Menurut faktanya, bahasa Indonesia memang secara resmi menjadi bahasa nasional sejak
momen tersebut. Namun, bisa dilihat dari awal perkembangannya, sejarah bahasa Indonesia
sudah ada sejak tahun 1900-an. Bahasa indonesia merupakan perkembangan dari bahasa melayu,
dimana dimulai sejak awal abad ke 7 pada saat era perdagangan.
Bahasa melayu sendiri digunakan bukan hanya di kawasan nusantara saja, namun
menyeluruh pada kawasan Asia tenggara. Banyak sekali yang dapat dijadikan bukti otentik
seperti prasasti kudukan bukit, Talang Tuo, hingga kota dapur. Tidak dapat dipungkiri sejarah
bahasa Indonesia memliki keunikan yang beragam, bahasa utama melayu kuno semakin dikenal
oleh masyrakat luas seiring perkembangan zaman. Bahasa dan kebudayaan yang ikut
berpengaruh terhadap sejarah bahasa Indonesia antara lain bahasa sanskerta, Arab, Persia, hingga
bahasa dan kebudayaan bangsa eropa.
Bahasa Melayu yaitu dasar bahasa Indonesia. Namun, bahasa tersebut telah mengalami
perkembangan atau perubahan akibat penggunaannya sebagai bahasa kerja dan proses
pembakuan pada awal abad ke-20.
Peristiwa sumpah pemuda yang terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928. Momen ini
menjadi momen istimewa bagi bangsa Indonesia karena momen ini menyatakan bahwa bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional atau bahasa persatuan seluruh rakyat Indonesia. Setelah
diresmikannya bahasa Melayu oleh van Ohuijsen, yang kemudian berkembang menjadi bahasa
Indonesia hingga ditetapkan sebagai bahasa persatuan, muncul ejaan-ejaan baru, yakni sebagai
berikut.
Ejaan Republik
Ejaan ini merupakan hasil penyedarhanaan Ejaan van Ophuyes. Ejaan Republik mulai berlaku
pada 19 Maret 1947. Ejaan ini juga dikenal dengan Ejaan Suwandi.
Ejaan Melindo
Ejaan ini merupakan hasil perumusan ejaan melayu dan Indonesia pada tahun 1959. Ejaan
Melindo berawal dari diselenggarakannya Kongres Bahasa Indonesia yang kedua pada tahun
1945. Bentuk rumusan ejaan melayu Indonesia merupakan suatu bentuk penyempurnaan dari
ejaan sebelumnya.
A. Huruf Abjad
Abjad yang digunakan dalam bahasa Indonesia terdiri dari huruf berikut :
Huruf Nama Huruf Nama Huruf Nama
A A
B Be
C Ce
D De
E E
F Ef
G Ge
H Ha
I I
J Je
K Ka
L El
M Em
N En
O O
P Pe
Q Ki
R Er
S Es
T Te
U U
V Ve
W We
X Ex
Y Ye
Z zet
B. Huruf Vokala
Huruf vokal adalah huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf a,
e, I, o, dan u.
C. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas huruf-huruf b, c, d, f,
h, j, k, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
D. Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan ai, au dan oi. Misalnya :
pandai, saudara dan amboi.
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan huruf yang melambangkan konsonan, yaitu
kh, ng, ny, dan sy. Masing-masing melambangkan satu bunyi konsonan. Misalnya : khusus,
ngilu, nyata dan syarat.
3. Penulisan Huruf
Penulisan Kata
o Huruf kapital
o Huruf miring
1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. Contoh : Saya
membaca buku.
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung. Contoh : Adik bertanya, “
Kenapa kita pulang ?”
3. Huruf kapital dipakai sebagi huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan
nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan. Contoh : Tuhan merahmati
hamba- Nya.
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan
yang di ikuti nama orang. Contoh : Sultan Hasanuddin, Haji Agus Salim, Nabi Sulaiman,
Dia baru saja diangkat menjadi Sultan.
5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang.
Contoh : Presiden Soekarno, Wakil Presiden Adam Malik.
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama sebagi nama orang. Contoh : Muhammad
Maulana Rizki, Syarifah Masitoh
7. Huruf kapital yang dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Contoh : bangsa Indonesia, suku Melayu, bahasa Arab.
8. Huruf kapital yang dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari raya dan
peristiwa sejarah. Contoh : tahun Masehi, bulan Januari, hari Selasa, hari Lebaran,
Proklamasi Kemerdekaan.
9. Huruf kapital sebagai huruf pertama nama khas dalam Geografi. Contoh ; Peta Sumatra,
Danau Toba, Sungai Musi.
10. Huruf kapital sebagai huruf pertama nama badan resmi, lembaga pemerintahan dan
ketatanegaraan serta nama dokumen resmi Contoh: Majelis Permusyawaratan Rakyat,
Departemen Luar Negeri, Undang – Undang Dasar Republik Indonesia.
11. Huruf Kapital dipakai sebagai Huruf pertama nama semua kata didalam nama
buku,majalah,surat kabar , kecuali kata partikel , seperti di,ke,dari,untuk,dan,yang
untuk,yang tidak terletak pada posisi awal. Contoh: Dari Gajah Mada ke Jalan Gatot
Subroto, Gaul, Analisa
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam singkatan nama gelar,pangkat, dan
sapaan. Contoh: a.di depan nama : – Dr. Doktor Prof. Profesor b.di belakang nama: -M.A.
Master of Arts
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti
bapak,ibu,saudara,kakak,adik dan paman yang dipakai sebagai ganti sapaan. Contoh :
Apakah Ibu jadi ke Belawan besok?
B. Huruf Miring
1. Huruf Miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku,majalah,dan surat
kabar yang dikutip dalam karangan. Contoh : Majalah Bahasa dan Kesusastraan
2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan
huruf,bagian kata atau kelompok kata. Contoh: Huruf pertama kata ajeg ialah a
3. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan
asing , kecuali yang sudah disesuaikan ejaannya. Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf
atau kata yang akan dicetak miring diberi garis dibawahnya.
4. Contoh: Weltarschauung diterjemahkan menjadi “ pandangan hidup”.
1. Tanda Titik (. )
Dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Misalnya: Ayahku
tinggal di Solo. Dipakai pada akhir singkatan nama orang.
Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan
Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara
berikutnya yang didahului oleh kata tetapi dan melainkan.
Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian kalimat yang sejenis dan
setara.
Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu
kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Misalnya: Ayah mengurus tanaman di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adik menghafalkan
nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran pilihan pendengar.
Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau
pemerian.
Misalnya: Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonorni Umum dan Ekonomi Perusahaan.
Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Sekretaris : S. Handayani
Bendahara : B. Hartawan
5. Tanda Hubung ( – )
Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.
Suku kata yang terdiri atas satu huruf tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja
pada ujung baris.
Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya, atau akhiran
dengan bagian kata di depannya pada
Akhiran -i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada pangkal baris.
Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Misalnya: berulang-ulang
Tanda ulang (2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada
teks karangan.
6. Tanda Pisah ( -)
Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan khusus di
luar bangun kalimat.
Misalnya: Kemerdekaan bangsa itu -saya yakin akan tercapai- diperjuangkan oleh bangsa itu
sendiri.
Tanda pisah menegaskan adanya aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat
menjadi lebih jelas.
Misalnya:Rangkaian penemuan ini-evolusi, teori kenisbisan, dan kini juga pembedahan atom-
tidak mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
7. Tanda Elipsis ( … )
Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu petikan ada bagian yang dihilangkan.
8. Tanda Tanya ( ? )
1. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya
Misalnya: Kapan ia berangkat?
2. Tanda tanya dipakai di antara tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang
disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah,
atau yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau rasa emosi yang kuat.
Misalnya: Bersihkan kamar ini sekarang juga!
Misalnya:
(a) alam,
(c) modal.
Faktor-faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal.
Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau
bahan tertulis lain. Kedua pasang tanda petik itu ditulis sama tinggi di sebelah atas baris.
Tanda petik mengapit judul syair, karangan, dan bab buku, apabila dipakai dalam
kalimat.
Misalnya: Bacalah “Bola Lampu” dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
13. Tanda Petik Tunggal ( ‘ … ‘ )
Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Tanda petik tunggal mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan asing
(Lihat pemakaian tanda kurung)
Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, per, atau nomor alamat.
Misalnya: mahasiswa/mahasiswi
15. Tanda Penyingkat (Apostrof) ( ‘ )
5. Penulisan Kata
o Kata dasar
o Kata turunan
o Kata ulang
o Gabungan kata
o Kata ganti kau, ku, mu, dan nya
o Kata depan di, ke, dan dari
o Kata sandang si dan sang
o Partikel
o Singkatan dan akronim
o Angka dan lambang bilangan
Hal-hal yang akan dibicarakan dalam penulisan kata yaitu sebagai berikut :
a. Kata Dasar
Kata Dasar di tulis sebagai satu kesatuan. Contoh : pagar, rumah, tanah
b. Kata Turunan
1. Imbuhan (awalan, akhiran, sisipan) di tulis serangkai dengan kata dasar. Contoh: berduri,
diangkat.
2. Awalan atau akhiran di tulis serangkai dengan kata yang langsung mengikutinya atau
mendahuluinya bila bentuk dasarnya gabungan kata. Contoh: bertanggung jawab,
membabi buta.
3. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata dan sekaligus mendapat awalan dan akhiran
maka kata-kata itu ditulis serangkai. Contoh: memberitahukan, penyalahgunaan.
4. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, maka gabungan itu
ditulis serangkai. Contoh: Pancasila, antarkota,
c. Kata Ulang
Kata ulang ditulis lengkap dengan menggunakan tanda hubung. Contoh: lari-lari, sayur-
mayur.
d. Gabungan Kata
1. Gabungan kata yang biasa disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-
unsurnya ditulis terpisah. Contoh: duta besar, orang tua, kambing hitam.
2. Gabungan kata yang mungkin menimbulkan salah baca, dapat diberi tanda hubungun
untuk menegaskan pertalian di antara unsur yang bersangkutan. Contoh: alat pandang-
dengar, ibu-bapak, anak pegawai-teras, buku sejarah-lama.
3. Gabungan kata yang sudah di anggap satu kata di tulis serangkai. Contoh: Alhamdulillah,
akhirulkalam, daripada, bumiputra.
Kata Depan di, ke dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Contoh :
Kata sandang si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Contoh :
a. Pemenggalan Kata
2. Imbuhan akhiran dan imbuhan awalan, termasuk awalan yang mengalami perubahan bentuk
serta partikel yang biasanyaa ditulis serangkai dengan kata dasarnya, dapat dipenggal pada
pergantian baris.
3. Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu dapat bergabung
dengan unsur lain, pemenggalan dapat dilakuakan (1) di antara unsur-unsur itu atau (2) pada
unsur gabungan itu sesuai dengan kaidah 1a, 1b, 1c dan 1d di atas. Misalnya :
o foto-grafi, fo-to-gr-afi,
o kilo-meter,ki-lo-me-ter
o pasca-panen,pas-ca-pa-nen
7. BEBERAPA KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA
Kalimat-kalimat yang dibuat pembelajar tidak efektif karena tidak adanya kesatuan
informasi/arti dan bentuk. Kalimat yang dibuat mengandung lebih dari satu kesatuan informasi
sehingga sering menimbulkan kerancuan dan ketidaktepatan arti. Bahkan, ada banyak pernyataan
yang hanya berisi jajaran kata-kata saja tanpa arti yang jelas sehingga tidak membentuk sebuah
kalimat yang utuh dari segi bentuk dan maknanya. Ada 422 kalimat dengan tipe ini. berikut ini
beberapa contoh pernyataanpernyataan tersebut beserta alternatif pembenarannya.
a. Sering keluarga yang dari daerah pedalaman tinggal di luar kota lama dan banyak adalah
petani.
b. Setelah itu, kendi adalah sedia untuk membakar dengan teknik ada primitiv sekali.
c. Menduduki dalam lingkaran tertawa, makanan, menyanyikan dengan ibu, tutor-tutor dan
temannya beristirahat nanti hari ini mengunjungi tempat-tempat lain di cuaca panas.
d. Kami juga mengunjungi orang Jawa di pabrik batik ialah pengalaman lain yang saya mau
itu paling baik supaya melihat-lihat jenis berbeda batik.
e. Bagaimanapun dewasa ini pemerintah saya mempunyai dana perwalian dan suatu doktor
bisa pekerjaan banyak alternatif ke obat yang modern, misalnya chiropractice,
acupunture, aromatherapy, ahli pengobat dengan menggunakan kebatinan (faith healing)
reflexology dan hypnotherapy.
Alternatif pembenarannya:
a. Keluarga dari daerah pedalaman, yang sebagaian besar adalah petani, sering tinggal di
luar kota untuk waktu yang lama.
b. Setelah itu, kendi tersebut siap untuk dibakar dengan teknik tradisional.
c. Setelah mengunjungi beberapa tempat, kami dan para tutor beristirahat dengan duduk
melingkar sambil menyanyi, bercanda, dan makan makanan yang disiapkan oleh ibu itu.
d. Kami mengunjungi orang Jawa di pabrik batik untuk melihat jenis-jenis batik yang
berbeda. Kegiatan itu merupakan pengalaman lain yang paling baik bagi kami.
e. Dewasa ini, pemerintah saya mempunyai dana perwalian yang memungkinkan seorang
dokter bisa memadukan pengobatan alternatif dengan obat yang modern seperti,
chiropractice, acupunture, aromatherapy, faith healing, eflexology dan hypnotherapy.
Sebuah kata mengemban peran yang penting dalam sebuah kalimat/tuturan karena arti
atau makna sebuah kalimat dapat dibangun dengan pemilihan kata yang tepat. Apabila terjadi
kesalahan pemilihan kata maka akan terjadi pergeseran arti/ makna kalimat, tidak sebagaimana
diinginkan oleh penulisnya. Bagi pembaca, kesalahan tersebut akan menimbulkan kesalahpaham
atas arti/makna yang dimaksudkan penulis
Penelitian ini memberi gambaran yang jelas bahwa para pembelajar BIPA banyak
melakukan kesalahan dalam pemilihan kata ketika mereka menyusun kalimat-kalimat dan atau
paragraf. Dari analisis data, terdapat 228 kesalahan dalam pemilihan kata. Kesalahan yang
mereka lakukan meliputi (1) penggunaan kata yang benar-benar tidak tepat untuk suatu konteks
kalimat tertentu (2) penggunaan kata yang tidak lazim dalam konteks masyrakat Indonesia (3)
pengunaan sinonim kata yang tidak tidak benar-benar tepat sebagaimana dituntut konteks
kalimat tertentu (4) kerancuan dalam penggunaan kata-kata yang mirip, seperti penggunaan ada
dan adalah , mudah dan murah, dsb. (5) penggunaan kata-kata yang merupakan hasil terjemahan
secara harafiah dan (6) kesalahan penggunaan kata terjemahan yang bersinonim, seperti kata to
leave yang terjemahan bahasa Indonesianya meninggalkan dan berangkat. Pasangan kata seperti
inilah yang sering dikacaukan dalam penggunaannya.
Beberapa kata yang kesalahan pemakaiannya cukup sering adalah kata ada yang
dikacaukan dengan kata adalah; penggunaan pronomina kita dengan kami (yang dalam bahasa
Inggris „us‟); kata berangkat dengan kata meninggalkan; kata cara dengan kata secara; kata tidak
dengan kata bukan; kata ada dengan kata mempunyi. Beberapa contoh kesalahan pembelajar
dalam memilih kata di paparkan di bawah ini.
a. Situasi ini pusing untuk anak-anak dan bisa sangat mempengaruhi mereka.
b. Saya berbicara dengan sopir sambil naik. Dia ada sopir untuk enam tahun.
c. Adalah banyak penjual dan pembeli dalam pasar.
d. Kami berangkat SMA 3 kira-kira pada jam sepuluh malam.
e. Jam empat kami berangkat Hotel Radisson pergi ke Prambanan Temple.
f. Setelah itu bis mengambilkan kami ke tempat yang ramai.
g. Di Inggris masalah-masalah dengan disiplin sedang lebih jelek, misalnya kemangkiran
dari sekolah, kedatangan yang terlambat dan kekerasan.
h. Menurut tradisi, orang Batak adalah petani nasi tetapi pada waktu sekarang ekonomi
Batak sangat beruntung pada karet dan kopi. A
Alternatif pembenarannya:
Alternatif pembenarannya,
a. Keraton Yogyakarta menarik dan indah tetapi cuaca hari ini lembab dan panas.
b. Menurut orang yang saya wawancarai, Indonesia mempunyai bermacammacam kesenian
yang berbeda di setiap daerah.
c. Saya mengerti pendapat para mahasiswa tentang pendidikan di Indonesia, khususnya
sistem pengajaran Bahasa Inggris.
d. Salah satu keunggulan utama ialah kualitas rata-rata guru. Saya mengerti bahwa ini yang
membuat semua siswa terkesan.
e. Ada banyak orang yang mau belajar untuk menjadi guru. Ini ide bagus!
a. Lebih dari itu, Aromatheraphy ini untuk ketegangan dan kesantaian, ini lebih baik
membakar minyak di dalam kamar.
b. Umumnya kenakalan remaja dari rumah atau keluarga rusak.
c. Dulu sebagian besar guru di Tim-tim dari pulau-pulau di Indonesia, tetapi sekarang
mereka berangkat dari Tim Tim dan tidak cukup guru untuk sekolah di sana.
d. Di Indonesia ada banyak upacara adat, setiap suku aturan-aturan yang harus dilakukan
sebelum upacara pernikahan.
e. Orang-orang yang tinggal di kota berbedaan.
Alternatif pembenarannya:
a. Lebih dari itu, Aromatheraphy ini berfungsi untuk menghilangkan ketegangan dan
menciptakan rasa santai. Ini dilakukan dengan membakar minyak wangi di dalam kamar.
b. Umumnya, kenakalan remaja bermula dari keluarga yang tidak harmonis.
c. Dulu, sebagian besar guru di Tim-Tim berasal dari berbagai pulau di Indonesia, tetapi
sekarang mereka meninggalkan Tim-Tim sehingga tidak ada cukup banyak guru untuk
sekolah-sekolah di sana.
d. Di Indonesia, ada banyak upacara adat. Setiap suku memiliki aturan-aturan yang harus
dilakukan sebelum upacara pernikahan.
e. Orang-orang yang tinggal di kota berbeda mempunyai kebiasaan yang berneda pula.
Contoh-contoh kesalahan karena tidak adanya objek dalam kalimat yang berpredikat verba
transitif.
Alternatif pembenarannya: