Anda di halaman 1dari 9

Makalah

Paham sekulerisme
Dosen Pengampu : Hendra Eka Saputra,SE,M.SEI

Yang Disusun Oleh :

Nurainun : 215210014

Marina nuraini : 215210349

Shelfi helna : 215210415

Yongki gusriadi : 215210073

Dwi aldiansyah : 215210163

Rayhan Mursyidi : 215210206

Program Studi islam dan keilmuan

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Islam Riau

2021
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas
dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami
sangat

mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya
yang lebih baik lagi.

Pekanbaru, 1 maret 2022

penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………………………………………………… 2

Daftar Isi ………………………………………………………………………………………………. 3

Bab I Pendahuluan …………………………………………………………………………………….. 4

A. Paham sekularisme ………………………………………………………………………….…. 4

Bab II Pembahasan ……………………………………………………………………………………....5

A.Pengertian Sekuralisme ………………………………………………………………………..5

B.Sejarah kemunculannya ……………………………………………………………………..…5

C.Dampak sekuralisme dalam keilmuan …………………………………………………………6

Bab III Penutup ……………………………………………………………………………………….…7

A. Kesimpulan …………………………………………………………………………………...8

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Paham sekularisme
Istilah sekularisme pertama kali digunakan oleh penulis Inggris George Holoyake pada tahun 1846.
Walaupun istilah yang digunakannya adalah baru, konsep kebebasan berpikir yang darinya sekularisme
didasarkan, telah ada sepanjang sejarah. Ide-ide sekular yang menyangkut pemisahan filsafat dan agama
dapat dirunut baik ke Ibnu Rushdi dan aliran filsafat Averoisme. Holyoake menggunakan istilah
sekularisme untuk menjelaskan pandangannya yang mendukung tatanan sosial terpisah dari agama, tanpa
merendahkan atau mengkritik sebuah kepercayaan beragama. Sebagai seorang agnostik, Holyoake
berpendapat bahwa "sekularisme bukanlah argumen melawan Kekristenan namun terpisah dari itu.
Sekularisme tidak mengatakan bahwa tidak ada tuntunan atau penerangan dari ideologi lain, namun
memelihara bahwa ada penerangan dan tuntunan di dalam kebenaran sekular, yang kondisi dan sanksinya
berdiri secara mandiri dan berlaku selamanya. Pengetahuan sekular adalah pengetahuan yang didirikan di
dalam hidup ini, berhubungan dengan hidup ini, membantu tercapainya kesejahteraan di dunia ini, dan
dapat diuji oleh pengalaman di dunia ini."

Barry Kosmin dari Institut Pengkajian sekularisme di dalam Masyarakat dan Budaya membagi
sekularisme mutakhir menjadi dua jenis, sekularisme keras dan lunak. Menurutnya, "sekularis keras
menganggap pernyataan keagaaman tidak mempunyai legitimasi secara epistemologi dan tidak dijamin
baik oleh agama dan pengalaman." Namun, dalam pandangan sekularisme lunak, "pencapaian kebenaran
mutlak adalah mustahil dan oleh karena itu, toleransi dan skeptisme harus menjadi prinsip dan nilai yang
dijunjung dalam diskusi antara ilmu pengetahuan dan agama.

BAB II
4
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SEKULARISME
- Sekularisme, sekulerisme, atau sekuler saja dalam penggunaan masa kini secara garis besar
adalah sebuah ideologi yang menyatakan bahwa sebuah institusi atau badan negara harus berdiri
terpisah dari agama atau kepercayaan. Sekularisme dapat menunjang kebebasan beragama dan
kebebasan dari pemaksaan kepercayaan dengan menyediakan sebuah rangka yang netral dalam
masalah kepercayaan serta tidak menganakemaskan sebuah agama tertentu.

-Dalam istilah politik, sekularisme adalah pergerakan menuju pemisahan antara agama dan
pemerintahan. Hal ini dapat berupa hal seperti mengurangi keterikatan antara pemerintahan dan
agama negara, menggantikan hukum keagamaan dengan hukum sipil, dan menghilangkan
pembedaan yang tidak adil dengan dasar agama. Hal ini dikatakan menunjang demokrasi dengan
melindungi hak-hak kalangan beragama minoritas.

B. SEJARAH KEMUNCULAN SEKULARISME


Sekularisme yang tumbuh di dunia Islam adalah produk imperialisme Eropa. Pada abad ke-19 M, negara-
negara Barat yang menjajah negara-negara Islam membawa sebuah ideologi - yang menjadi kepanjangan
budaya asing - bernama sekularisme. "Sekularisme berfungsi sebagai ideologi yang dipaksakan dari luar
oleh para penjajah," ungkap John L Esposito dalam Ensiklopedi Oxford. Salah satu negara Muslim yang
menerapkan sekularisme dan memilih menjadi negara sekuler adalah Turki. Semua bermula ketika
Kekhalifahan Turki Usmani mengalami kekalahan dalam Perang Dunia I. Lalu, muncullah negara baru
Turki di era kepemimpinan Mustafa Kemal yang dikenal sebagai Ataturk. Di bawah kepemimpinannya,
Turki berubah 360 derajat. Ia memilih menjadikan negeri Muslim itu sebagai negara sekuler. "Dia
menghapus kesultanan yang bersifat politik dan kekhalifahan yang bersifat keagamaan," tutur Esposito
yang juga guru besar Studi Islam pada Universitas Georgetown, Amerika Serikat. Di era awal Republik
Turki, kalender Islam diganti dengan kalender masehi. Tulisan Arab tak lagi digunakan dan diganti
dengan tulisan Latin. Muslimah tak boleh lagi mengenakan jilbab. Ratusan masjid dihancurkan. Bahkan,
ada masjid yang dijadikan pub dan kandang kuda. Fakta penghancuran masjid di era awal Republik Turki
diungkapkan oleh seorang petinggi Partai Pembangunan dan Keadilan pejabat provinsi Corum, Salim
Uslu. Seperti dilaporkan Zaman Todays baru-baru ini, Salim mendesak agar Pemerintah  Turki 
merekonstruksi bangunan masjid yang dihancurkan di era kekuasaan rezim partai tunggal. "Ada ratusan
masjid yang dihancurkan dan beralih fungsi menjadi pub dan kandang kuda," ungkapnya. Penghancuran
dan alih fungsi bangunan masjid itu sempat dilakukan penguasa Turki pada era 1923 hingga 1950.
Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan, juga sempat mengatakan pada era rezim partai tunggal
banyak masjid yang dipaksa berubah menjadi kandang kuda. Ia kebijakan pemerintah di era partai tunggal
itu merupakan upaya penistaan terhadap agama dan tempat ibadah. Sekularisasi yang dipaksakan itu
memang telah menjadikan Turki sebagai negara sekuler. Namun, kata Esposito, sekularisasi yang di-
backing-i militer itu tak mampu menghapus Islam sebagai agama yang dipeluk mayoritas penduduk
negeri itu. Pada masa awal Republik Turki berdiri, banyak ulama dan tokoh Islam yang tak sepakat
dengan sekularisme di penjara Salah satunya adalah Said Nursi. Pemberlakuan paham sekularisme di

5
Turki justru telah menimbulkan kesulitan politik secara terus-menerus. Umat Islam di Turki pun
mengalami kejengahan dengan pembatasan yang dilakukan oleh negara terhadap wilayah keimanan dan
keyakinan mereka. Sekularisme yang dipaksakan negara justru memicu perlawanan dari  kalangan Islamis
di negara itu. Puncaknya, pada 1993, para Islamis itu membakar sebuah hotel yang menjadi tempat
diselenggarakannya konferensi kaum intelektual sekuler. Kini, sebagian besar rakyat Turki mendambakan
kembali suasana kehidupan di era Kekhalifahan Turki Usmani. Rakyat mulai memilih partai yang
memperjuangkan Islam. Kaum hawa sudah mulai berani mengenakan jilbab di tempat umum.  Menurut
Esposito, pengalaman yang terjadi di Turki itu membuktikan betapa sekularisasi yang disponsori oleh
negara tidak dapat menciptakan budaya sekuler massa.

C. DAMPAK SEKULARISME DALAM KEILMUAN


1.Menolak hukum yang berlandaskan pada  apa yang Allah turunkan, menyingkirkan syariat dari segala
ruang sisi kehidupan, mengganti wahyu ilahai dengan undang-undang positif yang mereka adopsi dari
orang-orang kafir yang memusuhi Allah dan rasulnya.

2. Merubah dan memanipulasi sejarah islam dan memberikan gambaran (kesan) terhadap masa-masa
keemasan pergerakan pembebasan islamsebagai zaman kebiadaban yang sarat dengan kekacauan dan
ambisi-ambisi pribadi.

3. Merusak sistem pendidikan dan memperalatnya untuk menyebarkan pemikiran sekuler, melalui:

a.       Menebarkan pemikiran-pemikiran sekuler yang menjadi materi siswa dan mahasiswa.
b.      Mengurangi jam pelajaran yang disediakan untuk materi agama
c.       Melarang mempelajari teks-teks tertentu yang mengungapkan kesalahan paham sekuler
d.      Merubah nash-nash syar’i dengan penjelasan yang serampangan dan tidak lengkap
e.       Menyingkirkan para guru yang memegang teguh ajaran agama dari tugas mengajar
f.       Menjadikan materi agama sebagai materi tambahan

4. Menghilangkan perbedaan antara muslim dan kafir

5 .Mempromosikan budaya serba boleh, melalui :

a.       Undang-undang yang melegalkan perbuatan amoral


b.      Aneka ragam media informasi baik online, maupun offline
c.       Menolak kewajiban berhijab dan menerapkan busana terbuka dan pergaulan bebas antara
laki-laki dan perempuan di lembaga-lembaga pendidikan.

6. Melawan gerakan dakwah islamiyah melalui:

a.       Mempersempit ruang gerak penyebaran buku-buku islam, serta memperlebar ruang bagi
buku-buku menyimpang
b.      Melonggarkan ruang bagi tokoh-tokoh secular

7. Menangkap aktivis dakwah, memusuhi dan melontarkan tuduhan palsu kepada mereka

8. Merongrong tokoh muslim yang tidak mau berdamai dengan ideologi sekular, dengan jalan isolasi atau
penjara

6
9. Menolak kewajiban jihad di jalan Allah

10. Menyuarakan fanatisme terhadap bangsa dan tanah air

BAB III

7
PENUTUP

A. kesimpulan

Sebagai cabang dari pemikiran filsafat, sekulerisme dalam penggunaan masa kini secara
garis besar adalah sebuah ideologi yang menyatakan bahwa sebuah institusi atau badan harus
berdiri terpisah dari agama atau kepercayaan. Sekularisme juga merujuk ke pada anggapan
bahwa aktivitas dan penentuan manusia, terutama yang politis, harus didasarkan pada apa yang
dianggap sebagai bukti konkret dan fakta, dan bukan berdasarkan pengaruh keagamaan.

Sekularisme menginginkan adanya pembebasan tajam antara agama dan ilmu pengetahuan
dan memandang ilmu pengetahuan otonom pada dirinya. Manusia mempunyai otonomi untuk
berbuat bebas sesuai dengan apa yang ia kehendaki berdasarkan rasio. Dalam perkembangannya
selanjutnya sekularisme yang terkristalkan dalam paham filsafat, menjadi paham ideologi politik
dan sosial, dimana negara dan kehidupan sosial terlepas dari interpensi agama.

Islam memandang sekularisme sebagai paham yang kontradiktif dengan ajaran Islam.
Dalam sekularisme pendiokotomian seluruh aspek kehidupan dengan agama sangat kontras,
karena ia meyakini tidak terdapat hubungan yang signifikan diantara keduanya. Sedangkan Islam
merupakan sistem sempurna yang merangkum urusan kehidupan manusia semuanya. Ia
merangkum negara, kerajaan, rakyat, akidah, syariat, akhlak, ekonomi, keadilan, undang-undang,
ilmu, jihad, dakwah, kemiliteran dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA

8
Al-Attas, S.M.A., 1981, Islam dan Sekularisme, diterjemahkan oleh: Karsidjo Djodjosuwarno,
Peneribit Pustaka, Bandung.

Al-Qardhawi, Y., 1997, Islam dan Sekularisme, diterjemahkan oleh: Amirullah Kandu, Lc., CV.
Pustaka Setia, Bandung.

Hakim Atang abdul, 200. Filsafat Umum dari Metologi sampai Teofilosofi, Bandung: CV Pustaka
Setia. 2008.

Ismail Faisal, 1984. Tentang Sekuler, Sekularisme, dalam Percikan Pemikiran Islam.

Lembaga Pengkajian dan Penelitian WAMI, 1995, Gerakan Keagamaan dan Pemikiran,
diterjemahkan oleh: A. Najiyulloh, Al-Ishlahy Press, Jakarta.

Pardoyo, 1993, Sekularisasi dalam Polemik,Pustaka Utama Grafitti, Jakarta.

Rasjidi, H.M., 1997, Koreksi terhadap Drs. Nurcholis Madjid tentang Sekularisme, Bulan Bintang,
Jakarta

Solihin, M., 2007, Perkembangan Pemikiran Filsafat Dari Klasik Hingga Modern, CV. Pustaka Setia,
Bandung.

Anda mungkin juga menyukai