Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “Menerapkan dan Menganalisis Penggunaan EYD dalam Penulisan Huruf
dan Kata”.
Makalah ini disusun berdasarkan apa yang diperoleh dari berbagai sumber.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih belum sempurna. Untuk
itu diharapkan kepada semua pihak untuk memberikan masukan dan kritik demi
kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat dipahami dan bisa berguna bagi pembaca.
Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang kurang
berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
di masa depan. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. Kesimpulan.................................................................................................12
B. Saran............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan EYD?
2. Bagaimana penulisan huruf yang sesuai dengan EYD?
3. Bagaimana penulisan kata yang sesuai dengan EYD?
C. Tujuan Penulisan
1. Sebagai bentuk pemenuhan tugas mata kuliah bahasa indonesia.
2. Memahami apa yang dimaksud dengan EYD.
3. Memahami penulisan huruf yang sesuai dengan EYD.
4. Memahami penulisan kata yang sesuai dengan EYD.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Huruf Abjad
Huruf abjad ada dua puluh enam huruf, yaitu:a, b, c, d, e, f, g, h, i, j,k, l, m,
n, o, p, q, r, s, t, u v, w, x, y, z.
2. Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa Indonesia, terdiri atas
huruf a, e*, i, o, dan u.
2
* Untuk keperluan pelafalan kata yang benar, tanda aksen (‘) dapat
digunakan jika ejaan kata menimbulkan keraguan.
3. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia terdiri atas
huruf-huruf b, c, d,f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, z.
4. Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang dilambangkan dengan
ai, au, dan oi.
6. Huruf Kapital
Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal
kalimat dan petikan langsung.
Misalnya: Dia membaca buku.
Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang
berhubungan dengan agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk kata ganti untuk
Tuhan.
Misalnya: Islam, Kristen, Quran, Alkitab.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,
keturunan, dan keagamaan, jabatan, instansi yang diikuti nama orang atau
nama tempat yang digunakan sebagai pengganti nama orang tertentu.
Misalnya: Wakil Presiden Adam Malik
Gubernur Jawa Tengah
3
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
Misalnya: Amir Hamzah
Catatan: Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama seperti pada de,
van, dan der (dalam bahasa Belanda), von (dalam bahasa Jerman), atau da
(dalam nama Portugal).
Misalnya: J.J de Hollander
Vasco da Gama
Dalam nama orang tertentu, huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan
huruf pertama kata bin atau binti.
Misalnya: Abdul Rahman bin Zaini
Siti Fatimah binti Salim
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan
bahasa.
Misalnya: bangsa Eskimo
bahasa Indonesia
a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan
hari raya.
Misalnya: tahun Hijriah bulan Maulid
bulan Agustus hari Galungan
c. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang
tidak digunakan sebagai nama.
Misalnya: Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang
dunia.
4
a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama diri
geografi.
Misalnya: Jawa Barat
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama geografi
yang diikuti nama diri geografi.
Misalnya: Bukit Barisan
Gunung Semeru
c. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama diri atau nama diri
geografi jika kata yang mendahuluinya menggambarkan kekhasan budaya.
Misalnya: ukiran Jepara
tari Melayu
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama resmi negara,
lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan, badan, dan nama dokumen resmi,
kecuali kata tugas, seperti dan, oleh, atau dan untuk.
Misalnya: Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang
sempurna yang terdapat pada nama lembaga resmi, lembaga ketatanegaraan,
badan, dokumen resmi, dan judul karangan.
Misalnya: Perserikatan Bangsa-Bangsa
Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua
unsur kata ulang sempurna) didalam judul buku, majalah, surat kabar, dan
makalah. Kecuali, kata tugas seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang
tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya: Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat, dan sapaan yang digunakan dengan nama diri.
Misalnya: Dr. Doktor Ny.,
5
Catatan: Gelar akademi dan sebutan lulusan perguruan tinggi, termasuk
singkatannya, diatur secara khusus dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 036/U/1993.
a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan, seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman, yang
digunakan dalam penyapaan atau pengacuan.
Misalnya: Adik bertanya, “itu apa, Bu?”
Besok Paman akan datang.
b. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan yang tidak digunakan dalam pengacuan ataun penyapaan.
Misalnya: Kita harus menghormati bapak dan ibu
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata Anda yang digunakan dalam
penyapaan.
Misalnya: Sudahkah Anda tahu?
Surat Anda sudah kami terima dengan baik.
7. Huruf Miring
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah,
dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
Misalnya: Majalah Bahasa dan Sastra diterbitkan oleh Pusat Bahasa.
Catatan: Judul skripsi, tesis, atau disertasi yang belum diterbitkan dan dirujuk
dalam tulisan tidak ditulis dengan huruf miring, tetapi diapit dengan tanda
petik.
Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan
huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
Misalnya: Bab ini tidak membicarakan pemakaian huruf kapital.
a. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan
yang bukan bahasa Indonesia.
Misalnya: Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostana.
6
b. Ungkapan asing yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia penulisannya
diperlakukan sebagai kata Indonesia.
Misalnya: Negara itu telah mengalami empat kali kudeta.
8. Huruf Tebal
Huruf tebal dalam cetakan dipakai untuk menuliskan judul buku, bab,
bagian bab, daftar isi, daftar tabel, daftar lambang, daftar pustaka, indeks,
dan lampiran.
Misalnya:
Judul : HABIS GELAP TERBITLAH TERANG
Bab : BAB I PENDAHULUAN
Bagian Bab : 1.1 Latar Belakang Masalah
.2 Tujuan
Huruf tebal dalam cetakan kamus dipakai untuk menuliskan lema dan
sublema serta untuk menuliskan lambang bilangan yang menyatakan
polisemi.
Misalnya: kalah v 1 tidak menang ...2 kehilangan atau
merugi...; 3 tidak lulus ...; 4 tidak menyamai.
1. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar di tulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya: Buku itu sangat menarik.
Ibu sangat mengharapkan keberhasilanmu.
2. Kata Turunan
7
Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) di tulis serangkai dengan bentuk
dasarnya.
Misalnya : Berjalan, dipermainkan, gemetar, kemauan, lukisan,
petani.
Jika bentuk dasarnya berupa gabungan kata, awalan atau akhiran di tulis
serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Misalnya : Bertepuk tangan, garis bawahi, sebar luaskan.
Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan
akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu di tulis serangkai.
Misalnya : Dilipatgandakan Menyebarluaskan
Jika salah satu unsur gabungan kata hanya di pakai dalam kombinasi,
gabungan kata itu di tulis serangkai.
Misalnya : Adipati Dwiwarna Paripurna
3. Bentuk Ulang
Bentuk ulang di tulis dengan menggunakan tanda hubung di antara
unsur-unsurnya.
Misalnya : Anak-anak mata-mata
4. Gabungan Kata
Unsur-unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk ditulis
terpisah.
Misalnya : duta besar model linear
Gabungan kata yang dapat menimbulkan kesalahan pengertian dapat
ditulis dengan menambahkan tanda hubung di antara unsur-unsurnya
untuk menegaskan pertalian unsur yang bersangkutan.
Misalnya : ibu – bapak kami ibu bapak – kami
Gabungan kata yang dirasakan sudah padu benar ditulis serangkai.
Misalnya : Adakalanya radioaktif
5. Pemenggalan Kata
8
Pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut :
Jika di tengah kata ada vokal yang berurutan, pemenggalan itu dilakukan
di antara kedua huruf vokal itu.
Misalnya : ma-in, sa-at
Jika di tengah kata ada huruf konsonan, termasuk gabungan huruf
konsonan, diantara dua buah huruf vokal, pemenggalan dilakukan sebelum
huruf konsonan.
Misalnya : ba-pak, ba-rang, su-lit.
Jika di tengah kata ada dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalan
dilakukan antara kedua huruf konsonan itu. Gabungan huruf konsonan
tidak pernah diceraikan.
Misalnya : man-di, som-bong, swas-ta.
Jika ditengah kata ada tiga buah huruf konsonan atau lebih, pemenggalan
dilakukan antar huruf konsonan yang pertama dan huruf konsonan yang
kedua.
Misalnya : in-stru-men, bang-krut.
Imbuhan akhiran dan imbuhan awalan, termasuk awalan yang mengalami
perubahan bentuk serta partikel yang biasanyaa ditulis serangkai dengan
kata dasarnya, dapat dipenggal pada pergantian baris.
Misalnya : makan-an, me- rasa-kan, mem-bantu.
Jika suatu kata terdiri atas lebih dari satu unsur dan salah satu unsur itu
dapat bergabung dengan unsur lain, pemenggalan dapat dilakuakan (1) di
antara unsur-unsur itu atau (2) pada unsur gabungan itu sesuai dengan
kaidah1a, 1b, 1c dan 1d di atas.
Misalnya : foto-grafi, fo-to-gr-afi,
kilo-meter,ki-lo-me-ter
9
Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya; kau, mu¸dan nya ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Misalnya : Buku ini ku baca.
Jangan sampai kau melupakan hal itu!
Itu bukan milikmu.
7. Kata Depan di, ke dan dari
Kata Depan di, ke dan dari ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya.
Misalnya : Kiki pergi ke Jakarta.
Lilis berasal dari Sumatera Utara.
Erva berdiri di depan tugu Monas.
8. Kata Sandang si dan sang
Kata sandang si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya: Anak itu digelari sang pengembara.
Syarifah tidak menyukai si malas itu.
9. Partikel
Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Misalnya : Bacalah buku itu baik-baik!
Apakah yang tersirat dalam surat itu?
Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Misalnya : Apa pun permasalahannya, dia dapat mengatasinya
dengan bijaksana.
Partikel per yang berarti ‘demi’, ‘tiap’, atau ‘mulai’ ditulis terpisah dari
kata yang mengikutinya.
Misalnya : Mereka masuk ke dalam ruang satu per satu.
Harga kain itu Rp. 50.000,00 per helai.
10
Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti
dengan tanda titik di belakang tiap-tiap singkatan itu.
Misalnya : A.H. Nasution Abdul Haris Nasution
Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau
organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas gabungan huruf
awal kata di tulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik.
Misalnya : PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa
WHO World Health Organization
Singkatan kata berupa gabungan huruf diikuti dengan tanda titik.
Misalnya : Kpd. Kepada
Hlm. Halaman
Singkatan gabungan kata yang terdiri atas tiga huruf diakhiri dengan tanda
titik.
Misalnya : Dll. Dan lain-lain
Dsb. Dan sebagainya
Singkatan gabungan kata yang terdiri atas dua huruf (lazim digunakan
dalam surat menyurat) masing-masing diikuti oleh tanda titik.
Misalnya : a.n. atas nama
Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran timbangan, dan mata
uang tidak diikuti tanda dengan titik.
Misalnya : Cu Kuprum
Cm Sentimeter
Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal unsur-unsur nama
diri ditulis seluruhnya dengan huruf kapital tanpa tanda titik.
Misalnya : LIPI Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
PASI Persatuan Atletik Seluruh Indonesia
Akronim nama diri yang berupa singkatan dari beberapa unsur ditulis
dengan huruf awal kapital.
Misalnya : Bulog Badan Usaha Logistik
Bappenas Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional
11
Akronim bukan nama diri yang berupa singkatan dari dua kata atau lebih
tulisan dengan huruf kecil.
Misalnya: Pemilu pemilihan umum
Iptek ilmu pengetahuan dan teknologi
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Berliana, Bella Anisa Fitria. (2022). Tugas Makalah EYD dan Tanda Baca.
Diakses dari
https://www.academia.edu/73857037/Tugas_Makalah_EYD_dan_TANDA_BAC
A
Chandra, D’Deck. (2014). Penggunaan EYD yang Benar pada Penulisan Huruf
dan Kata. Diakses dari https://www.scribd.com/embeds/241458646/content?
start_page=1&view_mode=scroll&access_key=key-fFexxf7r1bzEfWu3HKwf
14