Anda di halaman 1dari 14

PEMAKAIAN HURUF KAPITAL, HURUF MIRING, DAN

HURUF TEBAL SESUAI DENGAN PUEBI

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2 :

Agita Oksella (04031382126081)


Belinda Nur Ramadhany (04031282126042)
Diendira Okta Silampari Putri (04031282126016)
Dinda Tri Andine (04031382126064)

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
SRIWIJAYA
INDRALAYA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Palembang, 13 September 2021

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…..........................................................................................................1

DAFTAR ISI…........................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN…....................................................................................................3

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................4

1.3 Tujuan..................................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN….....................................................................................................5

2.1 Huruf Besar atau Huruf Kapital.....................................................................................5

2.2 Huruf Miring........................................................................................................................9

2.3 Huruf Tebal..........................................................................................................................10

BAB III PENUTUPAN…......................................................................................................11

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................11

3.2 Saran..................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA….........................................................................................................12

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemampuan berbahasa Indonesia adalah salah satu syarat yang harus dipenuhi
masyarakat Indonesia, tidak terkecuali para Mahasiswa. Dalam bidang pendidikan dan
pengajaran di Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta, bahasa Indonesia merupakan mata
kuliah pokok. Mata kuliah bahasa Indonesia dipelajari oleh Mahasiswa berdasarkan kurikulum
yang berlaku, yang di dalamnya tercantum beberapa tujuan pembelajaran. Salah satu tujuan
pokoknya adalah Mahasiswa mampu dan terampil untuk menyusun karya tulis maupun makalah
pada saat Skripsi, setelah mengalami proses belajar mengajar dikampus.
Penggunaan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah menjadi tanggung
jawab kita sebagai anak bangsa yang sangat peduli akan jiwa nasionalisme. Penggunaan huruf
kapital, huruf miring dan tebal kajian yang sangat penting untuk dibahas guna menghindari
banyak kesalahan penggunaan dalam kaidah Bahasa Indonesia.
Menjadi sangat penting bagi kita untuk membahas tentang kaidah-kaidah Bahasa
Indonesia, karena tentu saja hal ini tidak dapat dipisahkan dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia yang sering kali menjumpai banyak kesalahan tentang penempatan dan penggunaan
huruf kapital, begitu juga huruf tebal dan miring. Tentunya kita para mahasiswa sangat perlu
mengetahui dan memahaminya dalam setiap penempatan yang benar dalam setip makalah yang
ditugaskan .
Keterampilan berbahasa itu tidak saja meliputi satu aspek, tetapi di dalamnya termasuk
kemampuan membaca, menulis, mendengarkan (menyimak), dan berbicara. Dalam proses
pemerolehan dan penggunaannya, keterampilan berbahasa tersebut saling berkaitan. Bahasa
tulis mencakup sejumlah unsur-unsur bahasa, salah satunya adalah mengenai ejaan yang
mencakup macam-macam huruf, berbagai kata, dan aneka tanda baca. Ada beberapa hal yang
perlu dikemukakan, khususnya berbagai persoalan yang akan dibahas dalam bab ini. Hal-hal
yang dimaksud adalah pemakaian huruf, pemakaian huruf kapital dan pemakaian huruf miring
pada bahasa tulis.

3
1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat disimpulkan, dalam makalah ini akan diangkat empat
rumusan masalah yang akan dibahas yaitu meliputi :
1. Bagaimana penggunaan huruf kapital, huruf miring dan tebal dalam kaidah Bahasa
Indonesia yang baik dan benar?
2. Kapan penggunaan huruf kapital, huruf miring dan tebal yang baik dan benar ?
3. Bagaimana contoh-contoh penggunaannya ?
4. Bagaiamana contoh penggunaan kaidah tersebut yang salah dalam kaidah Bahasa
Indonesia yang baik dan benar?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dibuatnya makalah ini untuk :

1. Dapat memahami kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar

2. Dapat mengetahui dan menguasai penggunaan dan penempatan huruf kapital,


huruf miring, dan huruf tebal.

3. Dapat mengetaui contoh-contoh kekeliruan penempatan kaidah tersebut

4. Mengetahui dan menguasai pengertian istilh huruf besar atau huruf kapital

4
BAB II
PEMBAHASAN

2. 1. HURUF BESAR ATAU HURUF KAPITAL

Istilah huruf besar yang digunakan disini bersinonimdengan huruf kapital. Dalam bahasa
Inggris, kedua istilah itu disebut capital letter. Memang, bagi orang tertentu huruf besar bersifat
ambiguitas, mengandung makna taksa atau berarti dua. Dengan demikian, dapat terjadi seperti
di bawah ini. Huruf besar berarti huruf yang besar (big letter) atau huruf besar berarti huruf
kapital (capital letter). Harus kita sadari benar bahwa tidak semua huruf besar merupakan huruf
besar atau kapital. Berikut ini kita bicarakan pemakaian huruf besar atau huruf kapital dalam
bahasa Indonesia.

1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Misalnya :
Dia menulis.
Apa maksudnya?
Kita harus rajin belajar.
Pekerjaan ini sangat susah.

2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.


Misalnya :
Adik berkata, “Kapan kita pulang?”
Bapak menasihatkan “Berhati-hatilah, Nak!?”
“Kemarin engkau terlambat,” katanya.

3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan
dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti Tuhan.
Misalnya :
Allah, Yang Maha Kuasa, Yang Maha Pengasih, Alkitab, Qur’an, Weda, Islam,
Kristen.
Tuhan selalu menunjukkan jalan yang benar kepada setiap hamba-Nya

5
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan,
dan keagamaan yang diakui nama orang.
Misalnya :
Mahaputra, Yamin, Sultan Hasanuddin, Haji Agus Salim.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan
keagamaan yang tidak diakui nama orang.
Misalnya :
Dia baru saja diangkat menjadi sultan.
Tahun ini ia pergi naik haji.

5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang
diakui nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi,
atau nama tempat.
Misalnya :
Wakil Presiden Adam Malik, Perdana Menteri Nehru, Laksamana Muda Udara Husein
Sastranegara, Gubernur Irian Jaya.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti
nama orang, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya :
Siapakah gubernur yang baru dilantik itu?
Kemaren Brigadir Jenderal Ahmad dilantik menjadi mayor jenderal.

6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.


Misalnya :
Amir Hamzah, Wida Uliyana, Ninda Sari Hidayah, Rio Rizky Ananda, Cristiano Ronaldo.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama
jenis atau satuan ukur.
Misalnya :
Mesin diesel, 10 volt. 5 ampere.

7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan
bahasa.
Misalnya :

6
bangsa Indonesia, suku Sunda, bahasa Inggris.

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa yang dipakai
sebagai bentuk dasar kata turunan.
Misalnya :
mengindonesiakan kata asing,.
Keingris-ingrisan

8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya,
dan peristiwa sejarah.
Misalnya :
tahun Hijriah, tarikh Masehi, bulan Agustus, hari Jum’at, hari Galungan, hari Lebaran, perang
Candu, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai
nama.
Misalnya :
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsanya.
Perlombaan senjata membawa resiko pecahnya perang dunia.

9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.


Misalnya :
Asia Tenggar, Kediri, Palembang, Bukit Barisan, Danau Toba, Jalan Diponegoro dll.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi unsur
nama diri.
Misalnya :
Berlayar ke teluk, mandi di kali, pergi ke arah tenggara.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang digunakan sebagai nama
jenis.
Misalnya :
garam inggris, gula jawa, kacang bogor, pisang ambon.

10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti dan.
Misalnya :

7
Republik Indonesia; Majelis Permusyawaratan Rakyat; Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan; Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak; Keputusan Presiden Republik Indonesia,
Nomor 57, Tahun 1972.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi negara, lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen resmi.
Misalnya :
menjadi sebuah republik, beberapa badan hukum, kerja sama antara pemerintah dan rakyat,
menurut undang-undang yang berlaku.
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna
yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta
dokumen resmi.
Misalnya :
Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial, Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia, Rancangan Undang-Undang Kepegawaian.

12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk unsur kata ulang
sempurna)di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata seperti di,
ke, dari, dan, yang, untuk yang tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya :
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
Dia adalah agen surat kabar Sinar Pembangunan.
Ia menyelesaikan makalah “Asas-Asas Hukum Perdata”.

13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat,
dan sapaan.
Misalnya :
Dr. doktor
M.A. master of arts
S.E sarjana ekonomi
S.H. sarjana hukum
14. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata petunjuk hubungan kekerabatan seperti
bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.
Misalnya :

8
“Kapan Bapak berangkat?”tanya Harto.
Adik bertanya, “Itu apa, Bu?”
Besok Paman akan datang.
Para ibu mengunjungi Ibu Hasan.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang
tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan.
Misalnya :
Kita harus menghormati bapak dan ibu.
Semua kakak dan adik saya sudah sukses.

15. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti anda.
Misalnya :
Sudahkah Anda tahu?
Surat Anda telah kami terima.

2.2. HURUF MIRING


1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang
dikutip dalam tulisan.
Misalnya :
Majalah Bahasa dan Kesusatraan, buku Negara kertagama karangan Prapanca, surat kabar Suara Karya.
2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata,
kata, atau kelompok kata.
Misalnya :
Huruf pertama kata abad ialah ia.
Dia bukan menipu, tetapi ditipu.
Bab ini tidak membicarakan penulis huruf kapital.
Buatlah kalimat dengan berlepas tangan.
3. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing
kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Misalnya :
Nama ilmiah buah manggis adalah carcinia mangostana.
Politik devide et impera pernah merajalela di negeri ini.

Catatan :
Dalam penulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak miring diberi satu garis di

9
bawahnya.

2.3 HURUF TEBAL

1. Huruf tebal dalam cetakan dipakai untuk menulis judul buku, bab, bagian bab, daftar isi, daftar
tabel, daftar lambang, daftar pustaka, indeks dan lampiran.
Misalnya :
Judul : HABIS GELAP TERBITLAH TERANG
Bab : BAB I PENDAHULUAN
Bagian bab : 1.1 Latar Belakang Masalah
1.2.1 Tujuan
2. . Huruf tebal tidak dipakai dalam cetakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf,
bagian kata, kata atau kelompok kata untuk keperluan itu digunakan huruf miring.
Misalnya :
a. Akhiran -i tidak dipenggal pada ujung baris.
Seharusnya : Akhiran -i tidak dipenggal pada ujung baris
b. Saya tidak mengambil bukumu
Seharusnya : Saya tidak mengambil bukumu.
3. Huruf tebal dalam cetakan kamus dipakai untuk menuliskan lema atau sublema, serta untuk
menuliskan lambang bilangan yang menyatakan polisemi.
Misalnya :
a.Kalah tidak menang, kehilangan atau merugi, tidak lulus, tidak menyamai.
b. Mengalah mengaku kalah
c. mengalah menjadi kalah, menganggap kalah
d. Terkalahkan dapat dikalahkan
Catatan :
Dalam tulisan tangan atau ketik manual, huruf atau kata yang dicetak dengan huruf tebal diberi garis
bawah ganda.

10
BAB III
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan

Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak semua huruf besar adalah huruf kapital. Walaupun berbentuk kecil,
suatu huruf dapat juga merupakan huruf kapital atau huruf besar.
Beberapa ahli lebih menyetujui penggunaan istilah huruf kapital dari pada huruf besar.
Dalam kaidah huruf kapital, huruf miring ataupun huruf tebal mempunyai kaidah
penggunaannya yang baik dan benar sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia dan telah diteragkan secara
gamplang dalam bab sebelumnya.
Dalam tulisan tangan atau ketik manual huruf miring diberi garis bawah, begitu juga pada
tulisan tebal diberi garis bawah ganda.

3.2 Saran

Bahasa Indonesia tidak akan tetap terjaga apabila tidak diadakan pusat bahasa dan balai
bahasa serta tempat pelatihan dan pengajaran tentang tata bahasa. Maka pembelajaran bahasa
disetiap sekolah-sekolah pada setiap jenjang pendidikan nyata diperlukan karena akan
membantu memelihara kesucian dan keaslian bahasa agar terhindar dan terkontaminasi budaya
asing.

11
DAFTAR PUSTAKA

Sungguh, As’ad.1998.Ejaan Yang Disempurnakan.Jakarta : Bumi Aksara.

Ali,Lukman. 1997.Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan.

Mustakim.,Harimansyah,Ganjar,.dkk.2016. Pedoman umum ejaan bahasa indonesia. Jakarta: badan


pengembangan dan pembinaan bahasa kementerian pendidikan dan kebudayaan 2016.

12
Daftar Nama Penanya :

1. Dhiya ( kelompok 4)

2. Brevy ( kelompok 8)

3. Inka ( kelompok 5)

4. Agita fahrana ( kelompok 6 )

5. Izzati ( kelompok 1)

6. Aisty ( kelompok 6)

7. Dinda R (kelompok 10)

8. Dwi Ananda ( kelompok 10 )

9. Emmiya (kelompok 4 )

10.Frisda (kelompok 9 )

11.Fathimah Balqis (kelompok 11)

12.Fazra F.A ( kelompok 5 )

13.Anindya ( kelompok 3 )

14.Aliefah( kelompok 4 )

15. Febria Justica ( kelompok 7 )

13

Anda mungkin juga menyukai