Oleh :
Universitas Lampung
Jl. Prof. Dr. Ir. Sumantri Brojonegoro No.1, Gedung Meneng, Rajabasa,
Bandar Lampung, Provinsi Lampung, Telp : (0721) 35145
1
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat izin-Nya lah, makalah ini dapat terselesaikan secara tuntas.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dosen Atik Kartika,
M.Pd. yang telah memberi dukungan, bimbingan, dan petunjuk, serta arahan
kepada kami dalam proses penyusunan makalah ini.
Sekiranya hasil makalah ini terdapat kekurangan, kami mohon maaf yang
sebesar - besarnya dan diberikan masukan, kritik, dan saran supaya dapat menjadi
pembelajaran dan kedepannya dapat menjadi lebih baik lagi.
2
Daftar Isi
Kata Pengantar...........................................................................................(2)
Daftar Isi....................................................................................................(3)
BAB I Pendahuluan...................................................................................(4)
A. Latar
Belakang........................................................................................(4)
B. Rumusan
Masalah.........................................................................................(4)
C. Tujuan
Penelitian.......................................................................................(4)
D. Manfaat
Penelitian.......................................................................................(5)
BAB II Isi................................................................................................(5)
A. Definisi/Landasan
Teori..............................................................................................(5)
B. Ulasan
Materi............................................................................................(6)
C. Penyelesaian
Masalah.......................................................................................(14)
D. Solusi..........................................................................................(15)
A. Kesimpulan................................................................................(15)
B. Saran..........................................................................................(16)
Daftar Pustaka........................................................................................(17)
3
BAB I
PENDAHULUAN
Untuk itu, kami membuat makalah ini ialah untuk menggali dan mempelajari
tentang tata ejaan dalam hal ini terkait penggunaan huruf kapital, penggunaan
huruf miring, kata depan di, awalan di, dan penulisan angka. Selain itu juga,
tentu untuk memenuhi penilaian tugas kelompok Mata Kuliah Bahasa
Indonesia.
4
1.4. Manfaat Penelitian
BAB II
ISI
Ejaan adalah keseluruhan aturan atau tata cara untuk menulis suatu bahasa,
baik yang menyangkut lambang bunyi, penulisan kata, penulisan kalimat, maupun
penggunaan tanda baca.
1. Penambahan huruf vokal diftong. Pada EYD, huruf diftong hanya tiga
yaitu ai, au, oi, sedangkan pada EBI, huruf diftong ditambah satu yaitu ei
(misalnya pada kata geiser dan survei).
2. Penggunaan huruf tebal. Dalam EYD, fungsi huruf tebal ada tiga, yaitu
menuliskan judul buku, bab, dan semacamnya, mengkhususkan huruf,
serta menulis lema atau sublema dalam kamus. Dalam EBI, fungsi ketiga
dihapus.
5
2.2. Ulasan Materi
2. Untuk nama agama, kitab suci, nama Tuhan, dan kata ganti Tuhan.
Contoh : Hanya Allah yang bisa menguatkan hati, karena itu memintalah
selalu kepada-Nya agar hati kita tetap dalam kebaikan.
3. Untuk nama gelar kehormatan, gelar keturunan, atau gelar keagamaan yang
diikuti dengan nama orang. Jika gelar tersebut tidak diikuti dengan nama
orang, maka tidak digunakan huruf kapital.
Contoh : Perempuan bergamis itu adalah istri Haji Shiddiq.
Furqon akan menunaikan ibadah haji tahun ini.
4. Untuk nama jabatan atau pangkat yang diikuti dengan nama orang, instansi,
dan tempat (termasuk untuk pengganti semua itu).
Contoh : Kegiatan pemberian bantuan pasca gempa kemarin dihadiri juga oleh
Pimpinan Telkom Sumbar, Muskab Muzakkar.
5. Untuk setiap unsur-unsur nama orang dan nama-nama geografis (nama kota,
nama daerah, atau lokasi). Namun demikian, huruf kapital tidak digunakan
untuk unsur-unsur nama orang dan geografis yang dipakai sebagai nama jenis
atau satuan ukuran (seperti volt, jeruk bali), juga tidak untuk nama geografis
yang tidak khas. Sementara, untuk unsur-unsur nama, huruf kapital tidak
digunakan untuk bin, binti, dan alias.
Contoh : - Nama perempuan itu Nedia Puspita.
- Pemandangan Gunung Merapi dari Padang Panjang sangat indah.
- Dia sangat menyukai berselancar dan mendaki gunung.
6
6. Untuk nama suku, bangsa, negara, dan bahasa. Namun jika nama tersebut
terletak di tengah kata awalan dan kata akhiran atau sebagai sisipan, maka
tidak digunakan huruf kapital.
Contoh : Meskipun dia orang Batak, tapi bicaranya kejawa-jawaan. Mungkin
karena istrinya berasal dari Solo, membuatnya jadi terbiasa berlogat Jawa.
7. Untuk nama hari, bulan, tahun, peristiwa sejarah, dan hari khusus publik.
Contoh : Kedua bayi kembarnya lahir di bulan Mei, bertepatan dengan awal
tahun Muharram saat itu.
8. Untuk nama organisasi, badan atau lembaga, instansi pemerintah, dan
dokumen resmi Negara. Dipakai juga pada kata-kata unsurnya kecuali kata
penghubung.
Contoh : Regulasi itu sudah digodok oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Sebagai huruf pertama pada singkatan nama gelar, pangkat, sapaan.
9. Untuk setiap kata di judul buku, tulisan, artikel, dan lainnya yang sejenis. Juga
dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang
sempurna) di dalamnya kecuali kata penghubung yang tidak terletak pada
posisi awal.
Contoh : Novel itu berjudul Sampai Tua Sampai Mati.
Sebagai huruf pertama petikan langsung.
Contoh : Dia berkata, “Jika tidak sungguh sayang, tak mungkin perjuangan
sejauh ini.”
7
2.2.2. Penggunaan Huruf Miring
1. Huruf miring dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama
surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Saya sudah membaca buku Salah Asuhan karangan Abdoel Moeis.
Majalah Poedjangga Baroe menggelorakan semangat kebangsaan.
Berita itu muncul dalam surat kabar Cakrawala.
Pusat Bahasa. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Edisi
Keempat (Cetakan Kedua). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
2. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata,
kata, atau kelompok kata dalam kalimat.
Misalnya:
Huruf terakhir kata abad adalah d.
Dia tidak diantar, tetapi mengantar.
Dalam bab ini tidak dibahas pemakaian tanda baca.
Buatlah kalimat dengan menggunakan ungkapan lepas tangan.
3. Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah
atau bahasa asing.
Misalnya:
Upacara peusijuek (tepung tawar) menarik perhatian wisatawan asing yang
berkunjung ke Aceh.
Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia mangostana.
Weltanschauung bermakna 'pandangan dunia'.
Ungkapan bhinneka tunggal ika dijadikan semboyan negara Indonesia.
Catatan:
(1) Nama diri, seperti nama orang, lembaga, atau organisasi, dalam bahasa
asing atau bahasa daerah tidak ditulis dengan huruf miring.
(2) Dalam naskah tulisan tangan atau mesin tik (bukan komputer), bagian
yang akan dicetak miring ditandai dengan garis bawah.
8
(3) Kalimat atau teks berbahasa asing atau berbahasa daerah yang dikutip
secara langsung dalam teks berbahasa Indonesia ditulis dengan huruf miring.
semisal dimakan, dibuka, dibakar.
Sesuai fungsinya, kata depan diletakkan di depan kata dan berfungsi sebagai
sebagai kata kerja atau berfungsi sebagai tempat. Kata-kata itu antara lain:
Contoh : Dua bunga melati, yang ada di gambar itu, digambar oleh adik saya
bersembunyi di baliknya
9
Dipenjara dan di penjara. Dipenjara bentuk pasif dari memenjarakan
Dikali dan di kali. Dikali bentuk pasif dari mengalikan sedangkan di kali
menjadi tidak enak dibaca, rancu, atau bahkan memiliki makna ganda. Dua belas
Di Indonesia, jenis angka yang lazim dan sah untuk digunakan adalah angka Arab
dan angka Romawi. Angka Arab atau angka Romawi lazim dipakai sebagai
lambang bilangan atau nomor.
Sedangkan angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII, IX, X, L (50), C (100),
D (500), M (1.000), _V (5.000), _M(1.000.000)
Bilangan dalam teks yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis
dengan huruf, kecuali jika dipakai secara berurutan seperti dalam perincian.
Misalnya:
10
3. Tentang Bilangan pada Awal Kalimat
1. 60 siswa teladan mendapat beasiswa dari Pertamina.
2. 5 pemenang sayembara mendapat sepeda dari presiden.
Apabila bilangan pada awal kalimat tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua
kata, susunan kalimatnya lah yang harus diubah.
Menurut kaidah, angka yang menunjukkan bilangan besar dapat ditulis sebagian
dengan huruf supaya lebih mudah dibaca.
Misalnya:
5. Tentang Satuan
Menurut kegunaan, angka juga dapat digunakan untuk menjadi penentu satuan
beberapa -hal termasuk (a) ukuran panjang, berat, luas, isi, dan waktu serta (b)
nilai uang.
Misalnya:
11
0,6 sentimeter
2 kilogram
4 hektare
10 liter
2 tahun 6 bulan 5 hari
1 jam 20 menit
000,00
US$3,50
£5,10
¥100
Lazimnya, angka juga bisa dipakai untuk menomori alamat, seperti jalan, rumah,
apartemen, atau kamar. Tata penulisannya harus diperhatikan agar tidak
membingungkan orang yang dituju.
Misalnya:
Bagi yang pernah menulis tentu hapal dengan aspek ini. Penting untuk
mengetahui cara penulisan angka untuk menomori bagian karangan atau ayat
kitab suci, khususnya dalam kutipan-kutipan.
Misalnya:
Sehubungan dengan tata cara penulisan bilangan dengan huruf, ada yang harus
diperhatikan. Penulisan bilangan dengan huruf harus memerhatikan bentuk awal
bilangan tersebut.
12
Sedangkan bilangan pecahan, misalnya:
abad XXX
abad ke-30
abad ketiga puluh
Perang Dunia II
Perang Dunia Ke-2
Perang Dunia Kedua
Akhiran –an mengatur tentang rentang, jenis, atau jangka, dari angka yang
disebutkan. Penulisan angka yang mendapat akhiran -an dilakukan dengan cara
berikut.
Misalnya:
Dalam perkara formal seperti keperdataan, angka juga muncul dalam narasi.
Penulisan bilangan dengan angka dan huruf sekaligus dilakukan dalam peraturan
perundang-undangan, akta, dan kuitansi.
Misalnya:
13
12. Tentang Penulisan Bilangan Angka yang Diikuti Huruf
Dan dalam penulisan bilangan yang dilambangkan dengan angka dan diikuti
huruf, penulisannya harus dilakukan seperti berikut.
Misalnya:
Salatiga
Rajaampat
Simpanglima
Tigaraksa
Dua belas kaidah tersebut harus diperhatikan ketika kita akan menggunakan angka
dalam tulisan kita untuk membuat karya yang rapi. Perhatikan juga konteks
penggunaan kata dan susunan kalimat agar tulisan semakin memikat.
Baiknya, tidak hanya dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia saja yang aktif
harus turut aktif, sampai pada guru – guru TK pun harus turut menyebarluaskan
2.4. Solusi
14
Semua kalangan yang sudah mengetahui tentang kaidah – kaidah penulisan
keberadaan kaidah – kaidah EBI (Ejaan Bahasa Indonesia) ini dapat terjaga.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Setelah kita mengetahui tentang tata ejaan pengguaan huruf kapital, huruf
miring, kata depan di dan awalan di, serta penulisan angka, tentu harapan kita,
lebih khusus Dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia adalah bagaimana mahasiswa/i
dapat membiasakan menggunakan kaidah – kaidah EBI ini dan lebih haus lagi
mahasiswa/i.
3.2. Saran
15
................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....
DAFTAR PUSTAKA
16
https://prezi.com/tvodp_jba88a/tata-ejaan-dalam-bahasa-indonesia/
https://id.wikipedia.org/wiki/Ebi
https://id.oxforddictionaries.com/kosakata/penggunaan-huruf-kapital-dalam-
bahasa-indonesia
http://www.literasi.net/2016/03/penggunaan-huruf-miring-dalam-menulis.html
https://ceritabahasa.co/2016/03/12/awalan-di-dan-kata-depan-di/
https://typoonline.com/blog/angka-dan-bilangan-dalam-puebi/
17