar.
b. Umumnya kenakalan remaja dari rumah atau keluarga rusak.
c. Dulu sebagian besar guru di Tim-tim dari pulau-pulau di Indonesia, tetapi sekarang
mereka berangkat dari Tim Tim dan tidak cukup guru untuk sekolah di sana.
d. Di Indonesia ada banyak upacara adat, setiap suku aturan-aturan yang harus dilakukan
sebelum upacara pernikahan.
e. Orang-orang yang tinggal di kota berbedaan.
Alternatif pembenarannya:

a. Lebih dari itu, Aromatheraphy ini berfungsi untuk menghilangkan ketegangan dan
menciptakan rasa santai. Ini dilakukan dengan membakar minyak wangi di dalam kamar.
b. Umumnya, kenakalan remaja bermula dari keluarga yang tidak harmonis.
c. Dulu, sebagian besar guru di Tim-Tim berasal dari berbagai pulau di Indonesia, tetapi
sekarang mereka meninggalkan Tim-Tim sehingga tidak ada cukup banyak guru untuk
sekolah-sekolah di sana.
d. Di Indonesia, ada banyak upacara adat. Setiap suku memiliki aturan-aturan yang harus
dilakukan sebelum upacara pernikahan.
e. Orang-orang yang tinggal di kota berbeda mempunyai kebiasaan yang berneda pula.

Contoh-contoh kesalahan karena tidak adanya objek dalam kalimat yang berpredikat verba
transitif.

a. Saya menikmati banyak sekali.


b. Seorang anak jalanan berbicara kepada saya kalau orang tua angkat mengusir ketika dia
berumur sepuluh.
c. Upacara ini menunda sampai kelurga bisa mempunyai kadang-kdang ada beberapa bulan.
d. Bagaimanapun, mereka menjual terbang onderdil kemudian British aerospace pegawai
bepergian dari Inggris ke Indonesia.
e. Hidup suku Dani tidak rusah merubah tetapi saya pikir ubah akan menjadi tak dapat
dielakkan.

Alternatif pembenarannya:

a. Saya sangat menikmati perjalanan ini.


b. Seorang anak jalanan berbicara kepada saya bahwa orang tua angkatnya mengusir dia
ketika dia berumur sepuluh tahun.
c. Upacara ini ditunda beberapa bulan sampai keluarga mempunyai cukup banyak uang.
d. Mereka menjual onderdil pesawat terbang itu. Kemudian, Pegawai British Aerospace
datang ke Indonesia untuk merakitnya.
e. Kehidupan Suku Dani tidak perlu diubah tetapi saya berpikir bahwa perubahan akan
terjadi dan itu tak dapat dielakkan

Anda mungkin juga menyukai