Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

EJAAN DALAM BAHASA INDONESIA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia untuk Penulisan
Akademik

Dosen Pengampun
Dr. Agus Nero Sofyan

Disusun Oleh :
Kelompok Retur
Citra Ayu Cahyani 5211221068
Della Gesafhira Sudradjat 5211221086
Yola Ayodia Azarin 5211221073

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan proposal ini tepat pada waktunya.

Makalah yang berjudul Ejaan Dalam Bahasa Indonesiai ni ditulis guna


memenuhi salah satu tugas mata kuliah. Pada kesempatan yang baik ini,
izinkanlah penulis makalah menyampaikan rasa hormat dan ucapan dan
terimakasih kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas telah memberikan
bantuan dan dorongan kepada penulis sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah ini dengan sebaik-baiknya. Penulis menyadari bahwa masih banyak
kekurangan yang terdapat pada makalah ini. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dari pembaca.

Cimahi, 09 Maret 2023

Penullis

i
DAFTAR ISI

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita menjumpai orang-orang
yang sangat sulit mengungkapkan maksud atau segala sesuatu yang ada
dalam pikirannya dan sedikit sekali variasi bahasanya.Kita pun juga
menjumpai orang-orang yang boros sekali dalam memakai perbendaharaan
katanya, namun tidak memiliki makna yang begitu berarti.Oleh karena itu
agar tidak terseret ke dalam dua hal tersebut, kita harus mengetahui betapa
pentingnya peranan kata dalam kehidupan sehari-hari.

Pengertian yang tersirat dalam sebuah kata mengandung makna bahwa


setiap kata mengungkapkan sebuah gagasan. Kata-kata merupakan alat
penyalur gagasan yang akan disampaikan kepada orang lain. Jika kita sadar
akan hal itu, berarti semakin banyak kata yang kita kuasai, semakin banyak
pula ide atau gagasan yang kita kuasai dan sanggup kita ungkapkan.

Tujuan manusia berkomunikasi lewat bahasa adalah agar saling


memahami antara pembicara dan pendengar, atau antara penulis dan
pembaca.Dalam berkomunikasi, kata-kata disatu-padukan dalam suatu
konstruksi yang lebih besar berdasarkan kaidah-kaidah sintaksis yang ada
dalam suatu bahasa.Dalam hal ini, pemilihan kata yang tepat menjadi salah
satu faktor penentu dalam komunikasi.

Pemilihan kata merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
hal tulis-menulis maupun berbicara dalam kehidupan sehari-hari.Pemilihan
kata berhubungan erat dengan kaidah sintaksis, kaidah makna, kaidah
hubungan sosial, dan kaidah mengarang. Kaidah-kaidah ini saling
mendukung sehingga tulisan atau apa yang kita bicarakan menjadi lebih
berbobot dan bernilai serta lebih mudah dipahami dan dimengerti oleh orang
lain.

1
2

2.1 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud ejaan?
2. Bagaimana pemakaian huruf kapital dan huruf miring yang bener?
3. Bagaimana penulisan kata yang bener?

3.1 Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud ejaan.
2. Mengetahui pemakaian huruf kapital dan huruf miring yang benar.
3. Mengetahui penulisan kata yang benar.

4.1 Manfaat
3
BAB II
ISI
2.1 Pengertian Ejaan

Ejaan ialah penggambaran bunyi bahasa dengan kaidah tulis-menulis yang


distandardisasikan. Lazimnya, ejaan mempunyai tiga aspek, yakni
aspekfonologis yang menyangkut penggambaran fonem dengan huruf
danpenyusunan abjad aspek morfologi yang menyangkut
penggambaransatuan-satuan morfemis dan aspek sintaksis yang menyangkut
penandaujaran tanda baca. Ejaan ialah keseluruhan peraturan bagaimana
menggambarkanlambang-lambang bunyi ujaran dan bagaimana interrelasi
antaralambang-lambang itu (pemisahannya,penggabungannya) dalam
suatubahasa. Adapun menurut KBBI ejaan ialah kaidah-kaidah
caramenggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam
bentuktulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca. Dengan
demikian,secara sederhana dapat dikatakan bahwa ejaan adalah seperangkat
kaidahtulis-menulis yang meliputi kaidah penulisan huruf, kata, dan
tandabaca.
EYD (Ejaan yang Disempurnakan) adalah tata bahasa dalam Bahasa
Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai
dari pemakaian dan penulisan huruf capital dan huruf miring, serta penulisan
unsur serapan. EYD disini diartikan sebagai tata bahasa yang
disempurnakan.Dalam penulisan karya ilmiah perlu adanya aturan tata bahasa
yang menyempurnakan sebuah karya tulis. Karena dalam sebuah karya tulis
memerlukan tingkat kesempurnaan yang mendetail. Singkatnya EYD
digunakan untuk membuat tulisan dengan cara yang baik dan benar.

2.2 Pemakaian Huruf Kapital dan Huruf Miring

2.2.1 Huruf Kapital

1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama


kata pada awal kalimat. Misalnya:

4
5

Dia mengantuk
Apa maksudnya?
2. Huruf kapital dipakai sebegai huruf pertama petikan langsung.
Misalnya:
Adik bertanya,”Kapan kita pulang?”
Bapak menasihatkan,”Berhati-hatilah, Nak!”
3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan
yang berhubungan dengan nama, Tuhan dan kitab suci,
termasuk kata ganti untuk Tuhan. Misalnya:
Allah
Yang Mahakuasa
Tuhan akan menunjukkan jalan yang benar kepada hamba-Nya.
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar
kehormatan,keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama
orang. Misalnya:
Mahaputra Yamin
Sultan Hasanuddin
5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama
jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai
sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau
nama tempat. Misalnya:
Wakil Presiden Adam Malik
Perdana Menteri Iehru
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama
jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama orang, atau nama
tempat. Misalnya:
Siapa gubernur yang baru dilantik itu?
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama
orang. Misalnya:
Amir Hamzah
Dewi Sartika
6

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama


orang yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
Misalnya:
Mesin diesel
10 volt
7. Huruf kapital dipakasi sebagai huruf pertama nama bangsa,
suku bangsa, dan bahasa. Misalnya:
bangsa Indonesia
suku Sunda
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama
bangsa, suku, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar
kata turunan, Misalnya:
mengindonesiakan kata asing
keinggris-inggrisan
8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan,
hari, hari raya, dan peristiwa sejarah. Misalnya:
bulan Agustus
bulan Maulid
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa
sejarah yang tidak dipakai sebagai nama, Misalnya:
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan
bangsanya.
9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Misalnya:
Asia Tenggara
Banyuwangi
10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama
negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama
dokumen resmi kecuali kata seperti dan. Misalnya:
Republik Indonesia
Majelis Permusyawaratan Rakyat
7

11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur


bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan,
lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Misalnya:
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata
(termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam nama
buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata
seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak
pada posisi awal. Misalnya:
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke
Roma. Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan
nama gelar, pangkat, dan sapaan. Misalnya:
Dr. doktor
M.A. master of arts
14. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk
hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik,
dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.
Misalnya:
“Kapan Bapak berangkat?” tanya Harto.
Adik bertanya,”Itu apa, Bu?”
15. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Misalnya:
Sudahkah Anda tahu?
Surat Anda telah kami terima.
2.2.2 Huruf Miring
8

1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama


buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
Misalnya:
majalah Bahasa dan Kesusastraan
buku Negarakertagama karangan Prapanca
2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau
mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
Misalnya:
Huruf pertama kata abad ialah a.
Dia bukan menipu, tetapi ditipu.
3. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata
nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali yang telah
disesuaikan ejaannya. Misalnya:
Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia mangostana.
Politik devide et impera pernah merajalela di negeri ini.
2.3 Penulisan Kata

2.3.1 Kata Depan


Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim
dianggap sebagai satu kata, seperti kepada dan daripada.
Misalnya:
Di mana dia sekarang?
Mari kita berangkat ke kantor.
Cincin itu terbuat dari emas.
Catatan:
Kata-kata yang dicetak miring di dalam kalimat seperti di
bawah ini ditulis serangkai.
Misalnya:
Kami percaya sepenuhnya kepadanya.
Dia lebih tua daripada saya.
2.3.2 Kata Turunan
9

1. Imbuhan (awalan,sisipan,akhiran) ditulis serangkai dengan kata


dasarnya.Misalnya:
bergeletar,dikelola,penatapan,menengok,mempermaikanan.
2. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata,awalan atau akhiran
ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau
mendahuluinya.Misalnya:
bertepuk tangan,garis bawahi,menganak sungai,sebar luaskan
3. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan
dan akhiran unsur, gabungan kata itu ditulis
serangkai.Misalnya
menggarisbawahi,menyebarluaskan,dilipatgandakan,penghancu
rleburan.
4. Jika salah satu unsure gabungan kata hanya dipakai
dalamkombinasi, gabungankata itu ditulis serangkai
Contoh:
antarkota,dasawarsa,adipati,audiogram,ekstrakurikuler,elektrot
eknik,introspeksi,semipropesional,dan lain-lain.
2.3.3 Gabungan Kata

Penulisan gabungan kata dapat dipilah menjadi empat,


yakni gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk; gabungan
kata yang dianggap sebagai satu kesatuan; gabungan kata yang
salah satu unsurnya dipakai dalam kombinasi; 9 gabungan kata
yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus; dan gabungan kata
yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian.
Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk ditulis
terpisah atas unsurunsurnya, misalnya: kambing hitam, meja hijau,
papan tulis, dan orang tua. Gabungan kata yang dianggap sebagai
satu kesatuan ditulis serangkai, misalnya: kacamata, saputangan,
beasiswa, dukacita, sukacita, olahraga, peribahasa, sukarela, dan
sukaria. Gabungan kata yang salah satu unsurnya dipakai dalam
10

kombinasi ditulis serangkai, misalnya: multimedia, mahasiswa,


mancanegara, saptamarga, semiprofesional, praduga,
pascasarjana, purnawirawan, antarkota, tunanetra, pramusiwi,
narasumber, swasembada, ultramodern, ekstrakurikuler, biogas,
polisemi. Gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran
sekaligus ditulis serangkai, misalnya: dipertanggungjawabkan,
pemberitahuan,ketidaktahuan, menyebarluaskan, ketidakadilan,
penghancurleburan, kekurangcermatan. Gabungan kata, termasuk
istilah khusus yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian
dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian
unsur yang bersangkutan, misalnya: buku-sejarah baru berbeda
dengan buku sejarah-baru; anak-istri saya berbeda dengan anak
istri-saya; ibu-bapak kami berbeda dengan ibu bapak-kami.

2.3.4 Partikel

1. Partikel lah, kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Misalnya:
Bacalah buku itu baik-baik!
Apakah yang tersirat dalam surat itu?
2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Apa pun permasalahannya, dia dapat mengatasinya dengan
bijaksana.
Hendak pulang tengah malam pun sudah ada kendaraan.
3. Partikel per yang berarti ‘demi’, ‘tiap’, atau ‘mulai’ ditulis
terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya:
Mereka masuk ke dalam ruang satu per satu.
Harga kain itu Rp50.000,00 per helai.
11

2.3.5 Singkatan dan Akronim

Kaidah penulisan singkatan meliputi singkatan nama orang,


nama gelar, jabatan atau pangkat diikuti dengan tanda titik,
misalnya: A. A. P. Putra, Moh. Yamin, Dr. A. A. Putu Putra,
M.Hum, Kol. Soeharto, Sdr. I Made Buda, Bpk. I Wayan Subawa;
Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan,
badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas
huruf awal kata ditulis dengan 13 huruf kapital dan tidak diikuti
dengan tanda titik, misalnya: DPR, SMUN, PT, KTP; singkatan
umum yang terdir atas tiga huruf atau lebih diikuti oleh satu titik,
misalnya: dll., dst., hlm., sda., tetapi apabila terdiri atas dua huruf
ditulis dengan dua titik, misalnya, a.n., s.d., u.b.
Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf
awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata
dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata. Kaidah penulisan
akronim meliputi: akronim nama diri yang berupa gabungan huruf
awal dari deret kata yang ditulis seluruhnya dengan huruf kapital,
misalnya: ABRI, IKIP, PASI; akronim nama diri yang berupa
gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret
kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital, misalnya: Unud,
Akabri, Bappenas, Kowani; akronim yang bukan nama diri yang
berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan
suku kata dari deret kata seluruhnya dengan huruf kecil, misalnya:
pemilu, rapim, tilang
12
BAB III
PROBLEMATIK ATAU MASALAH

13
BAB IV
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Dari uraian singkat di atas maka kita bisa menarik
kesimpulan/penulis mencoba memberikan kesimpulan berdasarkan data-
data dan fakta dilapangan menunjukkan masih banyak orang-orang tidak
memahami pemakain bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan
kaidah-kaidah yang benar. Jadi dilhat dari fungsinya bahasa merupakan
jantung dari kehidupan ini karena tanpa bahasa kita tidak akan bisa
berinteraksi sesama yang lain. Maka dari itu kita sebagai warga negara
Indonesia harus bisa menjaga keaslian berbahasa Indonesia yang baik dan
benar, karena dipandangnya suatu bangsa itu tidak lepas dari bagaimana
kita menggunakan basaha yang dapat dipahami atau mudah dimengerti
oleh bangsa lain. Mudah-mudahan urain singkat diatas dapat memberi
sumbang sih bagi pembaca, saran dan kritik yang sifatnya membangun
selalu penulis harapkan, demi kesempurnaan karya tulis kami ini yang
berjudul ”Berbahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar”.

14
DAFTAR PUSTAKA

15

Anda mungkin juga menyukai