Anda di halaman 1dari 16

PEMAKAIAN HURUF DAN KATA

(Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia)

Dosenpengampu:

Didah Nur Hamidah, M.Pd

Disusun oleh:

Alfina Azzahrah 11220110000079

MohZaenudin Abdul Majid 11220110000093

Salma Kamila Balqis 11220110000105

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKUKTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Swt, yang telah memberikan kami rahmat, taufik
serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Bahasa Indonesia ini dengan
baik. Shalawat dan salam tidak lupa pula kita sanjungkan kepada Nabi Muhammad Saw. Dan
juga kami berterima kasih kepada Ibu Didah Nur Hamidah M.Pd. Selaku dosen mata kuliah
Bahasa Indonesia UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan tugas ini kepada
kami.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi isi, susunan
kalimat, maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca, agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat dimengerti, memberikan manfaat, dan
menambah pengetahuan bagi para pembaca.

Ciputat, 25 September 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 0


BAB 1 ..................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 3
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 3
C. Tujuan ............................................................................................................................. 3
BAB 2 ..................................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 4
A. Pengertian Huruf ............................................................................................................. 4
B. Pemakaian Huruf kapital................................................................................................. 4
A. Kesalahan dalam Pemakaian Huruf Kapital………………………………………………………………….….7

B. Kesalahan dalam Pemakaian Huruf Miring………………………………………………………………………8

C. Pemakaian Huruf Miring ................................................................................................ 8


D. Pengertian kata ................................................................................................................ 9
BAB 3 ................................................................................................................................................... 14
PENUTUP ............................................................................................................................................ 14
A. Simpulan ................................................................................................................................... 14
B. Saran ......................................................................................................................................... 14

2
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat sebagai dampak
kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Penggunaannya pun semakin luas
dalam beragam ranah pemakaian, baik secara lisan maupun tulis. Oleh karena itu,
semakin berkembangnya zaman, orang-orang banyak yang abai terhadap pengetahuan
bahasa Indonesia yang benar. Terutama mengenai pemakaian huruf kapital, huruf
miring dan penulisan kata. Masih sangat banyak diantara para pelajar yang salah atau
terkecoh dengan penggunaan huruf kapital dan huruf miring dalam penulisan suatu
karya.
Sehubungan dengan itu kita perlu lebih banyak mengetahui penggunan huruf dan
kata dengan benar sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) pada Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Karena jika kita menulis suatu karya dengan kata yang salah
maka kalimat yang dihasilkan pun tidak tepat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian huruf?
2. Bagaimana pemakaian huruf kapital dan huruf miring dengan benar?
3. Bagaimana contoh pemakaian huruf kapital yang salah?
4. Apa yang dimaksud kata, dan bagaimana penulisan kata dengan benar?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian huruf.
2. Untuk mengetahui pemakaian huruf kapital dan huruf miring dengan benar.
3. Untuk mengetahui pemakaian huruf kapital yang salah.
4. Untuk mengetahui pengertian, dan penulisan kata dengan benar.

3
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian Huruf
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (kbbi) huruf adalah tanda aksara dalam
tata tulis yang merupakan anggota abjad yang melambangkan bunyi bahasa.1 Menurut
wikipedia Huruf adalah sebuah grafem (bentuk, goresan, atau lambang) dari suatu
sistem tulisan,misalnya 26 huruf dalam alfabet Latin modern, atau 47 huruf dalam
Hiragana. 2

Dalam suatu huruf terkandung satu fonem 3 atau lebih (tergantung jenis aksara),
dan fonem tersebut membentuk suatu bunyi dari bahasa yang dituturkannya. Huruf
terbagi menjadi 8 yaitu huruf abjad, vokal, konsonan, diftong, gabungan huruf
konsonan, kapital, miring, dan tebal. Namun yang akan kita bahas dalam makalah ini
yaitu pemakaian huruf kapital dan huruf miring.

B. Pemakaian Huruf kapital

1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.


Contoh:
A. Apa maksudnya?
B. Dia membaca buku.
C. Kita harus bekerja keras.
D. Pekerjaan itu akan selesai dalam satu jam.

2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk
julukan.
Contoh:
A. Amir Hamzah Dewi
B. Sartika Halim Perdana kusumah
C. Wage Rudolf Supratman.

1
www.kbbi.web.id, pengertian huruf
2
www.wikipedia.com, pengertian huruf
3
Fonem adalah sebuah istilah linguistik dalam sebuah bahasa yang masih bisa menunjukkan perbedaan makna.

4
3. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.
Contoh:
A. Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
B. Orang itu menasihati anaknya, “Berhati-hatilah, Nak!”
C. “Mereka berhasil meraih medali emas,” katanya.
D. Kata dia, “mereka akan berangkat.”

4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci,
dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.
Contoh: Islam, Alquran, Alkitab, Hindu, Allah, Tuhan. Allah akan
menunjukkan jalan kepada hamba-Nya.

5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar
akademik yang mengikuti nama orang.
Contoh:
A. Sultan Hasanuddin
B. Mahaputra Yamin
C. Haji Agus Salim
D. Imam Hambali

6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang
dipakai sebagai sapaan.
Contoh:
A. Selamat datang, Yang Mulia.
B. Semoga berbahagia, Sultan.
C. Terima kasih, Kiai.
D. Selamat pagi, Dokter.

7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat
yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang
tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Contoh:
A. Wakil Presiden Adam Malik
B. Perdana Menteri Nehru
C. Profesor Supomo
D. Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara

5
8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan
bahasa. Contoh: Bangsa Indonesia, suku Dani, bahasa Bali.

9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari
besar atau hari raya. Contoh: tahun Hijriah, bulan Agustus, hari Jumat, hari
Galungan, hari, Lebaran, hari Natal.

10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah.
Contoh: Konferensi Asia Afrika, Perang Dunia II, Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia.

11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.


Contoh:
A. Jakarta E. Danau Toba
B. Asia Tenggara F. Jalan Sulawesi
C. Pulau Miangas G. Gunung semeru
D. Amerika Serikat H. Ngarai Sianok

12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur
bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau
dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk.
Contoh:
A. Republik Indonesia
B. Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
C. Indonesia Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia
D. Perserikatan Bangsa-Bangsa

13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata
ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta
nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang,
dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.
Contoh:
A. Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
B. Tulisan itu dimuat dalam majalah Bahasa dan Sastra.
C. Dia agen surat kabar Sinar Pembangunan.

6
14. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat, atau sapaan.
Contoh:
Dr. doktor
M.A. master of arts
S.H. sarjana hukum
S.S. sarjana sastra
Prof. profesor

15. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau
ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan.
Contoh:
A. “Kapan Bapak berangkat?” tanya Hasan.
B. Dendi bertanya, “Itu apa, Bu?”
C. “Silakan duduk, Dik!” kata orang itu.
D. Surat Saudara telah kami terima dengan baik.
Kata ganti Anda ditulis dengan huruf awal kapital. Misalnya: Sudahkah Anda
tahu?, Siapa nama Anda?.

A. Kesalahan Dalam Pemakaian Huruf Kapital

1. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang
merupakan nama jenis atau satuan ukuran. Misalnya: ikan mujair, mesin
diesel, 5 ampere, 10 volt
2. Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan hurufpertama kata yang
bermakna ‘anak dari’, seperti bin, binti, boru, dan van, atau huruf pertama kata
tugas. Misalnya: Abdul Rahman bin Zain, Siti Fatimah binti Salim, Indani
boru Sitanggang, Charles Adriaan van Ophuijsen

3. Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata
turunan tidak ditulis dengan huruf awal kapital. Misalnya: pengindonesiaan kata
asing, keinggris-inggrisan, kejawa-jawaan

4. Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama tidak ditulis
dengan huruf kapital. Misalnya: Soekarno dan Hatta memproklamasikan

7
kemerdekaan bangsa Indonesia, Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya
perang dunia.

5. Huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri tidak ditulis dengan huruf
kapital. Misalnya: berlayar ke teluk mandi di sungai, menyeberangi selat
,berenang di danau

6. Huruf pertama nama diri geografi yang dipakai sebagai nama jenis tidak ditulis
dengan huruf kapital. Misalnya: jeruk bali (Citrus maxima), kacang bogor
(Voandzeia subterranea), nangka belanda (Anona muricata), petai cina
(Leucaena glauca).

7. Nama yang disertai nama geografi dan merupakan nama jenis dapat
dikontraskan atau disejajarkan dengan nama jenis lain dalam kelompoknya.
Misalnya: gula jawa, gula pasir, gula tebu, Kunci inggris, kunci tolak, dan kunci
ring. Contoh bukan nama jenis yaitu: Dia mengoleksi batik Cirebon, batik
Pekalongan, batik Solo, batik Yogyakarta, dan batik Madura.

8. Istilah kekerabatan yang bukan merupakan penyapaan atau pengacuan tidak


ditulis dengan huruf kapital. Misalnya: Kita harus menghormati bapak dan ibu
kita, Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.

B. Kesalahan dalam Pemakaian Huruf Miring.


Nama diri, seperti nama orang, lembaga, atau organisasi, dalam bahasa asing
atau bahasa daerah tidak ditulis dengan huruf miring.

C. Pemakaian Huruf Miring

1. Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama
surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.
Contoh:
A. Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis.
B. Majalah Poedjangga Baroe menggelorakan semangat kebangsaan.
C. Berita itu muncul dalam surat kabar Cakrawala.
D. Pusat Bahasa. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa.
E. E. Edisi Keempat (Cetakan Kedua). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

8
2. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian
kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat.
Contoh:
A. Huruf terakhir kata abad adalah d.
B. Dia tidak diantar, tetapi mengantar.
C. Dalam bab ini tidak dibahas pemakaian tanda baca.
D. Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan lepas tangan.

3. Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa
daerah atau bahasa asing.
Contoh:
A. Upacara peusijuek (tepung tawar) menarik perhatian wisatawan asing yang
berkunjung ke Aceh.
B. Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia mangostana.
C. Weltanschauung bermakna ‘pandangan dunia’.
D. D. Ungkapan bhinneka tunggal ika dijadikan semboyan negara Indonesia.

D. Pengertian kata
Menurut kbbi Kata adalah unsur bahasa yang, diucapkan atau dituliskan yang
merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam
berbahasa.4 Menurut Wikipedia Kata atau ayat merupakan satuan bahasa yang
mempunyai arti atau satu pengertian. Dalam bahasa Indonesia kata adalah satuan
bahasa terkecil yang mengisi salah satu fungsi sintaksis (subjek, predikat, objek, atau
keterangan) dalam suatu kalimat.5
Untuk membuat kalimat yang baik, pemilihan kata dan bahasa sangat berperan
penting. Bisa dibayangkan jika ketika memilih kata sudah salah, maka kalimat yang
dihasilkan pasti juga tidak bagus. Di Indonesia, aturan mengenai penggunaan kata
sudah diatur dalam Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) pada Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI). Berbagai macam cara penulisan kata, hingga kata baku dan tidak
baku juga disebutkan pada KBBI sebagai referensi penulisan.

4
www.kbbi.web.id, pengertian kata
5
www.wikipedia.com, pengertian kata

9
Berikut adalah contoh penulisan kata yang benar dalam bahasa Indonesia:
1. Penulisan kata dasar

Berdasarkan PUEBI, kata dasar ditulis sebagai satu rangkaian atau kesatuan.
Contoh:
A. Ruang kelas penuh sesak
B. Ayah pergi ke kantor
C. Kamus itu sangat berat

2. Penulisan Kata Berimbuhan


Kata berimbuhan adalah kata yang mendapatkan awalan, sisipan, akhiran,
ataupun awalan dan akhiran. Penulisan imbuhan dilakukan serangkai dengan
bentuk dasarnya. Apabila ada imbuhan yang didapatkan dari unsur asing (-isme,
-man, -wan, atau -wi), penulisannya serangkai dengan bentuk dasar.
Contoh:
A. Berlari
B. Berkesinambungan
C. Memperbaiki
D. Gemetar
E. Keinginan
F. Sastrawan
G. Seniman
Bentuk kata berimbuhan terikat ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya.
Contoh:
A. Antarkota
B. Antibiotik
C. Ekstrakurikuler
D. Infrastruktur
E. Mancanegara
F. Narapidana
Apabila terdapat bentuk terikat yang diikuti kata dengan huruf awal kapital atau
singkatan yang berupa huruf kapital, dirangkaikan dengan tanda hubung (-)
Contoh:
A. Anti-PKI
B. Non-Amerika
C. Non-ASEAN
D. Pan-Afrikanisme
E. Pro-Barat

10
Apabila terdapat bentuk maha yang diikuti kata turunan (mengacu pada nama
atau sifat Tuhan) maka ditulis terpisah dengan huruf awal kapital.
Contoh: Kita panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.

Apabila bentuk maha diikuti kata dasar (mengacu kepada nama atau sifat
Tuhan, kecuali kata esa), maka ditulis serangkai.
Contoh: Bersyukurlah kepada Tuhan Yang Mahakuasa.
3. Penulisan Bentuk Ulang
Aturan penulisan kata ulang ditulis dengan menggunakan tanda hubung (-) di
antara unsur-unsurnya.
Contoh:
A. kupu-kupu
B. anak-anak
C. lauk-pauk
D. berlari-lari
E. mondar-mandir
Apabila ada bentuk ulang gabungan kata, penulisannya dilakukan dengan
mengulang unsur pertama.
Contoh:
A. Kisah klasik: kisah-kisah klasik
B. Kursi tua: kursi-kursi tua
C. Bus malam cepat: bus-bus malam cepat

Pada kasus bentuk ulang yang memiliki huruf kapital, seperti pada nama
lembaga, dokumen, atau judul buku, bentuk ulang sempurna diberi huruf kapital
pada huruf pertama tiap unsurnya.
Bentuk ulang lain diberi huruf kapital hanya diberi pada huruf pertama unsur
pertamanya.
Contoh:
A. Pembicara mempresentasikan hasil penelitian tentang “Aplikasi Asas-Asas
Hukum Pidana”.
B. Seminar bertema “Terus-menerus Ramah-tamah” diadakan di tingkat RT.

4. Penulisan Gabungan Kata


Unsur gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk. Kata tersebut termasuk
istilah khusus dan ditulis terpisah.
Contoh:
A. Simpang lima
B. Cendera mata
C. Duta besar
D. Model linear

11
Apabila terdapat gabungan kata yang bisa menimbulkan salah pengertian, kata
tersebut ditulis dengan memberikan tanda hubung (-).
Contoh:
A. Anak-istri kolonel (anak dan istri dari kolonel)
B. Anak istri-kolonel (anak dari istri kolonel)

Apabila terdapat gabungan kata yang penulisannya terpisah, maka penulisannya


tetap terpisah jika mendapat awalan atau akhiran.
Contoh: Bertepuk tangan, garis bawahi, sebar luaskan.

Apabila terdapat gabungan kata yang mendapat awalan dan akhiran sekaligus,
penulisannya serangkai.
Contoh: Diberitahukan, menggarisbawahi, menyebarluaskan.

Gabungan kata yang sudah padu ditulis serangkai.


Contoh: Adakalanya, apalagi, bagaimana, barangkali, belasungkawa, dukacita,
kacamata, kasatmata, kilometer, matahari.

5. Penulisan Pemenggalan Kata


Pemenggalan kata sesuai PUEBI yang diterapkan pada kata dasar dilakukan
dengan cara berikut. Apabila di tengah kata terdapat huruf vokal berurutan,
pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf vokal tersebut.
Contoh: bu-ah, ni-at, sa-at.

Kategori huruf diftong (memuat unsur: ai, au, ei, dan oi) penulisannya tidak
dipenggal.
Contoh: Lan-dai, au-ra, sau-da-ri, sa-lah.

Apabila di tengah kata dasar terdapat huruf konsonan (termasuk gabungan huruf
konsonan) di antara dua huruf vokal, pemenggalan dilakukan sebelum huruf
konsonan.
Contoh: Ba-nyak, la-ri, de-ngan, ke-nyang, mu-ta-khir, mu-sya-wa-rah.

Pemenggalan dilakukan di antara kedua huruf konsonan jika di tengah kata


dasar ada dua huruf konsonan yang posisinya berurutan.
Contoh: Ap-ril, makh-luk, sang-gup, swas-ta.

Pemenggalan dilakukan di antara huruf konsonan pertama dan kedua. Cara ini
dilakukan jika di tengah kata dasar terdapat tiga huruf konsonan atau lebih
(masing- masing melambangkan satu bunyi).
Contoh: Eks-tra, in-fra, ben-trok, in-stru-men.

12
Tidak dilakukan pemenggalan kata pada gabungan huruf konsonan yang
melambangkan satu bunyi.
Contoh: Ba-nyak, ikh-las, kong-res, makh-luk.

6. Penulisan Kata Depan


Penulisan kata depan (di, ke, dan dari) ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya.
Contoh:
A. Di mana dia tinggal?
B. Uang ibu disimpan di dalam dompet.
C. Mari berangkat ke sekolah.
D. Saya pergi ke sana.
7. Penulisan Partikel
Penulisan partikel -lah, -kah, dan -tah dilakukan secara serangkai dengan kata
yang mendahuluinya.
Contoh:
A. Ambillah kue yang ada di meja!
B. Apakah yang kamu inginkan?
C. Siapakah orang yang kamu maksud?
D. Apatah gunanya mengharapkan belas kasihan?
Penulisan partikel pun dilakukan secara terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Namun, partikel pun yang merupakan unsur kata penghubung ditulis serangkai.
Contoh:
A. Tidak diminta pun ia akan tetap datang.
B. Jangankan dua kali, sekali pun kakak tidak pernah memujiku.
C. Meskipun belum mendapatkan hal yang diinginkan, ia tidak menyerah.
E. Ibu tetap berjualan walaupun tidak ada pembeli.
Penulisan partikel per ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Namun,
aturan ini hanya berlaku untuk ‘per’ yang maknanya adalah ‘demi’, ‘tiap’, atau
‘mulai’.
Contoh:
A. Para tamu undangan masuk ke dalam ruangan satu per satu.
B. Harga pensil itu Rp1000,00 per biji.
C. Karyawan itu akan diberhentikan per 1 April.

13
BAB 3

PENUTUP

A. Simpulan
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang
diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama
instansi, atau nama tempat.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur
bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau
dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang
sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan
surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak
terletak pada posisi awal.
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan,
seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai
dalam penyapaan atau pengacuan. Huruf miring dipakai dalam menuliskan judul buku,
nama majalah, atau nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar
pustaka. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian
kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat. Huruf miring dipakai untuk menuliskan
kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing.
Apabila terdapat bentuk terikat yang diikuti kata dengan huruf awal kapital atau
singkatan yang berupa huruf kapital, dirangkaikan dengan tanda hubung (-).
Contoh:
1.) Anti-PKI
2.) Non-Amerika
3.) Non-ASEAN
Apabila terdapat bentuk maha yang diikuti kata turunan (mengacu pada nama atau
sifat Tuhan) maka ditulis terpisah dengan huruf awal kapital. Dan Apabila di tengah
kata dasar terdapat huruf konsonan (termasuk gabungan huruf konsonan) di antara dua
huruf vokal, pemenggalan dilakukan sebelum huruf konsonan.

B. Saran
Dari pembahasan makalah mengenai "Pemakaian Huruf dan Kata", kami ingin
memberi saran, agar hendaknya para pembaca banyak membaca dan mempelajari
penggunaaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Terutama dalam pemakaian
huruf kapital dan huruf miring. Kami sangat menyadari kalau penelitian ini masih
terlalu subyektif. Oleh karena itu kami memberikan saran kepada para pembaca agar
mengaktifkan diri dalam penelitian-penelitian lebih lanjut terhadap aspek yang berbeda,
supaya kita dapat mengetahui pemakaian huruf dan kata lebih baik dan sempurna.

14
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan


Kebudayaan 2016, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, (Jakarta: 30
November, 2015), cet. IV, hlm. 5
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan 2016, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, (Jakarta: 30
November, 2015), cet. IV, hlm. 13
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan 2016, Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, (Jakarta: 30
November, 2015), cet. IV, hlm. 16
www.wikipedia.com, Pengertian Huruf,
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Huruf, (Jakarta: 25 Februari 2022)

www.kbbi.web.id, Pengertian Huruf, https://kbbi.web.id/huruf, (Jakarta: 25


Februari 2022)

www.wikipedia.com, Pengertian Kata, https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kata


(Jakarta: 26 Februari 2022)

www.kbbi.web.id, Pengertian Kata, https://kbbi.web.id/huruf, (Jakarta: 26


Februari 2022)

15

Anda mungkin juga menyukai