Anda di halaman 1dari 24

BAB V

PEMAKAIAN TANDA BACA

5.1 Pengantar

Penulisan tanda baca berikut ini merupakan contoh pedoman tanda baca
seperti yang tertera pada Pedoman EYD. Dalam penulisan tanda baca yang belum
termuat dapat dikuasai melalui Pedoman EYD.

5.2 Macam-macam Tanda Baca

A. Tanda Titik (.)


1. Merupakan tanda baca yang dipakai pada akhir kalimat yang bukan
pertanyaan atau seruan.
Misalnya :
Ayahku tinggal di Solo.
Biarlah mereka duduk di sana.
Hari ini tanggal 6 April 1973.

Catatan :
Tanda titik tidak dapat digunakan pada akhir kalimat yang unsur akhir
pada kalimat tersebut memang sudah bertanda titik.
Misalnya :
Buku itu disusun oleh Drs. Sudjatmiko, M.A.
Dia memerlukan meja,kursi, dsb.
2. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf didalam suatu
bagan,ikhtisar, atau daftar.
Misalnya :
a.III Departemen Dalam Negeri
A. Direktorat Dalam Negeri
B. Direktorat Jenderal Agraria
1. …
b. 1 Patokan Umum
1.1 Isi Karangan
1.2 Ilustrasi

Catatan :

Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu
bagian atau ikhtisar jika angka dan huruf tersebut adalah deretan
terakhir.

3. Tanda titik yang dipakai untuk memisahkan angka yang menunjukkan


waktu.
Misalnya :
Pukul 1.35.20 artinya pukul 1 lewat 35 menit 20 detik.
4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka pada jam,yang
menunjukkan jangka waktu.
Misalnya :
0.20.30 artinya 20 menit,30 detik.
5. Tanda titik di pakai di antara nama penulis, judul tulisan dan tempat
terbit dalam daftar pustaka.
Misalnya :
Siregar, Merari.1920. Azab dan Sengsara. Weltevreden: Balai Pustaka.
6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya.
Misalnya :
Desa itu berpenduduk 24.200 orang.
7. Tanda titik yang di pakai dalam penulisan singkatan.
B. Tanda Koma (,)
1. Tanda koma dipakai di antara unsur suatu perincian atau pembilangan.
Misalnya :
Saya membeli kertas,pena,dan tinta.
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara dari kalimat
selanjutnya didahului dengan kata tetapi atau melainkan.
Misalnya :
Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat jika kalimat itu mendahului induk kalimat.
Misalnya :
Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung
antarkalimat dalam awal kalimat.
Misalnya :
…Oleh karena itu, kita harus berhati-hati.
5. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata,seperti o,ya,wah,aduh,
atau tanda koma yang dipakai untuk sapaan,seperti Bu,Dik, atau Mas.
6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan dari bagian kalimat
lain.
Misalnya :
Kata Ibu, “Saya gembira sekali.”
7. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian
lain dalam kalimat jika petikan langsung tersebut berakhiran tanda
tanya atau tanda seru.
8. Tanda koma dipakai di antara nama dan alamat,bagian-bagian
alamat,tempat dan tanggal,dan nama wilayah atau negeri yang ditulis
berurutan.
9. Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama dalam daftar
pustaka.
Misalnya :
Alisjahbana, Sutan Takdir.1949. Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia.
Jilid 1 dan 2. Djakarta:PT Pustaka Rakjat.
10. Tanda koma dipakai dalam catatan kaki atau catatan akhir.
11. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik untuk
membedakan dari nama orang tersebut,keluarga, atau marga.
Misalnya :
Ny.Khadijah, M.A.
12. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau antara rupiah
yang dinyatakan menggunakan angka.
Misalnya :
12,5 m dan Rp12,50
13. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan saja tetapi
sifatnya tidak membatasi kalimat tersebut.
14. Tanda koma dipakai untuk menghindari dalam pembacaan atau salah
pengertian yang terdapat pada suatu awal kalimat.
C. Tanda Titik Koma (;)
1. Tanda titik koma dipakai untuk pengganti kata penghubung dalam
kalimat setara.
Misalnya:
Hari sudah malam;anak-anak masih membaca buku yang baru dibeli
ayahnya.
2. Tanda titik koma dipakai untuk mengakhiri pernyataan rincian dalam
kalimat frasa atau kelompok kata tanpa menggunakan kata dan.
Misalnya:
Syarat-syarat penerimaan pegawai negeri sipil di lembaga ini:
(1) berkewarganegaraan Indonesia;
(2) berijazah sarjana S1 sekurang-kurangnya;
(3) berbadan sehat;
3. Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan dua kalimat atau lebih
yang terdapat unsur-unsur setiap bagian dipisah oleh kata hubung.
Misalnya:
Ibu membeli buku,pensil,dan tinta;baju,celana dan kaos;pisang,apel
dan jeruk.
D. Tanda Titik Dua (:)
1. Tanda titik dua dipakai untuk akhir suatu pernyataan lengkap yang
diikuti rangkaian atau pemerian.
Misalnya:
Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga:kursi,meja,dan
lemari.
2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
pemerian.
Misalnya:
a. Ketua : Ahmad Wijaya
Sekretaris : S.Handayani
Bendahara : B.Hartawan
3. Tanda titik dua yang dipakai dalam teks drama yang menunjukkan
pelaku dalam percakapan.
4. Tanda titik dua dipakai untuk pemisah dalam karangan buku.
Misalnya:
Tempo, I (1971), 34:7
Surah Yasin:9
Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup:Sebuah Studi,
E. Tanda Hubung (-)
1. Tanda hubung untuk menyambungkan kata dasar yang terpisah oleh
pergantian baris.
Misalnya:
Di samping cara-cara lama itu ada ju-
ga cara yang baru.
2. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata atau akhiran
dengan bagian kata yang mendahuluinya pada pergantian baris.
3. Tanda hubung yang digunakan dalam kata yang berulang.
Misalnya:
anak-anak
berulang-ulang
4. Tanda hubung untuk menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan
bagian-bagian tanggal.
Misalnya:
8-4-1973
5. Tanda hubung yang dipakai untuk memperjelas hubungan suatu kata
atau ungkapan.
Misalnya:
ber-evolusi
dua puluh lima-ribuan (20x5000)
6. Tanda hubung yang digunakan dalam merangkai se-dengan kata
berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, ke-dengan angka, dan
kata atau imbuhan dengan singkatan berhuruf kapital juga tanda
hubung untuk gabungan kata yang merupakan kesatuan.
Misalnya:
se-Indonesia
se-Jawa Barat
hadiah ke-2
hari-H
tahun 50-an
7. Tanda hubung yang digunakan untuk merangkai unsur dalam bahasa
Indonesia dengan bahasa asing.
Misalnya:
di-smash
pen-tackle-an
F. Tanda Pisah (-)
1. Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi
penjelasan dari luar kalimat.
Misalnya:
Kemerdekaan bangsa itu-saya yakin akan tercapai-diperjuangkan oleh
bangsa itu sendiri.
2. Tanda pisah yang menegaskan adanya keterangan aposisi sehingga
kalimat terlihat lebih jelas.
Misalnya:
Rangkaian temuan ini-evolusi,teori kenisbian,dan kini juga
pembelahan atom-telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
3. Tanda pisah yang digunakan dalam penulisan bilangan,tanggal,atau
tempat dengan arti ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’
Misalnya:
Tanggal 5-10 April 1970
Jakarta-Bandung
G. Tanda Tanya (?)
1. Tanda tanya yang dipakai pada akhiran kalimat tanya.
2. Tanda Tanya yang dipakai di dalam kurung yang menyatakan kalimat
tersebut kurang,dapat dibuktikan kebenerannya.
Misalnya:
Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?)
Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.
H. Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai dalam ungkapan atau seruan
pernyataan,ketidakpercayaan, dan rasa emosi yang kuat.
Misalnya:
Alangkah seramnya peristiwa itu!
Bersihkan kamar itu sekarang juga!
Merdeka!
I. Tanda Elipsis (…)
1. Tanda elipsis yang digunakan dalam kalimat yang terputus-putus.
Misalnya:
Kalau begitu … ya,marilah kita bergerak.
2. Tanda elipses digunakan dalam suatu kalimat yang menunjukkan
kalimat atau ada bagian yang dihilangkan.
Misalnya:
Sebab-sebab kemerosotan … akan diteliti lebih lanjut.
J. Tanda Petik (“…”)
1. Tanda petik yang digunakan untuk mengapit sebuah petikan dari
pembicaraan atau dalam naskah atau bahan tertulis lain.
Misalnya:
“Saya belum siap, “Kata Misa, “tunggu sebentar !”
Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara adalah bahasa
Indonesia.”
2. Tanda petik yang digunakan dalam judul syair atau bab buku yang
digunakan dalam suatu kalimat.
Misalnya:
Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul “Rapor dan Nilai
Prestasi di SMA” diterbitkan dalam Tempo.
3. Tanda petik yang digunakan dalam istilah ilmiah atau mempunyai
makna khusus.
Misalnya:
Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan nama
“cutbrai”.
K. Tanda Petik Tunggal (‘...’)
1. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun dalam petikan
lain.
Misalnya:
Tanya Basri, “Kau dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”
2. Tanda petik tunggal yang dipakai dalam mengapit makna atau
ungkapan.
Misalnya:
terpandai ‘paling pandai’
Retina ‘dinding mata sebelah dalam’
3. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna,kata atau ungkapan
bahasa daerah atau bahasa asing.
Misalnya:
feed-back ‘balikan’
dress rehearsal ‘gladi bersih’
L. Tanda Kurung ( (…) )
1. Tanda kurung yang digunakan untuk mengapit keterangan/penjelasan.
Misalnya:
Anak itu tidak memiliki KTP (Kartu Tanda Penduduk).
2. Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan
bagian integral dalam pembicaraan.
Misalnya:
Sajak Tranggono yang berjudul “Ubud” (nama dan tempat yang
terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962.
3. Tanda kurung mengapit huruf atau kata tetapi dapat juga dihilangkan.
Misalnya:
Kata cocain diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a).
4. Tanda kurung mengapit angka dan huruf urutan keterangan.
Misalnya:
Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b)tenaga kerja, dan
(c)modal.
M. Tanda Kurung Siku ([…])
Tanda kurung siku yang dipakai untuk mengapit keterangan kalimat
penjelas setelah tanda kurung.
Misalnya:
Persamaan kedua proses ini (perbedaannya [lihat halaman 35-38] tidak
dibicarakan) perlu dibentangkan di sini.
N. Tanda Garis Miring (/)
1. Tanda garis miring dipakai dalam penulisan nomor surat,nomor alamat
dan tahun.
2. Tanda garis miring dipakai untuk pengganti kata dan,atau, juga tiap.
O. Tanda Penyingkat atau Aprosof (‘)
Tanda penyingkat atau aprosof menunjukkan penghilangan bagian kata
atau tahun.
5.3 Pengayaan

1. Batu pasir tidal stream mouth bar,yang umumnya tipis dengan sikuen…
Batu pasir tidal stream mouth bar yang pada umumnya tipis dengan
sikuen…
2. Menurut Kridalaksana (1983:73) secara tekhnis yang disebut …
Menurut Kridalaksana (1983:73) secara tehnis yang disebut …
3. … menunjukkkan komplek multi later dan multi story dari reservoar
batupasir di Balikpapan.
… menunjukkkan komplek multi later dan multistory dari reservoar batu
pasir di Balikpapan.
4. Fungsi bahasa tidak hanya sebagai alat komunikasi tetapi juga sebagai alat

Fungsi bahasa tidak hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai
alat …
5. Terdapat beberapa hal menarik dari cerpen yang berjudul “Mudik”…
Terdapat beberapa hal menarik dari cerpen “Mudik”…
6. Dewasa ini penelitian-penelitian sastra yang menggunakan prosedur ilmiah
sangat dibutuhkan orang…
Dewasa ini, penelitian-penelitian sastra yang menggunakan prosedur
ilmiah sangat dibutuhkan orang…
7. Untuk itulah, buku yang sangat sederhana ini merupakan percikan
pemikiran penulis …
Oleh karena itu, buku yang sangat sederhana ini merupakan percikan
pemikiran penulis …
8. Didalam genetik unit satu terdapat tiga kali siklus delta…
Di dalam genetik unit satu terdapat tiga kali siklus delta…
BAB VI
PENULISAN UNSUR SERAPAN

6.1 Penulisan Unsur Serapan

Dalam perkembangannya,bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai


bahasa lain,baik bahasa daerah maupun dari daerah asing seperti
Sanskerta,Arab,Portugis,Belanda, atau Inggris.Unsur pinjaman dalam bahasa
Indonesia dapat dibagi atas dua golongan besar.Pertama,unsur pinjaman yang
belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia,Unsur-unsur yang dipakai
dalam konteks bahasa Indonesia tetapi dalam pengucapan masih menggunakan
bahasa asing.Kedua,unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisan disesuaikan
dengan bahasa Indonesia.

Kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur serapan itu adalah sebagai berikut.

 A (ain Arab dengan a) menjadi ‘a


‘asr asar
sa’ah saat
manfa’ah manfaat
 aa (Belanda) menjadi a
paal pal
baal bal
octaaf oktaf
 ae jika bervariasi dengan e menjadi e
haemoglobin hemoglobin
haematite hematite
 ai tetap ai
trailler trailer
caisson kaison
 c di muka a,u,o dan konsonan k
calomel kalomel
contruction kontruksi
cubic kubik
coup kup
classification klasifikasi
crystal kristal
 cc di muka e dan i menjadi ks
accent aksen
accessory aksesori
vaccine vaksin
 cch dan ch di muka a,o, dan konsonan menjadi k
saccharin sakarin
charisma karisma
technique teknik
 ck menjadi k
check cek
ticket tiket
 ς (Sansekerta) menjadi s
ςabda sabda
ςastra sastra
 d (Arab) menjadi d
darurat darurat
fardu fardu
 e tetap e
effect efek
description deskripsi
 ea tetap ea
idealist idealis
synthesis sintesis
 eo tetap eo
stereo stereo
geometry geometri
 f tetap f
fanatic fanatik
factor factor
 gh menjadi g
sorghum sorgum
 h (Arab) menjadi h
hakim hakim
tahmid tahmid
ruh roh
 i,pada awal suku kata d muka vocal, tetap i
iambus iambus
ion ion
 ie tetap ie jika lafalnya bukan i
variety varietas
patient pasien
effient efisien
 ng tetap ng
contingent kontingen
congres kongres
linguistics linguistik
 oo (inggris) menjadi u
cartoon kartun
proof pruf
pool pul
 ou menjadi u jika lafalnya u
gouverneur gubernur
coupon kupon
countour kontur
 ph menjadi f
phase fase
physiologi fisiologi
 q menjadi k
aquarium akuarium
frequency frekuensi
 q (Arab) menjadi k
qalbu kalbu
haqiqah hakikah
 rh menjadi r
rhombus rombus
rhythm ritme
rhetoric retorika
 s (Arab) menjadi s
subh subuh
salj salju
 sc di muka a,o,u dan konsonan menjadi sk
scandium skandium
scutella skutela
 sc di muka e,i dan y menjadi s
scintillation sintilasi
scyphistoma sifistoma
 t di muka i menjadi s jika lafalnya s
ratio rasio
action aksi
 th menjadi t
theocracy teokrasi
method metode
 u tetap u
urut urut
institute institut
 ua tetap ua
aquarium akuarium
dualism dualism
 v tetap v
vitamin vitamin
television televise
cavalery kavaleri
 w (Arab) tetap w
jadwal jadwal
marwa marwa
taqwa takwa
 x pada posisi lain menjadi ks
executive eksekutif
taxi taksi
 xc di muka e dan i menjadi ks
exception eksepsi
excitation eksitasi
 y tetap y jika lafalnya y
yakitori yakitori
yuan yuan
yen yen
 y menjadi I jika lafalnya i
dynamo dinamo
propyl propil
psychology psikologi
 z (Arab) menjadi z
zalim zalim
hafiz hafiz

Berikut ini daftar akhiran-akhiran asing serta penyesuaian dalam bahasa


Indonesia.
 -aat (Belanda) menjadi –at
advokaat advokat
plaat pelat
 -age menjadi –ase
percentage persentase
etalage etalase
 ell (Belanda) yang tidak ada kesamaannya dalam bahasa inggris menjadi –
il
materieel materiil
moreel moril
 -ic (nomina) menjadi –ik
electronic elektronik
statistic statistik
 -ile,-iel menjadi –il
percentile,precentiel presentil
mobile,moniel mobil
 -iyyah,-iyyat (Arab) menjadi –iah
alamiyyah alamiah
ilmiyyah ilmiah
 -logy,-logie (Belanda) menjadi –logi
technology,technologie teknologi
analogy,analogie analogi
 -ure,-uur (Belanda) menjadi –ur
structure,struktuur struktur
premature,prematuur premature
BAB VII
PEMBENTUKAN ISTILAH

7.1 Ketentuan Umum


7.1.1 Istilah dan Tata Istilah
Istilah adalah kata yang dipakai sebagai nama dapat juga lambing
dengan adanya ungkapan makna yang jelas,seperti
konsep,proses,keadaan atau sebutan khas dalam ilmu pengetahuan
lainya.
Misalnya:
anabolisme pasar modal
demokrasi pemerataan
laik terbang perangkap electron
7.1.2 Istilah Umum dan Istilah Khusus
Istilah umum adalah istilah yang berasal dari bidang tertentu
karena dapat diartikan secara luas.
Misalnya:
anggaran belanja penilaian
daya radio
nikah takwa
Sedangkan istilah khusus mempunyai makna yang terbatas
dibandingkan istilah umum.
Misalnya:
apendektomi kurtosis
bipatride pleistosen
7.2 Proses Pembentukan Istilah
7.2.1 Konsep Ilmu Pengetahuan dan Peristilahannya
Ilmuwan (scientist) dan pandit (scholar) telah banyak
menghasilkan konsep ilmiahnya,beberapa sudah mapan dan ada
pula istilah yang masih perlu diciptakan.Ilmuan dan pandit
Indonesia mempunyai istilah dan konsep yang telah mapan.Akan
tetapi banyak pelaku dating dari luar negeri untuk melambangkan
konsep tersebut dalam bahasa asing.
7.2.2 Bahan Baku Istilah Indonesia
Tiga golongan yang penting dalam bahan istilah bahasa Indonesia
yaitu :
1. Bahasa Indonesia termasuk unsur serapannya,dan bahasa
Melayu.
2. Bahasa Nusantara yang serumpun,termasuk bahasa Jawa Kuno.
3. Bahasa asing,seperti bahasa Inggris dan bahasa Arab.
7.2.3 Pemantapan Istilah Nusantara
Bahwa ilmuan dan pandit Indonesia telah memberikan konsep
istilah seperti,bhineka tunggal ika,batik,banjar,sower,gunungan,dan
pamer yang sudah diterima secara luas sehingga dapat
dimantapkan kemudian hasilnya dikodifikasi.
7.2.4 Pemadanan Istilah
Gabungan dalam istilah serapan dan terjemahan demi keseragaman
dari rujukan yang dipakai adalah istilah inggris karena
pemakaiannya dianggap internasional.Sedangkan penulisan istilah
serapan itu dilakukan dengan penyesuaian ejaan berdasar kaidah
fonotatik.
1. Penerjemahan
a. Penerjemahan Langsung
Istilah Indonesia dapat dibentuk lewat penerjemahan
berdasarkan makna,akan tetapi bentuknya tidak sepadan.
Misalnya:
supermarket pasar swalayan
merger gabungan usaha
Dalam penerjemahan asing terdapat banyak keuntungan
selain memperkaya kosakata juga meningkatkan ungkapan
bahasa itu sendiri(Indonesia).Akan tetapi jika timbul
kesulitan dalam penyerapan istilah asing yang memiliki
banyak perbedaannya,maka dalam pembentukan istilah
perlu memperhatikan pedoman berikut.
Penerjemahan tidak harus satu kata yang diterjemahkan
dengan hanya satu kata.
Misalnya:
psychologist ahli psikologi
medical practitioner dokter

Kelas istilah dalam penerjemahan sedapat mungkin


dipertahankan pada istilah terjemahannya.
Misalnya:
Merger(nomina) gabungan usaha (nomina)
Transparent(adjektiva) bening (adjektiva)

Dalam penerjemahan istilah asing dengan bentuk


plural,kejamakannya ditanggalkan pada istilah Indonesia.
Misalnya:
alumni lulusan
master of ceremonies pengatur acara
charge d’affaires kuasa usaha
b. Penerjemahan dengan Perekaan
Perekaan istilah sebagai padanan istilah factoring adalah
anjak piutang,begitu juga pemadanan catering menjadi jasa
boga.
c. Penyerapan Istilah
Dasar-dasar istilah asing untuk dapat diterima menjadi
istilah Indonesia:
1. Istilah asing yang akan diserap dapat meningkatkan
istilah asing dan bahasa Indonesia itu sendiri secara
timbal balik (intertranslability).
2. Istilah asing yang akan diserap lebih ringkas dari
terjemahan Indonesianya.
3. Istilah asing yang akan diserap mempunyai kesepakatan
antarpakar jika mungkin terlalu banyak sinonimnya.
4. Istilah asing yang akan diserap lebih cocok/tepat karena
tidak mengandung arti konotasi yang buruk.
d. Penyerapan Afiks dan Bentuk Terikat Istilah Asing
i. Penyesuaian Ejaan Profiks dan Bentuk Terikat
Prefiks asing yang bersumber pada bahasa Indo-
Eropa dapat dipertimbangkan pemakaiannya dalam
istilah Indonesia dan disesuaikan ejaanya.Prefiks
asing,antara lain adalah:
a-,ab-,abs- ‘dari’,’menyimpang dari’,menjauhkan
dari ‘tetap a-,ab-,abs-
amoral amoral
abnormal abnormal
abstract abstrak

a-,-an,’tidak,bukan,tanpa’ tetap a-,an-


anemia anemia
aphasia afasia

ad-,ac- ‘ke’, ‘berdekatan dengan’, ‘melekat pada’,


menjadi ad-,ak-
adhesion adhesi
acculturation akulturasi

am-, amb- ‘sekeliling’, ‘keduanya’ tetap am-, amb-


ambivalence ambivalensi
amputation amputasi
ana-, an- ‘ke atas’, ‘ke belakang’, ‘terbalik’ tetap
ana-, an-
anabolism anabolisme
anatropous anatrop

bi- ‘pada kedua sisi’, ‘dua’ tetap bi-


biconvex bikonveks
bisexual biseksual

cata- ‘bawah’, ‘sesuai dengan’ menjadi kata-


cataclysm kataklisme
catalyst katalis

contra- ‘menentang’, berlawanan menjadi kontra-


contradiction kontradiksi
contraindication kontraindikasi

de- ‘memindahkan’, ‘mengurangi’ tetap de-


dehydration dehidrasi
devaluation devaluasi

eco- ‘lingkungan’ menjadi eko-


ecology ekologi
ecospecies ekospesies

ex- ‘sebelah luar’ menjadi eks-


execlave eksklave
epiphyte epifit

exo-,ex- ‘sebelah luar’,’mengeluarkan’ menjadi


ekso,eks-
exoergic eksoergik
exogamy eksogami

hemi- ‘separuh’,’setengah’ tetap hemi-


hemihedral hemihedral
hemisphere hemisfer

hepta- ‘tujuh’,’mengandung tujuh…’ tetap hepta-


heptameter heptameter
heterophyllous heterofil

im-, in-,il- ‘tidak’, ’di dalam’, ’ke dalam’ tetap im-


,in- ,il-
immigration imigrasi
induction induksi
illegal illegal

inter- ‘antara’, ‘saling’ tetap inter-


interference interferensi
international internasional

intro- ‘dalam’, ‘ke dalam’ tetap intro-


introjections introjeksi
introvert introvert

meta- ‘sesudah’, ‘berubah’, ‘perubahan’ tetap meta-


metamorphosis metamorphosis
metanepfiros metanefros

mono-‘tunggal’, ‘mengandung satu’ tetap mono-


monodrama monodrama
para-‘di samping’,’erat hubungan dengan’,’hampir’
tetap para-
paraldehyde paraldehyde
parathyroid paratiroid

poly- ‘banyak’,’berlebihan’ menjadi poli-


polygotism poligotisme
polyphagia polifagia

proto- ‘pertama’,’mula-mula’ tetap proto-


protolithic protolitik
prototype prototype

quasi- ‘seolah-olah’,’kira-kira’ menjadi kuasi-


quasi-hidtorical kuasihistoris
quasi-legislative kuasilegislatif

re- ‘lagi’, ‘kembali’ tetap re-


reflection refleksi
rehabilitation rehabilitasi

semi-‘separuhnya’, ‘sedikit banyak’, ‘sebagian’


tetap semi-
semifinal semifinal
semipermanent semipermanen

Anda mungkin juga menyukai