Anda di halaman 1dari 26

Kelompok 2

KAIDAH EJAAN YANG DISEMPURNAKAN


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia
Dosen : Candra Purnomo, M.Pd.I

Disusun:
Sonia
NIM. 1904140079
Pahriansyah
NIM.1904140038
Yuni saputri
NIM.1904140064

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGAKARAYA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
JURUSAN EKONOMI BISNIS
PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH
TAHUN 2020 M/1441 H
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dan atas
segala limpahan rahmat, karunia, dan Hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah tentang Serta penulis juga berterima kasih kepada bapak
Candra Purnomo, M.Pd. selaku dosen pengampuh mata kuliah “Bahasa
Indonesia” dan semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis harap makalah ini akan bermanfaat dalam rangka menambah pengetahuan
juga wawasan pembaca menyangkut Kaidah Ejaan yang Disempurnakan.
Harapan penulis dengan adanya makalah ini bisa menjadi sesuatu yang
bermanfaat bagi pembaca semua, khususnya para mahasiswa/mahasiswi ekonomi
syariah dan semua pihak pada umumnya. Mudah-mudahan makalah ini bisa
dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf jika
ssterdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca demi perbaikan makalah ini di saat
yang akan datang.
Terlepas dari kekurangan-kekurangan makalah ini, penulis berharap
semoga makalah ini bermanfaat bagi teman-teman pembaca dan menjadikan amal
shaleh bagi penulis. Amin yaa rabbal’alamin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Palangka Raya, 13 maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................
B. Rumusan Masalah..................................................................................
C. Tujuan Penulisan....................................................................................
D. Metode Penulisan...................................................................................
BAB II PEMBAHASAN............................................................................
A. Pengertian Ejaan Yang Disempurnakan.................................................
B. Pemakaian Huruf Kapital.......................................................................
C. Tanda Baca.............................................................................................
D. Pemakaian Huruf Miring........................................................................
BAB III PENUTUP....................................................................................
A. Kesimpulan.............................................................................................
B. Saran.......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap manusia selalu berkeinginan untuk menjalanin hubungan
dengan orang lain di lingkungannya. Hal ini merupakan akar kuadrat dari sifat
manusia sebagai mahluk sosial. Dalam menjalani hubungan tersebut,bahasa
memiliki peranan penting. Bahasa tidak dapat terpisahkan dari manusia dan
mengikuti dirinya dalam setiap kegiatannya.
Bahasa merupakan salah satu kemampuan manusia yang terpenting
yang menjadikan mereka unggul atas mahluk Allah lainnya. Bahkan bahsa juga
merupakan media utama dalam berkomunikasi. Dengan bahasa, manusia dapat
mengemukkan pikiran, idea-idea,perasaan,keinginan,dan lain-lain.
Tapi kebanyakan orang salah dalam menggunakan EYD dalam
penulisaan EYD dan pengejaannya. Banyak terdapat salah penulisan tanda
baca danpenepatan huruf miring dan penempatan huruf kapital yang salah
dalam menggunakan.
Suatu kesalahan besar jika mengangap bahwa pemilihan kata adalah
suatu persoalan yang sederhana, tidak perlu di bicarakan atau di pelajari karena
terjadi dengan sendirinya secara wajar pada diri manusia. Dalam kehidupan
sehari-hari sering kali kita menjumpai orang-orang yang sangat sulit
menggungkapkan maksud atau segala sesuatu yang ada dalam pikirannya dan
sedikit sekali variasinya bahasanya kita pun sering sekali mendengarkan orag-
orang yang boros dalam memakai pembendahara katanya, namun tidak
memiliki maknayang begitu berarti. Oleh karena itu, agar tidak terseret dalam
dua hal tersebut, kita harus mengetahui betapa pentingnya peranan kata dalam
kehidupan sehari-hari.
Ada beberapa kasus yang melatar belakangi penerapan EDY sebagai
salah satu kriteria kelayakan sebuah naskah, baik dalam penggunaan kata baku,
istilah, tanda baca maupun singkatan/angkronim. terjadi, seperti penggunaan
kata nonbaku dan penggunaan tanda baca yang keliru.
Ada beberapa faktor yang membuat kaidah-kaidah ejaan yang
disempurnakan ini ditulis yaitu karena mahasiswa kurang tahu bentuk dasar
dari kata bentukan tersebut, dengan pemahaman terhadap kata dasar yang
salah. Selain itu, penggunaan tanda titik dua juga merupakan salah satu
faktornya.

A. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian ejaan?
2. Bagaimana pemakaian huruf kapital?
3. Bagaimana pemakaian tanda baca?
4. Bagaimana pemakaian huruf miring?

B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui ejaan yang disempurnakan.
2. Untuk mengetahui penggunaan huruf kapital serta contoh
penggunaannya.
3. Untuk mengetahui pemakaian huruf miring serta contohnya.
4. Untuk mengetahui penggunaan tanda baca.

C. Metode Pencarian
Adapun metode yang digunakan penulis dalam menyelesaikan
makalah ini yaitu menggunakan referensi buku-buku dari perpustakaan,
melalui pencarian dari internet dan E-book.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian EYD
Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi
ujaran da bagaimana antar hubungan antara lambang-lambang itu sendiri.
Ejaan yang disempurnakan ( EYD) ejaan bahasa indonesia yang berlaku sejak
tahun 1972. Ejaan mencakup penulisan huruf ( huruf besar/kapital dan huruf
miring), penulisan kata, penulisan unsur serapan, penulisan angka, dan
pemakaian tanda baca. Dilihat dari usianya, implementasi EYD dalam
penulisan sudah cukup lama karena lebih dari tiga dasawarsa. Namun,
kenyataannya menunjukkan bahwa sampai saat ini masih sering dijumpai
tulisan yang tidak taat asas atau menyimpang dari ketentuan yang telah
ditetapkan.1

B. Pemakaian huruf Kapital


Penggunaan huruf kapital dalam tulisan ilmu sering terjadi kesalahan
penerapannya. Kesalahan ini disebabkan beberapa faktor, antara lain
disebabkan karena ketidaktahuan, kebiasaan, maupun karena pengaruh
penggunaan bahasa yang tidak resmi ( bahasa gaul dan lain-lain). Secara umum
fungsi huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama dalam kalimat. Namun
secara perinci fungsi huruf kapital, sebagai berikut :2
a. Huruf kapital atau huruf besar di pakai sebagai pertama kata pada awal
kalimat.
Contoh:
(1) Dia membaca buku.
(2) Apa maksudnya?
(3) Kita harus bekerja keras.
(4) Perkerjaan itu akan selesai dalam satu jam.
(5) Dilarang meroko!
(6) Pada akhirnya, Rani berjumpa dengan ayahnya juga.

1
Sri Hapsari Wijayanti, Bahasa Indonesia: Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah,
Jakarta: PT. RAJAGRAFINDO PERSADA, 2013, HLM.115
2
Ibid hlm. 117
b. Huruf kapital dipakai sebagi huruf pertama dalam kalimat yang berupa
petikan langsung. Tanda baca sebelum tanda petik awal adalah koma (,),
bukan titik dua (:), Tanda baca akhir ( tanda titik, tanda seru, dan tanda
tanya) dibubuhkan sebelum tanda petik penutup.3
Contoh:
(1) Pak Marto bertanya,” Kapan Pak Amin pulang?”
(2) “ Kemaren engkau tidak masuk kuliah,ya?” katanya.
(3) Pak dosen menasehati saya,” Belajarlah dengan tekun Nak, supaya
nilai IPK-mu bagus semester ini.”
(4) Pada saat ujian akan dimulai,kepala sekolah berkata ”Dilarang me-
nyontek!”
(5) “Pendidikan di Inonesia megalami kemunduran akibat ketidakmampuan
guru menerapkan Kurikulum 2013.” Ujarnya.
c. Huruf kafital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang
berhubungan dengan hal-hal keagamaan agama( seperti, Islam, Kristen, dan
Buddha), kitab suci, dan nama Tuhan, termasuk kata ganti-nya. Huruf
pertama pada kata ganti ku, mu dan nya, sebagai kata Tuhan, harus
ditulis dengan huruf kapital ,dirangrakaikan dengan tanda hubung (-). Hal-
hal keagamaan itu hanya terbatas pada nama diri, sedangkan kata-kata ang
menunjukan nama jenis, seperti jin, iblis, surga, malaikat, mahsyar, zakat,
dan puasa meskipun bertalian dengan keagamaan tidak diawali dengan
huruf kapital.4
Contoh:
(1) Limpahkanlah rahmat-mu ya Allah
(2) Dalam Al-Qur’an diajarkan supaya manusia berakhlak mulia.
(3) Dengan rahmat-Nya dapat berkumpul diruangan ini.
d. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar (kehormatan,
keturunan,agama), jabatan dan pangkat yang di diikut nama orang. Akan
tetapi ,jika dalam rangkaia tulisan itu sudah ditafirkan bahwa penyebutan

3
Sri Hapsari Wijayanti, Bahasa Indonesia: Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah,
Jakarta: PT. RAJAGRAFINDO PERSADA, 2013, HLM.118
4
Ibid hlm. 122
yag tanpa nama mengacu kepada orangnya hal itu harus menggunakan huruf
kapital.
Contoh:
(1) Pergerakan itu dipimpin oleh Haji Badarruzaman.
(2) Calon Jemaah Haji Sumsel berjumlah 789 orang tahun ini.
(3) Seorang Bupati akan bertanggung jawab dengan daerahnya.
(4) Pagi ini Menteri perdangan terbang ke pulau bangka,di sana Menteri
beristirahat.
(5) Hari Raya Idul Fitri selalu dinantikan oleh umat Islam setiap tahunnya.
(6) Briptu Mario dilantik pada senin pagi.
e. Kata-kata seperti vas, den, bin dan ibnu yang digunakan sebagai nama
orang, tetap ditulis dengan huruf kecil kecuali kata -kata itu terletak pada
awal kalimat.
Contoh:
(1) Tokoh tananm paksa adalah Van den Bosch.
(2) Pergerakan itu dipimpin oleh Hasbullah bin qirom.
(3) Kegitan ceramah agama itu dipimpin oleh Saipul ibu Abbas.
f. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa.
Aan tetapi ,jika hal itu menunjukan nama jenis( seperti, petai cina, jeruk
bali, dan dodol garut ) atau mendapat awalan dengan akhiran sekaligus
( seperti, kekomerig-kekomering) harus ditulis dengan huruf kecil.
Contoh:
(1) Dalm bahaa Komering terdapat kata umbai’nenek’.
(2) Kita harus bertekad menyukseskan bahasa Palembang asli yang hmapir
punah.
(3) Saya prihatin melihat suku Anak Dalam Jambi.
(4) Penggunakan bahasaindoneia harus selalu dibudidayakan.
(5) Kebiasan sukuAborigin adalah berburu dngan mengunakn boomerang.
(6) Bangsa Indonesia telah dijajah oleh bangsa banda selama 350 tahun.
g. Huruf besar dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari raya, dan
peristiwa sejarah.
Contoh:
a. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari dan
hari raya.
Contoh;
Tahun Hijriah Tarik Masehi
Bulan Agustus bulan Mulid
Hari jumat hari Galungan
Hari lebaran hari Natal
b. Huruf Kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama peristia
sejarah.
Contoh:
Perang candu
Perang dunia 1
Prolakmasi kemerdekan Indonesia
Sumpah pemuda
c. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang
tidak digunakan sebagai nama.
Contoh:
Soekarno dan Hatta memporlakmasikan kemerdekaan Indonesia.
Perlombaan senjata membawa risiko perang dunia.
d. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas Geografi. Akan
tetapi menunjukan nama khas geografi, kata-kata seperti selat, teluk,
terusan, gunung, kali, danau, dan bukit ditulis dengan huruf kecil.
Contoh:
(1) Danau Ranau terletak di pulau Sumatra
(2) Telah sampai ke teluk saya berlayar, tetapitidak ku emukan dirimu.
(3) Ayahku barupulang dari Mekkah.
(4) Pulau Bali diminati turis macanegara sebagai tempat liburan musim
panas.
(5) Di pelabuhan Merak Banten terjadi antrean Panjang penumpang
kampung.5

5
Sri Hapsari Wijayanti, Bahasa Indonesia: Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah,
Jakarta: PT. RAJAGRAFINDO PERSADA, 2013, HLM.135-138
e. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama resmi badan, Lembaga
pemerintahan dan ketatanegaraan serta nama dokumen resmi. Akan
tetapi,jika tidak menunjukan nama resmi, kata- kata seperti itu ditulis
dengan huruf kecil.
Contoh:
(1)Program “ Keluarga Mandiri” dikampanyekan oleh Dinas Sosial.
(2)Menurut undang-undang dasar kita,semua warga negara mempunyai
hak yang sama.
(3)Anggota DPR diwajibkan mengikuti siding paripurna di Jakarta.
(4)PT Pusri menjadi produsen pupuk nasional.
(5)Pulau We merupakan salah satu pulau yang termasuk dalam wilayah
Negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
f. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata di dalam nama
buku ,majalah, surat kabar , dan judul karangan, kecuali kata partikel
seperti: di ke, dari, untuk yang dan sejenisnya, yang tidak terletak pada
posisi awal.
Contoh:
Marah Rusli mengarang buku siti Nurbaya, sedangkan saya mengarang
buku Dari Palembang ke lampung kukejarMimpiku.
g. Huruf kapital dipakai dalam singkatan nama gelar dan sapaan, kecuali
gelar dokter.
Contoh:
(1) Mata Kuliah Bahasa Indonesia diajarkan oleh Dra. Mulyati,M.Pd
(2) Setelah diperiksa oleh dr.Mulyadi,kondisi adik mulai membaik.
(3) Prof.Antoniusadalah penulis terkenal asal Medan.
(4) Bripda Anang Hermanto adalah salah satu polisi yang berprestasi.
(5) Kepada Bapak /Ibu yang hadir,mohon berdiri!
(6) Apakah Anda sudah melakukan hidup sehat?
(7) Seminar pendididksn itu dibuks oleh prof.Dr.indawan,M.Pd
Catatan:
Ada perbedaaan anatara gelar Dr.dan dr.( doctor dituliskan denagan D
kapital dan r kecil jadi Dr., sedangkan dokter, singkatanna ditulis
dengan d dan r kecil, dr).6
h. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan, seperti bapak, ibu, saudara, kakak,adik,dan paman yang
dipakai sebagai kata ganti atau sapaan. Kata “Anda” juga diawali huruf
kapital.
Misalnya:
(1)Sarandari saudara akan saya pertimbangkan dahulu.
(2)Zubaidah bertanya kepada ibunya,’ Ibu, apakah perjalanan ini akan
diteruskan?”
(3)Kita harus menghormati Ibu dan Bapak kita
(4)“Kapan kamu mau pergi ke sekolah , Dik ?”Ujar Dina.
(5)“ Apakah Anda sudah menyelesaikan tugas yang saya berikan?”
Tanya bu guru.
C. Tanda Baca
Tanda baca adalah tanda yang di pakai dalam sistem ejaan. Tanda baca
dapat membantu pembaca untuk memahami makna tulisan dengan tepat.
Bayangkan jika tulisan tanpa tanda baca. Pati tulisan tersebut membingungkan
pembaca.
Tidak seperti ketika berbicara, lawan berbicara dapat memahami
maksud pembicara karena pembicara dapat menggunakan intonasi, gerak
tubuh,atau unsur-unsur nonbahasa lainnya. Bahkan, lawan bicara dapat
bertanya langsng kepada pembicara jika kurang memahamituturannya. Hal ini
tidak terjadi dalam interaksi penulis pembaca. Oleh karena itulah penulis perlu
menguasi tanda baca sebagai “jembatan “yang dapat mewakili maksuddan
pikirannya.7
Ada lima belas tanda bacayang akan dipaparkan dalam unit ini.
1. Tanda Titik (.)

6
Sri Hapsari Wijayanti, Bahasa Indonesia: Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah,
Jakarta: PT. RAJAGRAFINDO PERSADA, 2013, HLM.140-141
7
Ibid hlm. 142
a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau
seruan.
Contoh:
Ayahku tinggal di solo.
Biarlah mereka duduk disana.
Dia menanyakan siapa yang akan dating.
Hari ini tanggal 6 April.
Marilah kita mengheningkan cipta.
b. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam satu
bagan,ikhtisar,atau daftar.
Contoh:
a) Kementerian Dalam Negeri
 Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa
 Direktorat Jenderal Agraria
b) Patokan Umum
 Isi Karangan
 Ilustrasi
 Gambar Tangan
 Tabel
 Grafik

Catatan :
Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu
bagian atau ikhtisar jika angka atau huruf ini merupakan yang terakhir dalam
deretan angka atau huruf.
c. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam ,menit, dan detik yang
menunjukan waktu.
Contoh:
 Pukul 11.35.20 ( pukul 1 lewat 35 menit 20 detik )
d. Tanda titik di pakai untuk memisahkan angka ,jam, menit, dan detik
yang menunjukan jangka waktu.
Contoh:
 1.35. 20 jam ( 1 jam, 35 menit, 20 detik )
 1.35 ( 20 menit, 30 detik )
e. Tanda titik di pakai di anatra nama penulis judul tulisan yang tidak
beakhir dengan tanda tanya atau tanda seru,dan tempat terbit di dalam
daftar pusaka.
Contoh:
 Siregar, Merari.1920 Azab dan sengsara.Weltevreden : Balai
Poestaka.
f. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatan.
Contoh:
 Desa itu berpendudukan 24.200 orang.
 Gempa yang terjadi semalam menewaskan 1.231 jiwa.
g. Tanda titik tidak dipakai untuk memisah bilangan ribuan atau kelipatan
yang tidak menunjukan jumlah.
Contoh:
 Pak Dahlan lahir pada tahun 1956 di Bandung.
h. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala
keterangan atau kepala ilustarasi, table dan sebagainya.
Contoh:
 Acara Kunjungan Adam Malik
 Bentuk dan Kebudayaan ( Bab 1 UUD 1945 )
i. Tanda titik tidak dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal
surat atau (2) nama dan alamat penerima surat.
Contoh:
 1 April 1991
 Yth.Sdr.Moh.Hasan ( tanpa titik )
 Jalan Arif 43 ( tanpa titik )
 Palembang ( tanpa titik )
2. Tanda Koma (.)
a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian
antau pembilangan.
Contoh:
 Saya membeli kertas, pena, dan tinta.
 Satu, dua,…tiga!
b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan suatu kalimat setara yang satu
dari kalimat seatra berikutnya yang didahului kata tetapi atau
melainkan.
Contoh
 Saya ingin dating , tetapi hari hujan.
 Didi bukan anak saleh, melainkan anak Pak Kasim.
c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat jika anak kalimat itu mendahulu induk kalimat.
Contoh :
 Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
 Karena sibuk,ia lupa akan janjinya.

 Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari


induk kalimat jika anak kalimat itu mengiringi induk
kalimatnya.
Contoh
 Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
 Dia lupa akan janjinya karena sibuk.
d. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubungna
antarkalimat yang dapat pada awal kalimat, termasuk di dalamnya oleh
karena itu,lagi pula meskipun demikian, dan akan tetapi.
Contoh :
 ….oleh karena itu, kita harus berhati-hati.
 ….jadi, soalnya tidak semudah itu.
e. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata, seperti , oh, ya, wah,
aduh, kasihan, dan kata lain yang terdapat di dalam kalimat.
Contoh :
 Oh,begitu?
 Wah,bukan main !
 Hati-hati,ya,nanti jatuh.
f. Tanda koma di pakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian
lain di dalam kalimat.
Contoh :
 Kata ibu “ Saya gembira sekali “
 Saya gembira sekali,”kata Ibu,”Karena kamu lulus.”
g. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat,(ii ) bagian-bagian
alamat ,(iii) tempat dan tanggal,(iv) nama tempat dan wilayah atau
negari yang ditulis berurutan.
Contoh :
 Dekan Fakultas Ekonomi,
 Unika Atma Jaya,
 Jalan Jenderal Surdiman 51,
 Jakarta,

 Sdr. Arkananta
 Kp.Tawing No.1,
 Cinangka,Serang ,Banten

 Surabaya, 10 Maret 2020,


 Jakarta, Indonesia,
h. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik
susunannya dalam daftar pustaka.
Contoh :
 Alisjahbana, Sultan Takdir. 1949. Tatabahasa Baru Bahasa
Indonesia, Jidil 1 dan 2. Djakarta : PT Pustaka Rakyat
i. Tanda koma di antara bagian- bagian I dalam catatan kaki.
Contoh :
 W.J.S. Poerwadarmita, Bahasa Indonesia untuk Karang
Mengarang ( Yogyakarta: UP Indonesia 1967),hlm 4.
j. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akedemik yang
mengikutinya untuk membedakan dari singkatan nama diri, keluarga,
atau marga.
Contoh :
 C Ratulangi,S.E.
 Khadijah,M.A.
 Prof. Dr. Tanti Nababan,S.H.,M.Hum.
k. Tanda koma dipakai dimuka angka persepuluh atau di antara rupiah
dan sen yang dinyatakan dengan angka.
Contoh :
 12,5 m
 Rp 12,50
l. Tanda koma dipakai untuk mengampit keterangan tambahan yang
sifatnya tidak membatasi.
Contoh
 Guru saya, pak Ahmad, pandai sekali
 Di kampung kami, banyak mahasiswa, laki-laki atau
perempuan, mengikuti latihan paduan suara.
 Andini, yang baju biru, manajer baru di perusahan kami.
 Bandingkan dengan keterangan yang bersifat membatasi dan
pemakaiannya tidak diapit tanda koma.
 Contoh
 Semua mahasiswa yang lulus ujian harus segera
mendaftaarkan diri.
m. Tanda koma dapat dipakai untuk menghidari salah baca di belakang
keterangan yang dapat pada awal kalimat.
Contoh:
 Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan
sikap yang sungguh-sungguh. Atas bantuan Agus, Karyadi
mengucapkan terima kasih.
 Bandingkan dengan kalimat berikut.
Kita memerlukan sikap yang sunggu-sungguh dalam pembinaan dan
pengembangan bahasa.
Karyadi mengucapkan terima kasih atas bantuan Agus.
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari
bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petian langsung itu
beakhir dengan tanda tanya atau tanda seru.
Contoh :
 “ Di mana Saudara tinggal ?”tanya Karim.
 “ Berdiri lurus-lurus!”perintahnya.
3. Tanda Titik Koma (;)
a) Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat
yang sejenis dan setara.
Contoh :
Malam makin larut ; pekerja belum selesai juga.
b) Tanda titik koma dipakai sebagai sebagai pengganti kata penghubung
untuk memisahkan yang setara di dalam kalimat majemuk.
Contoh :
 Ayah mengurus tanaman di kebun itu; ibu ibuk berkerja di
dapur; adik menghafal nama-nama pahlawan nasional.8
4. Tanda Titik Dua ( : )
a. Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pertanyataan lengkap
jika diikuti rangkaian perintah.
Contoh
 Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga : meja,kursi,
dan lemari.
 Hanya dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan itu : hidup
atau mati.
 Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian atau pemerian
itu merupakan rincian yang mengakhiri pernyatan.
Contoh :

8
Sri Hapsari Wijayanti, Bahasa Indonesia: Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah,
Jakarta: PT. RAJAGRAFINDO PERSADA, 2013, HLM.143-150
 Kita memerlukan kursi ,meja,dan lemari.
 Para pejuang harus memili hidup atau mati.
 Fakultas itu memounyai jurusan ekonomi umum dan jurusan
eonomi perusahan.
b. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
rincia.
Contoh :
 Ketua : Kresna Wijaya
 Sekretaris : Cindy Puspitasari
 Bendahara : Abdillah F.S
 Tempat Sidang : Ruang 104
 Hari : Senin
 Pukul : 09.30 WIB
c. Tanda titik dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukan
pelaku dalam percakapan.
Contoh :
 Ibu ( meletakkan beberapa kopor): “Bawa kopor ini,Mir!”
 Amir: “Baik, bu.” ( menggangkat kopor dan mask )
d. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii)
di antara bab dan ayat di dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan
anak judul suatu karangan ,serta (iv) nama kota dan penerbit buku
acuan dalam karangan.
Contoh :
 Tempo,1 (1971),34:7
 Surat yasin : 9
 Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi Kasus.
 Tjokronegoro,Sutomo.1968. Cukupkah Saudara Membina
Bahasa Persatuan Kita? Djakarta: Eresco.
5. Tanda Hubung (-)
a. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh
pergantian baris.
Contoh :
Dokter muda yang baru lulus itu ditunggu pasien-pasien.
b. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakannya
atau akhiran dengan bagian kata di depannya pada pengertian baris.
Contoh :
 Kini ada acara baru untuk mengukur panas.
 Senjata itu merupakan alat pertahanan yang canggih.
 Akhiran – i tidak dipenggal supaya jangan terhadap satu huruf
saja pada pangkal baris.
c. Tanda hubungan menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh : Anak-anak
Kemerah-merahan
Angka 2 sebagai tanda ulang hanya digunakan pada tulisan cepat dan
notula,tidak di pakai pada teks karangan.
d. Tanda hubung menyambung huruf kata dieja satu-satu dan bagian-
bagian tanggal.
Contoh :
 p-a-n-i-t-i-a
 30-01-2013
e. Tanda hubung boleh dipakai untu memperjelas (i) hubungan bagian-
bagian kata atau ungkapan dan (ii) penghilang bagian-bagian
kelompok kata.
Contoh :
 Ber-ev0lusi
 Dua puluh lima ribuan
 Bandingan dengan
 Be-revolusi
 Dua-puluh-lima-ribuan
f. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (i) se- dengan kata
berikutnya yang mulai dengan huruf kapital,(ii) ke- dengan angka,(iii)
angka dengan -an, (iv) singkatan dengan hurufkapital atau dengan
imbuhan atau kata, dan (v) nama jabatan rangkap.
Contoh :
 Se-Jawa Barat
 Hadiah ke-2
 Tahun 50-an
 Mem-PHK-KAN
 Hari-H
 Sinar – X
 Menteri-sekretraris Negara
g. Tanda hubung dipakai untuk merangaikan unsur bahasa indonesa
dengan unsur bahasa asing.
Contoh :
 di-smash
 Pen-tackel-an
 Meng-up date

6. Tanda Pisah (-)

a. Tanda pisah membatasi penyisipan kataatau kalimat yang memberi


penjelasan diluar bangun kalimat.

Contoh :

 Memerdekakan bangsa itu -saya yakin akan tercapai-


diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.

b. Tanda pisah menegaskan adanya keterangan aposisi atau


keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih jelas.

Contoh :

 Rangkaian temuan ini -evolusi, teori kenisbia, dan kini juga


pembelahan atom- mengubah konsepsi kita tentang
semesta.

c. Tanda pisah dipakai diantara dua bilangan, tanggal, atau tampat


dengan arti “sampai dengn”.
Contoh :

 19-10-1945
 Tanggal 5-10 April 1970
 Jakarta-Bandung

7. Tanda Tanya (?)

a. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.

Contoh :

 Kapan ia berangkat?
 Saudara tahu, bukan?

b. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan


bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan
kebenarannya.

Contoh :

 Dia dilahirkan pada tahun1993 (?) di jakarta.


 Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.

8. Tanda seru (!)

a. Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa


seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidak
percayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.

Contoh :

 Alangkah seramnya peristiwa itu!


 Bersihkan kamar itu sekarang juga!
 Merdeka!

9. tanda petik (“...”)


a. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lainnya.

Contoh :

 “saya belum siap,” kata mira, ”tunggu sebentar!” pasal 36


UUD 1945 berbunyi, “bahasa negara ialah bahasa
indonesia.”

b. tanda petik mengkait judul syair, karangan, atau bab buku yang
dipakai dalam kalimat.

Contoh :

 bacalah “bola lampu” dalam buku dari suatu masa, dari


suatu tempat.
 karangan andi hakim nasoetion yang berjudul “rapor dan
nilai prestasi di SMA” diterbitkan dalam tempo.
 Sajak “berdiri aku” karya amir hamzah terdapat pada
halaman 5 buku itu.

c. tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan


langsung.

Contoh :

 kata tono, “saya minta maaf.”

10. Tanda garis miring (/)

a. Tanda garis miring dipakai dalam nomor surat dan nomor pada
alamat penandaan masa satu tahu yang terbagi dalam dua tahun
takwim.

Contoh :

 No. 12/PM/2012
 Jalan keramat 11/10
 Tahun anggaran 2012/2013
b. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, atau
setiap.

Contoh :

 mahasiswa/mahasiswi
 Harganya Rp 150,00/lembar9

3. Pemakaian Huruf Miring

a. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku,


majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam karanan. Daam tulisan
tangan atau ketikan, kata yang harus dituliskan dengan huruf miring
ditandai oleh garis bawah sate yang terputus-putus, kata demi kata.
Contoh
(1) Majalah pusat Bahasa adalah Bahasa dan kesusastraan.
(2) Berita itu munculdalam surat kabar Sumatera Ekpress.
(3) Berita mengenai kenikan harga BBM selalu di muat dalam koran
harian Kompas
(4) Novel Harry Potter selalu laris di pasaran.
b. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan ata
mengkhususkan huruf,bagian kata,atau kelompok kata.
Contoh :
(1) Sudah saya katakana tidak, sekali lagi tidak. Tolong camkan itu.
(2) Dia bukan menipu melainkan ditipu.
(3) Dilarang merokok!
(4) Jangan meleati batas suci ini.
c. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menulis kata nama-nama
ilmiah atau ungkapan bahasa asing atau bahasa daerah, kecuali yang
sudah disesuaikan ejaannya.
Contoh
(1) Apakah tidak sebaiknya kita menggunakan kata ekspor daripada
kata export?

9
Sri Hapsari Wijayanti, Bahasa Indonesia: Penulisan dan Penyajian Karya Ilmiah,
Jakarta: PT. RAJAGRAFINDO PERSADA, 2013, HLM.152
(2) Politik devide et empire pernah merajalela di negeri ini.
(3) Warning! Jangan membuang sampah sembarangan.
(4) Saya nggak mau pergi ke rumah nenek.
(5) Setibanya di rumah akas,sayalangsung pergi ke sungai.
Catatan:
Penulisan huruf miring ataupun penandaan suatu maksudnya
dengan memakai bentuk huruf tertentu (ditebalkan dan
sebagaimana) merupakan masalah tipografi pencetakan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ejaan adalah penggambaran bunyi bahasa dengan kaidah tulis menulis
yang distandardisasikan, yang lazimnya mempunyai tiga aspek, yakni aspek
fonologis yang menyangkut penggambaran fonem dengan huruf dan
penyusunan abjad, aspek morfologis yang menyangkut penggambaran satuan-
satuan morfologis dan menyangkut penggambaran satuan morfemis serta aspek
sintaksis yang menyangkut penanda ujaran tanda baca.
Bentuk-bentuk kesalahan penggunaan EYD dalam makalah mahasiswa
yakni penggunaan huruf kapital, penggunaan huruf miring, penulisan imbuhan,
penggunaan tanda titik, penggunaan tanda koma dan penggunaan tanda titik
dua. Tujan utama yang ingin dicapai dalam makalah ini adalah mengantarkan
mahasiswa supaya dapat menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar
secara lisan maupun tertulis.
B. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan details lagi dalam menjelaskan tentang kaidah-
kaidah ejaan yang disempurnakan dengan sumber-sumber yang lebih banyak
yang tentunya dapat dipertanggungjawabkan. Penulis menyadari banyak
kekurangan dalam pembuatan makalah ini baik dari segi tata cara pembuatan
maupun pembahasan yang ada dalam makalah ini, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun untuk memperbaiki pembuatan makalah
kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Ngalimun dan Alfulaila, Noor. 2011. Pembelajaran Keterampilan


BERBAHASA INDONESIA. Yogyakarta:CV ASWAJA PRESSINDO
Wijayanti, Sri Hapsari .2013. Bahasa Indonesia Penulisan dan Penyajian
Karya Ilmiah. Jakarta : PT RAJAGARAFINDO PERSADA
Moeliono.1998.Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka

Anda mungkin juga menyukai