Anda di halaman 1dari 13

PEMAKAIAN HURUP CAPITAL, HURUF TEBAL, HURUF MIRING

Oleh :
I KOMANG ARYA PUJATAMA
Nim: F201801088

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MANDALA WALUYA
KENDARI
2018
2
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa , karena atas berkat rahmat dan
karunia-NYA semata makalah mata kuliah Bahasa Indonesia ini dapat diselesaikan. Penulisan
makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
Adapun isi dari makalah yaitu menjelaskan tentang penggunaan huruf capital dan huruf tebal dan
huruf miring. Penyusun berterima kasih kepada dosen mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah
memberikan arahan serta bimbingan, dan juga kepada semua pihak yang telah membantu baik
langsung maupun tidak langsung dalam penulisan makalah ini.
Seperti pepatah mengatakan “Tak ada gading yang tak retak”. Penyusun menyadari makalah ini
masih jauh dari sempurna. Hal ini semata-mata karena keterbatasan kemampuan penyusun
sendiri. Oleh karena itu, sangatlah penyusun harapkan saran dan kritik yang positif dan
membangun dari semua pihak agar makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa
yang akan datang.

Kendari, oktober 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 2

A. Huruf Besar Atau Huruf Kapital ........................................................................ 2


B. Huruf Miring ...................................................................................................... 6
C. Huruf Tebal ........................................................................................................ 7

BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 8

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 8
B. Saran ...................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Penggunaan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah menjadi tanggung jawab
kita sebagai anak bangsa yang sangat peduli akan jiwa nasionalisme. Penggunaan huruf kapital,
huruf miring dan tebal kajian yang sangat penting untuk dibahas guna menghindari banyak
kesalahan penggunaan dalam kaidah Bahasa Indonesia.Menjadi begitu sangat penting kita
membahas tentang kaidah-kaidah Bahasa Indonesia, karena tentu saja hal ini tidak dapat
dipisahkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia yang sering kali menjumpai banyak kesalahan
tentang penempatan dan penggunaan huruf kapital, begitu juga huruf tebal dan miring. Tentunya
kita para mahasiswa sangat perlu mengetahui dan memahaminya dalam setiap penempatan yang
benar dalam setip makalah yang ditugaskan .
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana penggunaan huruf kapital, huruf miring dan tebal dalam kaidah Bahasa
Indonesia yang baik dan benar?
2. Kapan penggunaan huruf kapital, huruf miring dan tebal yang baik dan benar ?
3. Bagaimana contoh-contoh penggunaannya ?
4. Bagaiamana contoh penggunaan kaidah tersebut yang salah dalam kaidah Bahasa Indonesia
yang baik dan benar?

1
BAB II
PEMBASAHAN
A. HURUF BESAR ATAU HURUF KAPITAL
Istilah huruf besar yang digunakan disini bersinonimdengan huruf kapital. Dalam bahasa
Inggris, kedua istilah itu disebut capital letter.
Memang, bagi orang tertentu huruf besar bersifat ambiguitas, mengandung makna taksa atau
berarti dua. Dengan demikian, dapat terjadi seperti di bawah ini.
Huruf besar berarti huruf yang besar (big letter) atau huruf besar berarti huruf kapital (capital
letter).
Harus kita sadari benar bahwa tidak semua huruf besar merupakan huruf besar atau kapital.
Walaupun berbentuk kecil, suatu huruf dapat juga merupakan huruf kapital atau huruf besar.
Misalnya :
m,n : memang besar tetapi bukan huruf besar atau huruf kapital
M,N : memang kecil tetapi merupakan huruf besar atau huruf kapital.
Dari penjelasan diatas, dapat kita pahami mengapa beberapa ahli lebih menyetujui penggunaan
istilah huruf kapital dari pada huruf besar.
Berikut ini kita bicarakan pemakaian huruf besar atau huruf kapital dalam bahasa Indonesia.
1. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
Misalnya :
Dia menulis.
Apa maksudnya?
Kita harus rajin belajar.
Pekerjaan ini sangat susah.
2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
Misalnya :
Adik berkata, “Kapan kita pulang?”
Bapak menasihatkan “Berhati-hatilah, Nak!?”
“Kemarin engkau terlambat,” katanya.
3. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan
nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti Tuhan.
Misalnya :

2
Allah, Yang Maha Kuasa, Yang Maha Pengasih, Alkitab, Qur’an, Weda, Islam, Kristen.
Tuhan selalu menunjukkan jalan yang benar kepada setiap hamba-Nya
4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan
keagamaan yang diakui nama orang.
Misalnya :
Mahaputra, Yamin, Sultan Hasanuddin, Haji Agus Salim.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan
keagamaan yang tidak diakui nama orang.
Misalnya :
Dia baru saja diangkat menjadi sultan.
Tahun ini ia pergi naik haji.
5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diakui
nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama
tempat.
Misalnya :
Wakil Presiden Adam Malik, Perdana Menteri Nehru, Laksamana Muda Udara Husein
Sastranegara, Gubernur Irian Jaya.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti
nama orang, nama instansi, atau nama tempat.
Misalnya :
Siapakah gubernur yang baru dilantik itu?
Kemaren Brigadir Jenderal Ahmad dilantik menjadi mayor jenderal.
6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
Misalnya :
Amir Hamzah, Wida Uliyana, Ninda Sari Hidayah, Rio Rizky Ananda, Cristiano Ronaldo.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama
jenis atau satuan ukur.
Misalnya :
Mesin diesel, 10 volt. 5 ampere.
7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.
Misalnya :

3
bangsa Indonesia, suku Sunda, bahasa Inggris.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa yang dipakai
sebagai bentuk dasar kata turunan.
Misalnya :
mengindonesiakan kata asing,.
Keingris-ingrisan
8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan
peristiwa sejarah.
Misalnya :
tahun Hijriah, tarikh Masehi, bulan Agustus, hari Jum’at, hari Galungan, hari Lebaran, perang
Candu, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai
nama.
Misalnya :
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsanya.
Perlombaan senjata membawa resiko pecahnya perang dunia.
9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
Misalnya :
Asia Tenggar, Kediri, Palembang, Bukit Barisan, Danau Toba, Jalan Diponegoro dll.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi unsur
nama diri.
Misalnya :
Berlayar ke teluk, mandi di kali, pergi ke arah tenggara.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang digunakan sebagai nama
jenis.
Misalnya :
garam inggris, gula jawa, kacang bogor, pisang ambon.
10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah
dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti dan.
Misalnya :

4
Republik Indonesia; Majelis Permusyawaratan Rakyat; Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan; Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak; Keputusan Presiden Republik
Indonesia, Nomor 57, Tahun 1972.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi negara, lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen resmi.
Misalnya :
menjadi sebuah republik, beberapa badan hukum, kerja sama antara pemerintah dan rakyat,
menurut undang-undang yang berlaku.
11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang
terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Misalnya :
Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial, Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia, Rancangan Undang-Undang Kepegawaian.
12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk unsur kata ulang
sempurna)di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata seperti di,
ke, dari, dan, yang, untuk yang tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya :
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
Dia adalah agen surat kabar Sinar Pembangunan.
Ia menyelesaikan makalah “Asas-Asas Hukum Perdata”.
13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan
sapaan.
Misalnya :
Dr. doktor
M.A. master of arts
S.E sarjana ekonomi
S.H. sarjana hukum
14. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata petunjuk hubungan kekerabatan seperti
bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.
Misalnya :

5
“Kapan Bapak berangkat?”tanya Harto.
Adik bertanya, “Itu apa, Bu?”
Besok Paman akan datang.
Para ibu mengunjungi Ibu Hasan.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang
tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan.
Misalnya :
Kita harus menghormati bapak dan ibu.
Semua kakak dan adik saya sudah sukses.
15. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti anda.
Misalnya :
Sudahkah Anda tahu?
Surat Anda telah kami terima.

B. HURUF MIRING
1. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat
kabar yang dikutip dalam tulisan.
Misalnya :
Majalah Bahasa dan Kesusatraan, buku Negara kertagama karangan Prapanca, surat kabar
Suara Karya.
2. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian
kata, kata, atau kelompok kata.
Misalnya :
Huruf pertama kata abad ialah ia.
Dia bukan menipu, tetapi ditipu.
Bab ini tidak membicarakan penulis huruf kapital.
Buatlah kalimat dengan berlepas tangan.
3. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan
asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Misalnya :

6
Nama ilmiah buah manggis adalah carcinia mangostana.
Politik devide et impera pernah merajalela di negeri ini.

Catatan :
Dalam penulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak miring diberi satu garis
di bawahnya.
C. HURUF TEBAL
1. Huruf tebal dalam cetakan dipakai untuk menulis judul buku, bab, bagian bab, daftar isi,
daftar tabel, daftar lambang, daftar pustaka, indeks dan lampiran.
Misalnya :
Judul : HABIS GELAP TERBITLAH TERANG
Bab : BAB I PENDAHULUAN
Bagian bab : 1.1 Latar Belakang Masalah
1.2.1 Tujuan
2. . Huruf tebal tidak dipakai dalam cetakan untuk menegaskan atau mengkhususkan
huruf, bagian kata, kata atau kelompok kata untuk keperluan itu digunakan huruf miring.
Misalnya :
a. Akhiran -i tidak dipenggal pada ujung baris.
Seharusnya : Akhiran -i tidak dipenggal pada ujung baris
b. Saya tidak mengambil bukumu
Seharusnya : Saya tidak mengambil bukumu.
3. Huruf tebal dalam cetakan kamus dipakai untuk menuliskan lema atau sublema, serta untuk
menuliskan lambang bilangan yang menyatakan polisemi.
Misalnya :
a.Kalah tidak menang, kehilangan atau merugi, tidak lulus, tidak menyamai.
b. Mengalah mengaku kalah
c. mengalah menjadi kalah, menganggap kalah
d. Terkalahkan dapat dikalahkan
Catatan :
Dalam tulisan tangan atau ketik manual, huruf atau kata yang dicetak dengan huruf
tebal diberi garis bawah ganda.

7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak semua huruf besar adalah huruf kapital. Walaupun
berbentuk kecil, suatu huruf dapat juga merupakan huruf kapital atau huruf besar.
Beberapa ahli lebih menyetujui penggunaan istilah huruf kapital dari pada huruf besar.
Dalam kaidah huruf kapital, huruf miring ataupun huruf tebal mempunyai kaidah
penggunaannya yang baik dan benar sesuai dengan ejaan bahasa Indonesia dan telah diteragkan
secara gamplang dalam bab sebelumnya.
Dalam tulisan tangan atau ketik manual huruf miring diberi garis bawah, begitu juga pada
tulisan tebal diberi garis bawah ganda.

B. SARAN

Bahasa Indnesia tidak akan tetap terjaga apabila tidak diadakan pusat bahasa dan balai

bahasa serta tempat pelatihan dan pengajaran tentang tata bahasa. Maka pembelajaran bahasa
disetiap sekolah-sekolah pada setiap jenjang pendidikan nyata diperlukan karena akan membantu
memelihara kesucian dan keaslian bahasa agar terhindar dan terkontaminasi budaya asing.

8
DAFTAR PUSTAKA
Sungguh, As’ad.1998.Ejaan Yang Disempurnakan.Jakarta : Bumi Aksara.
Ali,Lukman. 1997.Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan..
Tarigan,Henry Guntur.2009. Pengajaran Ejaan Bahasa Indonesia . Bandung:Angkasa.

Anda mungkin juga menyukai