Anda di halaman 1dari 10

Bahasa Indonesia

Materi Pertemuan 4
A. Pengertian Pungtuasi (Tanda Baca)
“Simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau
kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk
menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga
intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan”

B. Macam – Macam Pungtuasi (Tanda Baca)


1. Tanda Titik ( . )
a. Dipakai untuk mengakhiri kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Contoh: Riska membaca buku di rumah Andi.
b. Dipakai di belakang singkatan nama orang.
Contoh: Md. Romi Adnyana.
c. Dipakai di akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh: Dr. Kristiana Dewi, Sp.A.
d. Dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah umum. Untuk
singkatan yang lebih dari dua huruf hanya dipakai satu tanda titik.
Contoh: Yth. Bapak Direktur PT. Suka Makmur.
e. Dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik.
Contoh: 22.13.15
f. Dipakai untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya, kecuali
dalam angka tahun dan nomor (halaman, kendaraan, telepon dan
lainnya).
Contoh: 10.000
g. Dipakai dalam penulisan daftar pustaka buku, di antara nama, tahun,
judul, dan bagian akhir.
Contoh: Tika. 2020. Pungtuasi/Tanda Baca. Denpasar: PT. Buku
Cetak.

BAHASA INDONESIA NI LUH PUTU AGETANIA, S.PD., M.PD


2. Tanda Koma ( , )
a. Dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat, terutama kalimat
majemuk, baik induk kalimat dan anak kalimat, maupun antar anak-anak
kalimat.
Contoh: Setelah makan, jangan langsung tidur.
b. Dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau
pembilangan.
Contoh: Ayah, ibu, dan adikku berlibur ke Labuan Bajo.
c. Dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam
kalimat.
Contoh: Pesan Dokter, “Kamu harus banyak istirahat”.
d. Dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara
berikutnya yang didahului dengan kata : tetapi atau melainkan.
Contoh: Saya ingin sekolah, tetapi belum cukup umur.
e. Sebagai penanda angka persepuluhan dan diantara rupiah dan sen dalam
bilangan.
Contoh: 1,25 atau Rp. 1.000.000,00
f. Diantara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya, untuk
membedakan dari singkatan nama keluarga dan marga.
Contoh: Angelica Putri, S.Kom.
g. Diantara nama dan alamat, bagian-bagian alamat, tempat dan tanggal,
nama tempat dan wilayah (negeri) yang ditulis secara berurutan.
Contoh: Denpasar, 24 April 2020
h. Untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunanya dalam daftar
pustaka.
Contoh: Raka, Wayan.
i. Dipakai di belakang ungkapan atau kata penghubung antara kalimat yang
terdapat pada awal kalimat.
Contoh: Oleh karena itu, kamu jangan nakal.
BAHASA INDONESIA NI LUH PUTU AGETANIA, S.PD., M.PD
3. Tanda Titik Koma ( ; )
a. Dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan
setara.
Contoh: Hari sudah larut malam; Intan belum juga datang.
b. Dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat
majemuk sebagai pengganti kata penghubung
Contoh: Hari Minggu pagi semua sibuk; ayah dan kakak berkebun; ibu
memasak di dapur; aku dan adik menjemur kasur.

4. Tanda Titik Dua ( : )


a. Dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau
pemberian.
Contoh: Ibu membeli buah-buahan seperti: mangga, papaya, apel,
anggur, dan pisang.
b. Dipakai sesudah ungkapan atau kata yang memerlukan penjelasan.
Contoh: Frekuensi: ukuran jumlah putaran ulang per peristiwa dalam
satuan detik dengan satuan Hz.
c. Dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku
dalam percakapan.
Contoh:
Riko: kamu pergi kemana?
Tika: akum au pergi ke rumah nenek.

5. Tanda Tanya ( ? )
a. Dipakai pada kalimat tanya.
Contoh: Apakah benar, Cika adalah nama orang yang tinggal disini?
b. Dipakai diantara tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang
disangsikan atau kurang dapat dibuktikan kebenaranya.
BAHASA INDONESIA NI LUH PUTU AGETANIA, S.PD., M.PD
Contoh: Hartanya mencapai 5 milyar rupiah (?)

6. Tanda Seru ( ! )
Dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau
perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidak percayaan, atau
emosi yang kuat.
Contoh: Tolong tutup pintu itu!

7. Tanda Penghubung ( - )
a. Dipakai untuk menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh
pergantian baris.
Contoh: Mereka bekerja dengan giat dan se-
mangat
b. Dipakai untuk menyambung awalan dengan bagian kata di
belakangnya, atau akhiran dengan bagian kata depannya pada
pergantian baris.
Contoh: Nilai ulanganmu harus dipertahan-
kan
c. Dipakai untuk menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh: Putu memiliki rata-rata nilai pelajaran yang sangat
memuaskan.
d. Dipakai untuk menyambung bagian-bagian tanggal.
Contoh: 15-05-2015.
e. Dipakai untuk merangkai: (a) se- dengan kata berikutnya yang dimulai
dengan huruf kapital, (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan –an, (d)
singkatan huruf kapital dengan imbuhan atau kata.
Contoh: se-Indonesia
Juara ke-1

BAHASA INDONESIA NI LUH PUTU AGETANIA, S.PD., M.PD


Tahun 70-an
SIM-nya

8. Tanda Kurung ( ( ) )
a. Dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian
integral pokok pembicaraan.
Contoh: Setiap orang yang sudah memilik penghasilan, harus
mempunyai NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
b. Dipakai untuk mengapit angka atau huruf yang memperinci seri
keterangan. Angka atau huruf tersebut dapat juga diikuti oleh kurung
tutup saja.
Contoh:
Berikut syarat-syarat yang dilampirkan:
(1) Kartu Tanda Penduduk
(2) ijazah terakhir, dan
(3) Transkrip nilai.
c. Dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian
utama kalimat.
Contoh: Peningkatan pemasukan perusahaan (lihat gambar grafik 1)
menunjukkan inovasi dalam promosi produk sangat memberi dampak
yang baik.

9. Tanda Petik ( “…” )


a. Dipakai mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan,
naskah atau bahan tertulis lain.
Contoh: “Kapan tiba dari desa?” tanya Putu.
b. Dipakai mengapit judul buku, syair, karangan, bab buku, apabila
digunakan dalam kalimat.

BAHASA INDONESIA NI LUH PUTU AGETANIA, S.PD., M.PD


Contoh: Kakak meminjam buku “Habis Gelap Terbitlah Terang”.
c. Dipakai mengapit istilah ilmiah yang masih kurang dikenal atau kata
yang mempunyai arti khusus.
Contoh: Penyakit “AIDS” sangat berbahaya.

10. Tanda Petik Tunggal ( ‘…’ )


a. Dipakai mengapit petikan yang tersusun dalam petikan lain.
Contoh: Tanya Tiara, “Kau dengar bunyi ‘kring-kring’ tadi?”
b. Dipakai mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau
ungkapan asing.
Contoh: try out ’uji coba’

11. Tanda Garis Miring ( / )


a. Dipakai dalam penomoran nomor kode surat.
Contoh: N0. 14/PK/1990
b. Dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap, penomoran alamat.
Contoh: Pungtuasi/tanda baca, Jl. Melati V/20.

12. Tanda Pisah ( - )


Dipakai di antara dua bilangan, tempat, tahun dengan arti “ sampai ke “
atau “sampai dengan “.
Contoh: 1995 – 2010

13. Tanda Kurung Siku ( [ ] )


Persamaan kedua proses ini (perbedaan-nya dibicarakan dalam Bab III
[lihat halaman 35-38]).

BAHASA INDONESIA NI LUH PUTU AGETANIA, S.PD., M.PD


Contoh: Persamaan kedua proses ini (perbedaan-nya dibicarakan dalam
Bab III [lihat halaman 35-38]).

14. Tanda Elipsis ( … )


Dipakai dalam kalimat yang terputus-putus atau dalam suatu kalimat atau
naskah ada bagian yang dihilangkan
Contoh: Ketentuan ini terkandung dalam anak kalimat, … maka
disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-
Undang Dasar negara Indonesia….

15. Tanda Penyingkat/Apostrof ( ‘… )


Menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun. Biasanya
dipakai untuk kalimat yang tidak resmi atau syair (puisi atau lagu)
Contoh: Malam ‘lah (telah) tiba.
24 April ’80 (1980).

C. Penggunaan Huruf Kapital


Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), huruf kapital atau huruf
besar adalah huruf yang berukuran dan berbentuk khusus (lebih besar
daripada huruf biasa), biasanya digunakan sebagai huruf pertama dari kata
pertama dalam kalimat, huruf pertama nama diri dan sebagainya, seperti A, B,
C, D, E. Penggunaan huruf kapital harus sesuai dengan pedoman umum ejaan
bahasa Indonesia yang disempurnakan.
Berikut penggunaan huruf kapital beserta contohnya:
1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Contoh: Ketika malam datang, suasana menjadi sunyi dan mencekam.

BAHASA INDONESIA NI LUH PUTU AGETANIA, S.PD., M.PD


2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Contoh: “Kapan Risma akan melangsungkan pernikahannya?” tanya Moly.

3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang


berhubungan dengan nama Tuhan, agama dan kitab suci, termasuk kata
ganti untuk Tuhan.
Contoh: Allah, Yesus, Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Buddha, Hindu,
Tuhan.

4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,


keturanan, dan keagamaan yang diikuti nama orangnya.
Contoh: Raden Ajeng Kartini, Ida Bagus Robby, Haji Ahmad.

5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan
pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti
nama tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Contoh: Presiden Ir. H. Joko Widodo.

6. Huruf kapital dipakai huruf pertama unsur - unsur nama orang.


Contoh: Lalu Atmaja Rahmat.

7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa,
dan Bahasa.
Contoh: Bangsa Indonesia, Bahasa Indonesia.

8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bulan, hari, hari raya,
dan peristiwa sejarah.
Contoh: bulan November, Nyepi, Jum’at, Sumpah Pemuda.

BAHASA INDONESIA NI LUH PUTU AGETANIA, S.PD., M.PD


9. Huruf kapital dipakai dalam singkatan nama dan gelar.
Contoh: Prof. IB. Dananjaya, M.Si.

10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama resmi suatu badan,
lembaga pemerintahan, ketatanegaraan, dan nama dokumentasi resmi.
Contoh: Komisi Pemberantasan Korupsi, Undang-Undang Dasar 1945.

11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan yang berfungsi sebagai kata ganti atau sapaan.
Contoh: "Silakan duduk, Dik!" kata orang itu.

12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.


Contoh: Selat Bali

13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua judul buku, karangan,
surat kabar, tabloid.
Contoh: Bali Post, Kiat-Kiat Penulisan Karya Ilmiah.

14. Huruf kapital dipakai pada nama lembaga, badan dan organisasi.
Contoh: Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.

BAHASA INDONESIA NI LUH PUTU AGETANIA, S.PD., M.PD

Anda mungkin juga menyukai