Anda di halaman 1dari 17

97 Penggunaan Tanda Baca Menurut

EYD Beserta Contohnya


Penggunaan Tanda Baca Menurut Ejaan yang Disempurnakan (EYD) –
Dalam menulis tanda baca merupakan salah satu elemen yang wajib kita
perhatikan. Tanda baca berkaitan erat dengan suara (fonem). Hal ini
dikarenakan tanda baca mempengaruhi intonasi ketika membaca suatu
tulisan dan intonasi sangat mempengaruhi intepretasi suatu kalimat (baca
juga : jenis jenis kalimat).

Sering kali, kita masih dibingungkan dengan penggunaan berbagai tanda


baca yang ada. Untuk itu, berikut kami berikan ulasan tentang tanda baca
beserta contoh penggunaannya berdasarkan kaidah ejaan yang
disempurnakan (EYD).

Tanda Titik (.)


Seperti yang sudah kita ketahui, tanda titik digunakan untuk mengakhiri
suatu kalimat pernyataan, namun tanda titik sebenarnya masih memiliki
berbagai kegunaan lain. Di bawah ini merupakan kaidah penggunaan
tanda titik menurut ejaan yang disempurnakan (EYD):

1. Tanda titik digunakan pada akhir kalimat pernyataan.


Contoh:

 Ani sedang belajar di rumah.


 Toni menolak pernyataan yang disampaikan oleh Budi.

Dalam penggunaan tanda titik di akhir kalimat, terdapat beberapa


pengecualian sebagai berikut,

1.1. Tanda titik tidak digunakan pada akhir judul yang merupakan kepala
karangan, ilustrasi, atau tabel.
Misal:

1. Seminar Nasional Konsumen Cerdas (nama acara)


2. Pembahasan (judul bab)
3. Gambar 3 Struktur Sel Hewan
4. Tabel 6 Keikutsertaan Indonesia di Ajang Olimpiade 1988 s.d. 2012

1.2. Tanda titik tidak digunakan pada akhir alamat penerima dan
pengirim surat, serta tanggal surat.
Misal:
1. Kepala SD Negeri 1 Jayakarta

Jalan Pemuda 36
Jayakarta
Jakarta 10320
2. Kepala Badan Eksekutif Mahasiswa
Kampus IPB Dramaga
Bogor
3. 30 Juni 2015
4. Jakarta, 4 November 2015
2. Tanda titik digunakan di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan,
ikhtisar, atau daftar.
Contoh:

 I. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


1.2 Tujuan

 III. Kesimpulan dan Saran

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

 Panduan Umum Ejaan Bahasa Indonesia

A. Penggunaan Tanda Hubung


B. Penggunaan Tanda Baca
B.1 Penggunaan Tanda Titik (.)
B.2 Penggunaan Tanda Koma (,)
Dalam penggunaan tanda titik di belakang angka atau huruf, ada beberapa
pengecualian sebagai berikut,

2.1. Tanda titik tidak dipergunakan pada angka atau huruf yang sudah
bertanda kurung dalam suatu perincian.
Misal:

(BENAR)
Teks Anekdot (baca juga : contoh teks anekdot) memiliki tujuan
sebagai berikut,
(1) menyampaikan kritik atas suatu fenomena atau tokoh.
(2) menghibur pembaca.
(SALAH)
Fungsi dari bahasa nasional antara lain,
(1.) lambang nasional
(2.) identitas nasional
(3.) alat pemersatu bangsa
2.2. Tanda titik tidak dipergunakan pada akhir penomoran digital lebih
dari satu angka.
Misal:

(BENAR)

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


1.2 Tujuan
(SALAH)

1. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang


1.2. Tujuan
2.3. Tanda titik tidak dipergunakan di belakang angka atau angka
terakhir dalam penomoran deret digital yang lebih dari satu angka pada
judul tabel, bagan, grafik, atau gambar.
Misal:

(BENAR)
Bagan 2 Struktur Organisasi Badan Eksekutif Mahasiswa

Grafik 1.1 Distribusi Pendapatan Petani di Desa Karangmuncang

(SALAH)
Gambar 7. Gedung SMP Negeri 2 Wonowari

Tabel 1.1. Kondisi Irigasi di Desa Babakan Jati

3. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik
yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.
Contoh:

 Pukul 11.25.37 (pukul 11 lewat 25 menit 37 detik atau pukul 1, 25 menit,


37 detik)
 23.23 (3 jam, 23 menit, 23 detik)
 00.34 (pukul 12 malam lewat 34 detik)
 23.49 jam (23 menit, 49 detik)
 00.53 jam (53 detik)

4. Tanda titik digunakan dalam daftar pustaka di antara nama penulis,


tahun, judul tulisan (yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda
seru), dan tempat terbit untuk penulisan daftar pustaka berupa buku.
Sedangkan untuk penulisan daftar pustaka dari artikel, tanda titik
digunakan di antara nama penulis, tahun, judul artikel, nama jurnal, dan
edisi.
Contoh:

 Satria A. 2009. Pesisir dan Laut untuk Rakyat. Bogor (ID): IPB Pr.
 Sudirman LI. 2010. Partia; purification of antimicrobial compound isolated
from mycelia of tropical Lentinus cladopus LC4. Hayati J Biosci. 17(2)63-
67.

5. Tanda titik digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan atau


kelipatannya yang menunjukkan jumlah.
Contoh:

 Jumlah buku Raditya Dika yang terjual mencapai 1.000.000 eksemplar.


 Untuk menyelenggarakan acara tersebut, pemerintah menganggarkan
dana sebesar Rp2.789.000.000,00.
 Kapasitas stadion sepak bola baru yang akan dibangun di Kota Bogor
diperkirakan mampu menampung lebih dari 80.000 suporter.

Dalam penggunaan tanda titik untuk memisahkan bilangan ribuan atau


kelipatannya, terdapat beberapa pengecualian sebagai berikut,

5.1.Tanda titik tidak digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan atau


kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.
Misal:

 Ayah saya lahir pada tahun 1956.


 Kata pungtuasi terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
Bahasa halaman 1078.
 Pembayaran dapat dilakukan melalui transfer ke nomor rekening
133007693928.

6. Tanda baca titik digunakan untuk singkatan gelar, baik akademik


maupun kebangsawanan.
Contoh:

 Siti Raminah, S.E.


 Otto Iskandar Dijaya, Ph.D.
 R.A. Kartini

Tanda Koma (,)


Berikut ini kaidah penggunaan tanda baca koma menurut ejaan yang
disempurnakan:

1. Tanda koma digunakan di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian


atau pembilangan.
Contoh:

 Seminar tersebut akan dihandiri oleh menteri, rektor, serta pembiacara-


pembiacara yang tak kalah luar biasa.
 Wati, Indra, dan Siska merupakan tiga bersaudara.
 Lomba ini akan memperebutkan juara pertama, kedua, dan ketiga.

2. Tanda koma digunakan sebelum kata penghubung (konjungsi) yang


menunjukkan pertentangan, seperti tetapi,melainkan, sedangkan, dan
lain sebagainya dalam kalimat majemuk setara (baca : contoh kalimat
majemuk setara).
Contoh:

 Anita bekerja di salah satu perusahaan swasta, tetapi gaji yang ia terima
jauh dibawah rata-rata.
 Ayahnya bukan pegawai bank, melainkan manajer di salah satu di
perusahaan swasta.
 Ibu bertugas memasak di dapur setiap harinya, sedangkan Ani mencuci
peralatan kotor yang ada.

3. Tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat yang dalam


penulisannya mendahului induk kalimat.
Contoh:

 Demi mencegah terjadinya tindak kenjahatan, aparat kepolisian merazia


setiap kendaan bermotor yang lewat di Jalan Juanda siang itu.
 Karena dosen memiliki sebuah urusan, perkuliahan pada hari ini
ditiadakan.
 Bila ia datang, maka aku memilih untuk tetap tinggal.

Sebagai catatan, untuk induk kalimat yang ditulis terlebih dahulu dari
anak kalimat, maka tidak perlu ditambahkan tanda baca titik di antara
keduanya.

Misal:

 Kelas diliburkan karena dosen yang mengajar sedang ada urusan.


 Dia mendapat nilai tertinggi di ujian karena dia paling rajin ketika di kelas.
4. Tanda koma digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung
antar kalimat, seperti oleh karena itu, jadi,dengan demikian, sehubungan
dengan itu, meskipun demikian, dan lain sebagainya.
Contoh:

 Rani merupakan murid dari sekolah unggulam. Oleh karena itu, orang
tuanya berharap fokus untuk belajar tanpa terganggu kegiatan lainnya.
 Pak Salhan memang dikenal baik oleh warga sekitar. Jadi, wajar saat
warga mengajukannya menjadi ketua RW di komplek tempat dingga
mereka.
 Raihan memang kesulitan dalam hal memahami materi
perkuliahan. Meskipun demikian, ia tidak pernah menyerah untuk terus
belajar.

5. Tanda koma digunakan sebelum dan/atau setelah kata seru,


seperti o, ya, wah, aduh, hai, dan lain sebagainya. Selain itu tanda
koma juga digunakan sebelum dan/atau sesudah kata sapaan,
seperti Bu, Dik, Kak, dan lain-lain.
Contoh:

 Selamat siang, Dik! da yang bisa saya bantu?


 Aduh, gue lupa bawa laporan praktikum kedua.
 Ya, Shinta baru menyadari kemiripan kedua tas tersebut.

6. Tanda koma digunakan untuk memisahkan petikan langsung dari bagian


lain dalam kalimat.
Contoh:

 Ayah berpesan, “Empat tahun dari sekarang, Ayah tunggu prestasi yang
membanggakan.”
 “Saya berkenalan dengan Tania sekitar 4 tahun lalu.”, Diska memulai
ceritanya, “Ibunya seoramg guru, sedangkan ayahnya mendekam di
perjara.”
 “Kamu sedang apa?”, tanya Toni

7. Tanda koma digunakan di antara (a) nama dan alamat, (b) bagian-bagian
alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah apabila
ditulis secara berurutan.
Contoh:

 Saudara Arya Hendrata, Jalan Beo Raya 45, Jakarta Utara


 Dr. Ir. Lia Mulia, M.Sc.
 Bukittinggi, 23 April 1987
 Dramaga, Bogor, Jawa Barat
8. Tanda koma digunakan untuk memisahkan bagian nama yang dibalik
susunannya dalam daftar pustaka. Selain itu tanda koma juga digunakan
untuk memisahkan masing-masing nama apabila suatu buku atau artikel
memiliki lebih dari satu penulis dalam daftar pustaka.
Contoh:

 Satria A. 2009. Pesisir dan Laut untuk Rakyat. Bogor (ID): IPB Pr.
 Sudirman LI. 2010. Partia; purification of antimicrobial compound isolated
from mycelia of tropical Lentinus cladopus LC4. Hayati J Biosci. 17(2)63-
67.

9. Tanda koma digunakan di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau


catatan akhir.
Contoh:

 Sutan Takdir Alisjahbana, Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia, Jilid 2


(Jakarta: Pustaka Rakyat, 1950), 25.
 J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang-mengarang
(Jogjakarta: UP Indonesia, 1967), hlm. 4.

10. Tanda koma digunakan di antara nama orang dan singkatan gelar
akademis yang mengikutinya. Penggunaan tanda koma in bertujuan untuk
membedakan gelar akademis dengan singkatan nama diri, keluarga, atau
marga.
Contoh:

 Ayu Aji Putri Setia Utami, S.E., M.Agribuss.


 Bambang S.H.

Hanya karena sebuah tanda koma, suatu kalimat dapat memiliki arti yang
sangat berbeda.

Misal:

Dara Atika, S.H. (sarjana hukum, gelar akademik) berbeda dengan Dara
Atika S.H. (Setia Hasna, singkatan nama)

11. Tanda koma digunakan sebelum angka desimal atau diantara rupiah
dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Contoh:

 Jarak kota A ke kota B sekitar 14,2 km.


 Diana membeli gula sebanyak 3.5 kg.
 Ima department store memberikan harga khusus untuk semua rok yang
mereka jual, yakni seharga Rp99.999,99.
12. Tanda koma digunakan untuk mengapit keterangan tambahan atau
aposisi.
Contoh:

 Soeharto, Presiden II RI, sering disebut sebagai Bapak Pembangunan.


 Leiden, salah satu kota di Belanda, menawarkan pesona wisata kota tua
bagi para pendatangnya.

13. Tanda koma digunakan di belakang keterangan yang terdapat pasa


awal kalimat untuk menghindari salah baca atau salah pengertian.
Contoh:

 Dalam rangka mengenalkan budaya Sunda ke Indonesia, BEM FEM IPB


mengadakan acara Bogor Art Festival.

Bila tidak menggunakan tanda koma, maka kalimat akan di atas akan
menjadi, Dalam rangka mengenalkan budaya Sunda ke Indonesia BEM
FEM IPB mengadakan acara Bogor Art Festival, yang sulit untuk dibaca
dan dimengerti.

Tanda Titik Koma (;)


Berikut ini beberapa penggunaan tanda titik koma (;) untuk berbagai
tulisan:

1. Tanda titik koma dapat digunakan sebagai pengganti kata penghubung


untuk memisahkan kalimat setara yang satu dengan kalimat setara
lainnya dalam kalimat majemuk.
Contoh:

 Ayah baru saja pulang; anak-anak masih belum tidur.


 Tono bertugas menyiapkan alat dan bahan; Wati bertugas membuat
pudding; Cita bertugas menjual pudding yang sudah dibuat.

2. Tanda titik koma digunakan pada akhir perincian yang berupa klausa.
Contoh:

 Di buka lowongan untuk Management Trainee, dengan kriteria sebagai


berikut:

(1) lulusan S-1 dengan IPK minimal 3.00/4.00 (untuk universitas negeri)
atau 3.25/4.00 (untuk universitas swasta);
(2) memiliki kemampuan bahasa Inggris yang lancar, baik tertulis maupun
lisan;

(3) sehat jasmani dan rohani;

(4) bersedia mengikuti program training selama satu tahun.

3. Tanda titik koma digunakan untuk memisahkan bagian-bagian


pemerincian dalam kalimat yang sudah menggunakan tanda koma.
Contoh:

 Berikut susunan acara untuk acara pada pagi hari ini:

1. Pembukaan oleh MC;


2. Menyanyikan lagu Indonesia Raya, Hymne IPB, dan Mars FEM;
3. Sambutan Ketua Panitia; …

 Setiap peserta harus memilih satu barang dari payung, jas hujan, atau
topi; kamera, laptop, atau smartphone; liburan ke Bali, Lombok, atau
Yogjakarta.

Tanda Titik Dua (:)


Berikut ini berbagai penggunaan tanda baca titik dua menurut kaidah
ejaan yang disempurnakan (EYD):

1. Tanda titik dua digunakan pada akhir suatu pernyataan lengkap yang
diikuti pemerincian atau penjelasan.
Contoh:

 Andi dan Sila mengisi rumah baru mereka dengan berbagai perabotan
rumah tangga: sofa, kasur, lemari, dan sebagainya.
 Andi mempertaruhkan segalanya dalam tes ini karena baginya hanya ada
dua pilihan: lolos tes beasiswa ke Belanda atau kembali pulang ke
kampung menggarap sawah milik keluarga.

Meski digunakan dalam pemerincian, namun tanda titik dua tidak


digunkan untuk penjelasan atau pemerincian yang mengakhiri suatu
pernyataan.

Misal:

(BENAR)
Untuk mendekorasi kelas, kita membutuhkan balon, gabus warna, dan
juga pita hias.
(SALAH)
Untuk mendekorasi kelas, kita membutuhkan: balon, gabus warna, dan
juga pita hias.

2. Tanda titik dua digunakan sesudah kata atau ungkapan yang


memerlukan pemerian.
Contoh:

 Ketua : Ramadhan F.N.

Sekretaris : Riana Putri

Bendahara: Sita Novita

3. Tanda titik dua digunakan dalam naskah drama atau lakon sesudah
kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Contoh:

 Pemuda : “Ini tidak bisa dibiakan begitu saja, Pak Kades!”

Warga desa : “Benar sekali, Pak.”

Pemuda : “Sudah dua orang tewas karena kelakuan dukun santet


itu, Pak!”

4. Tanda titik dua digunakan di antara (a) jilid atau nomor dan halaman, (b)
surah dan ayat dalam kitab suci, (c) judul dan anak judul, serta (d) nama
koa dan penerbit dalam daftar pustaka.
Contoh

 Horizon XLII, No. 8/2008: 8


 Surah Al-Baqarah: 2-5
 Dari Pemburu ke Terapeutik: Analogi Cerpen Nusantara
 Satria A. 2009. Pesisir dan Laut untuk Rakyat. Bogor (ID): IPB Pr.

Tanda Hubung (-)


Berikut ini contoh-contoh pemakaian tanda hubung sesuai EYD:

1. Tanda hubung digunakan untuk menandai bagian kata yang terpenggal


oleh pergantian baris.
Contoh:

 Dalam pelaksanaannya, sering kali terjadi kesalahan-kesalahan yang ti-

dak diinginkan.
 Ketika sedang mencuci di sungai, bawang putih menyelamakan seekor i-

kan mas.

2. Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata ulang.


Contoh:

 pura-pura
 bolak-balik
 kemerah-merahan

3. Tanda hubung digunakan untuk menyambung tanggal, bulan, dan tahun


yang ditulis dengan angka atau menyambung huruf yang telah dieja satu
per satu.

 11-12-2013
 I-n-d-o-n-e-s-i-a

4. Tanda hubung digunakan untuk memperjelas hubungan kata atau


ungkapan
Contoh:

 Ber-ganti-an
 Dua-puluh-lima ribuan (25 x 1000)
 Dua-puluh lima-ribuan (20 x 5000)

5. Tanda hubung digunakan untuk merangkai.


Contoh:

 Se-Kabupaten, Se-JawaTengah
 Ke-2, ke-3
 Tahun 2000-an, 1960-an
 Ber-KTP, sinar-X, KTP-mu, SIM-ku
 D-3, S-1, S-2, S-3

Namun, tanda hubung tidak dapat digunakan di antara huruf dan angka,
apabila angka tersebut menunjukkan jumlah huruf, misal BP3K; LP3I; P3K;
dan lain sebagainya.

6. Tanda hubung digunakan untuk merangka unsur bahasa Indonesia


dengan bahasa lain, baik bahasa daerah maupun asing.
Contoh:

 Meng-upload
 Di-sowan-i
7. Tanda hubung digunakan untuk menandai bentuk terikat yang menjadi
objek bahasan.
Contoh:

 Kata pasca- berasal dari bahasa Sansekerta.


 Akhiran –isasi pada kata betonisasi sebaiknya diubah
menjadi pembetonan.

Tanda Pisah (—)


Berikut ini kaidah penulisan tanda baca pisah (—) yang sesuai dengan
EYD,

1 .Tanda pisah dapat digunakan untuk membatasi penyisipan kata atau


kalimat yang memberikan penjelasan selain yang telah disebut di bangun
kalimat.
Contoh:

 Rani terjatuh—saya yakin dia menangis—dari sepeda kumbangnya dan


masuk ke got depan komplek.

2. Tanda pisah digunakan untuk menegaskan adanya keterangan aposisi


atau keterangan lain.
Contoh:

 Atlet sekelas Taufik Hidayat—penyabet medali emas di Yunani—harusnya


mendapat apresiasi yang pantas dari negera atas usahanya
mengharumkan nama bangsa Indonesia.
 Penemuan teori Big Bang—teori yang menyatakan bahwa semesta
terbentuk atas satu ledakan maha dahsyat—telah merubah pemahaman
kita terhadap alam semesta.

3. Tanda pisah digunakan antara dua bilangan, tanggal, atau tempat yang
berarti ‘sampai dengan’ atau ‘sampai ke’.
Contoh:

 23-28 Januari 2016


 Dari tahun 1997-2007
 Jakarta-Bandung

Tanda Tanya (?)


Di bawah ini merupakan contoh penggunaan tanda tanya dalam penulisan,

1. Tanda tanya digunakan di akhir kalimat tanya.


Contoh:

 Kapan hari kemerdekaan Indonesia?


 Berapa jumlah provinsi di Indonesia?

2. Tanda tanya yang dikurung digunakan untuk mengakhiri ungkapan atau


pernyataan yang disangsikan atau kurang terbukti kebenarannya.
Contoh:

 Dimas Kanjeng mampu menggandakan uang (?)


 Ada hantu ‘Satpam Terbang’ yang berkeliaran di asrama (?)

Tanda Seru (!)


Tanda seru digunakan untuk mengakhiri kalimat yang berupa seruan atau
perintah yang menggambarkan emosi yang kuat, kesungguhan,
ketidakpercayaan, atau rasa takjub.

Contoh:

 Hidup mahasiswa!
 Benar-benar indah pantai ini!
 Deskripsikan gambar tersebut dalam satu kalimat!

Tanda Elipsis (…)


Berikut ini beberapa contoh penggunaan tanda elipsi sesuai dengan
kaidah EYD.

1. Tanda Elipsis digunakan untuk menunjukan bahwa suatu kalimat atau


kutiban ada bagian yang sengaja dihilangkan.
Contoh:

 Dalam UUD 1945 disebutkan empat tujuan Negara Indonesia, yakni


melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, ….
 Menurut … maka diprediksi dunia akan kekurangan pangan dalam kurun
waktu kurang dari 50 tahun lagi.

2. Tanda elipsis digunakan untuk menulis perkataan yang tidak selesai


dalam dialog.
Contoh:
 “Bagaimana jika kita … Bukankah itu lebih baik?”
 “ … Ya sudah saya ikuti apa kata mereka saja.”

Dalam penggunaan tanda elipsis, ada beberapa kaidah penulisan yang


harus di perhatikan yakni,

 Tanda elipsis diawali dan diikuti dengan spasi.


 Untuk penggunaan tanda ellipsis di akhir kalimat diikuti dengan tanda
titik, sehingga tanda titik nantinya berjumlah 4 buah.

Tanda Petik (“…”)


Di bawah ini merupakan kaidah penggunaan tanda petik berdasarkan EYD.

1. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan, naskah, dialog, dan sejenisnya.
Contoh:

 “Jam berapa ini?”, tanya Andri pada perempuan di sampingnya.


 Menurut Pasal 31 UUD 1945, “Setiap warga negara berhak memperoleh
pendidikan”.

2. Tanda petik digunakan untuk mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron,
artikel, naskah, bab buku, dan lain-lain yang disebutkan dalam suatu
kalimat.
Contoh:

 Film “Dr. Strange” yang dibintangi actor Benedict Cumberbatch kini


tengah merajai box office.
 Buatlah resensi dari novel “Laskah Pelangi”!

3. Tanda petik digunakan untuk mengapit istilah dengan arti khusus


maupun istilah ilmiah yang kurang dikenal.
Contoh:

 Di musim Pemilu ini, dikhawatirkan akan banyak “serangan fajar”.


 Praktik memberikan “amplop” kepada petugas masih sering terjadi hingga
saat ini.

Tanda Petik Tunggal (‘…’)


Berikut ini kaidah penggunaan tanda pentik tungga sesuai ejaan yang
disempurnakan (EYD).
1. Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit petikan di dalam
petikan.
Contoh:

 “Sepertinya waktuku cukup untuk membaca novel ‘Edensor’ sembari


menunggu kedatanganmu tadi”, ucap Wati kesal.
 “Andreas, apa kau tadi juga mendengar bunyi ‘pluk’ di belakang pohon
sana?”, Rey berbisik takut pada Andreas.

2. Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit makna, terjemahan,


atau penjelasan dari suatu kata atau ungkapan.
Contoh:

 terdakwa ‘yang didakwa’


 pungtuasi ‘tanda baca’
 matur nuwun ‘terima kasih’
 policy ‘kebijakan’

Tanda Kurung ((…))


Tanda kurung memiliki beberapa kegunaan dalam penulisan sehari-hari,
berikut ini beberapa kegunaan kegunaan tanda kurung menurut kaidah
EYD.

1. Tanda kurung digunakan untuk mengapit keterangan atau penjelasan.


Contoh:

 Lembaga pengkreditan tersebut menyediakan jasa pengkreditan dengan


jaminan surat bukti kepemilikan kendaraan bermotor (BPKB).
 Mahasiswa Agribisnis IPB sukses menyelenggarakan
Lokakarya (workshop) di tujuh kecamatan berbeda di Kabupaten
Kuningan.

2. Tanda kurung digunakan untuk mengapit keterang atau penjelasan yang


bukan bagian utama kalimat.
Contoh:

 Keterangan tersebut (lihat Tabel 2.4) menunjukan jika tren positif


investasi syariah di Indonesia dari tahun ke tahun.
 Artis asal Singapura itu nampak menawan dalam balutan pakaian
tradisional Cina bercorak naga (mahluk mitologi Cina) di red carpet acara
tadi malam.

3. Tanda kurung digunakan untuk mengapit huruf atau kata yang


keberadaannya di dalam teks dapat dimunculkan maupun dihilangkan.
Contoh:

 Ani pergi berbelanja menggunakan (bus) Kopaja.


 Liburan kali ini, diperkirakan akan banyak wisatawan yang mengunjungi
(pulau) Bali.

4. Tanda kurung digunakan untuk mengapit huruf atau angka yang


digunakan sebagai penanda pemerincian.
Contoh:

 Penentuan bauran pemasaran ini mempertimbangkan (a) product,


(b) price, (c) place, dan (d) promotion.
 Berkas lamaran harus melampirkan

(1) Akta kelahiran,

(2) Surat berkelakuan baik dari kepolisian,

(3) Surat keterangan kesehatan yang dikeluarkan rumah sakit, dokter,


ataupun puskesmah.

Tanda Kurung Siku ([…])


Tanda kurung siku mungkin jarang ditemui di teks tertulis atau naskah
lainny, namun kita juga perlu tahu penggunaan tanda kurung siku menurut
kaidah EYD seperti yang disebutkan dibawah ini.

1. Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit huruf, kata, atau


kelompok kata sebagai tanda koreksi atau tambahan atas kesalahan atau
kekurangan naskah asli yang ditulis oleh orang lain.
Contoh:

 [Kongres Pemuda II] tanggal 28 Oktober merupakan hari yang sangat


bersejarah bagi Republik Indonesia sehingga diperingati sebagai Hari
Sumpah Pemuda.

2. Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit keterang dalam kalimat


penjelas yang terdapat dalam tanda kurung.
Contoh:

 Persamaan antara kedua hal tersebut (perbedaannya telah disebutkan di


Bab II [lihat halaman 73-74]) akan dikupas pada bab ini.

Tanda Garis Miring (/)


Berikut ini beberapa contoh penggunaan tanda baca garis miring
berdasarkan kaidah EYD.

1. Tanda garis miring digunakan dalam penulisan nomor surat, nomor pada
alamat, dan penandaan masa satu tahun yang terbagi menjadi dua tahun
takwim.
Contoh:

 Nomor: 023/A.1/BEMFE/XI/2016
 Jalan Pemuda III/10
 Masa bakti 2015/2016

2. Tanda miring digunakan sebagai pengganti kata dan, atau,


serta setiap.
Contoh:

 mahasiswa/mahasiswi ‘mahasiswa dan mahasiswi’


 pisang rebus/goreng/bakar ‘pisang rebus atau goreng atau
bakar’
 sebelum dan/atau sesudah ‘sebelum dan
sesudah atau sebelum atau sesudah’
 harganya Rp15.000,00/buah ‘harganya Rp15.000,00 untuk setiap
buahnya’

3. Tanda garis miring digunakan untuk mengapit huruf, kata, atau


kelompok kata sebagai koreksi atau pengurangan atas kesalahan atau
kelebihan di dalam naskah asli yang ditulis orang lain.
Contoh:

 Kong/g/res Pemuda II diselenggarakan pada tanggal 28 Oktober 1928,


pada kesempatan tersebut lagu “Indonesia Raya” untuk pertama kalinya
dikumandangkan.

Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)


Tanda penyingkat digunakan untuk menunjukan penghilangan bagian kata
atau angka tahun dalam konteks tertentu.

Contoh:

 Paketnya sudah diterima, ‘kan? (‘kan berarti bukan)


 Libur ‘lah tiba. (‘lah berarti telah)
 3-3-’14 (’14 berarti 2014)

Anda mungkin juga menyukai