Anda di halaman 1dari 30

PENGGUNAAN TANDA

BACA
PEMBAHASAN
LATAR BE-
LAKANG

PENGERTIAN TANDA
BACA

JENIS-JENIS PENGGU-
NAAN TANDA BACA

KESIMPULAN
LATAR BELAKANG

Sering kali kita mendengar orang-orang Ketidakpahaman terhadap tata bahasa


Indonesia yang menggunakan bahasa yang mengkhawatirkan ialah ketika
yang tidak baku dalam kegiatan-kegiatan aturan ini terlalu sering diacuhkan
resmi atau menggunakan kata serapan oleh masyarakat Indonesia, karena
yang salah, bahkan dalam penulisan pun salah
masih terjadi kesalahan penggunaan tanda satu dampak negatifnya ialah hal ini
baca, sehingga Mengakibatkan kesalahan akan dianggap lazim oleh masyarakat
makna Indonesia terlebih lagi oleh anak-cucu
yang akan menjadi penerus negeri ini,
karena akan mempersulit masyarakat
dalam berkomunikasi.
PENGERTIAN TANDA BACA

Menurut Wijayanti (2015) tanda baca adalah


Tanda baca adalah tanda-
tanda yang dipakai dalam sistem ejaan (seperti
tanda yang digunakan di dalam
k,
bahasa tulis agar kalimat-kalimat
koma, titik dua, dan sebagainya). Tanda baca dapat
yang kita tulis dapat dipahami orang
membantu pembaca untuk memahami makna
persis seperti yang kita maksudkan
tulisan dengan tepat. Bayangkan jika tulisan tanpa
(Chaer, 2006)
tanda baca. Pasti tulisan tersebut membingungkan
pembaca.
JENIS - JENIS PENGGUNAAN TANDA
BACA
a) Tanda Titik (.)
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Contoh:
Saya suka makan nasi.
Sebuah kalimat diakhiri dengan titik. Apabila dilanjutkan dengan kalimat
baru,
harus diberi jarak satu ketukan. Cara ini dilakukan dalam penulisan karya
ilmiah. 
2. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
Contoh: Irwan S. Gatot
Tetapi apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.
Contoh:
Anthony Tumiwa
3. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan
sapaan.
Contoh:
Dr. (Doktor)
Ny. (Nyonya)
S.E. (Sarjana Ekonomi)

4. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah
sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih
hanya dipakai satu tanda titik.
Contoh:
dll. (dan lain-lain)
dsb. (dan sebagainya)
tgl. (tanggal)
Dalam karya ilmiah seperti skripsi, makalah, laporan, tesis, dan
disertasi, dianjurkan tidak mempergunakan singkatan.
5. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Contoh:
III. Departemen Dalam Negeri
A. Direktorat Jendral Pembangunan Masyarakat Desa
B. Direktorat Jendral Agraria
Jika berupa angka, maka urutan angka itu dapat disusun sebagai berikut dan tanda
titik
tidak dipakai pada akhir sistem desimal.
Contoh:
1. Patokan Umum
1.1 Isi Karangan
1.2 Ilustrasi
1.2.1 Gambar Tangan
1.2.2 Tabel
1.2.3 Grafik
Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan atau ikhti-
sar
jika angka atau huruf itu merupakan yang terakhir dalam deretan angka atau huruf.
6. a. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya.
Contoh:
Desa itu berpenduduk 24.200 orang.
Gempa yang terjadi semalam menewaskan 1.231 jiwa.
 
b. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu.
Contoh:
Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik)
1.35.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik)
0.20.30 jam (20 menit, 30 detik)
0.0.30 jam (30 detik)
 
7. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran,
takaran dan timbangan.
Contoh:
Cu (Kuprum)
52 cm
l (liter)
8. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala
karangan, atau kepala ilustrasi, tabel dan sebagainya.
Contoh:
Latar Belakang Pembentukan
Sistem Acara
9. Tanda titik tidak dipakai di belakang :
1. alamat pengirim dan tanggal surat atau
2. nama dan alamat penerima surat.
Contoh:
Jalan Diponegoro 82
Jakarta (tanpa titik)
1 April 1985 (tanpa titik)
Yth. Sdr. Moh. Hasan (tanpa titik)
Jalan Arif 43 (tanpa titik)
Palembang (tanpa titik)
Atau:
Kantor Penempatan Tenaga (tanpa titik)
Jalan Cikini 71 (tanpa titik)
Jakarta (tanpa titik)
10. Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak
berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
Contoh:
Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara.
Weltevreden: Balai Pustaka.

b) Tanda Koma (,)


1. Penggunaan tanda koma (,)
Tidak Baku
Data dianalisis dengan teknik korelasi , anova ,dan regresi ganda.
Baku
Data dianalisis dengan teknik korelasi, anova, dan regresi ganda.
2. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perinsian atau pembilangan.
Contoh :
       Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat
itu mendahului induk kalimatnya. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat
dengan induk kalimat jika anak kalimat itu mangiringi induk kallimatnya.
Contoh :
       Kalau ada undangan,  saya akan datang.
Saya akan datang kalau ada undangan.
 
4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat yang
terdapat pada awal kalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan
dengan itu, dan meskipun begitu. Ungkapan penghubung antar kalimat, seperti oleh karena
itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan iut, dan  meskipun begitu, tidak dipakai
pada
awal paragraf.
Contoh : Meskipun begitu, dia tidak pernah berlaku sombong pada siapa pun.
5. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seru, seperti o, ya, wah, aduh, dan kasihan, 
atau kata-kata yang digunakan sebagai sapaan, seperti Bu, dik, atau mas dari kata lain yang
terdapat di dalam kalimat.
Contoh :
        O, begitu?
Wah, bukan main!
6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam ka-
limat.
Contoh :
        Kata Ibu, “Saya gembira sekali”
7. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang
mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau
tanda seru.
Contoh :
        “Di mana Saudara tinggal?” tanya Pak Guru
8. Tanda koma dipakai di  antara nama dan alamat, bagian-bagian alamat, tempat dan
tanggal, serta nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Contoh :
        Sdr. Abdullah, Jalan Pisang Candi 2, Bogor
Salemba Raya 6, Jakarta
Surabaya, 10 Mei 1960
` Tokyo, Jepang.
9. Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam
daftar pustaka.
Contoh :
Gunawan, Ilham. 1984. Kamus Politik Internasional.Jilid 1. Jakarta: Restu Agung.
10.   Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau catatan akhir.
Contoh :
Alisjahbana, S. Takdir, Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia. Jilid 2 (Jakarta: Pus-
taka
11. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya un-
tuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Contoh :
Bambang Irawan, S.H.
c) Tanda Titik Koma (;)
1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat
yang
sejenis dan setara.
contoh:
Malam makin larut; kami belum selesai juga.
2. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di
dalam
suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
contoh:
Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur, adik menghafal
kan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran
d) Tanda Titik Dua (:)
1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau
pemerian.
Contoh:
Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi
Perusahaan.
2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemberian.
Contoh:
a. Ketua : Anita
Wakil Ketua          : Lisa
Sekretaris            : Ivan Lanin
b.Tempat Sidang : Ruang 104
Pengantar Acara : Bambang S.
Hari : Senin
Waktu : 09.30
3. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama kata yang menunjukkan pelaku
dalam percakapan.
Contoh:
Faisal : "Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!"
Nita    : "Siap, Boss!"
4. Tanda titik dua dipakai di antara jilid atau nomor dan halaman, di antara bab
dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau di antara judul dan anak judul suatu
karangan.
Contoh:
Surah Yasin:9
5. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemberian itu merupakan
pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Contoh:
Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
 
e) Tanda Hubung (-)
1. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian
baris.
Contoh:
....dia beli ba-
ru juga.
….Di samping cara-cara lama itu ada ju-
ga cara yang baru.
2. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata dan belakangnya, atau
akhiran dengan bagian kata di depannya ada pergantian baris.
Contoh:
.... cara baru meng-
ukur panas
akhiran -i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada pangkal
baris.
Contoh:
.........mengharga-
i pendapat.
3. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh:
anak-anak
tanda ulang singkatan (seperti pangkat 2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan
notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.
 
4. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
Contoh: p-e-n-g-u-r-u-s
8-4-1973
5. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan se- dengan kata berikutnya yang dimulai
dengan huruf kapital; ke- dengan angka, angka dengan -an, dan singkatan huruf kapital
dengan imbulan atau kata.
contoh:
se-Indonesia KTP-nya nomor 696969696
hadiah ke-2 tahun 50-an
ber-SMA
sinar-X.
f) Tanda Pisah (—)
1. Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan penjelasan
khusus di luar bangun kalimat.
Contoh:
Wikipedia Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia terbesar
2. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai dengan
atau di antara dua nama kota yang berarti 'ke', atau 'sampai'.
Contoh:
1919—1921
Medan—Jakarta
10—13 Desember 1999
Dalam pengetikan, tanda pisah dinyatakan dengan dua buah tanda hubung tanpa spasi
sebelum dan sesudahnya.
 
g) Tanda Elipsis (…)
Tanda ini dinyatakan dengan menggunakan tiga titik, untuk mengekspresikan
jeda dan keheningan agak panjang dalam sebuah kalimat, agar pembaca dapat
memahami situasi yang hening atau menunggu. Tanda ini juga digunakan untuk
menggambarkan bahwa kalimat tersebut dilisankan dengan berbisik atau suara
yang pelan sekali. Pada penulisan petikan langsung jika tanda elipsis diulang-
ulang beberpa kali berarti bahwa kalimat tersebut dilisankan dengan terbata-
bata dan sangat pelan.
1. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
Contoh:
Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak.
2. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada
bagian yang dihilangkan.
Contoh:
Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
 
h) Tanda Tanya (?)
Ditulis hanya pada akhir kalimat untuk menggambarkan kalimat pertanyaan, sehingga
pembaca akan mengerti intonasi kalimat tersebut jika dilisankan/ diucapkan. Dengan demikian
kalimat tanya dimengerti dan merangsang pembaca atau pendengar untuk
menjawab pertanyaan tersebut.
1. Tanda tanya dipakai pada akhir tanya.
contoh:
Kapan ia berangkat?
Saudara tahu, bukan?
2. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat
yang
disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh:
Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?).
Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.
 
i) Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau
perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi
yang kuat. Contoh:
Alangkah mengerikannya peristiwa itu!
Bersihkan meja itu sekarang juga!
Sampai hati ia membuang anaknya!
Merdeka!
j) Tanda Kurung ((…))
a. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan.
Contoh:
Bagian Keuangan sudah selesai menyusun anggaran tahunan kantor yang akan
dibahas dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) besok
b. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral
pokok pembicaraan.
contoh: Satelit Palapa (pernyataan sumpah yang dikemukakan Gajah Mada) memben-
tuk sistem satelit domestik di Indonesia.
k) Tanda Kurung Siku ([…])
1. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau
tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu meny-
atakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli.
Contoh:
Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
2. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah
bertanda kurung.
Contoh:
Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II
[lihat halaman 35-38]) perlu dibentangkan di sini.
3. Tanda kurung siku untuk tambahan komentar yang bukan berasal dari penulis asli.
Contoh:
Katanya, "[Adam] tidak datang ke sekolah hari ini".
 
l) Tanda Petik (“…”)
1. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan
naskah atau bahan tertulis lain.
Contoh :
"Saya belum siap," kata Mira, "tunggu sebentar!"
Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, "Bahasa negara ialah Bahasa Indonesia."
2. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam
kalimat.
Contoh :
Bacalah "Bola Lampu" dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
3. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Misalnya:
Kata Tono, "Saya juga minta satu."
 
m) Tanda Petik Tuggal (‘…’)
1. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Misalnya:
Tanya Basri, "Kau dengar bunyi 'kring-kring' tadi?"
2. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau
ungkapan asing. (Lihat pemakaian tanda kurung, Bab V, Pasal J)
Misalnya:
feed-back 'balikan’
n) Tanda Garis Miring (/)
1.Tanda garis miring digunakan untuk menyatakan "atau", biasanya untuk dua kata
yang bersinonim.
Contoh:
Membuat / melakukan. (dibaca: membuat atau melakukan)
2. Tanda garis miring digunakan untuk dua hal yang hampir serupa bunyinya, dalam
hal ini tanda "/" tidak dibaca.
Contoh:
RT/RW
AC/DC
3. Tanda garis miring digunakan sebagai lambang matematika untuk pembagian
(tanda bagi).
Contoh:
50/2 =…
400/2 =…
4. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan
penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Misalnya:
No. 7/PK/1973
Jalan Kramat III/10
Tahun Anggaran 1985/1986
5. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap.
Misalnya:
dikirimkan lewat darat/laut (dikirimkan lewat darat atau laut)
harganya Rp25,00/lembar (harganya Rp25,00 tiap lembar)
 
o) Tanda Apostrof (‘)
Dalam buku Ejaan Yang Disempurnakan: Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
(2016) yang ditulis oleh Tim Litbang Kebahasaan Genesis, tanda penyingkat
(apostrof) hanya memiliki satu fungsi atau kegunaan saja. Sesuai namanya, tanda
baca ini digunakan untuk menyingkat kata dalam konteks tertentu.

Contoh :
Dia lahir pada ’98. Konteks angka 98 yang diberi tanda apostrof artinya
menghilangkan bagian angka 19 yang harusnya terletak di depan angka 98.
Konteks ‘98’ berarti 1998
THANK
YOU
K E S I M P U LAN
Tanda baca adalah simbol atau tanda yang digunakan untuk
memberi isyarat kepada pembaca supaya melakukan sesuatu dalam bacaan 
untuk memperjelas makna dari kalimat. Ia diletakkan di tempat-tempat tertentu
dalam kalimat berdasarkan tujuan dan kecocokannya.
Tanda baca sering sekali luput dalam perhatian kita ketika menulis. Tanpa
sadar kita sering sekali salah dalam menggunakan tanda baca atau bahkan tidak
menggunakannya sama sekali. Padahal penggunaan tanda baca adalah salah satu
indikator baku tidaknya kalimat tersebut. Ada banyak sekali tanda baca yang
bisa kita gunakan, diantaranya adalah titik, koma, tanya, dan lain-lain.
 

Anda mungkin juga menyukai