A. Huruf Kapital
1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata
pada awal kalimat, baik kalimat berita, kalimat tanya,
maupun kalimat perintah. (cukup jelas)
Misalnya:
Amir Hamzah
Jenderal Kancil
Catatan:
Untuk nama mata pelajaran atau mata kuliah yang
menggunakan kata bahasa, nama mata kuliah tersebut
ditulis kapital menjadi Bahasa Indonesia.
Misalnya:
tahun Hijriah, bulan Agustus, hari Jumat, hari
Galungan, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Bandingkan:
Catatan:
(1) Huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri tidak
ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
berlayar ke teluk mandi di sungai
(2) Huruf pertama nama diri geografi yang dipakai sebagai nama
jenis tidak ditulis dengan huruf kapital.
Misalnya:
jeruk bali (Citrus maxima)
kacang bogor (Voandzeia subterranea)
Tim Dosen Bahasa Indonesia 12
Nama yang disertai nama geografi dan merupakan
nama jenis dapat dikontraskan atau disejajarkan
dengan nama jenis lain dalam kelompoknya.
Misalnya:
Kita mengenal berbagai macam gula, seperti gula jawa,
gula pasir, gula tebu, gula aren, dan gula anggur.
Misalnya:
Republik Indonesia, Majelis Permusyawaratan
Rakyat, Keputusan Presiden Republik Indonesia,
Nomor 57, Tahun 1972
Misalnya:
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke
Jalan Lain ke Roma.
Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
Ia menyelesaikan makalah ―Asas-Asas Hukum
Perdata‖.
B.Huruf Miring
1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk
menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar
yang dikutip dalam tulisan.
Misalnya:
majalah Bahasa dan Kesusastraan
surat kabar Pikiran Rakyat
Tim Dosen Bahasa Indonesia 19
2.Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk
menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian
kata, kata, atau kelompok kata.
Misalnya:
Huruf pertama kata abad ialah a.
Ia bukan menipu, tetapi ditipu.
Catatan:
Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang
akan dicetak miring diberi satu garis di bawahnya.
Tim Dosen Bahasa Indonesia 21
Catatan:
(1) Nama diri, seperti nama orang, lembaga, atau
organisasi, dalam bahasa asing atau bahasa daerah tidak
ditulis dengan huruf miring.
(2) Dalam naskah tulisan tangan atau mesin tik (bukan
komputer), bagian yang akan dicetak miring ditandai
dengan garis bawah.
(3) Kalimat atau teks berbahasa asing atau berbahasa
daerah yang dikutip secara langsung dalam teks
berbahasa Indonesia ditulis dengan huruf miring.
B. Kata Turunan
1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai
dengan kata dasarnya. (cukup jelas)
2. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan, atau
akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung
mengikuti atau mendahuluinya.
Misalnya:
bertepuk tangan, garis bawahi
Misalnya:
antarkota, dasawarsa, demoralisasi, mancanegara,
narapidana, ultramodern.
D. Gabungan Kata
Bandingkan:
Misalnya:
acapkali, adakalanya, daripada, kepada,
darmawisata, dukacita, olahraga, peribahasa,
saputangan, segitiga, sukarela, akhirulkalam,
halalbihalal.
Misalnya:
di mana, dari mana ke luar, ke mana
Misalnya:
Harimau itu marah sekali kepada sang Kancil.
Surat itu dikirimkan kembali kepada si pengirim.
H.Partikel
1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan
kata yang mendahuluinya.(cukup jelas)
Misalnya:
Jika ayah pergi, adik pun ingin pergi.
Jangankan dua kali, sekali pun ia belum pernah
datang ke rumahku.
Catatan:
Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata yang
bukan nama diri ditulis dengan huruf kapital tanpa tanda
titik.
Misalnya: PT, SD, NIP
Misalnya:
Cu
TNT
cm
kVA
l
kg
Rp
Tim Dosen Bahasa Indonesia 37
2.Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan
huruf awal, gabungan suku kata, ataupun
gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang
diperlakukan sebagai kata.
Misalnya:
ABRI
LAN
SIM
Tim Dosen Bahasa Indonesia 38
b.Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata
atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata
ditulis dengan huruf awal huruf kapital.
Misalnya:
Akabri, Unpad
Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L
(50), C (100), D (500), M (1.000)
Misalnya:
Jalan Tanah Abang I No. 15
Misalnya:
Bab X, Pasal 5, halaman 252
Surat Yasin: 9
Tim Dosen Bahasa Indonesia 43
5. Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan
sebagai berikut.
a. Bilangan utuh
Misalnya:
dua puluh dua
b. Bilangan pecahan
Misalnya
setengah (1/2)
tiga perempat (3/4)
tiga dua pertiga (3 ⅔)
seperseratus (1/100)
satu dua persepuluh(1,2)
Tim Dosen Bahasa Indonesia 44
6.Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan
dengan cara berikut ini.
Misalnya:
pada awal abad XX
pada awal abad ke-20
pada awal abad kedua puluh
Misalnya:
Se-Indonesia, hadiah ke-2, tahun 50-an, hari-H,
sinar- X; Menteri-Sekretaris Negara.
Tim Dosen Bahasa Indonesia 70
7. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa
Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Misalnya:
di-smash, pen-tackle-an
Catatan :
Dalam pengetikan, tanda pisah dinyatakan dengan
dua buah tanda hubung tanpa spasi sebelum dan
sesudahnya.
Misalnya:
“Tetikus” komputer ini sudah tidak berfungsi.
Dilarang memberikan “amplop” kepada petugas!
Catatan:
Tanda petik pembuka dan tanda petik penutup pada
Pasangan itu ditulis sama tinggi di sebelah atas baris.
Tim Dosen Bahasa Indonesia 83
M. Tanda Petik Tunggal (‗…‘)
1. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di
dalam petikan lain.
Misalnya:
Tanya Basri, ‖Kau dengar bunyi ‘kring-kring‘ tadi?‖
Misalnya:
No. 7/PK/1973
Jalan Kramat III/10
Tahun anggaran 1985/1986
Misalnya:
Dia 'kan kusurati. ('kan = akan)
Mereka sudah datang, 'kan? ('kan = bukan)
5 Mei ‗13 (‗13 = 2013)