Kelompok 3
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang....................................................................................................
B.Rumusan Masalah...............................................................................................
C.Tujuan...................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Ejaan Bahasa Indonesia..................................................................
2. Pemakaian Tanda Baca.......................................................................................
3. Penulisan Unsur Serapan....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Di dalam bahasa Indonesia, ejaan memiliki pengertian yang lebih luas, yaitu berhubungan dengan
ragam bahasa tulis. Ada berbagai macam pengertian yang mencoba menjelaskan pengertian ejaan.
Pengertian ejaan yang terdapat di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah cara atau
aturan menuliskan kata-kata dalam huruf.
Ejaan pada dasarnya adalah aturan melambangkan bunyi bahasa menjadi huruf, kata, ataupun
kalimat. Secara umum ejaan dapat diartikan sebagai seperangkat aturan yang mengatur penulisan
bunyi bahasa menjadi huruf, huruf menjadi kata, dan kata menjadi kalimat.
Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi dalam pemakaian bahasa agar tercipta keteraturan
bentuk dalam bahasa tulis. Apabila sudah teratur, maka makna yang ingin disampaikan akan jelas
dan tidak akan terjadi kesalahan dalam memahami makna tersebut
B.Rumusan Masalah
1. Bagaimana penulisan huruf yang baik dan benar?
2. Bagaimana penulisan tanda baca dalam sebuah kalimat?
C.Tujuan
Untuk mengetahui cara penulisan tanda baca yang benar dalam sebuah
Kalimat dan penulisan huruf yang baik dan benar
BAB II
PEMBAHASAN
1.Pengertian Ejaan Bahasa Indonesia
Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, Kata,
dan tanda baca sebagai sarananya.
Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan
keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan bentuk akan berimplikasi pada
ketepatan dan kejelasan makna. Ibarat sedang mengemudi kendaraan, ejaan adalah rambu lalu
lintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para pengemudi mematuhi rambu-rambu
yang ada, terciptalah lalu lintas yang tertib dan teratur. Seperti itulah kira-kira bentuk hubungan
antara pemakai bahasa dengan ejaan.
2.PEMAKAIAN TANDA BACA
2. Perbandingan Kalimat
Tanda koma berperan dalam membentuk sebuah kalimat perbandingan. Tanda ini dipakai
memisahkan kalimat yang setara yang didahului kata yang menunjukkan perbandingan seperti
tetapi, namun, atau melainkan.
Contoh:
-Wahana wisata itu sungguh menyenangkan, namun cukup berbahaya bagi anak-anak.
4. Pemisah Partikel
Tanda koma dipakai untuk memisahkan partikel dengan inti kalimat. Partikel ini bukan seperti
partikel di materi ipa sma melainkan partikel dalam bahasa indonesia seperti oh, ya, hmm, wah,
aduh, dan bentuk lainnya.
Contoh:
-Wah, ternyata pemandangan di sini tak kalah indahnya!
- Hmm, baiklah kalau seperti itu.
8. Catatan Kaki
Dalam penyusunan catatan kaki, tanda koma digunakan dalam penyusunannya.
Contoh:
-Anton M. Moeliono, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat (Jakarta: Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017), hlm 48.
1. Kalimat Perintah
Kalau memerintahkan atau menyeru kepada seseorang, maka berlaku penggunaan tanda seru di sini
jika ucapan dituliskan. Tanda seru ini dipakai baik perintah yang sifatnya keras maupun tidak.
Contoh:
- Tolong matikan lampu di ruang itu!
- Kerjakan tugas ini sekarang juga!
1. Menanyakan Sesuatu
Namanya aja tanda tanya, sudah pasti fungsi yang pertama bertujuan untuk kalimat yang
menanyakan sesuatu.
Contoh:
- Kapan Gulman pergi ke Bandung?
- Apakah Devi sudah tahu kabar itu?
Tanda tanya tidak digunakan dalam kalimat tanya yang berubah bentuk menjadi penjelas.
Contoh:
- Sampai sekarang dia tidak tahu kenapa gurunya selalu memberikan nilai yang jelek.
- Pak Hasan sudah mengerti bagaimana cara mengoperasikan mesin tersebut.
3. Memperjelas Hubungan
Tanda hubung dipakai untuk memperjelas hubungan bagian kata/ungkapan serta penghilangan
bagian kelompok kata.
Contoh:
- ber-evolusi
- dua puluh lima-ribuan (25 x 1.000)
Coba di bandingkan dengan ini:
- ber-revolusi
- dua-puluh-lima-ribuan (20 x 5.000)
1. Mengapit Angka
Kamu bisa memakai tanda baca kurung untuk digunakan mengapit angka atau huruf yang merinci
suatu urutan.
Contoh:
-Harta kekayaannya meliputi (a) logam mulia, (b) properti, dan (c) saham.
2. Mengapit Huruf
Tanda kurung dipakai mengapit huruf atau kata yang kemunculannya di kalimat dapat dihilangkan.
Contoh:
-Pendaki amatiran tidak diperkenankan untuk mendaki sampai (puncak) Mahameru.
1. Mengapit Keterangan
Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan yang ada di kalimat penjelas.Kalimat penjelas
ini sebelumnya sudah bertanda kurung.
Contoh:
– Persamaan dari metode pengajaran itu (perbedaannya [lihat halaman 33-45] cukup signifikan)
memberikan output yang kurang lebih sama dengan tujuan awal..
Contoh:
- Ahmad Syafi’i (bukan ‘Syafi i’ atau ‘Syafii’)
- Surat Al-An’am (bukan Al-An am atau Al-Anam)
1. Petikan Langsung
Tanda petik berfungsi sebagai pengapit petikan langsung dari pembicaraan dalam naskah atau bahan
tertulis lain.
Contoh:
- “Aku lapar,” ucap Ratu.
- Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara ialah Bahasa Indonesia.”
2. Penutup Kalimat
Tanda petik dipakai sebagai tanda baca ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung atau
bagian kalimat.
Contoh:
-Tedy sering menjadi “pengacau” dalam setiap kegiatan tim di tempatnya bekerja.
1. Mengapit Makna
Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang ada di dalam petikan lain.
Contoh:
-“Kau dengar bunyi ‘ngiung-ngiung’ tadi kah?” tanya Fahri kepada Adi.
budaya, terjadi keragaman, kombinasi adat istiadat, budaya yang dibawa bangsa yang telah maju
mempengaruhi budaya yang sedang berkembang dan salah satu produk budaya yang paling utama
bersentuhan adalah bahasa.
Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa lain, baik dari
bahasa daerah maupun dari bahasa asing seperti Sanskerta, Arab, Portugis, Belanda, atau
Inggris.Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari pelbagai bahasa lain, baik
dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing seperti Sansekerta, Arab, Portugis Belanda, atau
Inggris.
Penulisan unsur serapan biasanya masih menggunakan bahasa asing, namun tetap dipakai dalam
konteks bahasa Indonesia.
Unsur asing tersebut sudah diserap dan disesuaikan ke dalam bahasa Indonesia, sehingga sering
digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Seiring perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap berbagai unsur asing agar lebih singkat dan
mudah dipahami.
Hal inilah yang membuat unsur serapan bisa diterima oleh masyarakat pada umum dengan lebih
mudah.
Dilihat dari taraf penyerapannya ada tiga macam kata serapan, yaitu:
1.Kata asing yang sudah diserap sepenuhnya ke dalam bahasa Indonesia, misalnya: kab,
sirsak, iklan, perlu, hadir, badan, waktu, kamar, botol, sekolah, dan ember.
B.Saran
Sebaiknya kita semua bisa menggunakan ejaan bahasa indonesia yang baik dan benar dalam
tulisan maupun perkataan,agar tidak menimbulkan kesalapahaman dalam mengartikannya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.ruangguru.com/blog/penggunaan-tanda-baca-fungsi-dan-contohnya
https://tukangkonten.com/penulisan-unsur-serapan/