Dosen pengampu :
1. Galang
2. Icha lestari
3. Septi dwi anjar sari
4. Yeni Aryanti
FAKULTAS KESEHATAN
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia. Adapun isi dari makalah yaitu menjelaskan tentang penulisan atau pemakaian huruf
capital dan huruf miring, penulisan kata yang benar.
Penyusun berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik langsung maupun
tidak langsung dalam penulisan makalah ini.
Seperti pepatah mengatakan “tak ada gading yang tak retak “. Penyusun menyadari makalah
ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, sangatlah penyusun harapkan saran dan kritik yang
positif dan membangun dari semua pihak.
Semoga makalah ini bermanfaatdan berguna bagi penulis terutama bagi para pembacanya.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemampuan berbahasa Indonesia adalah salah satu syarat yang harus
dipenuhi masyarakat indonesia, tidak terkecuali murid sekolah dasar, bahasa
indonesia merupakan mata pelajaran pokok. Pelajaran Bahasa Indonesia diajarkan
kepada murid berdasarkan kurikulum yang berlaku, yang di dalamnya tercantum
beberapa tujuan pembelajaran. Salah satu tujuan pokoknya adalah mampu dan
terampil berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. Keterampilan berbahasa tidak
hanya meliputi satu aspek, tetapi di dalamnya termasuk kemampuan
membaca,menulis,mendengarkan ( menyimak ), dan berbicara.
Bahasa tulis mencakup sejumlah unsur-unsur Bahasa, salah satunya adalah
mengenai ejaan yang mencakup macam-macam huruf, berbagai kata, dan aneka
tanda baca.
Ada beberapa hal yang perlu dikemukakan, khususnya berbagai persoalan
yang akan dibahas dalam bab ini. Hal-hal yang dimaksud adalah pemakaian atau
penulisan huruf kapital dan huruf miring, penulisan kata.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana pemakaian atau penulisan huruf kapital ?
2. Bagaimana pemakaian atau penulisan huruf miring ?
3. Bagaimana cara penulisan kata ?
Tujuan khusus
Mahasiswa dapat mengetahui cara pemakaian atau penulisan huruf kapital
Mahasiswa dapat mengetahui cara pemakaian atau penulisan huruf miring
Mahasiswa dapat mengetahui cara penulisan kata
BAB II
TINJAUAN TEORI TERKAIT
A. Pengertian dan aturan penggunaan Huruf kapital
Huruf kapital adalah huruf yang berukuran dan berbentuk khusus (lebih besar dari
huruf biasa), biasanya digunakan sebagai huruf pertama dari kata pertama pada kalimat,
huruf pertama nama diri, dan sebagainya.
Penggunaan huruf kapital:
1) Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal
kalimat.
Misalnya :
Dia mengantuk.
Apa maksudnya?
Kita harus bekerja keras.
Pekerjaan itu belum selesai.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,
Misalnya :
5) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan
pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama
orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya :
Wakil Presiden Adam Malik, Perdana Mentri Nehru, Profesor
Supomo, Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara, Sekretaris
Jendral Departemen Pertanian, Gubernur Irian Jaya.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat
yang tidak diikuti nama orang, atau nama tempat.
huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang
digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
Misalnya :
mesin diesel, 10 volt, 5 ampere
7) huruf kapital dipakai sebagai nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Misalnya :
bangsa Indonesia, suku Sunda, Bahasa Inggris.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang
Digunakan sebagai nama bangsa, suku, dan Bahasa yang dipakai sebagai
Misalnya :
8) huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari
raya, dan peristiwa sejarah.
Misalnya :
tahun Hijriah, tarikh Masehi, bulan Agustus, bulan Maulid, hari
Jumat, hari Galungan, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang
tidak dipakai sebagai nama.
Misalnya :
Huruf kapital tidak dipakai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi
unsur nama diri.
Misalnya :
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang
digunakan sebagai nama jenis.
Misalnya :
10) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara,
lembaga, pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi
kecuali kata seperti dan.
Misalnya :
Majelis Permusyawaratan Rakyat
Badan Kesehatan Ibu dan Anak
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama
resmi negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama
dokumen resmi.
Misalnya :
11) huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang
sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Misalnya :
Persrikatan Bangsa-Bangsa, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial, Undang-
Undang Dasar Republik Indonesia, Rancangan Dasar Undang-
Undang Kepegawaian.
12) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata ( termasuk semua
unsur kata ulang sempurna ) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan
judul karangan kecuali kata seperti di, ke, dan, yang, dari, dan untul yang
tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya :
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
Dia adalah agen surat kabar Sinar Pembangunan
13) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat, dan sapaan.
Misalnya :
Dr. doctor
M.A. master ekonomi
S.H. sarjana hokum
Prof. professor
Tn. tuan
Sdr. saudara
14) Huruf kapital sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan
seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam
penyapaan dan pengacuan.
Misalnya :
“Kapan Bapak berangkat?” tanya Harto.
Adik bertanya, “Itu apa, Bu?”
Besok Paman akan datang.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan.
Misalnya :
15) Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Misalnya :
Sudahkah Anda tahu?
Surat Anda telah kami terima.
3) Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah
atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Misalnya:
Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostana.
Politik devide et impera pernah merajalela di negeri ini.
Weltanschauung antara lain diterjemahkan menjadi ‘pandangan
dunia’
Tetapi:
Negara itu telah mengalami empat kudeta.
Catatan:
Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak
miring diberi SATU gatis di bawahnya.
C. Penulisan Kata
a. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya:
Ibu percaya bahwa engkau tahu.
Kantor pajak penuh sesak.
Buku itu sangat tebal.
b. Kata Turunan
1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata
dasarnya.
Misalnya:
Bergeletar, dikelola, penetapan, menego, mempermainkan
2. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran
ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau
mendahuluinya.
Misalnya:
bertepuk tangan garis bawahi
menganak sungai sebar luaskan
Jika kata maha sebagai unsur gabungan diikuti oleh kata esa dan
kata yang bukan kata dasar, gabungan itu ditulis terpisah.
Misalnya:
Mudah-mudahan Tuhan yang Maha Esa melindungi kita.
Marilah kita bersyukur kepada Tuhan maha Pengasih
c. Bentuk Ulang
Bentuk ulang dituluis secara lengkap dengan menggunakan tanda
hubung.
Misalnya:
anak-anak gerak-gerak
biri-biri hura-hura
buku-buku lauk-pauk
d. Gabungan Kata
1) Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk
istilah khusus, untur-unsurnya ditulis terpisah.
Misalnya:
duta besar mata pelajaran
orang tua simpang empat
kambing hitam meja tulis
h. Partikel
1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkaian dengan kata yang
mendahuluinya.
Misalnya :
Bacalah buku itu baik-baik.
Jakarta adalah ibu kota Republik Indonesia.
Siapakah gerangan dia?
2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya. Kecuali kata
yang lazim dianggap seperti: adapun, andaipun, ataupun dan
sebagainya.
Misalnya :
Ada pun yang dimakannya, ia tetap kurus.
Jika ayah pergi, adik pun ingin pergi.
3. Partikel per yang berarti ‘mulai’ , ‘demi’ , dan ‘tiap’ ditulis terpisah dari
bagian kalimat yang mendahului atau mengikutinya.
Misalnya :
Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1 april.
Mereka masuk ke dalam ruangan satu per satu.
Harga kain itu Rp. 2000,00 per helai.
Tetapi :
a.n. atas nama
u.b. untuk beliau
Catatan :
Jika dianggap perlu membentuk akronim, hendaknya diperhatikan
syarat-syarat :
1. Jumlah suku kata akronim jangan melebihi jumlah suku kata
yang lazim pada kata indonesia.
2. Akronim dibentuk dengan mengindahkan keserasian
kombinasi vocal dan konsonan yang sesuai dengan pola kata
Indonesia yang lazim.
j. Angka dan lambang bilangan
Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalam
tulisan lazim digunakan angka araba tau angka romawi.
Angka arab : 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9
Angka romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX
1) Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata
ditulis dengan huruf, kecuali jika bilangan itu dipakai secara berurutan
seperti dalam perincian atau paparan.
Misalnya :
Mereka menonton drama itu sampai tiga kali.
Kendaraan yang dipesan untuk angkutan umum terdiri atas 50
bus, 100 bus, dan 150 bus.
2) Bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf, jika lebih dari dua kata,
susunan kalimat diubah agar bilangan yang tidak dapat ditulis dengan
huruf itu tidak ada pada awal kalimat.
Misalnya :
Lima puluh siswa kelas 6 lulus ujian.
Panitia mengundang 250 orang peserta
3) Angka yang menunjukkan bilangan utuh besar dapat dieja sebagian
supaya lebih mudah dibaca.
Misalnya :
Perusahaan itu baru saja mendapat pinjaman 550 miliar rupiah.
Dia mendapatkan bantuan Rp250 juta rupiah untuk
mengembangkan usahanya.
4) Angka digunakan untuk menyatakan ukuran Panjang, berat, luas dan
isi; satuan waktu; niali uang ; dan jumlah.
Misalnya :
0,5 sentimeter tahun 1928
5 kilogram 17 agustus 1945
10 liter pukul 15.00
Catatan :
Tanda titik pada contoh bertanda bintang (*) merupakan tanda
desimal.
Penulisan lambang mata uang, seperti Rp, USS, tidak di akhiri
dengan tanda titik dan tidak spasi antara lambang itu dan angka
yang mengikutinya, kecuali di dalam tabel.
5) Angk dugunakan untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen,
atau kamar.
Misalnya : ‘
Jalan Tanah Abang I No. 15
Apartemen no. 5
6) Angka digunakan untuk menomori bagian karangan atau ayat kitab suci.
Misalnya :
Bab X, Pasal 5, halaman 252
Surah Yasin: 9
7) Penulisan bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut.
a. Bilangan utuh
Misalnya :
Dua belas (12)
Tiga puluh (30)
b. Bilangan pecahan
Misalnya :
1
Setengah ( 2)
Satu persen (1%)
Catatan :
Pada penulisan bilangan pecahan dengan mesin tik, spasi
digunakan diantara bilangan utuh dan bilangan pecahan.
Tanda hubung dapat digunakan dalam penulisan lambang
bilangan dengan huruf yang dapat menimbulkan salah
pengertian.
8) Penulisan bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara berikut
a. Pada awal abad XX ( angka romawi kapital ) dalam kehidupan
pada abad ke-20 ini ( huruf dan angka arab ) pada awal abad ke
dua puluh ( huruf )
9) Penulisan bilangan yang mendapat akhiran -an mengikuti cara
berikut.
Misalnya :
Lima lembar uang 1000-an
Tahun 1950-an
10) Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekakigus dalam
teks (kecuali di dalam dokumen resmi, seperti akta dan kuitansi)
Misalnya :
Di lemari itu tersimpan 805 buku dan majalah
Rumah itu dijual dengan harga Rp125.000.000,00
11) Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, penulisannya
harus tepat.
Misalnya :
Saya lampirkan tanda terima uang sebesar Rp950.500,50
Bukti pembelian barang seharga Rp5.000.000,00
Catatan :
Angka romawi tidak digunakan untuk menyatakn jumlah
Angka romawi digunakan untuk menyatakan penomoran bab
Angka romawi kecil digunakan untuk penomoran halaman
sebelum bab 1 dalam naskah dan buku
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA