Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

"EJAAN BAHASA INDONESIA"


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Bahasa Indonesia

Disusun Oleh Kelompok 2 :

1. Bryan Septian Ari Pratama (22062035)


2. M. Erwin Tri Ananda Putra (22062022)
3. M. Saddam Husen (22062046)
4. Ahmad Mushlik Ardiansyah (22062002)
5. M. Nasikhul Abid (22062018)
6. Aqiel Najif Salfana (22062027)

Dosen Pengampu : Miftahul Huda, M.Pd.

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM DARUL ‘ULUM LAMONGAN
Tahun Akademik 2022/2023
i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya
lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Ejaan Bahasa Indonesia" dengan
tepat waktu.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dosen pengampu pada mata kuliah
Bahasa Indonesia di Universitas Islam Darul ‘Ulum Lamongan. Selain itu, kami juga
berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang ejaan
Bahasa Indonesia.

Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Miftahul


Huda, M.Pd. selaku dosen pengampu. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah
pengetahuan dan wawasan. Kami juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak
yang telah membantu proses penyusunan makalah ini, baik keluarga maupun teman
yang telah membantu memberikan semangat serta mengoreksi kesalahan yang terdapat
pada makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami terima dengan senang hati demi
kesempurnaan makalah ini.

Lamongan, 17 Oktober 2023

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................................i

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan..........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ejaan............................................................................................................3


2.2 Pemakaian Huruf........................................................................................................3-7
2.3 Penulisan Kata.............................................................................................................7-9
2.4 Singkatan dan Akronim.............................................................................................9-10
2.5 Pemakaian Tanda Baca............................................................................................10-13
2.6 Kesalahan Umum dalam EYD.................................................................................13-15

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan...................................................................................................................16
3.2 Saran.............................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia menjadi negara kedua yang memiliki bahasa terbanyak di


dunia setelah Papua Nugini dengan jumlah bahasa mencapai 711. Hal ini tak
lepas dari keragaman suku dan budaya di tatanan masyarakat. Bahasa di
Indonesia menjadi alat komunikasi penting baik antar suku maupun alat
pemersatu dengan suku yang lainnya.

Bahasa yang disahkan sebagai bahasa nasional di Indonesia adalah


Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia tentunya memiliki ejaan yang telah
disempurnakan hingga saat ini. Ejaan-ejaan terbaru ini yang dijadikan acuan
penggunaannya dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari. Oleh sebab itu,
dengan menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, maka akan
timbul kebanggaan dalam pemakaiannya.

Disusunnya makalah kali ini memiliki tujuan bahwa ejaan Bahasa


Indonesia yang telah disempurnakan ini wajib untuk diterapkan. Kaidah-kaidah
penggunaan Bahasa Indonesia yang benar tentu dapat membuat komunikasi
dengan orang lain akan lebih terjaga dan tidak menimbulkan hal-hal yang
sifatnya ambigu. Dengan demikian, sebagai masyarakat Indonesia yang
menjunjung tinggi kebanggaan berbahasa Indonesia maka sudah seharusnya
menggunakan ejaan yang baik dan benar sesuai dengan aturan yang ada.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari ejaan?


2. Bagaimana penggunaan huruf yang baik dan benar dalam Bahasa
Indonesia?
3. Bagaimana penulisan kata yang baik dan benar dalam Bahasa Indonesia?
4. Bagaimana penerapan singkatan dan akronim yang baik dan benar dalam
Bahasa Indonesia?
5. Bagaimana pemakaian tanda baca yang baik dan benar dalam Bahasa
Indonesia?
6. Apa saja kesalahan umum dalam ejaan yang masih sering terjadi?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia tentang Ejaan Bahasa


Indonesia.
2. Memberi pengetahuan kepada pembaca mengenai Ejaan Bahasa Indonesia
yang baik dan benar.

1.4 Manfaat Penulisan

Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk lebih
mengerti tentang Ejaan Bahasa Indonesia, dapat pula digunakan sebagai
referensi atau materi pembelajaraan sebagai penunjang sarana dan prasarana
pembelajaran.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ejaan


Ejaan ialah penggambaran bunyi bahasa dalam kaidah tulis-menulis yang
distandardisasi yang meliputi pemakaian huruf, penulisan kata dan singkatan,
serta pemakaian tanda baca.

2.2 Pemakaian Huruf


A. Huruf Kapital atau Huruf Besar
1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada
awal kalimat.
Contoh :
- Dia mengantuk.
- Kita harus bekerja keras
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Contoh :
- Adik bertanya, "Kapan kita pulang?"
- "Kemarin engkau terlambat," katanya.
- "Besok pagi," kata Ibu, "dia akan berangkat".
3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang
berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk
Tuhan.
Contoh :
- Allah, Yang Mahakuasa, Yang Maha Pengasih
- Tuhan menunjukkan jalan yang benar kepada hamba-Nya.
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,
keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Contoh :
- Sultan Hasanuddin
- Haji Agus Salim
- Nabi Ibrahim

3
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar, kehormatan,
keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti nama orang.
Contoh : Dia baru saja diangkat menjadi sultan.
5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan
pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama
orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Contoh :
- Presiden Joko Widodo; Profesor Supomo
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan
pangkat yang tidak diikuti nama orang, atau nama tempat.
Contoh : Siapa gubernur yang baru dilantik itu?
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
Contoh :
- Amir Hamzah, Dewi Sartika, Wage Rudolf Supratman
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang
digunakan sebagai nama sejenis atau satuan ukuran.
Contoh : mesin diesel, 10 volt, 5 ampere
7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan
bahasa.
Contoh :
- bangsa Indonesia, suku Sunda, bahasa Inggris
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku
bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.
Contoh : mengindonesiakan kata asing, keinggris-inggrisan
8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari
raya, dan peristiwa sejarah.
Contoh :
- bulan Agustus, hari Natal, tahun Hijriah
- Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang
tidak dipakai sebagai nama.

Contoh : Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan RI.

4
9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Contoh :
- Danau Toba, Kali Brantas, Selat Lombok

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang
tidak menjadi unsur nama diri.

Contoh : berlayar ke teluk, mandi di kali

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang
digunakan sebagai nama jenis.

Contoh : garam inggris, gula jawa, kacang bogor, pisang ambon.

10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara,
lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi
kecuali kata seperti dan.
Contoh : Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang
sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Contoh : Perserikatan Bangsa-Bangsa
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua
unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan
judul karangan kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang
tidak terletak pada posisi awal.
Contoh : Itu buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat, dan sapaan.
Contoh :
- Dr. (doktor), M.A. (master of arts)
- S.H.(Sarjana hukum)
14. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang
dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.
Contoh : Surat Saudara sudah saya terima.
5
15. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Contoh :
- Sudahkah Anda tahu?
- Surat Anda telah kami terima.
B. Huruf Miring
1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menulis nama buku, majalah,
dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
Contoh :
- majalah Bahasa dan Kesusastraan
- surat kabar Suara Karya
- buku Negarakertagama karangan Prapanca
2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau
mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
Contoh :
- Huruf pertama kata abad ialah a.
- Dia bukan menipu, tetapi ditipu.
- Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf capital
- Buatlah kalimat dengan berlepas tangan
3. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah
atau ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Contoh :
- Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostana.
- Politik divide et impera pernah merajalela di negeri ini.
C. Huruf Tebal
1. Huruf tebal dalam cetakan dipakai untuk menuliskan judul buku, bab,
bagian bab, daftar isi, daftar tabel, daftar lambang, daftar pustaka, indeks,
dan lampiran.
Contoh :
Judul: HABIS GELAP TERBITLAH TERANG
Bab: BAB I PENDAHULUAN
Bagian bab: A. Latar Belakang Masalah
B. Tujuan

6
2. Huruf tebal dalam cetakan kamus dipakai untuk menuliskan lema dan
sublema serta untuk menuliskan lambang bilangan yang menyatakan
polisemi.
Contoh :
kalah v 1 tidak menang...; 2 kehilangan atau merugi...; 3 tidak lulus ...; 4
tidak menyamai mengalah v mengaku kalah mengalahkan v 1 menjadikan
kalah..; 2 menaklukkan...; 3 menganggap kalah.. terkalahkan v dapat
dikalahkan...
2.3 Penulisan Kata
A. Kata Dasar Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
B. Kata Turunan
1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata
dasarnya.
Contoh : bergeletar, dikelola, penetapan, mempermainkan
2. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis
serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Contoh : bertepuk tangan, menganak sungai, sebar luaskan
3. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan
akhiran sekaligus, unsure gabungan kata itu ditulis serangkai.
Contoh : menggaisbawahi, menyebarluaskan
4. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi,
gabungan kata itu ditulis serangkai
Contoh : adipati, demoralisasi, mahasiswa, purnawirawan,
aerodinamika.
C. Kata Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
Contoh : anak-anak, buku-buku, kuda-kuda.
D. Gabungan Kata
1. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah
khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah.
Contoh : duta besar, kambing hitam, kereta api cepat luar biasa

7
2. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan
kesalahan pengertian, dapat ditulis dengan tanda hubung untuk
menegaskan pertalian di antara unsur yang bersangkutan.
Contoh : alat pandang-dengar, anak-istri saya, buku sejarah- baru,
mesin-hitung tangan, ibu-bapak kami
3. Gabungan kata berikut ditulis serangkai
Acapkali, adakalanya, akhirulkalam, Alhamdulillah, dll.
E. Kata Ganti ku, kau, mu dan nya.
1. Kata Ganti ku, kau, mu, dan nya Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai
dengan kata y mengikutinya; ku, mu, dan nya ditulis serangkai dengan
kata yang yang mendahuluinya.
Contoh : kumiliki, kauambil, bukuku,bukumu, bukunya
F. Kata Depan di, ke, dan dari
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya
kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu
kata seperti kepada dan daripada.
Contoh :
- Kain itu terletak di dalam lemari.
- perlu berpikir sepuluh tahun ke depan.
- la datang dari Surabaya kemarin.
G. Kata si dan sang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh :
- Harimau itu marah sekali kepada sang Kancil.
- Surat itu dikirimkan kembali kepada si pengirim.
H. Partikel
1. Partikel –lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Contoh : bacalah buku itu baik-baik, apakah yang tersirat dalam surat
itu, apatah gunanya bersedih hati.
2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Contoh : apa pun yang dimakannya,ia tetap kurus.
Catatan kata yang dianggap padu : adapun, andaipun, ataupun.

8
3. Partikel per yang berarti ‘mulai’, ‘demi’ , dan ‘tiap’ ditulis terpisah dari
bagian kalimat yang mendahului atau mengikutinya.
Contoh : Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1 April.
2.4 Singkatan dan Akronim
A. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti
dengan tanda titik.
Contoh : Muh. Yamin
B. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan ,
badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri
atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak
diikuti dengan tanda titik.
Contoh : DPR, PGRI, SMP, SMA
C. Singkatan umum yang terdiri atas 3 huruf atau lebih diikuti 1
tanda titik.
Contoh : dll.
D. Singkatan lambang kimia, satuan ukuran, timbangan, dan mata uang tidak
diikuti tanda titik.
Contoh : Cu (Kuprum), cm (sentimeter), TNT (trinitrotoluen)

Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan


suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang
diperlakukan sebagai kata.
1. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata
ditulis seluruhnya dengan huruf kapital.
Contoh :
ABRI: Angkatan Bersenjata Republik Indonesia
LAN : Lembaga Administrasi Negara
2. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan
huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf
kapital.
Contoh :
Akabri : Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia

9
3. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata,
ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluhnya ditulis
dengan huruf kecil.
Contoh :
pemilu : pemilihan umum
rapim : rapat pimpinan
2.5 Pemakaian Tanda Baca
A. Tanda Titik (.)
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau
seruan.
2. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik
yang menunjukkan waktu.
Contoh : pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)
3. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik
yang menunjukkan jangka waktu.
Contoh : 1.35.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik) 0.20.30 jam (20 menit,
30 detik)
4. Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak
berakhir dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam
daftar pustaka.
Contoh : Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara. Weltevreden: Balai
Poestaka.
5. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala
karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
Contoh : Acara Kunjungan Adam Malik
6. Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal
surat atau (2) nama dan alamat penerima surat.
Contoh : Jalan Diponegoro 82, Jakarta (tanpa titik), 1 April 1985 (tanpa
titik) Yth. Sdr. Moh. Hasan (tanpa titik)
B. Tanda Koma (,)
1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau
pembilangan.
Contoh : Saya membeli kertas, pena, dan tinta.

10
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari
kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi atau
melainkan.
Contoh : Saya ingin datang, tetapi hari hujan. Didi bukan anak saya,
melainkan anak Pak Kasim.
3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat jika anak kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
Contoh : Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
4. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.
Contoh : Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
5. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung
antarkalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya
oleh karena itu, jadi, lagipula, meskipun begitu, akan tetapi.
Contoh : ... Oleh karena itu, kita harus berhati-hati.
6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh,
kasihan dari kata yang lain yang terdapat di dalam kalimat.
Contoh : 0, begitu? Wah, bukan main! Hati-hati, ya, nanti jatuh.
7. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian
lain dalam kalimat.
Contoh : Kata Ibu, "Saya gembira sekali."
8. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian
alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau
negeri yang ditulis berurutan.
Contoh : Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas
Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Raya Salemba 6, Jakarta.
9. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik
susunannya dalam daftar pustaka.
Contoh : Alisjahbana, Sutan Takdir. 1949. Tatabahasa Baru Bahasa
Indonesia. Jilid 1 dan 2. Djakarta: PT Pustaka Rakjat.
10. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.
Contoh : W.J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang-
mengarang (Yogyakarta: UP Indonesia, 1967), hlm. 4.

11
11. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang
mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri,
keluarga, atau marga.
Contoh : B. Ratulangi, S.E.
12. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah
dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Contoh : 12,5 m
13. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang
sifatnya tidak membatasi.
Contoh : Guru saya, Pak Ahmad, pandai sekali.
14. Tanda koma dapat dipakai-untuk menghindari salah baca-di belakang
keterangan yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh : Dalam pembinaan bahasa, kita memerlukan sikap tegas.
15. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari
bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu
berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
Contoh : "Di mana Saudara tinggal?" tanya Karim. "Berdiri lurus-
lurus!" perintahnya.
C. Tanda Hubung (-)
1. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh
penggantian baris.
Contoh : Di samping cara-cara lama itu ada ju-
ga cara yang baru.
2. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya
atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pergantian baris.
Contoh : Kini ada cara yang baru untuk meng- ukur panas.
Kukuran baru ini memudahkan kita me- ngukur kelapa.
3. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh : anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan
Angka 2 sebagai tanda ulang hanya digunakan pada tulisan cepat dan
notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.
4. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu- satu dan
bagian-bagian tanggal.
Contoh : p-a-n-i-t-i-a

12
5. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (1) se dengan kata
berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (11) ke- dengan angka,
(iii) angka dengan -an, (iv) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan
atau kata, dan (v) nama jabatan rangkap.
Contoh : se-Indonesia, se-Jawa Barat, hadiah ke-2, tahun 50- an, mem-
PHK-kan, hari-H, sinar-X, Menteri-Sekretaris Negara
6. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia
dengan unsur bahasa asing.
Contoh : di-smash, pen-tackle-an
D. Tanda Pisah (-)
1. Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi
penjelasan di luar bangun kalimat.
Contoh : Kemerdekaan bangsa itu-saya yakin akan tercapai
diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.
2. Tanda pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan
yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas
Contoh : Rangkalan temuan ini-evolusi, teori kenisbian, dan kini juga
pembelahan atom-telah mengubah persepsi kita tentang alam semesta.
3. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal dengan arti
'sampai ke' atau 'sampai dengan'.
Contoh : 1910-1945
Catatan:
Dalam pengetikan, tanda pisah dinyatakan dengan dual buah tanda
hubung tanpa spasi sebelum dan sesudahnya.
2.6 Kesalahan Umum dalam EYD
1. Digunakannya huruf kapital pada semua huruf pada akronim yang berupa
gabungan huruf awal dan suku

Salah Benar Kaidah


UNISDA Unisda Akronim nama diri
yang berupa gabungan
suku kata atau
gabungan huruf dan
suku kata dari deret
kata ditulis dengan
huruf awal huruf
kapital.

13
2. Digunakannya huruf kapital pada huruf pertama kata yang menyatakan
nama bangsa, nama suku, atau nama

Salah Benar Kaidah


Bangsa Indonesia bangsa Indonesia Kata bangsa tidak boleh
menggunakan huruf
kapital.

3. Dirangkaikannya penulisan kata depan di dan ke dengan kata yang


mengikutinya.

Salah Benar Kaidah


dirumah di rumah Kata depan di, ke, dan
dari ditulis terpisah dari
kata yang mengikutinya.

4. Dipisahkannya penulisan prefiks (awalan) di dari kata dasarnya.

Salah Benar Kaidah


Di beli dibeli Imbuhan (awalan,
sisipan, akhiran) ditulis
serangkai dengan kata
dasarnya.

5. Digunakannya tanda koma atas pada kata dasar

Salah Benar Kaidah


Jum’at Jumat Penulisan tanda koma
atas dalam kata-kata
tersebut tidak perlu.

6. Digunakannya tanda garis miring pada singkatan umum yang terdiri atas
dua huruf.

Salah Benar Kaidah


s/d s.d. Singkatan umum yang
terdiri atas da. dua
huruf masing-masing
diikuti tanda titik.

14
7. Dipakainya tanda koma sebelum anak kalimat yang mengikuti induk
kalimat.

Salah Benar Kaidah


Saya pulang, karena Saya pulang karena Tanda koma tidak
kepala pusing kepala pusing dipakai untuk
memisahkan anak
kalimat dari induk
kalimat jika anak
kalimat itu mengiringi
induk kalimatnya.

8. Tidak dipakainya tanda koma dan tanda titik pada penulisan nama orang
yang diikuti gelar akademik

Salah Benar Kaidah


Hadi Negoro SH. MH. Hadi Negoro, S.H., -Tanda koma dipakai di
M.H. antara nama orang
dan gelar akademik
yang mengikutinya.
- Singkatan gelar
akademik ditulis dengan
tanda titik.

9. Adanya spasi antara huruf terakhir pada kata dan tanda baca yang
mengikutinya.

Salah Benar Kaidah


Penelitian ini dilakukan Penelitian ini dilakukan Tanda baca ditulis di
di Surabaya . di Surabaya. belakang kata secara
langsung.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bahasa Indonesia memiliki kaidah penggunaan ejaan yang beragam
sesuai dengan fungsinya. Keragaman itu mulai dari penggunaan huruf,
penulisan kata, singkatan dan akronim serta pemakaian tanda baca. Hal ini
yang harus dicermati dalam penggunaannya agar tidak menimbulkan kesalahan
penulisan dan maknanya.
3.2 Saran
Sebagai mahasiswa, penulis menyarankan dan berharap kepada pembaca
agar lebih memperdalam ilmu pengetahuan mengenai ejaan berbahasa
Indonesia karena hal itu adalah bukti bahwa kita bangga berbahasa Indonesia.

16
DAFTAR PUSTAKA

1. Ghufron, Syamsul dkk. 2016. Kompeten Berbahasa Indonesia. Surabaya :


CV. Pustaka Ilalang Lamongan.
2. Salsabila,Rindi.2023.10 Negara dengan Bahasa Terbanyak Dunia, Nomorr 1
Bukan RI. .https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&opi=89978449&url=https://
www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20230807180604-33-460905/10-negara-
dengan-bahasa-terbanyak-dunia-nomor-1-bukan-ri/
amp&ved=2ahUKEwiU8auX8_CBAxXfbWwGHVZ1CqAQFnoECA0QBQ
&usg=AOvVaw35OAa_OUqHjEIe9WLr4QIP diakses pada 12 Oktober
2023

17

Anda mungkin juga menyukai