Anda di halaman 1dari 21

TUGAS

PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA INDONESIA

DOSEN PENGAMPU : Dr.RIKA NINGSIH, S.Pd.,M.Pd.

Kelompok 3

DIMAS SETIA WARDANA 215210571


ESRA HELENA SIANIPAR 215210140
FERLYANA DERIL 215210596
EKMAL RIZQI 215210300
DWI ALDIANSYAH 215210163

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM RIAU 
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat, karunia
serta hidayahnya kepada kita sehingga kita dapat menyelesaikan tugas makalah untuk
memenuhi studi mata kuliah Ragam dan Laras Bahasa ini. Serta tak lupa shalawat dan salam
kita sampaikan kepada Rasulullah Muhammad SAW, dimana berkat perjuangan dan
keberanian beliau, kita dapat merasakan hidup di zaman yang serba canggih yang penuh
dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menjadikan dunia yang tidak terbatas seperti
saat ini.
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah Ragam dan Laras
Bahasa, Ibu Dr. Rika Ningsih, S.Pd., M.Pd. atas tugas pembuatan makalah ini yang berjudul
“Ragam dan Laras Bahasa”.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan dalam pengantar ini, semoga makalah yang kami
sajikan ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagaimana mestinya. Permohonan maaf kami
ucapkan kiranya dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan yang berasal dari kurangnya
ilmu pengetahuan pada kami sendiri. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar kedepan kami dapat memperbaikinya.

Pekanbaru, 27 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang....................................................................................................
B.Rumusan Masalah...............................................................................................
C.Tujuan...................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Ejaan Bahasa Indonesia..................................................................
2. Pemakaian Tanda Baca.......................................................................................
3. Penulisan Unsur Serapan....................................................................................

BAB III PENUTUP


A.Kesimpulan.........................................................................................................
B.Saran...................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang

Di dalam bahasa Indonesia, ejaan memiliki pengertian yang lebih luas, yaitu berhubungan dengan
ragam bahasa tulis. Ada berbagai macam pengertian yang mencoba menjelaskan pengertian ejaan.
Pengertian ejaan yang terdapat di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah cara atau
aturan menuliskan kata-kata dalam huruf.

Ejaan pada dasarnya adalah aturan melambangkan bunyi bahasa menjadi huruf, kata, ataupun
kalimat. Secara umum ejaan dapat diartikan sebagai seperangkat aturan yang mengatur penulisan
bunyi bahasa menjadi huruf, huruf menjadi kata, dan kata menjadi kalimat.

Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi dalam pemakaian bahasa agar tercipta keteraturan
bentuk dalam bahasa tulis. Apabila sudah teratur, maka makna yang ingin disampaikan akan jelas
dan tidak akan terjadi kesalahan dalam memahami makna tersebut

B.Rumusan Masalah
1. Bagaimana penulisan huruf yang baik dan benar?
2. Bagaimana penulisan tanda baca dalam sebuah kalimat?
C.Tujuan
Untuk mengetahui cara penulisan tanda baca yang benar dalam sebuah
Kalimat dan penulisan huruf yang baik dan benar
BAB II
PEMBAHASAN
1.Pengertian Ejaan Bahasa Indonesia
Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, Kata,
dan tanda baca sebagai sarananya.

Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan
keseragaman bentuk, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan bentuk akan berimplikasi pada
ketepatan dan kejelasan makna. Ibarat sedang mengemudi kendaraan, ejaan adalah rambu lalu
lintas yang harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para pengemudi mematuhi rambu-rambu
yang ada, terciptalah lalu lintas yang tertib dan teratur. Seperti itulah kira-kira bentuk hubungan
antara pemakai bahasa dengan ejaan.
2.PEMAKAIAN TANDA BACA

Penggunaan Tanda Baca Titik (.)

1.Penanda Akhir Kalimat


Fungsi tanda titik yang paling umum dan paling banyak dipahami orang-orang ialah sebagai penanda
pada akhir kalimat. Bukan kalimat seruan atau kalimat tanya.Kamu biasa memahaminya sebagai
kalimat berita.
Contoh:
- Ayah baru saja berangkat ke Yogyakarta.
- Ida sudah menyelesaikan artikel tentang Ketimpangan Sosial kemarin.

2.Tanda di Penulisan Bagan, Ikhtisar, atau Daftar


Tanda titik bisa digunakan di belakang satu huruf atau angka dalam penulisan bagan, ikhtisar, atau
daftar.
Contoh:
- 2.Provinsi Jawa Barat
Kota Bekasi
Kabupaten Bekasi
-3.Pembahasan
3.1 Isi
3.2 Analisa Tabel
3.3 Analisa Grafik

3. Pemisah Angka pada Penanda Waktu (Jam, Menit, dan Detik)


Jarang diketahui, tanda titik juga dapat digunakan sebagai pemisah angka jam, menit, dan detik. Hal
ini disebabkan tanda tersebut sering digantikan oleh titik dua (:)
Contoh:
- Pukul 06.05 (Pukul 6 lewat 5 menit)
- Pukul 10.18 (Pukul 10 lewat 18 menit)

4. Penunjukkan Jangka Waktu


Hampir serupa dengan fungsi yang ketiga, tanda titik juga berfungsi sebagai penunjukkan jangka
waktu tertentu.
Contoh:
- 01.03.47 (1 jam 3 menit 47 detik)
- 07.00.38 (7 jam 38 detik)
5. Memperjelas Jumlah
Tanda titik digunakan untuk memperjelas bilangan ribuan atau kelipatannya.
Contoh:
- Kasus COVID-19 di Indonesia tembus 1.000.000 kasus.
- Kecelakaan di tol bulan lalu mencapai 1.200 kejadian.
Tanda titik tidak berlaku kepada angka yang tidak menyatakan jumlah meskipun angkanya ribuan.
Contoh:
- Tsunami di Aceh terjadi pada tahun 2004.
- Perempuan itu kelahiran tahun 1999.

6. Peran dalam Penulisan Referensi


Dalam penulisan daftar pustaka, tanda titik digunakan setelah nama penulis, judul tulisan yang tidak
mengandung tanda seru atau tanda tanya, dan tempat terbit.
Contoh:
-Agung, Muhammad. 2007. Media Belajar yang Asyik. Solo: Ragam Cendekia

7. Tidak Digunakan pada Akhir Judul


Tidak boleh menggunakan tanda titik pada akhir judul karangan/artikel yang merupakan kepala
karangan. Selain itu pada bagian kepala tabel, grafik, dan ilustrasi juga tidak boleh diakhiri dengan
tanda titik.
Contoh:
-Grafik 3.2 Angka Kematian COVID-19 di Provinsi Jawa Timur

8. Tidak Digunakan pada Kepala Surat


Tanda titik ini juga tidak boleh dipakai dalam kepala surat . Artinya, tanda titik tidak diperbolehkan di
belakang alamat pengirim dan penerima surat, nama pengirim,penerima surat, dan tanggal surat.
Contoh:
Kepada
HRD PT Jaya Sentosa
Jalan Pandawa
Sukabumi
Penggunaan Tanda Baca Koma (,)

1. Diletakkan di Tengah Kalimat


Tanda ini sangat sering digunakan pada tengah-tengah kalimat.Tanda koma biasanya dipakai dalam
suatu perincian atau pun penyebutan bilangan. Untuk penempatannya ada di belakang kata yang
mengikutinya.
Contoh:
- Satu, dua, tiga, ….. mulai!
- Ibu berbelanja keperluan memasak seperti garam, gula, kecap, dan minyak goreng.

2. Perbandingan Kalimat
Tanda koma berperan dalam membentuk sebuah kalimat perbandingan. Tanda ini dipakai
memisahkan kalimat yang setara yang didahului kata yang menunjukkan perbandingan seperti
tetapi, namun, atau melainkan.
Contoh:
-Wahana wisata itu sungguh menyenangkan, namun cukup berbahaya bagi anak-anak.

3. Memisahkan Anak Kalimat dengan Induk Kalimat


Tanda koma juga dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimatnya. Dengan catatan,
jika anak kalimatnya mendahului induk kalimat.
Contoh:
-Jika tempatnya terlalu sempit, kita tidak akan gunakan tempat itu.

4. Pemisah Partikel
Tanda koma dipakai untuk memisahkan partikel dengan inti kalimat. Partikel ini bukan seperti
partikel di materi ipa sma melainkan partikel dalam bahasa indonesia seperti oh, ya, hmm, wah,
aduh, dan bentuk lainnya.
Contoh:
-Wah, ternyata pemandangan di sini tak kalah indahnya!
- Hmm, baiklah kalau seperti itu.

5. Kata Penghubung Antarkalimat


Wajib meletakkan tanda koma di belakang kata atau ungkapan yang menjadi penghubung
antarkalimat. Kata atau ungkapan tersebut misalnya oleh karena itu, namun, akan tetapi, maka dari
itu, dan meskipun begitu.
Contoh:
- …. oleh karena itu, kita harus merencanakan dengan matang.
-...... akan tetapi, peluang tim ini untuk menang masih terbuka lebar.
6. Identitas yang Ditulis Berurutan
Maksud identitas itu ialah penulisan nama dan alamat, bagian alamat, tempat dan tanggal, serta
nama tempat atau wilayah yang ditulis secara berurutan harus memakai tanda koma.
Contoh:
-Jakarta, 13 April 2021
- Jalan Raya Bogor KM 19, Kramat Jati, Jakarta Timur

7. Memisahkan Petikan Langsung


Kalau kamu menemukan percakapan dalam sebuah cerita, baik di cerpen atau novel, tanda koma
dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagiannya yang lain dalam kalimat.
Contoh:
- Roro bertanya, “Apakah kamu lupa materi tentang konjungsi temporal?”
- “Baiklah,” jawab Pak Adi, “segera akan saya kerjakan hari ini.”

8. Catatan Kaki
Dalam penyusunan catatan kaki, tanda koma digunakan dalam penyusunannya.
Contoh:
-Anton M. Moeliono, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat (Jakarta: Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017), hlm 48.

9. Penulisan Daftar Pustaka


Pada penyusunan daftar pustaka, tanda koma berfungsi sebagai pemisah bagian nama yang dibalik
susunannya.
Contoh:
-Moeliono, Anton M., dkk. 2017. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

10. Penulisan Bilangan


Tanda koma dalam hal ini dipakai pada angka persepuluhan atau bisa dipakai di antara rupiah dan
sen yang dinyatakan dengan angka.
Contoh:
- 17,2 km
- Rp90,12

11. Penulisan Gelar


Dalam penulisan gelar akademik, tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar yang
mengikutinya untuk membedakan dari singkatan nama diri, marga, atau keluarga.
Contoh:
- Hani Ammariah, S.Si
- Ny. Ratu Regina, S.Kom
12.Kalimat Bertingkat
Tanda koma juga berperan dalam kalimat bertingkat. Di pakai buat mengapit keterangan
tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
Contoh:
- Kakak pertamaku, Kresno, adalah orang yang sangat kreatif.
- Di sekolah kami, misalnya, masih banyak siswa dari latar belakang keluarga yang kurang mampu.

Penggunaan Tanda Baca Seru (!)

1. Kalimat Perintah
Kalau memerintahkan atau menyeru kepada seseorang, maka berlaku penggunaan tanda seru di sini
jika ucapan dituliskan. Tanda seru ini dipakai baik perintah yang sifatnya keras maupun tidak.
Contoh:
- Tolong matikan lampu di ruang itu!
- Kerjakan tugas ini sekarang juga!

2. Menunjukkan Ekspresi Terkejut/Kaget


Ketika kamu merasa kaget, terkejut, atau rasa emosi yang kuat, maka wajib menggunakan tanda
seru dalam penulisan kalimatnya.
Contoh:
- Astaga! Apakah aku lupa mengirimkan kabar ke kamu?
-Kita berangkat sekarang, ayo semangat!

Penggunaan Tanda Baca Tanya (?)

1. Menanyakan Sesuatu
Namanya aja tanda tanya, sudah pasti fungsi yang pertama bertujuan untuk kalimat yang
menanyakan sesuatu.
Contoh:
- Kapan Gulman pergi ke Bandung?
- Apakah Devi sudah tahu kabar itu?
Tanda tanya tidak digunakan dalam kalimat tanya yang berubah bentuk menjadi penjelas.
Contoh:
- Sampai sekarang dia tidak tahu kenapa gurunya selalu memberikan nilai yang jelek.
- Pak Hasan sudah mengerti bagaimana cara mengoperasikan mesin tersebut.

2. Digunakan dalam Tanda Kurung


Tanda tanya bisa diletakkan di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian dari sebuah kalimat
yang masih kurang dapat dibuktikan keabsahannya.
Contoh:
-Total dana yang dikorupsi sekitar 500 juta rupiah (?)
Penggunaan Tanda Baca Titik Koma (;)

1. Memisahkan Bagian Kalimat


Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Contoh:
- Malam semakin larut; tugasnya tak kunjung selesai.

2. Memisahkan Kalimat Setara


Tanda ini bisa dipakai sebagai pengganti kata hubung untuk memisahkan kalimat yang masih setara
dalam kalimat majemuk.
Contoh:
Ibu memasak di dapur; Nanda menonton TV di ruang tamu.

Penggunaan Tanda Baca Titik Dua (:)

1. Akhir Pernyataan Lengkap


Tanda titik dua digunakan pada akhir pernyataan yang lengkap. Tapi, hal ini hanya berlaku jika masih
dalam rangkaian yang sama .
Contoh:
- Kita persiapkan perlengkapan berkemah: tenda, ransel, jaket, dan pakaian tidur.
Lain halnya jika rangkaian tadi merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan. Tanda titik dua
tidak digunakan.
Contoh:
-Kita memerlukan tenda, ransel, jaket, dan pakaian tidur.

2. Sesudah Kata atau Ungkapan


Tanda titik dua ini bisa digunakan sesudah kata/ungkapan.
Contoh:
-Ketua: Dwi Hatmojo Kresnoadi
-Wakil Ketua: Hani Ammariah
-Sekretaris: Salsabila Nanda
-Hari/Tanggal: Senin, 19 April 2021
-Waktu: 07.00 - selesai
3. Di antara Identitas Penerbit
Tanda titik dua bisa dipakai di antara
Tanda titik dua di antara:
(a) jilid atau nomor dan halaman,
(b) bab dan ayat dalam kitab suci,
(c) judul dan subjudul suatu karangan, serta
(d) nama kota dan penerbit buku dalam daftar pustaka..
Contoh:
-Republika, 1 (2020), 34:7
- Al-Kahfi: 10
- Karangan Regina Kayo, Rahasia Hidup: Kisah di Kota Hujan, sudah terbit.
- Abdillah, Fahri. 2020. 7 Jurus Jitu Melakukan Negosiasi. Purwokerto: Penerbit Lampion.

Penggunaan Tanda Baca Elipsis/Titik-titik (...)

1. Penulisan Kalimat yang Terputus-Putus


Tanda elipsis ditulis dengan cara titik-spasi-titik-spasi-titik ( . . . ). Tanda ini dipakai dalam penulisan
kalimat yang terputus-putus.
Contoh:
-Hmm . . . . aku juga tidak habis pikir dengan kejadian itu.

2. Penunjukkan Ada Bagian Naskah yang Dihilangkan


Tanda elipsis dipakai juga untuk menunjukkan kalau di sebuah kalimat ada bagian yang dihilangkan.
Contoh:
-Hal yang patut dihindari . . . serta menjadi masalah yang cukup besar dalam teknik membuat
website.
Kalau bagian yang dihilangkan itu akhir dari kalimat, maka kamu perlu memakai empat titik (... .),
tiga titik penanda hilangnya bagian teks, dan satu sebagai tanda akhir kalimat.
Contoh:
-Dia termasuk orang yang setuju dengan … .

Penggunaan Tanda Baca Hubung (-)

1. Menyambung Huruf Kata dan Penulisan Tanggal


Tanda hubung dipakai untuk menyambung huruf dari kata yang dieja satu per satu dan digunakan
juga pada penulisan tanggal.
Contoh:
R-u-a-n-g-g-u-r-u
-19-08-1998
2. Menyambung Suku
Tanda hubung berfungsi untuk menyambung suku dari kata dasar dan imbuhan yang terpisah oleh
pergantian baris.
Contoh:
- Ririn membeli baju lengan pan-
jang di Pasar Tanah Abang.
- Jangan sampai kamu memberi-
kan berita yang tidak benar.
Pengecualian terhadap pemotongan suku kata jika huruf terakhir pada kata tersebut ialah huruf
vokal
Contoh:
Sejak diperketatnya aturan tersebut, para pemudik itu
seperti kesulitan mencari celah untuk pulang kampung.
Bukan
Sejak diperketatnya aturan tersebut, para pemudik i-
tu seperti kesulitan mencari celah untuk pulang kampung.

3. Memperjelas Hubungan
Tanda hubung dipakai untuk memperjelas hubungan bagian kata/ungkapan serta penghilangan
bagian kelompok kata.
Contoh:
- ber-evolusi
- dua puluh lima-ribuan (25 x 1.000)
Coba di bandingkan dengan ini:
- ber-revolusi
- dua-puluh-lima-ribuan (20 x 5.000)

4. Menyambung Unsur Kata Ulang


Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata yang berulang.
Contoh:
- mondar-mandir, kanan-kiri
- anak-anak, kuda-kuda
5. Merangkai Kata Depan dengan Huruf Kapital
Tanda hubung juga dipakai untuk merangkai:
(a) se- dengan kata selanjutnya dengan awalan kapital,
(b) ke- dengan angka,
(c) angka dengan –an,
(d) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan
(e) nama jabatan rangkap.
Contoh:
- se-Jawa Barat
- era 90-an
- mem-PHK-kan
- Menteri-Sekretaris Negara

Penggunaan Tanda Baca Pisah (—)

1. Membatasi Penyisipan Kata


Jika ada pembatasan penyisipan kata atau kalimat yang memberikan penjelasan khusus di luar
konteks kalimat, maka digunakan tanda pisah.
Contoh:
-Kesuksesan itu—saya yakin akan tercapai—harus diperjuangkan oleh dirinya sendiri.

2. Tanda Pisah Dua Bilangan


Tanda pisah dipakai juga di antara dua bilangan/tanggal yang menunjukkan arti “sampai”
Contoh:
- 2019 – 2020
- Medan, 13 – 20 Januari 2015
- Bandung – Surabaya

3. Penegasan Keterangan Aposisi


Tanda pisah bisa dipakai untuk penegasan keterangan aposisi (keterangan lain) sehingga kalimat
menjadi lebih jelas.
Contoh:
Anggota komunitas itu – Shabrina, Devi, dan Nanda – sudah memberi dampak positif yang cukup
besar bagi lingkungan sekitarnya.

Penggunaan Tanda Baca Kurung (())

1. Mengapit Angka
Kamu bisa memakai tanda baca kurung untuk digunakan mengapit angka atau huruf yang merinci
suatu urutan.
Contoh:
-Harta kekayaannya meliputi (a) logam mulia, (b) properti, dan (c) saham.
2. Mengapit Huruf
Tanda kurung dipakai mengapit huruf atau kata yang kemunculannya di kalimat dapat dihilangkan.
Contoh:
-Pendaki amatiran tidak diperkenankan untuk mendaki sampai (puncak) Mahameru.

Penggunaan Tanda Baca Kurung Siku ([ ])

1. Mengapit Keterangan
Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan yang ada di kalimat penjelas.Kalimat penjelas
ini sebelumnya sudah bertanda kurung.
Contoh:
– Persamaan dari metode pengajaran itu (perbedaannya [lihat halaman 33-45] cukup signifikan)
memberikan output yang kurang lebih sama dengan tujuan awal..

2. Mengapit Huruf, Kata, atau Kelompok


Tanda kurung siku ini bisa dipakai dalam hal pengoreksian kalimat yang ditulis oleh orang lain. Tanda
ini menyatakan bahwa ada kesalahan atau kekurangan huruf pada naskah aslinya.
Contoh:
-Para pemuda juga wajib berperan dalam pemberdaya[a]n masyarakat di lingkungan sekitar tempat
mereka tinggal.

Penggunaan Tanda Baca Garis Miring (/)

1. Pengganti Kata Hubung


Garis miring digunakan sebagai pengganti kata dan, atau, serta tiap (per).
Contoh:
- pria/wanita
- harga permen itu Rp1.000,00/butir

2. Dipakai pada Nomor Surat dan Kalimat


Tanda garis miring juga dipakai dalam nomor surat serta penanda rentang masa tahun yang terbagi
dalam dua tahun takwim.
Contoh:
- No. 036/Kep/BKD/2020
- Tahun Ajaran 2020/2021
Penggunaan Tanda Baca Apostrof (‘)

1. Penggunaan Kata Khusus


Dalam penulisan, tanda ini digunakan dalam penulisan nama serta kata khusus dari serapan bahasa
asing.

Contoh:
- Ahmad Syafi’i (bukan ‘Syafi i’ atau ‘Syafii’)
- Surat Al-An’am (bukan Al-An am atau Al-Anam)

2. Menunjukkan Penghilangan Bagian Kata


Tanda apostrof juga dipakai untuk menunjukkan penghilangan bagian kata atau angka dalam tahun.
Contoh:
- Deni ‘lah orang yang menyelamatmu (‘lah = adalah)
- 19 Februari ’21 (’21 = 2021)

Penggunaan Tanda Baca Petik (“)

1. Petikan Langsung
Tanda petik berfungsi sebagai pengapit petikan langsung dari pembicaraan dalam naskah atau bahan
tertulis lain.
Contoh:
- “Aku lapar,” ucap Ratu.
- Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, “Bahasa negara ialah Bahasa Indonesia.”

2. Penutup Kalimat
Tanda petik dipakai sebagai tanda baca ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung atau
bagian kalimat.
Contoh:
-Tedy sering menjadi “pengacau” dalam setiap kegiatan tim di tempatnya bekerja.

3. Mengapit Istilah Ilmiah


Tanda ini juga bisa dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau memiliki arti
khusus.
Contoh:
-Dalam istilah asing, keadaan semacam inilah yang disebut sebagai “jetlag”.
4. Mengapit Judul
Tanda petik dipakai untuk mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam
kalimat.
Contoh:
-Karangan Salsabila Nanda yang berjudul “Peran UKM terhadap Ekonomi Indonesia” telah
diterbitkan di surat kabar Republika sebagai tema besar halaman Keuangan.

Penggunaan Tanda Baca Petik Tunggal (‘)

1. Mengapit Makna
Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang ada di dalam petikan lain.
Contoh:
-“Kau dengar bunyi ‘ngiung-ngiung’ tadi kah?” tanya Fahri kepada Adi.

2. Mengapit Petikan di dalam Petikan Lain


Petik tunggal juga digunakan dalam penulisan untuk mengapit makna, terjemahan, atau ungkapan
asing.
Contoh:
- feedback ‘umpan balik’
- shut down ‘nonaktif’
3.PENULISAN UNSUR SERAPAN

Dampak pergaulan antarbangsa menimbulkan perkembangan cakrawala

budaya, terjadi keragaman, kombinasi adat istiadat, budaya yang dibawa bangsa yang telah maju
mempengaruhi budaya yang sedang berkembang dan salah satu produk budaya yang paling utama
bersentuhan adalah bahasa.

Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa lain, baik dari
bahasa daerah maupun dari bahasa asing seperti Sanskerta, Arab, Portugis, Belanda, atau
Inggris.Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari pelbagai bahasa lain, baik
dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing seperti Sansekerta, Arab, Portugis Belanda, atau
Inggris.

Penulisan unsur serapan biasanya masih menggunakan bahasa asing, namun tetap dipakai dalam
konteks bahasa Indonesia.
Unsur asing tersebut sudah diserap dan disesuaikan ke dalam bahasa Indonesia, sehingga sering
digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Seiring perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap berbagai unsur asing agar lebih singkat dan
mudah dipahami.
Hal inilah yang membuat unsur serapan bisa diterima oleh masyarakat pada umum dengan lebih
mudah.

Dilihat dari taraf penyerapannya ada tiga macam kata serapan, yaitu:

 1.Kata asing yang sudah diserap sepenuhnya ke dalam bahasa Indonesia, misalnya: kab,
sirsak, iklan, perlu, hadir, badan, waktu, kamar, botol, sekolah, dan ember.

2.Kata asing yang dipertahankan karena sifat keinternasionalannya, penulisan dan


 pengucapan masih mengikuti cara asing. Misalnya shuttle cock, knock out, time out,
check in, built up, complete knock down, fitnes, chip, server, web, linux, microsoft
word, gigabyte, dan lain-lain.
3.Kata asing yang berfungsi untuk memperkaya peristilahan, ditulis sesuai dengan
EYD.
Misalnya komputer
(computer),
 kalkulasi
(calculation),
 matematika
(mathematic),
 infiltrasi
(infil-trasio),
 bisnis
(bussines),
 dan
karakter
(character).
 

Penyesuaian Ejaan Kata Serapan


Penyesuaian ejaan unsur serapan dilakukan dengan kaidah yang sudah baku. Kurang
lebih terdapat 53 jenis yang perlu diperhatikan. Berikut ini beberapa kasus penulisan yang
 perlu mendapat perhatian.
Kata Asing Kata Baku Kata Asing Kata Baku
acceleration akselerasi hydraulic hidraulik
BAB III
PENUTUPAN
A.Kesimpulan
sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana ucapan atau apa yang dilisankan
oleh seseorang ditulis
dengan perantaraan lambang-lambang atau gambar-gambar bunyi.
ejaan memiliki komponen-komponen penulisan huruf, penulisan kata, penggunaan tanda
baca, serta unsur serapan.
penulisan huruf yang terdapat dalam ejaan yaitu penulisan hurf miring dan huruf kapital.
penulisan kata yang terdapat dalam sebuah ejaan yakni kata dasar, kata ulang, kata ganti,
gabungan kata,
pemakaian tanda baca yang terdapat dalam ejaan diantaranya tanda titik, tanda
koma, tanda seru, tanda tanya, titik dua, tanda petik, tanda miring, dll.

 B.Saran

Sebaiknya kita semua bisa menggunakan ejaan bahasa indonesia yang baik dan benar dalam
tulisan maupun perkataan,agar tidak menimbulkan kesalapahaman dalam mengartikannya.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.ruangguru.com/blog/penggunaan-tanda-baca-fungsi-dan-contohnya

https://tukangkonten.com/penulisan-unsur-serapan/

Anda mungkin juga menyukai