Anda di halaman 1dari 17

Tugas Kelompok: 2

Tanda-Tanda Munafik
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas

Mata kuliah: Hadist

Dosen: Bapak Munib, M.A.G

Disusun oleh:

NOORHIDAYAH

NIM: 1402110438

AHMADILLAH

NIM: 14021104

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKARAYA

FAKULTAS SYARI’AH

PRODI AL AHWAL AS-SYAKHSIYAH

TAHUN 2015 M / 1436 H

i
KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Segala puji bagi Allah, Zat yang menebarkan banyak kebaikan dan menurunkan Al-
Qur’an serta menjelaskan pokok-pokok dan prinsip-prinsip agama-Nya di dalamnya. Dia
menajadikan Rasul sebagai penjelasnya melalui sunnah quliyah dan fi’liyah. Dengan
demikian, Al-Qur’an bertambah jelas bagi ummat terdahulu dan sekarang.

Berkat Taufik, Hidayah dan Inayah-Nya lah sehingga Alhamdulillah makalah ini
dapat diselesaikan dengan judul “ Tanda-Tanda Munafik ”. Penulisan makalah ini dilatar
belakangi banyaknya tanda-tanda kemunafikan diberbagai lapisan masyarakat yang lupa
dan tidak peduli atas keberadaanya, sehingga dengan disusunnya makalah ini mampu
membantu dan memberikan manfaat pembaca sekalian untuk mengenal lebih dalam dan
menghindari diri dari sifat tersebut.

Pada akhirnya, tiada gading yang tak retak. Maka sudah tentu makalah yang
sederhana ini tidak luput dari kekurangan dan kesempurnaan, baik dari segi teknik
penulisan dan materi yang disajikan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun
sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini agar memperkaya khzanah
keislaman.

Billahi taufiq Wal hidayah.

Palangkaraya, September 2015

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

Tanda-Tanda Munafik.................................................................................................................i

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

A. Latar belakang.............................................................................................................1

B. Rumusan masalah........................................................................................................1

C. Tujuan penulisan.........................................................................................................1

D. Batasan Masalah..........................................................................................................1

E. Metode Penulisan........................................................................................................1

BAB II........................................................................................................................................2

PEMBAHASAN........................................................................................................................2

A. Hadis tentang ciri-ciri munafik....................................................................................2

B. Perbedaan Munafik Biasa dan Munafik Murni.........................................................10

BAB III.....................................................................................................................................12

PENUTUP................................................................................................................................12

C. Kesimpulan................................................................................................................12

D. saran...........................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13

E. buku...........................................................................................................................13

F. E-book...........................................................................................................................13

G. internet.......................................................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Di dalam Al-Qur’an umat manusia dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu orang-
orang yang beriman, kafir dan munafik. Allah menjelaskan ciri-ciri orang beriman, kafir
dan orang munafik melalui Al-Qur’an, As-sunnah bahkan didalam kehidupan sehari-hari
karena manusia telah diberikan akal untuk membedakan yang baik dan buruk, halal dan
haram bahkan lebih dari itu. Allah menjelaskan di dalam firman-Nya sangat mendalam
mengenai kemunafikan ini, karena orang yang munafik adalah golongan yang paling
berbahaya di masyarakat, maka sudah sepantasnyalah karateristik munafik ini diketahui
oleh siapa saja tanpa memandang berbagai perbedaan

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana hadis tentang ciri-ciri munafik?
2. Bagaimana perbedaan tentang munafik biasa dengan munafik murni?

C. Tujuan penulisan
1. Agar manusia memahami dan mengerti hadis tentang ciri-ciri munafik.
2. Agar manusia memahami dan mengerti perbedaan tentang munafik biasa dengan
munafik murni.

D. Batasan Masalah
Mengingat begitu luasnya materi maupun hal-hal yang berhubungan dengan rumusan
masalah diatas, maka penulis membatasi pembahasan ini sesuai yang terdapat dalam
rumusan masalah. Mengenai hal lain yang tidak memiliki hubungan dengan hal-hal yang
tercantum pada rumusan masalah di atas tidak penulis uraikan pada makalah ini.

E. Metode Penulisan
Adapun metode penulisan yang digunakan adalah kajian kepustakaan dan
menganalisis sejumlah electronic book melalui searching data.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hadis tentang ciri-ciri munafik
Hadist 1

‫ في سفر اصاب النا فيه شدة فقال عبداهلل‬.‫م‬.‫خرجن ا مع النبي ص‬: ‫ قال‬،‫زيد ابن ارقم‬

: ‫ حتى ينقضوا من حوله وقال‬.‫م‬.‫ ال تنفقوا على ما عندالرسول اهلل ص‬:‫ابن ابي ألصحابه‬

‫ فأخبرته فأرسل‬.‫م‬.‫ اليخرجن األعز منها األزل فأتيت النبي ص‬، ‫لئن رجعنا الى المدينة‬

.‫م‬.‫ كذب زيد رسول اهلل ص‬: ‫ فا جتهد يمينه ما فعل قالوا‬،‫ فسأله‬،‫إلى عبداهلل ابن ابي‬

‫فوق ع في النفس ي مم ا ق الوا ش دة ح تى ان زل اهلل ع ز و ج ل تص ديقي في (إذا ج اءك‬

)‫ليستغفرلهم فلو وارئوسهم وقولهم ( خشب المسندة‬، .‫م‬.‫المنافقون) فدعاهم النبي ص‬

‫ اجمل شيء‬،‫كا نوا رجاال‬: ‫قال‬

(‫باب‬٣ : ‫سورة اذا جاءك المنافقون‬٦٣ : ‫كتاب التفسير‬٦٥ :‫أخرجه البخاري في‬

‫)قوله ذالك بأنهم آمنواثم كفرزا‬1


1. Terjemah Hadis
Hadist Zaid bin arqam dia berkata: “kami keluar bersama Nabi Saw,. Dalam
suatu perjalanan yang sangat sulit, kemudian Abdullah Ibn Ubay berkata kepada
para sahabatnya: “janganlah kamu memberikan perbeanjaan kepada orang-orang
yang ada di sisi Rasulullah supaya mereka bubar dari sekelilingnya.” Mereka
berkata: “sesungguhnya jika kita telah kembali dari Madinah, benar-benar yang
kuat akan mengusir orang-orang yang lemah dari padanya.” Kemudian aku
menghadap Nabi Saw,. Untuk memberitahukan hal itu , kemudian beliau
mengutus seseorang kepada Abdullah Ibn Ubay untuk menanyakan hal itu,
kemudian ia bersumpah tidak mengatakannya tentang hal itu kemudian mereka

1
3

berkata: “Zaid berdusta terhadap Rasulullah Saw,. Kemudian aku sangat sedih
dengan tuduhan mereka itu, sehingga Allah menurunkan Ayat yang menyatakan
bahwa akulah yang benar, “Apabila orang-orang munafik datang kepadamu”.
(Q.S. Al. Munaafiquun: 1)
Kemudian Nabi Saw,. Memohonkan ampun untuk mereka tetapi mereka
memalingkan wajah mereka. Dan firman-Nya: “Mereka adalah seakan-akan kayu
yang tersandar”. (Al. Munafiquun: 4) Ia berkata : “merekalah lelaki yang gagah”.
(Bukhari dan Muslim)2
2. Mufradat Hadis

‫لئن رجعنا الى المدينة‬ Jika kita kembali madinah

‫اليخرجن األعز منها األزل‬


‫فا جتهد يمينه ما فعل‬
‫فوقع في النفسي‬
‫م‬.‫فدعاهم النبي ص‬.
‫فلو وارئوسهم‬
‫خشب المسندة‬
‫اجمل شيء‬

3. Katerangan Hadis

‫ح ىت ينفض وا‬ (agar mereka bubar daripadanya), maksudnya adalah

meninggakannya ‫كأهنم خشب‬ (orang munafik itu seperti kayu) di dalam hadist

ini ditunjukkan, bahwa bagi yang mengdengar suatu hal tentang pembesar atau
imam dan dikhawatirkan, mudharatnya bagi kaum muslimin hendaknya
menyampaikan hal itu kepadanya. Hadist ini menunjukkan kebaikan Zaid.3
Hadist yang berbeda redaksinya dari Jabir Bin Abdullah berkata, “kami
bersama Rasul dalam sebuah perang, kemudian seorang dari kaum muhajirin
memukul pantat seorang kaum anshar. Kemudian seorang kaum anshar berteriak
2
Imam Nawawi, Syarah Shahih Muslim Terj,. Shahih Muslim Bisyarh An. Nawawi,
diterjemahkan oleh: Amir Hamzah,Jakarta Selatan: Pustaka Azzam, 2011, h. 538.
3
Ibid,. h. 558.
4

“Wahai kaum Anshar” dan kemudian kaum muhajirin “ Wahai kaum Muhajirin”.
Kemudian hal itu didengar oleh Rasulullah lalu beliau bersabda “ mengapa masih
ada yang memanggil dengan panggilan Jahiliah?” mereka berkata “Wahai
Rasulullah seorang dati kaum muhajirin memukul pantat kaum anshar”. Maka
Rasulullah Saw,. Bersabda : “Tinggalkanlah, karena ia adalah perbuatan busuk”.
Kemudian hal itu didengar Abdullah Ibn Ubay dan dia berkata “Apakah mereka
telah melakukan hal itu? Demi Allah nanti jika kita sampai Madinah, maka
orang-orang yang perkasa yang akan mengeluarkan orang-orang yang lebih hina.
Kemudian berita itu sampai kepada Rasulullah dan Umar berdiri seraya berkata :
“wahai Rasulullah, ijinjkan aku memengal leher orang munafik ini” Rasulullah
Saw,. Bersabda : biarkanlah ia jangan sampai orang-orang berbicara Muhammad
membunuh sahabatnya” At. Tirmizi menambahkan, kemudian anaknya Abdullah
berkata kepada bapaknya: “ Demi Allah, kau tidak boleh kembali ke Madinah,
sebelum kau berikrar bahwa sesungguhnya kau adalah yang paling rendah, dan
Rasulullah adalah yang paling mulian, kemudian ia melakukannya.”
(HR.Tirmizi)4
Setelah peristiwa ini turunlah Ayat Al-Qur’an surah al-munafiquun ketika
kesaksian zaid dibalik oleh orang munafik turunlah ayat pertama yang
menyatakan bahwa telah datang orang munafik yang berkata beriman keepada
Allah dan rasulnya namun, kesaksian mereka adalah dusta dan tidak bersumber
dari hati. Ketika mereka ditanya perihal kebenaran apa yang mereka katakan,
mereka berdusta dan bersumpah palsu hal ini diterangkan dalam ayat kedua
bahwa mereka menjadikan sumpah palsu sebagai perisai lalu menghalang-halangi
manusia dari jalan Allah hal ini karena sesungguhnya mereka beriman namun
hatinya telah dikunci sehingga mereka tidak dapat mengerti, Allah
mengumpamakan mereka seperti kayu yang tersandar dalam ayat keempat yang
jika engkau melihat mereka, engkau mendengarkan tutur katanya, mereka
memiliki sifat yang jelek meskipun tubuh mereka bagus-bagus, mereka pandai
berbicara namun, otak mereka kosong dan tidak dapat memahami kebenaran. 5
Seruan menuju jalan kebaiakan bagi mereka tiadalah berarti sehingga turunlah
ayat kelima yang menyatakan bahwa jika dikatan kepada mereka marilah beriman
mereka berbalik dan menyombongkan diri maka sama saja bagi mereka
4
Mahmud dkk, Al-Qur’anku Dengan Tajwid Blok Warna 55 Master Piece In 1, Jakarta:
Lestari Books, 2010, h. 554.
5
Ibid,. h. 555.
5

dimohnkan ampun atau tidak bagi mereka tiada ampunan. Maka orang munafik
orang munafik hanya boleh diajak untuk beriman yang benar dilarang
memintakan ampunan bagi mereka dan kebiasaan mereka gemar melarang orang
untuk berinfak, mereka menginginkan kehancuran Islam, mereka menginginkan
orang yang mengelola tempat ibadah mengalami ketidaksusesan dan kehancuran.
Orang munafik merasa bahwa orang ‫من‬lain tidak cakap menjalankan
kepercayaan.6
Hadist 2

‫ فنفث فيه‬، ‫ بعد ما دفن فأ خرجه‬،‫ عبد اهلل بن أبي‬.‫م‬.‫أتى النبي ص‬: ‫جابر رضي اهلل عنه قال‬

‫ والبسه قميصه‬،‫من ريقه‬7


1. Terjemah hadis
Hadis riwayat Jabir ra., ia berkata:
Nabi saw. mendatangi kuburan Abdullah bin Ubay lalu mengeluarkan jasad Abdullah
dari kuburannya kemudian meletakkannya di atas kedua lutut beliau dan meludahinya
serta memakaikannya baju gamis beliau. Wallahu a`lam. (Shahih Muslim No.4977)8

2. Mufradat hadis

‫ما دفن‬

‫فنفث‬

‫ريقه‬

‫والبسه‬

‫قميصه‬

3. Keterangan hadis

6
Mahmud dkk, Al-Qur’anku Dengan Tajwid Blok Warna.......... H. 555.
7
Muhammad fuad abdul baqi, AL LU’LU WAL MARJAN, Jakarta:Pustaka sunnah, 2008, h.
727.
8
Hadist web 3.0 kumpulan dan referensi hadis belajar, kumpulan hadis shahih Muslim, Kitab
tentang orang munafik dan hukumnya.
6

Hadist ini menyatakan bahwa Nabi Saw,. Menyolatkan Ubay sang munafik,
mengenakan pakaian kepadanya , memohonkan ampun baginya, dan meniupkan
ludah kepadanya, hal ini dilakukan sebagai penghormatan kepada anaknya, karena
anaknya merupakan seorang yang shalih, Imam Muslim menyatakan bahwa
anaknya itu meminta-minta hal tersebut dan ada pula yang menyatakan bahwa hal
itu merupakan kebaikan dari Rasulullah Saw,. dan baiknya beliau kepada siapa
yang dinisbatkan menjadi sahabat beliau. Shalat jenazah ini beliau lakukan
sebelum turunyya surah at-taubah ayat 84. Dan da juga yang menyatakan
Rasulullah memakaikan baju kepada Abdullah Ibn Ubay sebagai balasan ia pernah
memakaikan pakaian kepada Ibn Abbas.9

Hadist 3

‫م كان‬.‫ على عهد رسول اهلل ص‬،‫ ان رجاال من المنافقين‬،‫أبي سعيد الخضري رضي اهلل عنه‬

‫م‬.‫ وفرحوا بمعدهم خالف رسول اهلل ص‬،‫ تخلفوا عنه‬،‫م الى الغزو‬.‫إذا خرج رسول اهلل ص‬

‫ وأحبوا أن يحمدوا بما لم يفعلوا فنزلت‬،‫ وحلفوا‬، ‫م اعتزروا إليه‬.‫فإذا قدم رسو ل اهلل ص‬

)‫(ال يسحبن الذين يفرحون‬

1. Terjemah hadis
Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra.: Bahwa beberapa orang munafik pada
masa Rasulullah saw. selalu tidak ikut serta bila Nabi saw. pergi berperang.
Mereka bergembira-ria dengan ketidakikutsertaan mereka bersama Rasulullah
saw. Lalu apabila Nabi saw. telah kembali, mereka mengemukakan alasan kepada
beliau sambil bersumpah dan berharap mendapatkan pujian dengan apa yang tidak
mereka perbuat. Maka turunlah ayat: Janganlah sekali-kali kamu menyangka,
bahwa orang-orang yang gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan dan
mereka suka supaya dipuji terhadap perbuatan yang belum mereka kerjakan,
janganlah kamu menyangka mereka akan terlepas dari siksa. (Shahih Muslim
No.4981)
2. mufradat

9
7

‫المنافقين‬
‫تخلفوا‬
‫وفرحوا‬
‫بمعدهم‬
‫قدم‬
‫خالف‬
‫قدم‬

Hadist 4

‫ ومن كانت فيه خصلة منهن كانت فيه خصلة من‬،‫اربع من كن فيه كان منافقا خالصا‬

‫ وإذا خا صم‬،‫ غدر‬،‫ وإذا عا هد‬،‫ و إذا حدث كذب‬،‫ إذا أؤتمن خان‬: ‫النفاق حتى يدعها‬

‫فجر‬

1. Terjemah hadis

Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr radhiyallahu’anhuma, dia berkata


Rasulullah Saw,. Bersabda: “ ada empat perkara, barag siapa yang mempunyai
empat perkara ini maka dia merupakan orang munafik murni. Dan barang siapa yang
mempunyai salah satu sifat daripadanya berarti dia memiliki sifat kemunafikan,
sehingga dia meninggalkannya: Apabila dia berkata dia berdusta, apabila ia
membuat persetujuan ia berkhianat, apabila ia berjanji ia mengingkari, dan apabila
ia bertengkar ia curang”.10

2. Mufradat hadis

‫عن عبد اهلل بن عمر رضيي اهلل عنه‬ Dari Abdullah ibnu amr
radhiyallahu’anhu
10
8

‫قال‬ Dia berkata

‫اربع‬ Empat macam

‫من كن فيه‬ Barang siapa yang didalam dirinya

‫خا لصا‬ Sejati

‫خلصة‬ 1 sifat

‫النافق‬ Orang yang munafiq

‫يد عها‬ Ia meninngalkannya

‫اؤ تمن‬ Dipercaya

‫خان‬ Berkhianat

‫حد ث‬ Menyampaikan
(berbicara)
yang baru

‫عا هد‬ Berjanji

‫غزر‬ Mengingkari

‫خاص‬ Berselisih/ bertengkar

‫فجر‬ Curang

Bagan 1 mufradat hadis 1

3. Keterangan hadis
Hadis ini menerangkan empat ciri orang munafik. Empat ciri terseebut adalah:
a. “jika dipercaya ia berkhianat”

‫يا ايها الذين آمنوا ال تخونوا اهلل والرسول وال تخونوا اماناتكم وانتم تعلون‬
Artinya: “hai orang-orang beriman, janganlah kalian menghianati Allah dan
Rasul dan juga janganlah kalian mnghianati amanah-amanah yang
dipercayakan kepada kalian sedangkan kalian mengetahui” 11
11
9

Dari ayat di atas, ada dua macam khianat:


a.a khianat terhadap Allah dan Rasu-Nya, yaitu tidak melaksanakan perintah
dan seruan Allah dan Rasul-Nya seperti Shalat.
a.b khianat terhadap amanat yang telah diberikan kepada diri sendiri seperti
manjalankan tugas kepegawaian.
b. “jika berbicara dia berdusta”
Jika seseorang terbiasa berdusta, maka akan membentuk pribadi dan
menjadi tabiat baginya dan akan membawanya kepada celaka dan masuk
neraka.

Hendaklah kamu selalu benar. Sesungguhnya kebenaran membawa


kepada kebajikan dan kebajikan membawa ke surga. Selama seorang
benar dan selalu memilih kebenaran dia tercatat di sisi Allah seorang yang
benar (jujur). Hati-hatilah terhadap dusta. Sesungguhnya dusta membawa
kepada kejahatan dan kejahatan membawa kepada neraka. Selama seorang
dusta dan selalu memilih dusta dia tercatat di sisi Allah sebagai seorang
pendusta (pembohong). (HR. Bukhari)12

Dusta sangat erat kaitannya dengan sifat kemunafikan, karena berawal


dari dusta yang terus-menerus dilakukan maka hati menjadi keras dan sulit
untuk menerima hidayah. Dalam berdusta ini ada pengecualian yang bisa
digunakan sebagai alasan diperbolehkannya dusta sebagaimana Sabda Nabi
berikut:
Rasulullah Saw membolehkan dusta dalam tiga perkara, yaitu dalam
peperangan, dalam rangka mendamaikan antara orang-orang yang
bersengketa dan pembicaraan suami kepada isterinya. (HR. Ahmad)
Sesungguhnya Allah menyukai dusta yang bertujuan untuk
memperbaiki dan mendamaikan (merukunkan), dan Allah membenci
kebenaran (kejujuran) yang mengakibatkan kerusakan. (HR. Ibnu
Babawih)13
c. “jika berjanji dia berdusta”
Semakin sering mengingkari janji maka semakin dekat dengan
kemunafikan. Oleh karena itu berhati-hatilah dengan janji. Ingkar janji
merupakan hutang yang harus diabayar.14

12
Hadist web 3.0 kumpulan dan referensi hadis belajar, kumpulan hadis shahih Muslim, Kitab
tentang orang munafik dan hukumnya.
13
Hadist web 3.0 kumpulan dan referensi hadis belajar, kumpulan hadis shahih Muslim, Kitab
tentang orang munafik dan hukumnya.
14
makalah
10

d. “Jika berselisih ia berbuat jahat”


Orang yang munafik ketika ia menghadapi pertengkaran dan permasalahan
selalu ingin memenangkan diri sendiri dan menghalalkan berbagai cara karena
orang munafik lemah imannya lantas ia tidak akan mempertimbangkan
sejauhmana dosa yang akan ia peroleh. 15
4. Kandungan hadis
Hadis di atas menggambarkan secara keseluruhan hadis yang sebelumnya
yang menceritkan sahabat Rasulullah yang memiliki sifat munafik, ketika ia
berbicara ia berdusta dan bersumpah palsu untuk membentengi dirinya, ketika ia
diseru kepada perintah mempertahankan agama ia berpaling padahal ia telah di
amanahkan untuk menjaga agama namun ia hianat, ia berjanji meyakini dan
bersaksi tiada Tuhan seain Allah dan tiada Rasul selain Rasulullah namun ia
mengingkarinya pada lisan dan hatinya, dan jika ia berhadapan atau berselisih
dengan orang lain ia menutup-nutupi kebenaran, menyalahkan orang lain. Maka,
sangatlah bahaya jika orang-orang munafik ini berada di sekitar ummat Islam jika
ummat tidak di bentengi dengan keimanan karena, orang munafik selalu
menghasut, mengadu domba ummat agar Islam mengalami kehancuran.

F. Perbedaan Munafik Biasa dan Munafik Murni


Ada dua jenis kemunafikan, pertama munafik besar ( munafik muni ) atau nifaq
akbar yang disebut juga munafik i’tiqadi yaitu orang yang menyembunyikan
keyakinan kafir lalu menampakkan keislaman, seolah-olah ia beriman namun, ia kafir.
Kedua kemunafikan ashgar atau munafik amali, orang yang munafik amali ini bisa
melakukan keseluruhan ciri orang munafik atau salah satunya saja namun, tidak
menjurus kepada kekafiran karena tidak ada terbesit di hatinya keyakinan kafir,
namun amalnya yang munafik.

Ciri-ciri munafik besar:

1. Tidak mempercayai Allah dan Rasul-Nya


2. Tidak mempercayai ajaran yang Nabi Saw,. bawa
3. Merasa senang ketika Islam direndahkan
4. Benci ketika menangnya agama Rasulullah
5. Berusaha merusak dan menghancurkan Islam dengan berpura-pura Islam

15
Ibid,.
11

Ciri-ciri munafik kecil:


1. Sering berdusta jika berbicara
2. Jika berselisih melampaui batas
3. Sering khianat jika diberi amanah
Munafik besar tidak mungkin bersatu dengan keimanan dan orang yang munafik
besar ini kekal di dalam neraka. Syekh shalih bin fauzan mengatakan : “an-nifaqul
amali adalah mengamalkan sebagian dari sifat munafik, akan tetapi hatinya tetap
beriman, mereka tidak keluar dari Islam namun, hal ini bisa saja mengarah kepada
kekufuran, pada orang ini ada kemunafikan dan keimanan ketika lebih besar
kemunafikannya maka, akan menjadi munafik murni”.16

16
Andreanor dkk, Makalah Tanda-Tanda Munafik, fakultas ekonomi syariah, stain
Palangkaraya, 2014, h. 7.
BAB III
PENUTUP
G. Kesimpulan
1. Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr radhiyallahu’anhuma, dia berkata Rasulullah
Saw,. Bersabda: “ ada empat perkara, barabg siapa yang mempunyai empat perkara
ini maka dia merupakan orang munafik murni. Dan barang siapa yang mempunyai
salah satu sifat daripadanya berarti dia memiliki sifat kemunafikan, sehingga dia
meninggalkannya: Apabila dia berkata dia berdusta, apabila ia membuat persetujuan
ia berkhianat, apabila ia berjanji ia mengingkari, dan apabila ia bertengkar ia curang”
maka hadis ini menggambarkan sifat orang munafik secara menyeluruh sebab ketika
seseorang mulai berani berdusta, ketika melakukan kesalahan lain seperti beerkhianat
ia akan kembali berdusta menutupi penghianatannya, ketikan ia berjanji lalu
mengingkarinya ia akan menutupinya kembali dengan dusta bahkan ktika ia berbuat
curang ia akan berdusta menutupi kecurangannya.
2. Ada dua jenis kemunafikan, pertama munafik besar ( munafik muni ) atau nifaq
akbar yang disebut juga munafik i’tiqadi yaitu orang yang menyembunyikan
keyakinan kafir lalu menampakkan keislaman, seolah-olah ia beriman namun, ia kafir.
Kedua kemunafikan ashgar atau munafik amali, orang yang munafik amali ini bisa
melakukan keseluruhan ciri orang munafik atau salah satunya saja namun, tidak
menjurus kepada kekafiran karena tidak ada terbesit di hatinya keyakinan kafir,
namun amalnya yang munafik

H. saran
sempat sifat munafik ini sangat rentan dalam kehidupan manusia maka kunci agar
selamat dari padanya adalah selalu mencoba untuk tidak berdusta karena walaupun
kecil kelihatannya namun, jika seorang yang berhianat, ingkar janji, berlaku curang di
tanya akan kecurangannya dan ia jujur niscaya akan malu bahkan di hukum secara
moral di masyarakat atau secara hukum sehingga kemunafikan yang lain tidak akan
mengekor kepada akarnya yakni dusta oleh karena itu, sangat penting mempelejari
ciri-ciri dusta sebagaimana yang penulis uraikan di dalam makalah.
DAFTAR PUSTAKA
I. buku
Nawawi, Imam, Syarah Shahih Muslim Terj,. Shahih Muslim Bisyarh An. Nawawi,
diterjemahkan oleh: Amir Hamzah,Jakarta Selatan: Pustaka Azzam, 2011.

dkk, Mahmud, Al-Qur’anku Dengan Tajwid Blok Warna 55 Master Piece In 1,


Jakarta: Lestari Books, 2010.

Fuad, Muhammad Abdul Baqi, AL LU’LU WAL MARJAN, Jakarta:Pustaka sunnah,


2008.

Andreanor dkk, Makalah Tanda-Tanda Munafik, fakultas ekonomi syariah, stain


Palangkaraya, 2014

J. E-book
Hadist web 3.0 kumpulan dan referensi hadis belajar, kumpulan hadis shahih Muslim,
Kitab tentang orang munafik dan hukumnya

K. internet
14

Anda mungkin juga menyukai