BAHASA INDONESIA
Disusun oleh:
Kelas : BIOLOGI B
2022
BAB I
Pada tahun 1901 ejaan bahasa Melayu dengan huruf latin, yang
disebut Ejaan van Ophuijsen, ditetapkan. Ejaan tersebut dirancang oleh van
Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Hal-hal yang menonjol dalam ejaan ini
2. Ejaan Soewandi
menggantikan ejaan van Ophuijsen. Ejaan baru itu oleh masyarakat diberi
b. Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k, seperti pada kata-
ke-barat2-an.
dikarang.
3. Ejaan Melindo
kalimat. Misalnya:
Dia mengantuk
Silahkan berdiri
Misalnya:
Misalnya:
Mahaputra Yamin
Sultan Hasanuddin
d. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat
yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang
Misalnya:
e. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya,
Misalnya:
bulan Agustus
hari Natal
bulan Maulid
f. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur
kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul
karangan kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak
Misalnya:
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
g. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat,
dan sapaan.
Misalnya:
M.A.=master of arts
S.H.=sarjana hukum
S.S.=sarjana sastra
a. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menulis nama buku, majalah, dan surat
Misalnya:
Contoh:
c.Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau
Misalnya:
Misalnya:
2. Kata Turunan
Misalnya:
bergeletar
dikelola
penetapan
menengok
mempermainkan
b. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai
Misalnya:
bertepuk tangan
garis bawahi
menganak sungai
sebar luaskan
c. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata
Misalnya:
Adipati
Mahasiswa
aerodinamika
Mancanegara
antarkota
3. Kata Ulang
Misalnya:
anak-anak,
buku-buku,
kuda-kuda,
4. Gabungan Kata
a. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-
Misalnya:
duta besar,
kambing hitam,
kereta api cepat luar biasa,
meja tulis
b. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan
pengertian, dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara
Misalnya:
alat pandang-dengar,
anak-istri saya,
buku sejarah-baru,
Misalnya:
adakalanya,
bagaimana,
Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; ku, mu, dan
Misalnya:
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di
dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada
dan daripada.
Misalnya:
Catatan:
Kata-kata yang dicetak miring di bawah ini ditulis serangkai.
lain, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing seperti Sanskerta, Arab,
1. Advokat (Advocaat),
2. Brankas (Brandkast),
3. Demokrasi (Demokratie),
Setelah bahasa Belanda, yang menempati peringkat kedua dalam penyerapan kata-
katanya adalah bahasa Inggris. Jumlah kata yang diserap dari bahasa Inggris adalah
1. Aktor (Actor),
2. Aktris (Actress),
3. Bisnis (Business),
Kata – kata serapan itu masuk ke dalam bahasa Indonesia dengan empat cara yang
1. Cara Adopsi
Cara adopsi terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil makna kata asing itu
secara keseluruhan.
Contoh :
1. Supermarket.
2. Plaza.
3. Mall.
4. Hotdog.
5. Impeachment.
2. Cara Adaptasi
Cara adaptasi terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil makna kata asing
itu, sedangkan ejaan atau cara penulisannya disesuaikan dengan ejaan bahasa
Indonesia.
Contoh :
1. Option = Opsi.
2. Provocateur = Provokator.
3. Conspiracy = Konspirasi.
4. Reformation = Reformasi.
5. Pluralization = Pluralisasi.
3. Cara Penerjemahan
Cara ini terjadi apabila pemakai bahasa mengambil konsep yang terkandung
dalam bahasa asing itu, kemudian kata tersebut diberi padanan dalam bahasa
Indonesia.
Contoh :
1. Overlap = Tumpang-tindih.
2. Acceleration = Percepatan.
4. Cara Kreasi
Cara ini terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil konsep dasar yang ada
Indonesia.
Contoh :
a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Misalnya:
b. Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan
tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
Misalnya:
c. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau
Misalnya:
d. Tanda titik tidak dipakai di belakang : 1) alamat pengirim dan tanggal surat atau (2)
Misalnya:
Jalan Diponegoro 82
Jakarta (tanpa titik)
1 April 1985 (tanpa titik)
2. Tanda Koma (,)
a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
Misalnya:
b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara
Misalnya:
c. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang
terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi
Misalnya:
d. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan dari
Misalnya:
O, begitu?
Wah, bukan main!
Hati-hati, ya, nanti jatuh.
(iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
Misalnya:
f. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam
daftar pustaka.
Misalnya:
Alisjahbana, Sutan Takdir. 1949 Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia. Jilid 1 dan 2. Djakarta: PT
Pustaka Rakjat.
Misalnya:
h. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya
Misalnya:
B. Ratulangi, S.E.
Ny. Khadijah, M.A.
i. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang
dinyatakan dengan angka.
Misalnya:
12,5 m
Rp12,50
Misalnya:
Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-
sungguh.
Atas bantuan Agus, Karyadi mengucapkan terima kasih.
Tanda titik koma sebagai pengganti kata pengubung untuk memisahkan kalimat yang
Misalnya:
Ayah mengurus tanamannya di kebun itu; Ibu sibuk bekerja di dapur; Adik menghapal nama-
nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran "Pilihan Pendengar".
a) Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti
Misalnya:
Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
Hanya ada dua pilihan bagi pejuang kemerdekaan itu: hidup atau mati.
b) Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
pemerian.
Misalnya:
Sekretaris : S. Handayani
Bendahara : B. Hartawan
Hari : Senin
Waktu : 09.30
c) Tanda titik dua dapat dipakai dalam teks drama sesudah kata yang
Misalnya:
d) Tanda titik dua dipakai (i) diantara jilid atau nomer dan halaman, (ii) di antara
bab dan ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu
karangan, serta (iv) nama kota dan penerbit buku acuan dalam karangan.
5. Tanda Hubung
a) Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian
baris.
Misalnya:
ukur panas.
ngukur kelapa.
an yang canggih.
Misalnya:
Angka 2 sebagai tanda ulang hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan
d) Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian
tunggal.
e) Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas (i) hubungan bagian kata atau
f) Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (i) se- dengan kata berikutnya yang
dimulai dengan huruf kapital, (ii) ke- dengan angka, (iii) angka dengan –an, (iv)
singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (v) nama jabatan rangkap.
g) Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur
bahasa Asing.
a) Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di
Misalnya:
b) Tanda pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan yang lain
Misalnya:
c) Tanda pisah dipakai diantara dua bilangan atau tanggal yang berarti ‘sampai ke’
Misalnya:
Misalnya:
yang dihilangkan.
Misalnya:
Misalnya:
Kapan ia berangkat?
Saudara tahu, bukan?
b) Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang
Misalnya:
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau
Misalnya:
Misalnya:
Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isian Kegiatan) kantor
itu.
b) Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral
pokok pembicaraan.
Misalnya:
1. Sajak Tranggono yang berjudul "Ubud" (nama tempat yang terkenal di Bali) ditulis
2. Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan arus perkembangan baru dalam
c) Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat
dihilangkan.
Misalnya:
d) Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Misalnya:
Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal.
11. Tanda kurung siku ([…])
a) Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau
tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu
naskah asli.
Misalnya:
b) Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda
kurung.
Misalnya:
a) Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah
Misalnya:
b) Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam
kalimat.
Misalnya:
1. Bacalah "Bola Lampu" dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
2. Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul "Rapor dan Nilai Prestasi di SMA"
c) Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai
arti khusus.
d) Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
e) Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik
yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung
a) Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Misalnya:
feed-back 'balikan'
penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
tahun anggaran
Misalnya:
No. 7/PK/1973
Jalan Kramat III/10
1985/1986
Misalnya:
Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Misalnya:
('kan = akan)
('lah = telah)
1 Januari '88
('88 = 1988)
F. Akronim dan Singkatan
Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
Sedangkan akronim, ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku
kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai
kata.
berikut.
(1) Jumlah suku kata akronim jangan melebihi jumlah suku kata yang lazim pada
kata Indonesia.
Nomor 0543a/U/198, tanggal 9 September 1987 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa
1. Singkatan
a) . Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti dengan
tanda titik.
Misalnya :
Muh. Yamin
Suman Hs.
M.B.A. (master of business administration)
M.Sc. (master of science)
S.Pd. (Sarjana Pendidikan)
Ir. (Insinyur)
Kol. (Kolonel)
b). Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau
organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis
Misalnya :
c). Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu titik.
Misalnya :
d).Singkatan umum yang terdiri atas dua huruf, setiap huruf diikuti titik.
Mislnya :
e). Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak
Misalnya :
Cu (kuprum)l
cm (sentimeter)
l (liter)
kg (kilogram)
Rp (rupiah)
2. Akronim
Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata
ataupun gabungan huruf dan suku kata yang dapat ditulis dan dilafalkan sebagai kata
yang wajar.
a). Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis
Misalnya :
b). Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku
kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital.
Misalnya:
Akabri (Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia)
Iwapi (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia)
Sespa (Sekolah Staf Pimpinan Administrasi)
Pramuka (Praja Muda Karana)
c). Akronim yang buka nama diri yang berupa gabungan, suku kata, ataupun gabungan
huruf dan suku kata dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kecil.
Misalnya:
BAB II
RAGAM BAHASA
Indonesia lainnya.
daerah lainnya.
2) Ragam Terpelajar
kelompok penutur yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang
pidio video
pilem film
komplek kompleks
pajar fajar
Pitamin Vitamin
3) Ragam Resmi adalah bahasa yang digunakan dalam situasi resmi. seperti
4) Ragam tidak resmi adalah ragam bahasa yang digunakan dalam situasi tidak resmi,
seperti dalam pergaulan, atau percakapan pribadi.Ciri-ciri ragam bahasa tidak resmi
1) Ragam Lisan adalah suatu ragam bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap (organ
of speech).
Contoh ragam lisan, yakni meliputi hal-hal berikut ini.
a) Ragam bahasa cakapan.
b) Ragam bahasa pidato.
c) Ragam bahasa kuliah.
d) Ragam bahasa panggung.
Ciri-ciri ragam bahasa lisan. yakni seperti dibawah ini.
a) Memerlukan kehadiran orang lain.
b) Unsur gramatikal tidak dinyatakan secara lengkap.
c) Terikat ruang dan waktu.
d) Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara.
Kelebihan ragam bahasa lisan. yakni sebagi berikut.
a) Dapat disesuaikan dengan situasi.
b) Faktor efisiensi.
c) Faktor kejelasan.
d) Faktor kecepatan.
e) Lebih bebas bentuknya karena faktor situasi yang memperjelas pengertian
bahasa yang dituturkan oleh penutur.
a) Informasi yang disajikan bisa dipilih oleh sang penulis untuk dikemas
1) Ragam social, yaitu ragam bahasa yang sebagian norma dan kaidahnya
didasarkan atas kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial yang lebih kecil
dalam masyarakat. Misalnya, ragam bahasa yang digunakan dalam keluarga
atau persahabatan dua orang yang akrab dapat dikatakan sebagai ragam
sosial. Selain itu, ragam sosial berhubungan pula dengan tinggi atau rendahnya
status kemasyarakatan lingkungan sosial yang bersangkutan.
4) Ragam Sastra
Ragam bahasa sastra memiliki sifat atau karakter subjektif, lentur. konotatif,
kreatif, dan inovatif. Bahasa sastra ialah bahasa yang dipakai untuk
menyampaikan emosi (perasaan) dan pikiran. fantasi dan lukisan angan-
angan, penghayatan lahir dan batin, peristiwa dan khayalan dengan bentuk
istimewa.
BAB III
PILIHAN KATA
B. Fungsi Diksi
Fungsi Pilihan kata atau Diksi adalah Untuk memperoleh keindahan
guna menambah daya ekspresivitas. Maka sebuah kata akan lebih jelas, jika
pilihan kata tersebut tepat dan sesuai. Ketepatan pilihan kata bertujuan agar
tidak menimbulkan interpretasi yang berlainan antara penulis atau pembicara
dengan pembaca atau pendengar, sedangkan kesesuaian kata bertujuan
agar tidak merusak suasana. Selain itu berfungsi untuk menghaluskan kata
dan kalimat agar terasa lebih indah. Dan juga dengan adanya diksi oleh
pengarang berfungsi untuk mendukung jalan cerita agar lebih runtut
mendeskripsikan tokoh, lebih jelas mendeskripsikan latar waktu, latar tempat,
dan latar sosial dalam cerita tersebut. Misalnya:
atau penulis.
C. Elemen diksi
1. Fonem
Fonem sebuah istilah linguistik dan merupakan satuan terkecil dalam
sebuah bahasa yang masih bisa menunjukan perbedaan makna.
Misalnya dalam bahasa indonesia bunyi (k) dan (g) merupakan dua
fonem yang berbeda, misalkan dalam kata ”cagar” dan “cakar”.
2. Silabel
Suku kata atau silabel adalah unit pembentuk kata yang tersusun dari
satu fonem atau ukuran fonem. Misalnya kata wiki terdiri dari dua suku
kata wi dan ki. Silabel sering dianggap sebagai unit pembangun
penologis kata karena dapat mempengaruhi ritme dan artikulasi suatu
kata.
3. Konjungsi
Konjungsi kata atau ungkapan yang menghubungkan dua satuan
bahasa yang sederajat : kata dengan kata, frasa dengan frasa, klausa
dengan klausa, serta kalimat dengan kalimat. Contoh : dan,atau.serta.
4. Nomina
Nomina atau kata benda adalah kelas kata yang menyatakan nama
dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan
5. Verba
Verba atau kerja adalah kelas kata yang menyatakan suatu
tindakan,keberadaan,pengalaman,atau pengertian dinamis lainnya.
Kata kerja dibagi menjadi dua: 1. Kata kerja transitif yang
membutuhkan pelengkap atau objek,seperi memukul(bola), serta kata
kerja intransitif yang tidak membutuhkan pelengkap seperti lari.
6. Infleksi
Infleksi adalah proses penambahan morpheme inpleksional kedalam
sebuah kata yang mengandung indikasi grametikal seperti
julah,orang,gender,tenses,atau aspek.
D. Jenis Diksi
Jenis diksi menurut K Eraf, (1996:89-108) adalah sebagai berikut:
a Denotasi adalah konsep dasar yang didukung oleh suatu kata (makna
itu menunjuk kepada konsep, referen atau ide), denotasi juga
merupakan batasan kamus atau definisi utama suatu kata, sebagai
lawan dari pada konotasi atau makna yang ada kaitannya dengan itu.
Denotasi mengacu pada makna yang sebenarnya.
b. Konotasi adalah suatu jenis makna kata yang mengandung arti tambahan,
imajinasi atau nilai rasa tertentu. Konotasi merupakan kesan-kesan atau
asosiasi-asosiasi, dan biasanya bersifat emosional yang ditimbulkan oleh
sebuah kata disamping batasan kamus atau definisi utamanya. Konotasi
mengacu pada makna kias atau makna bukan sebenarnya.
c. Kata Abstrak adalah kata yang mempunyai referen berupa konsep, kata
abstrak sukar digambarkan karena refensinya tidak dapat diserap dengan
panca indera manusia. Kata-kata abstrak merujuk pada kualitas (panas,
dingin, baik, buruk), pertalian (kuantitas, jumlah, tingkatan), dan pemikiran
(kecurigaan, penetapan, kepercayaan). Kata-kata abstrak sering dipakai
untuk menjelaskan pikiran yang bersifat teknis dan khusus.
d. Kata Konktit adalah kata yang menunjuk pada sesuatu yang dapat dilihat
atau dirasakan oleh satu atau lebih dari panca indra. Kata-kata konkrit
menunjuk kepada barang yang aktual dan spesifik dalam pengalaman.
Kata konkrit digunakan untuk menyajikan gambaran yang hidup dalam
fikiran pembaca melebihi kata-kata yang lain.
e. Kata Umum adalah kata yang mempunyai cakupan ruang lingkup yang
luas. Kata-kata menujuk kepada banyak hal, kepada himpunan, dan
kepada keseluruhan.
g. Kata Ilmiah adalah kata yang dipakai oleh kaum terpelajar, terutama dalam
tulisan-tulisan ilmiah.
h. Kata Populer adalah kata-kata yang umum dipakali oleh semua lapisan
masyarakat, baik oleh kaum terpelajar atau oleh orang kebanyakan.
i. Jargon adalah kata-kata teknis atau rahasia dalam suatu bidang ilmu
tertentu, dalam bidang seni, perdagangan, kumpulan rahasia atau
kelompok-kelompok khusus lainnya.
k. Kata Asing adalah unsur-unsur yang berasal dari bahasa asing yang masih
di pertahankan bentuk aslinya karena belum menyatu dengan bahasa
aslinya.
l. Kata Serapan adalah kata dari bahasa asing yang telah disesuaikan dengan
wujud atau struktur bahasa indonesia.
a. Kata Khusus
(i) Nama Diri
(ii) Daya Sugesti Kata Khusus
b. Kata Umum
H. Perubahan Makna
a. Terjadinya Perubahan Makna
Perubahan makna terjadi karena kata tidak bersifat statis. Dari waktu ke
waktu makna kata dapat mengalami perubahan. Untuk menjaga agar
pilihan kata selalu tepat maka setiap penutur bahasa harus selalu
memperhatikan perubahan-perubahan makna yang terjadi.
Perluasan Arti
Ameliorasi
Suatu proses perubahan makna dimana arti yang baru dirasakan lebih
tinggi atau lebih baik nilainya dari arti yang lama. Kata wanita dirasakan
nilainya lebih tinggi dari kata perempuan.
Peyorasi
Adalah proses perubahan makna sebagai kebalikan dari ameliorasi.
Arti yang baru dirasakan lebih rendah nilainya dari arti yang lama. Kata
bini dianggap tinggi pada zaman lampau, sekarang dirasakan sebagai
kata yang kasar.
Metafora
Perubahan makna karena persamaan sifat antara dua objek.
Merupakan pengalihan semantik berdasarkan kemiripan persepsi makna.
Kata matahari, putri malam (untuk bulan), pualu (empu laut) semuanya
dibentuk berdasarkan metafora.
Metonimi
Poses perubahan makna terjadi karena hubungan yang erat antara
kata-kata yang terlibat dalam suatu lingkungan makna yang sama, dan
dapat diklasifikasikan menurut tempat atau waktu, menurut hubungan isi
dan kulit, hubungan antara sebab dan akibat. Gereja berarti tempat ibadah
umat kristen, tetap dipakai juga untuk mengacu persekutuan umat kristen.
Penemuan-penemuan yang sering disebut penemunya juga merupakan
contoh metonimi, misalnya ohm, ampere, watt.
BAB IV
KALIMAT EFEKTIF
gagasan yang ada pada pikiran pembicara atau penulis. Kalimat dikatakan
Kalimat efektif berbeda dengan kalimat yang dipakai olehpara sastrawan atau
wartawan.
2. KEPARARELAN
bendasemuanya.
3. KETEGASAN
Contoh :
tua, dsb.
Contoh :
bahkan kakek-kakek.
4. KEHEMATAN
5. KETEPATAN
6. KECERMATAN
7. KEPADUAN
-pasien.
• Diantara predikat kata kerja dan objek penderita tidak disisipkan kata
daripada/tentang.
8. KESEJAJARAN
yang paralel. Agar kalimat terlihat rapi dan bermakna sama, kesejajaran
dalamkalimat diperlukan.
Contoh :
kematian hewan.
9. KEHARMONISAN
• Subjek
Subjek (S) ialah bagian kalimat yang menunjukkan pelaku, tokoh,sosok, benda,
sesuatu hal,
• Predikat
• Keterangan
Padjadjaran)
Kalimat yang lengkap dapat terdiri atas unsur-unsur kalimat yang meliputi subjek,
predikat, objek, keterangan, dan pelengkap.
Kesepadanan ialah hubungan timbal balik antara subjek dan predikat, antara
predikat dan objek, serta dengan keterangan atau pelengkap.
Kesatuan ialah bahwa setiap kalimat harus mengandung satu ide pokok atau
kesatuan pikiran.
Contoh:
Banyak orang yang pro dan kontra terhadap RUU Sisdiknas
Contoh:
Penghapusan pangkalan asing dan penarikan kembali tentara imperalis
dan makmur.
2. Urutan Logis
Yang datang saat itu para lurah, camat, dan para bupati sePropinsi Sumatera
Selatan.
3. Pengulangan Kata
Pembangunan dapat dilihat sebagai proses yang rumit dan mempunyai banyak
dimensi, tidak hanya dimensi ekonomi,tetapi juga dimensi politik, dimensi sosial,
dan dimensibudaya.
Kalimat Efektif dan Penghematan Kata
perusahaan.
perusahaan
• Umumnya, predikat kalimat aktif berupa kata kerja yang berawalanme-, ber
-, dan ada pula yang tidak menggunakan awalan (aus).
• Kalimat pasif apabila subjek kalimat tersebut tidak berperan sebagaipelaku,
tetapi sebagai sasaran perbuatan yang dinyatakan olehpredikat.
• Karya ilmiah umumnya cenderung menggunakan kalimat pasif untuklebih
menunjukkan hasil dari suatu perbuatan, daripada pelakunya.
• Kalimat pasif dapat berciri predikatnya menggunakan imbuhan didan
imbuhan ter-.