Anda di halaman 1dari 11

TANDA BACA INDONESIA

1.2 Rumusan Masalah

Dalam makalah ini akan dibahas masalah penggunaan tanda baca dalam
kalimat berbahasa Indonesia. Kemampuan berbahasa Indonesia dengan baik dan
benar sangat diperlukan oleh para mahasiswa dalam rangka penulisan makalah
atau skripsi, maka dari itu dalam makalah ini akan dibahas masalah tanda baca
dalam penulisan ejaan berbahasa Indonesia.

Rumusan masalah:
1. Penggunaan tanda baca titik
2. Penggunaan tanda baca koma
3. Penggunaan tanada baca titik dua
4. Penggunaan tanda baca titik koma
5. Penggunaan tanda baca Tanya
6. Penggunaan tanda baca seru
7. Penggunaan tanda baca petik tunggal
8. Penggunaan tanda baca petik ganda

Tujuan Masalah

1. Agar mengetahui bagaimana mahasiswa dalam penngunaan tanda petik


yang benar
2. Agar kalimat dalam bahsasa Indonesia lebih jelas dan mudah dipahami
3. Untuk lebih memperjelas kata perkata dalam kalimat berbahasa Indonesia

Semoga makalah ini bermanfaat di dalam rangka pembinaan bahasa


khsusunya dalam masalah penggunaan tanda baca da;lam ejaan bahasa
Indonesia, terutama dikalangan perguruan tinngi. Amin.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pemakaian Tanda Baca

Pemakaian tanda baca dalam ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan


mencakup pengaturan (1) tanda titik, (2) tanda koma, (3) tanda titik koma, (4)
tanda titik dua, (5) tanda tanya, (6) tanda seru, (7) tanda petik tunggal, (8) tanda
petik ganda.
1. Tanda Titik
a. Tanda titik dipakai pada akhiran singkatan nama orang. Misalnya:
1) Yuda P.
2) Zulfikar A.A.
3) Yogi J. Siregar

b. Tanda titik dipakai pada singka tangelar, jabatan, pangkat dan sapaan.
Misalnya:
1) Prof. (profesor)
2) S.T. (sarjana teknik)
3) Jend. (Jendral)
4) Sdr. (saudara)

c. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah
umum, yang ditulis dengan huruf kecil. Singkatan yang terdiri atas dua
huruf diberidua buah tanda titik, sedangkan singkatan yang terdiri atas
tiga buah huruf atau lebih hanya diberisatu buah tanda titik. Misalnya:
1) s.d. (sampaidengan)
2) ybs. (yang bersangkutan)
3) yth. (yang terhormat)
4) tsb. (tersebut)
d. Tanda titik digunakan pada angka yang menyatkan jumlah untuk
memisahkan ribuan, jutaan, dan seterusnya. Misalnya:
1) Buku itu memiliki 1.150 halaman.
2) Kedalaman palung laut bisa mencapai 30.000 meter.

e. Tanda titik tidak digunakan pada singakatan yang terdiri atas huruf-huruf
awal kata atau suku kata dan pada singkatan yang dieja seperti kata
( akronim ). Misalnya:
1) MPR
2) SMP Negeri XX
3) Sekjen PBB
4) Menko Kesra
5) DPRD

f. Tanda titik tidak digunakan di belakang singkatan lambang kimia, satuan


ukur, takaran, timbangan dan mata uang. Misalnya:
1) Lambang Na adalah lambang Natrium.
2) Seorang penggali sumur menemukan 10 kg emas .

g. Tanda titik tidak digunakan dibelakang judul yang merupakan kepala


karangan, kepala ilustrasi tabel, dan sebagainya.Misalnya:
1) Acara Kunjungan Kementerian Perindustrian
2) Bentuk dan Kedaulatan (Bab I, UUD 1945)
3) Adab dan Etika
4) Para Ibu bangsa

h. Tanda titik tidak digunakan di belakang alamat pengirim dan tanggal


surat serta di belakang nama dan alamat penerima surat. Misalnya:
1) Jalan Mutiara III / AB 19
2) Jakarta, 17 Agustus 1945

2. Tanda Koma

Ada kaidah yang mengatur kapan tanda koma digunakan dan kapan tanda
koma tidak digunakan.
a. Tanda koma harus digunakan di antara unsur-unsur dalam suatu
pemerincian atau pembilangan. Misalnya:

1) Ardi membeli beberapa barang di toko Andi berupa jam tangan,


raket, dan sepatu.

2) Ada 4 Departemen yang ikut berpatisipasi yaitu : Departemen


pendidikan , kesehatan , pemuda ,dan olahraga.

b. Tanda koma harus digunakan untuk memisahkan kalimat setara yang


satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata tetapi,
melainkan, dan sedangkan. Misalnya:
1) Dia bukan mahasiswa XY, melainkan mahasiswa XX.
2) Saya bersedia untuk memilih, jika ada calon yang tepat.

c. Tanda koma harus digunakan untu memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
Biasanya, anak kalimat didahului oleh kata penghubung bahwa, karena,
agar, sehingga, walaupun, apabila, jika, meskipun, dan sebagainya.
Misalnya:

1) Apabila bersungguh-sungguh , maka anda akan berhasil dalam


segala hal.

2) Karena kemarin dia tidak masuk kuliah ,dia tidak mengikuti kuis
yang diberikan dosen .

d. Tanda koma harus digunakan di belakang kata atau ungkapan


penghubung antar kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk
didalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi,
namun, meskipun demikian, dalam hubungan itu, sementara itu,
sehubungan dengan itu, dalam pada itu, oleh sebab itu, sebaliknya,
selanjutnya, pertama, kedua, misalnya, sebenarnya, bahkan, selain itu,
kalau begitu, kemudian, malah, padahal, dan sebagainya. Misalnya:
1) Oleh karena itu, kita harus saling menghormati perbedaan .

2) Jadi, menyelesaikan masalah haruslah dengan kepala dingin agar


tidak timbul masalah yang lainnya.
e. Tanda koma harus digunakan di belakang kata-kata seperti o, ya, wah,
aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat. Misalnya:

1) wah , dia menyelesaikan tugas kuliahnya dalam waktu kurang dari 1


jam.
2) wah, bagus sekali jam yang baru dibelinya.

f. Tanda koma digunakan untuk memisahkan petikan langsung dari bagian


lain dalam kalimat. Misalnya:
1) Saya sedih sekali, kata Paman, karena kamu tidak lulus.
2) Kata petugas, Kamu harus berhati-hati dijalan raya.

g. Tanda koma digunakan di antara (1) nama dan alamat, (2) bagian-bagian
alamat,(3) tempat dan tanggal, dan (4) nama tempat dan wilayah atau
negeri yang ditulis, berurutan. Misalnya:
1) Fulan meninggal di Gadingrejo , Pringsewu , Lampung.
2) Bandarlampung, 28 Desember 2007

h. Tanda koma digunakan untuk menceraikan bagian nama yang dibalik


susunannya dalam daftar pustaka. Misalnya:

1) Badudu, Yus. 1980. Membina Bahasa Indonesia Baku. Seri 1,


Bandung: Pustaka Prima.

2) Tjiptadi, Bambang. 1984. Tata Bahasa Indonesia. Cetakan II. Jakarta:


Yudhistira.

i. Tanda koma digunakan di antara nama orang dan gelar akademik yang
mengikutinya untuk membedakan dari singkatan nama keluarga atau
marga. Misalnya:
1) Zulfikar A.A. , S.T.
2) Alm. Maimunah, M.A.

j. Tanda koma digunakan untuk mengapit keterangan tambahan dan


keterangan aposisi. Misalnya:
1) Yuda Puspito, Selaku Ketua RT , mengemukakan pendapatnya.

2) Di daerah pedalaman, misalnya, masih banyak tempat yang tidak


ada kases listrik.
k. Tanda koma tidak boleh digunakan untuk memisahkan anak kalimat dari
induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
Misalnya:
1) Presiden menyatakan bahwa mutu pendidikan harus ditingkatkan

2) Saya akan menjadi orang yang berhasil dalam jika bekerja keras
IK AK

3. Tanda Titik Koma ( ; )

Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di
dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Misalnya:

Para pemikir mengatur srtategi dan langkah yang harus di tempuh; para
pelaksana mengerjakan tugas sebaik-baiknya; para penyandang dana
menyediakan biaya yang di perlukan.

4. Tanda Titik Dua ( : )

a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti
rangkaian atau pemerian. Misalnya:

Universitas Lampung memiliki 9 Fakultas: F. MIPA , F. Kedokteran , FKIP,


FISIP , FEB , F. Hukum , F. Pertanian , dan Fakultas Teknik.

b. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu
merupakan pelengkapan yang mengakhiri pernyataan. Misalnya:
Perguruan Tinggi Nusantara mempunyai Sekolah Tinggi Teknik, Sekolah
Tinggi Ekonomi, dan Sekolah Tinggi Hukum.

5. Tanda Tanya ( ? )
a. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya. Misalnya:
1) Kapan Yuda pergi ?
2) Apakah dia mengetahuinya ?
3) Apakah dia akan datang?

b. Tanda tanya dipakai di dalam kurung untuk menyatakan bagian kalimat


yang disangsikan atau kurang dibuktikan kebenarannya. Misalnya:
1) Teori itu ditemukan pada tahun 1780 (?).

2) Dia menyatakan bahwa dia dapat mendapatkan uang jutaan rupiah


dalam semalam (?).

3) Dia mengklaim bahwa robot yang nilainya milyaran rupiah ( ? ) itu


berawal dari idenya.

6. Tanda Seru (!)


a. Tanda seru dipakai pada akhir kalimat perintah. Misalnya:
1) Pergi dari rumahku !
2) Jangan bergerak !

b. Tanda seru dipakai pada akhir ungkapan atau pernyataan yang


menggambarkan kesungguhan, ketidak percayaan, ketakjuban, ataupun
rasa emosi yang kuat. Misalnya:
1) Alangkah sedihnya dirimu ini !
2) Cantik sekali wanita itu !

7. Tanda Petik Tunggal ( ... )

a. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan atau penjelasan kata


ungkapan asing, Misalnya:
1) Lailatul Qadar malam seribu bulan
2) Kotoniha no Miwa Taman Kata
3) Teknolojileri teknologi

b. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan.


Misalnya:

1) Ayu bertanya, Bisakah kau memalingkan muka dari anak kecil yang
berteriak parau, tolong, sekalipun kau sedang terburu-buru?
2) Anton berkata, Tiba-tiba saya mendengar suara menegur
seseorang Siapa kamu? atau Anton berkata, Tiba-tiba saya
mendengar suara menegur seseorang Siapa kamu? .

8. Tanda Petik Ganda ( ... )

a. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung, judul syair,


karangan, istilah yang mempunyai arti khusus atau kurang dikenal.
Misalnya:
1) Kata Hasan, Saya ikut.
2) Sajak Aku karangan Chairil Anwar.
3) Ia memakai celana cutbrai.

b. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan,


naskah, atau bahan tertulis lain. Kedua pasang tanda petik itu ditulis
sama tinggi disebelah atas baris. Misalnya:
1) Sudah berangkat ? tanya Halimah.
2) Belum, masih makan, jawab Siti, tunngu saja !

c. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan


langsung. Misalnya;
1) Kata Budi, Saya sudah membayar kemarin sore.

d. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang masih kurang dikenal atau kata
yang mempunyai arti khusus. Misalnya:

1) Penemu vaksin polio telah mendapat penghargaan berupa


hadiah Nobel.
2) Budi memakai celana yang dengan nama pantolan .

e. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di


belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai
dengan arti khusus. Misalnya:
1) Karena gemuknya, anjingku kuberi nama Si Gendut .
2) Gajah Mada seorang mahapatih pada masa kerajaan Majapahit.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Dalam berbahasa Indonesia kita sangat memerlukan panduan yang baik,


salah satunya dalam penggunaan tanda baca dalam kalimat berbahsa
Indonesia,agar kalimat tersebut lebih jelas dan mudah dipahami, maka dari itu
dibutlah makalah ini untuk member pedoman dalam penngunaan tanda baca
dalam ejaan berbahasa Indonesia, hususnya bagi para mahasiswa perguruan
tingi.

Tanda baca terbagi dari beberapa bagian, diantaranya tanda baca titik (.),
tanda baca koma (, ), tanda baca titik dua ( ; ), tanda baca titik koma ( ; ), tanda
baca Tanya ( ? ), tanda baca seru ( ! ), tanda baca petik tunngal ( ..), dan tanda
baca titik ganda ( ).

Demikianlah makalah yang dapat kami sampaikan,semoga dapat


memberikan manfaat bagi pembacanya, hususnya dalam penggunaan tanda baca
dalam ejaan berbahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin Zainal, E, Tasai Amran, S, Cermat Berbahasa Indonesia, Jakarta:


Akademika Pressindo, 2010.

http://ceritamini.files.wordpress.com/2009/11/penggunaan-tanda-baca.pdf
/ rabu.23-05-2012/

Pamungkas, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan,


Surabaya: Giri Surya, 1972.

Permata Anbiya,Fatya, Panduan EYD dan Tata Bahasa Indonesia, Jakarta:


Transmedia, 2010.
Effendi,S, Panduan Berbahasa Indonesia, Jakarta: Dunia Pustaka Jaya, 1995
http://klik-sini-sob.blogspot.com/2013/10/penggunaan-tanda-baca.html
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga
makalah ini dapat membantu para pembaca dalam pembuatan makalah ataupun
artikel yang dalam hal penempatan tanda baca yang benar.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya
miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.

Bandar Lampung, 11 Mei 2012

Penyusun

Anda mungkin juga menyukai