BAHASA INDONESIA
OLEH:
NAMA
: DINDA KHARISMA
ABSEN
: 10
KELAS
: VII B
1. Merujuk kata
merujuk adalah menunjuk...
ex = Gembira loka adalah salah satu kebun binatang. Di tempat itu kita dapat
melihat berbagai hewan.
di dua kalimat di atas, menunjukkan bahwa kata di tempat itu yg merujuk ke
kata gembira loka ....
2. Melabeli bahasa
Melabeli bahasa sama dengan menjuluki
3. Tanda baca
Tanda baca adalah simbol atau tanda yang digunakan untuk memberi isyarat
kepada pembaca supaya melakukan sesuatu dalam bacaan untuk memperjelas
makna dari kalimat. Ia diletakkan di tempat-tempat tertentu dalam kalimat
berdasarkan tujuan dan kecocokannya
Tanda Titik (.)
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Contoh: Saya suka makan nasi.
2. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
Contoh: Irwan S. Gatot
3. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh: Dr. (doktor)
4. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat
umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu
tanda titik.
Contoh: dll. (dan lain-lain)
5. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu atau jangka waktu.
Contoh: Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)
6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Contoh: Kota kecil itu berpenduduk 51.156 orang.
Tanda Koma (,)
1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau
pembilangan.
Contoh: Saya menjual baju, celana, dan topi. [Catatan: dengan koma sebelum
"dan"]
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat
setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan.
Contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.
3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
Contoh: Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara
kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu,
jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
Contoh: Oleh karena itu, kamu harus datang.
5. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan,
yang terdapat pada awal kalimat.
contoh: O, begitu.
6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
dalam kalimat.
Contoh: Kata adik, "Saya sedih sekali".
7. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat,
(iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang
ditulis berurutan.
Contoh: Medan, 18 Juni 1984
8. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya
dalam daftar pustaka.
Contoh: Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT
Wikipedia Indonesia.
9. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
Contoh: I. Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia,
1990), hlm. 22.
10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang
mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau
marga.
contoh: Rinto Jiang, S.E.
11. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan
sen yang dinyatakan dengan angka.
Contoh: 33,5 m
12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya
tidak membatasi.
Contoh: pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.
13. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan
yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh: Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap
yang bersungguh-sungguh.
14. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian
lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan
tanda tanya atau tanda seru.
contoh: "Di mana Rex tinggal?" tanya Stepheen.
Tanda Titik Koma (;)
1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat
yang sejenis dan setara.
Contoh: Malam makin larut; kami belum selesai juga.
2. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di
dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh: Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adik
menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan
siaran pilihan pendengar.
Tanda Titik Dua (:)
1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti
rangkaian atau pemerian.
Contoh: Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan
lemari.
2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
pemerian. Contoh: Ketua : Axel
3. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan
pelaku dalam percakapan.
Contoh: Borgx : "Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!"
4. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di
antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul
suatu karangan.
Contoh: Tempo, I (1971), 34:7
Contoh: Bauran Pemasaran menyangkut masalah (a) produk, (b) harga, (c)
tempat, dan (c) promosi.
Tanda Kurung Siku ([...])
1. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi
atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu
menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam
naskah asli.
Contoh: Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
2. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah
bertanda kurung.
Contoh: Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II
[lihat halaman 3538]) perlu dibentangkan di sini.
Tanda Petik ("...")
1. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan
naskah atau bahan tertulis lain.
Contoh: "Saya belum siap," kata Mira, "tunggu sebentar!"
2. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam
kalimat.
Contoh: Bacalah "Bola Lampu" dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
3. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus.
Contoh: Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja.
4. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan
langsung.
Contoh: Kata Tono, "Saya juga minta satu."
5. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang
tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus
pada ujung kalimat atau bagian kalimat.
Contoh: Karena warna kulitnya, Budi mendapat julukan "Si Hitam".
Tanda Petik Tunggal ('...')
1. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Contoh: Tanya Basri, "Kau dengar bunyi 'kring-kring' tadi?"
2. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau
ungkapan asing.
Contoh: feed-back 'balikan'
kembali atas pendapat yang telah ditunjang oleh fakta-fakta dalam bagian
argumentasi. Pada bagian ini pula bisa disematkan hal-hal yang patut diperhatikan
atau dilakukan supaya pendapat atau prediksi sang penulis dapat terbukti.
Contoh:
Besarnya potensi Indonesia dan sempitnya momentum yang sedang kita lalui
saat ini. Apabila potensi itu tidak diwujudkan dalam aksi dan momentum yang
baik dilewatkan begitu saja karena kita begitu asyik denga urusan lain, prediksi
para investor tersebut tidak akan menjadi kenyataan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa struktur teks eksposisi memiliki kesinambungan
secara berurutan.
7. Kalimat Tunggal dan Kalimat Majemuk
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu subjek dan satu predikat.
Kalimat tunggal hanya terdiri atas satu klausa. Klausa adalah satuan gramatik
yang terdiri dari predikat (P), baik diikuti oleh S, O, Pel dan Keterangan atau
tidak. Klausa ditandai dengan keberadaan predikat (P) sebagai unsure wajib.
Contoh: Harga buku itu dua puluh ribu rupiah.
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari dua pola dasar atau lebih.
Contoh: Ibu berbelanja ke pasar, ayah pergi ke kantor, sedang adik pergi ke
sekolah.
1. Kalimat Majemuk Setara
Kalimat Majemuk Setara adalah kalimat majemuk yang terdidri atas beberapa
kalimat yang setara atau sederajat kedudukannya, yang masing-masing dapat
berdiri sendri. Kalimat Majemuk Setara dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
1. Kalimat majemuk setara sejalan
Kalimat majemuk setara sejalan ialah kaliamat majemuk setara yang terdiri atas
beberapa kalimat tunggal yang bersamaan situasinya
Contoh : Juminten pergi ke pasar, Parno berangkat ke bengkel, sedang Ganes
pergi ke kebun binatang.
2. Kalimat Majemuk Setara Berlawanan
Kalimat majemuk setara berlawanan ialah kalimat majemuk setara yang terdiri
atas beberapa kalimat tunggal yang isinya menyatakan situasi berlawanan.
Contoh : Adiknya pandai, sedang kakaknya bodoh.
3. Kalimat Majemuk Setara yang menyatakan sebab akibat
Kalimat Majemuk Setara yang menyatakan sebab akibat ialah kalimat majemuk
setara yang terdiri atas beberapa kalimat tunggal yang isi bagian yang satu
menyatakan sebab akibat dari bagian yang lain.
Contoh : Roy Marten ditahan, karena ia telah membawa sabu-sabu.
2. Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat Majemuk bertingkat ialah kalimat yang terjadi dari beberapa kalimat
tunggal yang kedudukanya tidak setara/ sederajat, yakni yang satu menjadi bagian
yang lain.
Contoh :
Ia datang kemarin. Kalimat tunggal tersebut ialah kalimat tunggal yang
mempunyai keterangan waktu: kemarin. Jika kata kemarin diganti/ diubah
menjadi kalimat yang dapat berdiri sendiri, yakni diubah/ diganti dengan kalimat:
ketika orang sedang makan, maka berubahlah kalimat tunggal tersebut menjadi
kalimat majemuk bertingkat sebagai berikut: Ia datang, ketika orang sedang
datang.
Perkataan: ia datang (yang tidak pernah mengalami perubahan/ pergantian)
dinamai induk kalimat, sedang perkataan: ketika orang sedang makan (yang
mengubah/ mengganti kata kemarin) dinamai anak kalimat.
3. Kalimat majemuk rapatan
Kalimat majemuk rapatan yaitu gabungan beberapa kalimat tunggal yang karena
subjek, predikat atau objeknya sama,maka bagian yang sama hanya disebutkan
sekali.
Contoh: Pekerjaannya hanya makan, tidur, dan merokok. (kalimat majemuk
rapatan)
4. Kalimat majemuk campuran
Kalimat majemuk campuran yaitu gabungan antara kalimat majemuk setara dan
kalimat majemuk bertingkat. Sekurang-kurangnya terdiri dari tiga kalimat.
Contoh: Toni bermain dengan Kevin, dan Rina membaca buku di kamar, ketika
aku datang ke rumahnya.
8. Pembentukan Kata-kata Bahasa Indonesia
Ada banyak ragam pembentukan kata dalam Bahasa Indonesia. Sebagian
besar kata dibentuk dengan cara menggabungkan beberapa komponen yang
Kata Benda (Nomina) Dasar: Kata benda dasar atau nomina dasar ialah katakata yang yang secara konkret menunjukkan identitas suatu benda, sehingga
kata ini sudah tidak bisa lagi diuraikan ke bentuk lainnya. Contoh : buku,
meja, kursi, radio, dll.
2
Kata Benda (Nomina) Turunan: Nomina turunan atau kata benda turunan ialah
jenis kata benda yang terbentuk karena proses afiksasi sebuah kata dengan
kata atau afiks. Proses pembentukan ini terdiri dari beberapa bentuk, yaitu :
1
Kata Kerja Transitif: Kata kerja transitif merupakan kata kerja yang selalu
diikuti oleh unsur subjek, contoh : membeli, membunuh memotong, dll.
Dilihat dari segi bentuknya kata kerja transitif dapat dibagi menjadi 2 bentuk,
yaitu: Kata kerja transitif berimbuhan dan kata kerja transitif tak berimbuhan.
Kata Kerja Intransitif: Kata kerja intransitif ialah kata kerja yang tidak
memerlukan pelengkap. Seperti kata tidur untuk contoh kalimat berikut: saya
tidur, pada kalimat tersebut kata tidur yang berposisi sebagai predikat (P)
tidak lagi diminta menerangkan untuk memperjelas kalimatnya, karena
kalimat itu sudah jelas.
Di dalam Bahasa Indonesia ada 2 dasar dalam pembentukan verba, yaitu dasar
yang tanpa afiks tetapi telah mandiri karena telah memiliki makna, dan bentuk
dasar yang berafiks atau turunan. dari bentuk verba ini dapat dibedakan menjadi :
1
Verba Dasar Bebas: ialah verba yang beruba morfem dasar bebas, misalnya:
duduk, makan, mandi, minum, dll.
Kata sifat dapat diterangkan atau didahului dengan kata lebih, agak, paling,
sangat & cukup.
Kata sifat juga dapat diperluas dengan proses pembentukan seperti ini : se- +
redupliasi (pengulangan kata) + -nya, contoh : sehebat-hebatnya, setinggitingginya, dll.
Kata sifat yang terbentuk dari kata dasar, misalnya: kuat, lemah, rajin, malas,
dll.
Kata sifat yang terbentuk dari kata jadian, misalnya: terjelek, terindah,
terbodoh, dll.
Kata sifat yang terbentuk dari kata ulang, misalnya: gelap-gulita, pontangpanting, dll:
Kata sifat yang terbentuk dari kata serapan, misalnya: legal, kreatif, dll.
Kata sifat yang terbentuk dari kata atau kelompok kata, misalnya: lapang
dada, keras kepala,baik hati, dll.
Kata Ganti Orang: ialah jenis kata yang menggantikan nomina. Kata ganti
orang dapat dibedakan lagi menjadi beberapa bentuk, yaitu:
Kata ganti orang kedua jamak, misal: kamu, kalian, Anda, kau/engkau.
Kata Ganti Kepemilikan: ialah kata ganti yang dipakai untuk menyatakan
kepemilikan, misal: buku kamu/bukumu, buku aku/bukuku, buku
dia/bukunya,dsb.
Kata Ganti Penunjuk: ialah kata ganti yang dipakai untuk menunjuk suatu
tempat atau benda yang letaknya dekat ataupun jauh, misal: di sini, di
sana, ini, itu, dsb.
Kata Ganti Tanya: ialah kata ganti yang dipakai untuk meminta informasi
mengenai sesuatu hal, kata Tanya yang dimaksud ialah apa, siapa,
mana.
Kata Ganti Tak Tentu: ialah kata ganti yang digunakan untuk menunjukkan
atau menggantikan suatu benda atau orang yang jumlahnya tak menentu
(banyak), misal: masing-masing, sesuatu, para, dsb.
Kata Keterangan Alat: ialah jenis kata yang menjelaskan dengan cara apa
sesuatu itu dilakukan ataupun berlangsung, misal: dengan tongkat, dengan
motor, dll.
Puisi Lama
Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan seperti
Jumlah kata dalam 1 baris, Jumlah baris dalam 1 bait, Persajakan (rima),
Banyak suku kata tiap baris dan Irama
Jenis puisi lama
Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib
Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap
baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris
berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari
Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris,
Puisi Baru
Puisi baru adalah puisi yang tidak terikat oleh aturan. bentuknya lebih bebas
daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima
Jenis Puisi Baru
Balada adalah puisi berisi kisah/cerita. Balada jenis ini terdiri dari 3 (tiga)
bait, masing-masing dengan 8 (delapan) larik dengan skema rima a-b-a-bb-c-c-b. Kemudian skema rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c. Larik
terakhir dalam bait pertama digunakan sebagai refren dalam bait-bait
berikutnya
Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan.
Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa. Nada dan gayanya
sangat resmi (metrumnya ketat), bernada anggun, membahas sesuatu yang
mulia, bersifat menyanjung baik terhadap pribadi tertentu atau peristiwa
umum.
Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup
Romansa adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih
Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan
Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik
Distikon, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas dua baris (puisi dua
seuntai).
Terzina, puisi yang tiap baitnya terdiri atas tiga baris (puisi tiga seuntai).
Kuatrain, puisi yang tiap baitnya terdiri atas empat baris (puisi empat
seuntai).
Kuint, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas lima baris (puisi lima
seuntai).
Sektet, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas enam baris (puisi enam
seuntai).
Septime, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas tujuh baris (tujuh
seuntai).
Oktaf/Stanza, adalah puisi yang tiap baitnya terdiri atas delapan baris
Struktur Puisi
Struktur fisik puisi
Diksi yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam
puisinya
Imaji yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan
Kolokasi
adalah kohesi leksikal yang berupa relasi makna yang berdekatan antara
konstituen yang satu dengan konstituen yang lain atau hubungan antarkata yang
berbeda pada lingkungan dan bidang yang sama.
Contoh kalimat aspek kohesi kolokasi adalah sebagai berikut : Kepala
Sekolah Jakarta International School (JIS) Timothy Carr terkait kasus kekerasan
seksual terhadap siswa taman kanak-kanak yang dilakukan 6 orang tersangka
dari petugas kebersihan di JIS.
Pada kalimat di atas kata Kepala Sekolah berkolokasi dengan siswa taman
kanak-kanak dan petugas kebersihan.
Hiponim
Dalam semantik, hiponim adalah suatu kata atau frasa yang maknanya
tercakup dalam kata atau frasa lain yang lebih umum, yang disebut hiperonim
atau hipernim. Suatu hiponim adalah anggota kelompok dari hiperonimnya dan
beberapa hiponim yang memiliki hiperonim yang sama disebut dengan
kohiponim.
Contoh hiperonim, hiponim serta kohiponim antara lain: kucing, serangga,
dan merpati adalah hiponim dari hewan, hewan adalah hiperonim dari kucing,
serangga, dan merpati, serangga dan merpati adalah kohiponim dari kucing
sebagai hewan
Hubungan makna hiponim-hiperonim dibedakan dengan hubungan makna
meronim-holonim yang merupakan hubungan antara bagian dengan kesatuan.
Ekuivalensi (Kesepadanan)
Ekuivalensi merupakan hubungan kesepadanan antara satuan lingual
tertentu dengan satuan lingual yang lain dalam dalam sebuah paradigma.
Ekuivalensi dalam wacana ini ditunjukkan dengan kata rapelan dan kata
dirapel. Kata rapelan dan dirapel memiliki hubungan kesepadanan karena berasal
dari satuan lingual asal rapel Secara definisi, ekuivalensi adalah makna yang
memiliki kedekatan atau memiliki tingkatan sebanding. Sementara, semantik
adalah ilmu tentang makna kata dan kalimat atau pengetahuan mengenai seluk
beluk dan pergeseran makna. Jadi dapat disimpulkan, ekuivalensi semantik adalah
kajian semantik yang memiliki hubungan kedekatan , sebanding, dan kekerabatan.
Asumsi awal mengenai ekuivalensi konseptual atau sinonimi dapat
diperlihatkan secara langsung melalui sistem penggambaran semantik. Perlu
disusun kaidah khusus untuk menjelaskan ekuivalensi semantik untuk
Contoh:
Laki-laki
lebih
rasional,
lebih
aktif,
lebih
agresif.
Wanita
salah
satu
cara
untuk
mempertahankan
konsesif
atar
Kohesi
gramatikal
dapat
berwujud
referensi/pengacuan,
Catatan: Kata depan atas digunakan juga dalam beberapa ungkapan yang sudah
tetap, seperti:
atas nama
atas kehendak
atas anjuran
atas desakan.
2. Untuk menyatakan "adanya dua pihak", digunakan di muka dua buah kata
benda yang menyatakan orang atau yang diorangkan, yang dirangkaikan dengan
kata depan dengan. Contoh:
3. Untuk menyatakan "suatu tempat, suatu saat, suatu keadaan atau hal",
digunakan di muka dua buah kata benda yang menyatakan tempat atau waktu
(atau di muka dua buah kata lain yang menyatakan keadaan) yang dirangkaikan
dengan kata depan dengan. Contoh:
Pencarian itu terjadi antara pukul tiga dan pukul empat pagi.
Catatan: Kalau kata depan ke menyatakan "arah tempat yang sebenarnya" maka
kata depan kepada menyatakan "arah tempat yang tidak sebenarnya". Bandingkan
contoh berikut;
Kembali ke desa.
2. Untuk menyatakan "arah yang dituju", dapat digunakan sebagai varian kata
depan akan. Contoh;
Akan sawah dan ladang di sana, biarlah diurus oleh paman Hasan.
Catatan: Sebagai penunjuk "maksud" atau "tujuan", kata depan akan sebaiknya
tidak digunakan. Kedudukannya lebih baik diganti dengan kata untuk. Contoh:
3. Untuk menyatakan "cara atau sifat perbuatan", digunakan di muka kata sifat
atau kata keterangan. Contoh:
Catatan:
Kata depan dengan digunakan juga dalam beberapa ungkapan tetap yang
menyatakan sumpah atau alat, seperti berikut; Dengan nama Alloh, Dengan
rahmat Tuhan, Dengan karunia Yang Maha Esa, Dengan titah baginda, Dengan
restu presiden
Kata Depan berkat
Kata depan berkat digunakan di depan kata benda atau frase benda untuk
menyatakan "sebab yang memberi pengaruh untuk terjadinya sesuatu". Contoh:
Tetapi disini penggunaannya tidak dianjurkan. Lebih baik gunakan kata depan
gabung untuk.
Kata Depan demi
1. Untuk menyatakan "tekad", digunakan di depan kata benda berimbuhan gabung
ke-an. Contoh:
2. Untuk menyatakan "berurutannya yang satu dari yang lain" digunakan di antara
dua buah kata bilangan yang sama. Contoh:
3. Untuk menyatakan sumpah, digunakan di depan nama Tuhan, Dewa, dan lainlain yang dianggap berkuasa. Contoh:
Demi yang menguasai alam dengan segenap isinya saya bersumpah akan
tetap tinggal disini.
Menurut ketua organisasi itu siapa saja boleh mendaftar jadi anggota.
1 Jenis
o 1.1 Kata ulang utuh
o 1.2 Kata Ulang Sebagian
o 1.3 Kata Ulang Berubah Bunyi
2 Makna
3 Rujukan
Jenis
1. Dwipurwa (kata ulang sebagian): Reduplikasi atas suku kata awal. Vokal
dari suku kata awal mengalami pelemahan dan bergeser ke posisi tengah
menjadi e pepet. Contoh: tetangga, leluhur, leluasa.
2. Dwilingga (kata ulang utuh atau penuh): Reduplikasi atas seluruh bentuk
dasar (bisa kata dasar maupun kata berimbuhan). Contoh: rumah-rumah,
kejadian-kejadian.
3. Dwilingga salin suara (berubah bunyi): Reduplikasi atas seluruh bentuk
dasar yang salah satunya mengalami perubahan suara pada suatu fonem
atau lebih. Contoh: gerak-gerik, sayur-mayur.
4. Kata ulang berimbuhan: Reduplikasi dengan mendapat imbuhan, baik
pada lingga pertama maupun pada lingga kedua. Contoh: bermain-main,
tarik-menarik.
5. Kata ulang semu: Kata yang sebenarnya merupakan kata dasar dan bukan
hasil pengulangan atau reduplikasi. Contoh: laba-laba, ubur-ubur, undurundur, kupu-kupu, empek-empek.
Kata ulang utuh
contoh:
Anak-anak
Jalan-jalan
Makan-makan
Sayur-mayur
bolak-balik
Makna
1. Jamak (tak tentu). Contoh: Buku-buku itu telah kusimpan dalam lemari.
2. Bermacam-macam. Contoh: pohon-pohonan, buah-buahan.
3. Menyerupai. Contoh: kuda-kuda, anak-anakan, langit-langit, mobilmobilan, rumah-rumahan, kayu-kayuan.
4. Melemahkan (agak). Contoh: kekanak-kanakan, kebarat-baratan, sakitsakitan.
5. Intensitas (kualitas, kuantitas, atau frekuensi). Contoh: kuat-kuat, kudakuda, mondar-mandir.
6. Saling (berbalasan). Contoh: bersalam-salaman, tikam-menikam.
7. Kolektif (pada kata bilangan). Contoh: dua-dua, tiga-tiga, lima-lima.
8. Dalam keadaan. Contoh: mentah-mentah, hidup-hidup.
9. Walaupun (meskipun). Contoh: kecil-kecil.
10. Perihal. Contoh: masak-memasak, jahit menjahit.
11. Tindakan untuk bersenang-senang. Contoh: makan-makan, duduk-duduk,
tidur-tiduran, membaca-baca, berjalan-jalan.
12. Agak. Contoh: kehijau-hijauan, kemerah-merahan.
13. Tindakan yang dilakukan berkali-kali. Contoh: berkali-kali.
14. himpunan. Contoh: berjam-jam.
15. Perbalasan (pekerjaan). Contoh: kunjung-mengunjungi, tuduh-menuduh,
tolong-menolong.
18. Kata ganti
Pronomina atau kata ganti adalah kata yang dipakai untuk mengganti orang atau
benda, seperti aku, engkau, dia. Dalam bahasa Indonesia ada tiga jenis
pronomina, yaitu pronomina persona, pronomina penunjuk, dan pronomina
penanya.
Pronomina persona
Persona Tunggal
Jamak
Netral
Eksklusif Inklusif
Pertama saya, aku, ku-, -ku
kami
kita
Kedua engkau, kamu, Anda, dikau, kalian, kamu sekalian, Ketiga
Anda sekalian
mereka
19. Homofon
Homofon adalah kata yang diucapkan sama dengan kata lain tetapi berbeda dari
segi maksud. Homofon terdiri atas kata homo berarti sama dan foni (phone) yang
berarti bunyi atau suara. homofon mempunyai pengertian sama bunyi, berbeda
tulisan, dan berbeda makna. [1] Contoh homofon antara lain:
Perkataan-perkataan ini adalah serupa dari segi sebutan tetapi mempunyai arti
yang berbeda, atau merujuk kepada perkara yang tidak sama. Homofon
merupakan sejenis homonim, meskipun kadang-kala homonim digunakan untuk
merujuk hanya kepada homofon yang mempunyai ejaan yang sama tetapi arti
yang berlainan. Istilah ini juga digunakan untuk unit-unit yang lebih singkat
daripada perkataan, seperti huruf atau beberapa huruf yang disebut sama dengan
huruf lain atau kumpulan huruf yang lain.
Homofon adalah istilah yang berlawanan dengan homograf.
-pejuang bangsa
-sentimen politik
Kata majmuk yang berbentuk istilah khusus dalam bidang ilmiah
-Silat Cekak
-agama Islam
2.4 Bentuk Kata Ganda
Proses yang menggandakan kata dasar akan menghasilkan bentuk kata
ganda. Dalam bahasa Melayu, terdapat tiga jenis penggandaan, iaitu:
- Penggandaan penuh (menggandakan keseluruhan kata dasar)
- Penggandaan separa (menggandakan sebahagian kata dasar)
- Penggandaan berentak (menggandakan kata dasar mengikut rentak bunyi
tertentu)
Contoh-contoh kata ganda yang terdapat dalam artikel yang saya pilih ialah:
Penggandaan penuh
-rekod-rekod
-negara-negara
-pahlawan-pahlawan
Penggandaan separa
-kedua-dua
Penggandaan berentak
-memburuk-burukkan